PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
JALUR ASETAT MEVALONAT
DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Oleh:
1. Ismatul Izzati
2. Filanova Theophilus
3. Devie Amalia Utami
(FA/09668)
(FA/09669)
(FA/09670)
Kelas/Golongan/Kelompok
: C/I/1
Dosen Jaga
Asisten Jaga
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
I.
Tujuan
Mampu menganalisis adanya kandungan senyawa metabolit sekunder melalui jalur
asetat mevalonat pada simplisia dengan kromatografi lapis tipis.
b. Bahan
- Ekstrak Oregano
- Ekstrak Kayu Putih
- Ekstrak Daun Mint
- Ekstrak Daun Pacing
- Toluen-Etil Asetat (93:7)
- N heksana-Etil Asetat (4:1)
- Senyawa Penyemprot
- Larutan pembanding
Diambil sampel menggunakan pipa kapiler dan ditotolkan dengan skema berikut,
S1
S2
S3
Halaman 2 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
Dicatat Rf-nya
Dipanaskan diatas kompor listrik sampai terjadi perubahan warna di beberapa titik pada
permukaan lempeng KLT
5,1cm
5,0cm
S1
S2
S3
S1
S2
S3
5,0cm
Sinar UV 254 nm
5,1cm
Halaman 3 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
5,0cm
Sinar UV 366 nm
5,1cm
S1
S2
S3
S1
S2
S3
5,0cm
Setelah penyemprotan
5,1cm
Keterangan:
S1: Oregano
P: Pembanding
S: Pacing
b. Nilai Rf
Nilai Rf dihitung pada saat diamati di bawah lampu UV 254nm
- Timol
Rf P =
,
,
Rf Sa =
,
,
Rf Sb =
,
,
Rf Sc =
-
0,64
0,16
0,26
0,60
Rf Sa =
Rf Sb =
Sineol
Rf P =
Rf Sa =
Rf Sb =
Rf Sc =
Mentol
Rf P =
,
,
,
,
,
,
0,64
Rf Sd =
0,66
Rf Se =
0,92
Rf Sf =
0,64
,
,
0,14
,
,
0,30
,
,
0,42
,
,
,
,
,
,
,
0,58
0,64
0,70
Halaman 4 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
Rf Sb =
Steroid
Rf P =
Rf Sa =
0,39
,
,
,
0,31
Rf Sc =
Rf Sd =
0,41
,
,
,
,
,
0,54
0,62
V. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis adanya kandungan senyawa metabolit
sekunder yang berasal dari biosintesis jalur asetat mevalonat pada simplisia dengan
kromatografi lapis tipis. Senyawa yang diananlisis adalah timol, mentol, sineol dan steroid.
Simplisia yang digunakan adalah oregano dengan kandungan timol, daun mint dengan
kandungan menthol, minyak kayu putih dengan kandungan sineol dan pacing dengan steroid
diosgenin.
Steroid mempunyai senyawa biologis yang sama seperti triterpenoid, akan tetapi
penyebarannya di alam lebih sedikit. Kebanyakan ditemukan pada beberapa family
monokotiledon, terutama Dioscoreaceae (Dioscorea), Agavaceae (Agave, Yucca) dan Liliaceae
(Smillax, Trillium). Sapogenin yang terkandung didalamnya mempunyai sterol C27 yang rantai
sampingnya berupa kolesterol yang telah mengalami modifikasi menghasilkan spiroketal,
misalnya dioscin dari Dioscorea. Hidrolisis asam dari dioscin membebaskan aglikon diosgenin.
(Dewick, 2002)
Pada praktikum ini, simplisia yang digunakan adalah ekstrak pacing
atau Costus speciosus. Kandungan diosgenin pada Pacing terdapat pada
bagian rimpang bijinya.
Pepermint
(Mentha
piperita)
yang
termasuk
dalam
Labiatae/Lamiaceae secara khas memproduksi menthol, dengan jumlah
Halaman 5 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
stereoisomer neomenthol, isomenthol dan neoisomenthol yang lebih kecil, mencakup empat
dari delapan stereoisomer yang mungkin ada. (Dewick, 2002)
P-Cymene dan derivat fenol, timol dan carvacrol dapat ditemukan di
Thymus vulgaris dari Labiatae/Lamiaceae, mewakili golongan kecil dari
senyawa aromatik yang diproduksi di alam dari gugus isoprena. (Dewick,
2002)
Reaksi seperti oksidasi dari
alkohol menjadi keton misalnya borneol
menjadi champor atau bentuk cincin
heterosiklik pada perubahan alphaterpineol menjadi sineol, membutuhkan
tambahan enzim.
(Dewick, 2002)
Praktikum ini diawali dengan preparasi plat KLT berukuran 2 x 6,5 cm2 (plat A) dan 4 x
6,5 cm2 (plat B). Plat A dibagi menjadi 2 zona penotolan, yaitu zona P untuk pembanding
(senyawa stigmasterol) dan zona S untuk sampel yaitu
ekstrak Costus speciosus yang diduga mengandung senyawa
diosgenin dari golongan steroid. Sementara plat B dibagi
menjadi 4 zona penotolan, yaitu zona P untuk pemb anding
(campuran senyawa timol-mentol), zona S1 untuk sampel
pertama yaitu ekstrak Thymus vulgaris yang diduga
mengandung senyawa timol, zona S2 untuk sampel kedua
yaitu ekstrak Mentha piperita yang diduga mengandung
senyawa mentol, dan S3 untuk sampel ketiga yaitu minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) dari
Melaleuca leucadendron yang diduga mengandung senyawa sineol.
Masing-masing senyawa pembanding dan sampel ditotolkan pada plat A dan plat B,
kemudian plat A dielusi dengan campuran n-heksana : etil asetat (4 : 1 v/v) dan plat B dielusi
dengan campuran toluen : etil asetat (93 : 7 v/v) dalam chamber yang telah dijenuhkan.
Senyawa pada plat akan bermigrasi sesuai tingkat kepolarannya seiring dilakukannya elusi
dengan fase gerak tersebut, sehingga kandungan senyawa pada masing-masing sampel akan
terpisah. Fase gerak yang digunakan dalam percobaan ini cenderung bersifat non-polar,
Halaman 6 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
sehingga senyawa yang bersifat non-polar akan memiliki jarak migrasi atau nilai Rf yang besar,
sementara senyawa yang cenderung bersifat polar akan tertahan oleh fase diam pada jarak
migrasi yang lebih pendek. Elusi dihentikan ketika fase gerak telah mencapai jarak 1 cm dari
sisi plat lainnya yang tidak tercelup fase gerak, kemudian plat dikeringanginkan terlebih dahulu
untuk menguapkan sisa-sisa fase gerak.
Plat dan bercak-bercak sampel kemudian diamati di bawah sinar tampak.
Plat A
Plat B
Dari hasil pengamatan visual plat A dan plat B pada sinar tampak, tidak terlihat adanya
pemisahan bercak senyawa sama sekali. Namun, pada zona S1 plat B tampak adanya tailing
sampel yang cukup jelas berwarna kekuningan. Tailing ini dapat disebabkan oleh penotolan
sampel yang terlalu banyak, sehingga menyisakan sampel yang berlebih pada zona penotolan
yang tidak terelusi sempurna oleh cepatnya pergerakan fase gerak.
5,1cm
Setelah itu, plat A dan plat B dipaparkan pada cahaya UV 254 dan 366.
Halaman 7 dari 10
5,0cm
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
S1
S2 S3
Halaman 8 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
5,1cm
5,0cm
Plat A dan plat B kemudian disemprot dengan zat kimia dan dipanaskan sesaat di atas
kompor listrik dengan hati-hati. Setelah mengalami pemanasan dan mengalami reaksi kimia
dengan reagen semprot, diperoleh visualisasi yang lebih signifikan lagi sebagai berikut,
S1 S2
S3
Rfs pelat A salah satunya bernilai 0,41, dekat dengan Rfp (stigmasterol) plat A
sebesar 0,39
Halaman 9 dari 10
P1: Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Jalur Asetat Mevalonat dengan KLT
Rfs1 pelat B salah satunya bernilai 0,6, dekat dengan Rfp (timol-mentol) plat B
sebesar 0,64
Rfs2 pelat B salah satunya bernilai 0,66, dekat dengan Rfp (timol-mentol) plat B
sebesar 0,64
Rfs3 pelat B salah satunya bernilai 0,64, dekat dengan Rfp (timol-mentol) plat B
sebesar 0,64
Bercak sampel yang memiliki nilai Rf dekat dengan nilai Rf pembanding diduga adalah
senyawa yang sejenis dengan senyawa pembanding, sehingga sampel-sampel yang digunakan
dalam percobaan ini mengandung senyawa-senyawa turunan jalur biosintesis asetat-mevalonat.
VI. Kesimpulan
Pembanding stigmasterol memiliki nilai Rf = 0,39, sementara pembanding timolmentol memiliki nilai Rf = 0,64.
Ekstrak Costus speciosus mengandung senyawa diosgenin dari golongan steroid,
dengan nilai Rf = 0,41.
Ekstrak Thymus vulgaris mengandung senyawa timol, dengan nilai Rf = 0,6.
Ekstrak Mentha piperita mengandung senyawa mentol, dengan nilai Rf = 0,66.
Minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) dari Melaleuca leucadendron mengandung
senyawa sineol, dengan Rf = 0,64.
Halaman 10 dari 10