Anda di halaman 1dari 21

NAMA KELOMPOK 1

1. ECHA SEPTIANA 1801010


2. EKA RAHAYU 1801012
3. INTAN SAPHIRA PRAPESTI 1801008
4. TIARA ZALIANTI 1801016
5. TIWI MUSLIMA 1801005 • PENJELASAN SISTEM
6. WIDYA LEXITA PUTRI 1601095 SARAF OTONOM
7. YULIANA EKA SAFITRI 1801014
a) PEMBAGIAN SSO
b) RESEPTOR
c) NEURONTRANSMITTER
• AKTIVITAS SSO
TERHADAP BEBERAPA
SISTEM ORANG
a ) K L A S IF IK AS I O B AT S S O
• PENJELASAN
FARMAKOLOGI
a) EFEDRIN
b ) AT ROPIN
c) PILOKARPIN
SISTEM SARAF OTONOM
Adalah bagian dari sistem saraf perifer yang sebagian besar bertindak
independen dari kontrol sadar (sengaja) dan terdiri dari saraf di otot
jantung, otot polos, eksokrin dan kelenjar endokrin.

Sistem saraf otonom bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi pemeliharaan


(metabolisme, aktivitas kardiovaskular, pengaturan suhu, pencernaan)
yang memiliki reputasi untuk menjadi di luar kendali sadar.
PEMBAGIAN SISTEM SARAF OTONOM

Secara garis besar sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem
saraf tepi (SST).
SST memiliki 2 divisi yaitu sistem saraf sensoris dan saraf motorik, selanjutnya saraf
sensoris dibagi menjadi saraf somatik sensoris dan saraf viseral sensorik
sedangkan saraf motorik dibagi menjadi saraf motorik somatik dan saraf motorik
otonom.
PEMBAGIAN SISTEM SARAF OTONOM
PEMBAGIAN SISTEM SARAF OTONOM
Berdasarkan gambar, SSP menerima informasi sensorik dari saraf aferen somatik
dan viseral.
Selanjutnya informasi sensorik akan diintegrasikan dalam sistem saraf pusat yang
terdiri dari otak besar, batang otak dan medula spinalis.
Selanjutnya SSP akan memberikan reaksi melalui saraf eferen yaitu saraf motorik
somatik maupun saraf motorik viseral (saraf otonom).
Saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
ADA 3 HAL YANG MEMBEDAKAN ANTARA
SARAF MOTORIK SOMATIK DAN OTONOM YAITU:
1. Efektor; saraf motorik somatik akan menstimulasi otot skeletal, sedangkan saraf
otonom akan menginervasi organ viseral seperti otot jantung, usus, dll.

2. Jarak eferen dan ganglion; badan sel saraf somatik terletak pada SSP membentuk
nukleus (inti saraf) dan aksonnya menuju otot skeletal dan akson tersebut memiliki
karakteristik tebal dan bermielin yang menghantar impuls saraf secara cepat.

3. Neurotransmiter; semua saraf motorik somatik akan melepaskan neurotransmiter


asetilkolin (ACh) yang memberikan efek eksitasi yang menyebabkan otot skeletal untuk
melakukan kontraksi sedangkan saraf otonom akan melepaskan neurotransmiter
pada postganglion berupa norepinefrin pada sinaps akson postganglion saraf simpatis
dan asetilkolin pada sinaps akson postganglion saraf parasimpatis yang dapat
menyebabkan eksitasi atau inhibisi pada target organ tergantung pada reseptor yang
dimiliki.
ANATOMI SARAF OTONOM
1. Lokasi; saraf parasimpatis berasal dari otak dan
medula spinalis bagian kraniosakral sedangkan
saraf simpatis berasal dari torakolumbal medula
spinalis.
Saraf parasimpatis atau disebut juga “resting and
digesting system” yang berfungsi untuk
memastikan tubuh menggunakan seminimal
mungkin energi tubuh. Pada saat makan maka
saraf parasimpatis akan menyebabkan terjadinya
proses digesti dan menyebabkan relaksasi tubuh
ditandai dengan menurunnya tekanan darah dan
melambatnya denyut nadi.
2. Panjang neuron; Sebaliknya saraf simpatis memiliki neuron preganglion yang lebih
pendek dan neuron postganglion yang lebih panjang.
Sebaliknya saraf parasimpatis memiliki neuron preganglion yang panjang dan neuron
postganglion yang lebih pendek.
Postganglion parasimpatis akan melepaskan neurotransmiter ACh dan akan
ditangkap oleh organ yang memiliki reseptor kolinergik. Reseptor kolinergik ada dua
yatu:
1. Nikotinik, reseptor ini ditemukan pada otot skeletal dan post gangion dendrit dan
preganglion saraf simpatis dan parasimpatis. Sifat reseptor ini selalu melakukan
eksitasi pada organ target yaitu otot skeletal.
2. Muskarinik, reseptor ini ditemukan pada organ target saraf parasimpatis. Sifat
reseptor dapat menginhibisi atau mengeksitasi. Pada organ jantung maka
parasimpatis akan menginhibisi, akan tetapi pada intestinal maka saraf parasimpatis
akan mengeksitasi untuk memulai proses disgesti.
Saraf simpatis atau disebut juga “the fight-or-flight system “ yang berfungsi untuk
melakukan eksitasi pada saat keadaan darurat dan emergensi. Akibat rangsangan
saraf simpatis adalah meningkatnya denyut jantung dan kontraktilitasnya, nafas
menjadi cepat dan dalam, tangan menjadi dingin dan berkeringat, serta pupil menjadi
dilatasi. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi tahan terhadap ancaman dan stress.
Reseptor terdapat pada otot polos pada tubuh (mata, paru,pembuluh darah, uterus, usus,
dan sistem genitourinarius). Aktivasi reseptor ini akan menyebabkan peningkatan
konsentrasi ion kalsium sehingga menyebabkan kontraksi otot. Berikut ini yang terjadi
saat aktivasi reseptor yaitu :

1. Vasokonstriksi
2. Peningkatan resistensi vaskuler perifer
3. Midriasis akibat kontraksi otot radialis pupil
4. Konstriksi spingter internal vesika urinaria
3. Letak ganglion; ganglion parasimpatis terletak pada organ viseral yang dipersarafi
sedangkan ganglion simpatis terletak berdekatan dengan medula spinalis.
AKTIVITAS SARAF OTONOM TERHADAP BEBERAPA SISTEM ORGAN

KLASIFIKASI OBAT SSO


1. Obat kolinergik, disebut sebagai obat parasimpatomimetik karena bekerjanya
mirip dengan rangsangan saraf parasimpatis.Berdasarkan mekanisme kerjanya
obat kolinergik dibagi menjadi 2, yaitu obat yang bekerja langsung pada reseptor
kolinergik sebagai agonis sehingga disebut juga agonis kolinergik dan obat yang
bekerjanya tidak langsung yaitu dengan cara menghambat enzim asetilkolinerase
sehingga terjadi peningkatan kadar asetilkolin yang pada akhirnya bekerja pada
reseptor kolinergik.
.

Obat agonis kolinergik bekerja secara langsung pada resptor kolinergik muskarinik
dan nikotinik. Khusus nikotin dan Iobelin terutama bekerja pada reseptor
nikotinik. Sedangkan obat penghambat enzim asetilkolinesterase menyebabkan
neurotransmiter asetilkolin tidak mengalami hidrolisa sehingga terjadi
peningkatan kadar asetilkolin endogen pada celah sinap dan sambungan
neromuskular. Asetilkolin yang meningkat ini pada akhirnya akan bekerja pada
reseptor kolinergik muskarinik dan nikotinik.
2. OBAT ANTIKOLONERGIK
Obat antikolinergik atau antagonis reseptor kolinergik meliputi anti muskarinik
dan anti nikotinik. Obat obat yang lebih memberi efek anti nikotinik adalah
ganglion bloker dan neromuskular juntion bloker.
Obat anti muskarinik banyak digunakan untuk terapi dan yang menjadi prototipe
golongan ini adalah atropin. Beberapa alkaloid dari tanaman memiliki efek mirip
atropin dan sudah tersedia beberapa obat sintetik anti muskarinik.
3. OBAT ADRENERGIK.
Obat adrenergik atau agonis adrenergik sering disebut sebagai obat
simpatomimetik, karena bekerjanya mirip dengan rangsangan saraf simpatis
yaitu mirip kerja epinefrin dan norepinefrin pada reseptornya. Berdasar
mekanisme kerjanya obat adrenergik dibagi menjadi kerja langsung, tidak
langsung dan kombinasi langsung dengan tidak langsung.
PENJELASAN FARMAKOLOGI
1. EFEDRIN
Merupakan simpatomimetik yang didapat dari tanaman genus Ephedra (misalnya
ephedra vulgaris). Efedrin mempunyai rumus molekul C10H15NO dan nama
lainnya adalah alfa-hydroxy-beta-methylaminopropylbenzene.

Manfaat efedrin:
1. Sebagai obat asma
2. Obat dekongestan
3. Sebagai pelangsing karena memiliki efek
termogenik
4. Efek stimulan sarafnya menyebabkan orang
memiliki lebih banyak energi, sehingga
walaupun asupan kalori kurang maupun
banyak olahraga, mereka tidak merasa lelah

Dosis:
3 kali sehari, 15-60 mg
Efek samping yang umum termasuk
kegelisaha, kecemasan, pusing
Anak anak : * <1 tahun 3 X 7.5 sakitkepala,mual, kehilangan nafsu
mg
mkan, dan kesulitan tidur
* 1-5 tahun 3 X 15 mg
* 6-12 tahun 3 X 30 mg
Bagaimana cara penyimpanan efedrin?
Efedrin paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada
apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan
hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali
bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila
sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau instansi
pembuangan sampah setempat mengenai bagaimana cara aman membuang
produk Anda.
2. Teratozin
Terazosin adalah obat yang digunakan secara tunggal atau dengan obat lain
untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurunkan tekanan darah
tinggi dapat membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.
Obat ini bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat
mengalir lebih mudah.
Dosis :
 Dosis Dewasa untuk Hipertensi:
 Dosis awal: 1 mg oral sekali sehari pada waktu tidur
 Dosis pemeliharaan: 1-5 mg oral sekali sehari.
 Dosis maksimum: 20 mg per hari.
 Dosis Dewasa untuk Benign Prostatic Hyperplasia:
 Dosis awal: 1 mg oral sekali sehari pada waktu tidur.
 Dosis pemeliharaan: Peningkatan secara bertahap hingga 2 mg, 5 mg, atau
10 mg sekali sehari untuk mencapai perbaikan gejala yang diinginkan.
Efek samping
Umum terjadi:
Pusing
Kurang umum terjadi:
 sakit dada
 pusing ringan ketika bangun dari posisi berbaring atau duduk
 pingsan (tiba-tiba)
 denyut jantung cepat atau tidak teratur
 detak jantung berdebar
 sesak napas
 pembengkakan kaki atau kaki yang lebih rendah
 langka
 peningkatan berat badan
3. Atropin
Atropin adalah obat yang digunakan untuk menangani melambatnya denyut jantung
dan gejala keracunan insektisida.

Dosis Atropin
Penentuan dosis atropin tergantung
kepada kondisi yang diderita pasien.
Berikut ini adalah takaran umum
penggunaan atropin.
Kondisi: Divertikulitis dan irritable bowel
syndrome (IBS)
Tablet
Dewasa: 0,6-1,2 mg, sekali sehari,
dikonsumsi malam hari sebelum tidur.
Efek samping yang dapat terjadi setelah
Kondisi: Peradangan mata bagian
menggunakan atropin adalah:
tengah (uveitis anterior) Sakit kepala
Obat tetes mata Penglihatan kabur, kelopak mata membengkak,
Dewasa: 1-2 tetes larutan atropin 0,5- dan mata sensitif terhadap cahaya
1%, 4 kali sehari. Mulut dan tenggorokan terasa kering
Anak (≥ 3 bulan): 1-2 tetes larutan Gangguan indra pengecap (lidah)
atropin 0,5%, atau 1 tetes larutan Mual
Perut kembung
atropin 1%, 2 kali sehari.
Konstipasi
Sulit buang air kecil
4, pilocarpine
Pilocarpine umumnya digunakan untuk mengurangi jumlah cairan di mata, yang
menurunkan tekanan di dalam mata. Pilocarpine mata (untuk mata) digunakan
untuk mengobati glaukoma atau hipertensi okular (tekanan tinggi di dalam
mata). Pilocarpine mata juga dapat digunakan untuk tujuan lain yang tidak
tercantum dalam panduan pengobatan.

Aturan pakai;
Ikuti saran dan resep dokter.
Cuci tangan terlebih dahulu agar
tidak terkontaminasi
Jangan memakai lensa kontak
Miringkan kepala ke belakang, lihat
ke atas, dan tarik ke bawah
kelopak mata bawah lalu teteskan
Cobalah untuk tidak berkedip dan
jangan menggosok mata Anda
EFEK SAMPING
Efek samping dapat terjadi pada pemakaian obat-obatan. Iritasi temporer,
penglihatan kabur temporer, sakit kepala, dan nyeri alis merupakan efek samping
yang umum terjadi selama pemakaian obat ini. Beritahukan dokter Anda
mengenai setiap efek samping yang terjadi pada Anda.
Segera hubungi dokter Anda bila mengalami gejala berikut:
 Sakit mata
 Kemerahan
 Diare
 Kram perut
 Perubahan penglihatan

Anda mungkin juga menyukai