b. Antagonis adregenik
Obat/senyawa yang mengeblok SSSimpatik. Disebut juga adrenolitik atau
simpatolitik.
Mekanisme :
1. Menurunkan rangsang simpatetik dari otak
2. Mengeblok reseptor adrenergik
3. Menurunkan pengeluaran norefinefrin
Dibagi menjadi 3 :
1. Central blocker
Disebut juga pengeblok SSP. Menurunkan aktivitas sel syaraf simpatik. Isi
obatnya akan mengaktivasi/agonis 2 yang artinya menghambat rangsang
simpatetik dari otak dan menghambat pengeluaran norefinefrin dari ujung
syaraf simpatik. Secara klinis digunakan untuk pengobatan hipertensi.
2. Alfa-blocker
Obat/senyawa yang mengeblok reseptor adrenergik/antagonis
adrenergik.
a. Pengeblok (tidak spesifik, jarang digunakan)
Contoh : fentolamin, tolazolin
b. Pengeblok 1 (aksi lebih spesifik, pengobatan hipertensi)
Contoh : prazosin, trimazolin, terazolin
c. Pengeblok 2
Contoh : yohimbin, aprodisiaka (obat kuat)
3. Beta-blocker
Obat/senyawa yang mengeblok reseptor adrenergik,
a. Pengeblok (non-cardioselective)
Contoh : propanolol, karteolol, pindolol, timolol
Sekarang jarang digunakan. Kelemahan pengeblok adalah bisa
menimbulkan sesak nafas. Conyohnya propanolol karena tidak hanya
mengeblok 1 tetapi juga 2 .
b. Pengeblok 1 (cardioselective)
Contoh : asebutolol, atenolol, betaxolol.
Menurunkan frekuensi denyut jantung sehingga digunakan untuk
pengobatan hipertensi.
c. Pengeblok 2
Efek bronkokonstriksi, jarang digunakan
OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEM SYARAF PUSAT
2. Ketergantungan
Kondisi dimana seseorang ketagihan suatu obat dosis yang lebih tinggi
digunakan untuk mencegah gejala penarikan kembali (withdrawal)
Obat ansiolitik dan hipnotik digunakan untuk pengobatan epilepsi, kecemasan,
penginduksi tidur dan anastesi.
Digolongkan menjadi 2 golongan utama :
1. Barbiturat (belakangnya pakek tal)
Contoh : fenobarbital, thiopental, pentobarbital, secobarbital
2. Benzodiazepin (benzodiazepam) belakangnya pam, lam
Contoh : diazepam, alprazolam, lorazepam, klonazepam, klordiazepoksida
Aksi barbiturat dan diazepam
Meningkatkan fungsi GABA di SSP
GABA (Gamma Amino Butiric Acid) : NT penghambat utama pada SSP. Efeknya
berlawanan dengan asetilkolin di SSP
Reseptor GABA terhubung dengan kanal klorida yang menyebabkan terbukanya kanal
klorida ( ) di SSP.
Kanal klorida terbuka sehingga masuk yang akan mengakibatkan terjadinya
hiperpolarisasi sel syaraf. masuk mengakibatkan penurunan potensial listrik sehingga
aktivitas sel syaraf berkurang.
Hal tersebut akan menimbulkan efek klinik yaitu sedatif, hipnotik => untuk semuanya.
Koma, menekan pernafasan => khusus barbiturat
Barbiturat lebih berbahaya karena pada dosis tinggi langsung mengaktivasi R-GABA.
BARBITURAT
- Aksi :
1. Meningkatkan respon GABA (modulator GABA)
2. Membuka kanal ion klorida meski tanpa GABA
- Efek :
1. Dapat menghasilkan efek sedatif, hipnotik, koma, kematian
2. Menekan pernafasan menghambat respon terhadap hipoksia dan 2
3. Induksi sistem enzim P-450 hati
- Contoh :
Thiopental ultra short acting (minutes)
highly lipid soluble. Artinya memiliki kelarutan tinggi dalam lipid
sehingga dapat menembus blood brain barrier dimana komponen
utamanya adalah lipid.
Thiopental dan metoheksital (ultra short acting) anestesi umum
Pento-, seco-, amobarbital short acting agent (hours)
Fenobarbital long acting (days) terapi epilepsi
BENZODIAZEPAM
- Aksi :
Meningkatkan respon GABA secara spesifik (modulator GABA)
- CATATAN!!
1. Secara klinik digunakan sebagai anastesi atau anestesi
2. Sebagian besar benzodiazepam dimetabolisme dalam hati menjadi metabolit
aktif metabolit aktif dieliminasi lebih lambat
- Contoh :
Diazepam dan lorazepam terapi status epilepticus
Klordiazepoksida terapi kasus alkohol withdrawal
Alprazolam ansiolitik
- Flumazenil antagonis diazepam yang berfungsi melawan efek sedatif setelah
anastesi atau overdosis benzodiazepam
ANTIDEPRESAN
a. Obat yang meningkatkan konsentrasi norefinefrin atau serotonin pada celah sinaptik
b. Dibagi menjadi 4 kelompok :
1. Serotonin spesific reuptake inhibitor )SSRIs)
Menghambat proses reuptake serotonin pada SSP (spesifik terhadap
serotonin)
Cenderung aman untuk pasien depresi yang memiliki penyakit hipertensi
Efek samping : cemas, gugup
Contoh : fluoksetine
2. Heterosiklik
Mengandung cincin karbon siklik
Mengeblok reuptake serotonin dan norefinefrin
Sebagai antagonis reseptor muskarinik (menurunkan aksi reseptor
muskarinik)
Efek samping : retensi urin, mulut kering, konstipasi
Contoh : desipramin, imipramin
3. MAO (Mono Ammin Oksidase) inhibitor
Mendegradasi senyawa monoammin (serotonin, norefinefrin, dan dopamin)
Efek samping : hipertensi
Contoh : isokarboksamid
4. Lainnya
Contoh : bupropion, mirtazapin
Mirtazapin : antagonis reseptor alfa-2 presinaptik pusat
Sekresi serotonin dan norefinefrin tinggi
ANTIPSIKOTIK (NEUROLEPTIK)
a. Obat untuk penetalaksanaan manifestasi kelainan psikotik (obat untuk pasien
skizofrenia)
b. Mekanisme aksi : menghambat reseptor dopamin pada SSP
c. Dibagi menjadi 2 :
1. Typical neuroleptik
Menghambat hanya reseptor dopamin pada SSP, kolinergik muskarinik, alfa
adrenergik, dan H-1 histaminergik juga mengahasilkan efek endokrinologi.
Contoh : klorpromasin, haloperidol (ESO : gejala parkinsonisme), acetofenasin
2. Atypical, 5-HT (serotonin) DA Antagonist
Menghambat serotonin dan dopamin juga mengeblok reseptor kolinergik
muskarinik, alfa-1 adrenergik, dan H-1 histaminergik. Efek klinik : menurunkan
gejala schizophrenia. ES : agranulositosis.
Contoh : clozapine, quetiapine
OBAT PARKINSON
a. Kelainan yang ditandai oleh hipokinesia, tremor, dan rigiditas muskular (otot kaku).
Jika otot kaku, maka penderita akan mengalami instabilitas postural.
b. Penyakit ini ditemukan oleh James Parkinson sehingga diberi nama penyakit
Parkinson.
c. Penyebab parkinson : penurunan/kehilangan syaraf yang mengandung dopamin
d. Akibatnya : neuron (sel syaraf) asetilkolin tidak terkontrol
e. Sistem ekstrapiramidal berhubungan dnegan otot jika rusak akan menyebabkan
tremor. GABA merupakan penghambat aktivitas sel syaraf.
f. Terapi penyakit parkinson
Sasaran : dopamin
Strategi terapi :
1. Terapi pengganti dopamin (utama)
Contoh :
a) Levodopa
prekursor metabolik dopamin
mampu menembus blood brain barrier
b) Karbidopa
inhibitor dekarboksilase dopamin menurunkan metabolisme
levodopa kadar levodopa meningkat
c) Tolkapon
inhibitor COMT memperpanjang waktu paro (t ) levodopa
meningkatkan kadar levodopa dalam darah
2. Terapi agonis dopamin
Memperbaiki keseimbangan dalam basal ganglia.
Contoh : bromokriptin, pergolid
3. Terapi antikolinergik (jarang digunakan)
Menurunkan aktivitas kolinergik pada basal ganglia.
Contoh : triheksifenidil, benzotropin
OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI KARDIOVASKULER (OBAT
ANTIHIPERTENSI DAN GAGAL JANTUNG)
OBAT-OBAT HIPERTENSI
I. ACE inhibitor
a. Contoh : kaptopril, enolapril, pamipril
b. Kaptopril murah dan cocok untuk penderita DM (tidak mengganggu kadar gula
dalam darah), dapat menimbulkan batuk kering
c. ACE selain mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II tetapi juga mengubah
bradikinin menjadi metabolit bradikinin (tidak aktif)
d. ACE dihambat angiotensin I dihambat untuk menjadi angiotensin II namun tidak
hanya itu, tetapi juga dapat mengakibatkan bradikinin tinggi sehingga tidak bisa
diubah menjadi metabolit bradikinin terjadi akumulasi bradikinin yang
menyebabkan batuk kering.
II. Ca-Antagonis
a. Contoh : nifedipin, amlodipin, diltiazem, veropamil
b. Ion 2+ apabila kadarnya berlebihan dalam sel pada vaskuler akan
menyebabkan vasokonstriksi sedangkan apabila pada jantung akan meningkatkan
denyut jantung. Oleh karena itu, perlu dilawan dengan obat kalsium antagonis.
III. Central Blocker
a. Contoh : klonidin, metildopa
b. Central blocker : menghambat NA dari SSSimpatik
IV. Blocker
Dibagi menjadi 2 :
1. Selective 1 blocker
Contoh : labetalol
Hanya menghambat 1
2. Nonslective blocker
Contoh : propanolol
Dapat menghambat 1 dan 2 sehingga nonselective blocker dapat
menyebabkan efek samping asma.
V. Blocker
Contoh : prazosin, terazosin, doxazosin
VI. Golongan nitrat
a. Contoh : isosorbid dinitrat
b. Saat dikonsumsi akan diubah menjadi NO, dimana NO ini digunakan untuk
vasodilatasi.
VII. Reseptor angiotensin antagonis (jarang digunakan)
a. Contoh : losartan, condesartan
b. Melawan R-angiotensin.
c. Efek mirip dengan ACE inhibitor. Bedanya ACE inhibitor menghambat
pembentukan angiotensin II sehingga menimbulkan efek samping batuk kering.
Sedangkan losartan tidak menghambat pemebntukan angiotensin II, hanya
melawan reseptor angiotensin sehingga tidak menimbulkan efek samping batuk
kering.
VIII. Enalkiren (jarang digunakan)
Menghambat produksi renin
IX. PCO (Pottasium Channels Openers)
Pembuka kanal kalium
Contoh : minoksidil, kromakalin
X. Fosfodiesterase inhibitor
a. Contoh : cilostazol
b. Bukan obat antihipertensi utama karena resiko ESO yaitu dapat menghambat
agregasi platelet.
XI. Diuretika
a. Menghambat volume darah rendah sehingga yang masuk ke jantung rendah dan
tekanan darah menjadi rendah
b. Menghambat proses reabsorpsi natrium dan air di ginjal
c. Ada 3 golongan :
1. Golongan Tiazid
Contoh : Thiazid, HCT (hidroklorothiazid)
2. Loop diuretic
Contoh : furosemid
3. Diuretika hemat kalium (aldosteron antagonis)
Contoh : spironolakton
d. Selain menghambat reabsorpsi natrium dan air tetapi juga menghambat
reabsorpsi kalium sehingga kadar kalium dalam darah rendah, menyebabkan
hipokalemia. Oleh karena itu, obat-obat golongan 1 dan 2 ini sering
dikombinasikan dengan spironolakton sehingga efeknya sama tapi ESO
berkurang.
Gagal jantung
a. Suplai darah ke jantung gagal dipenuhi sesuai kebutuhannya.
b. Contoh obat yang meningkatkan kontraksi jantung : dobutamin
c. Gagal jantung disertai hipertensi sehingga dobutamin dikombinasi dengan glikosida
jantung
OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEM ENDOKRIN
3. Gangguan/gagal ginjal
2. H-2
3. H-3
4. H-4
g. Terjadi alergi karena IgE pada reseptor + alergen histamin lepas ketemu alergen
alergi
h. Cara mencegah alergi yaitu dengan mengeblok H-1
i. Ada 2 generasi antihistamin :
1. Generasi lama
Memiliki efek sedatif yang tinggi
2. Generasi baru
Memiliki efek sedatif yang rendah