Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN


PENETAPAN KADAR LEMAK DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET

Oleh:
Kelompok 3
Nama

: 1. Nopi Anggraini (061330400305)


2. Nurul Agustini (061330400306)
3. Putri Utami (061330400307)
4. RA Rifka Fadillah (061330400308)
5. Raden Ayu Wilda Anggraini (061330400309)
6. Renny Eka Dhamayanti (061330400310)
7. Ridho Tri Julian (061330400311)

Kelas

: 4.KA

Dosen Pembimbing

: Meilianti, S.T., M..T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK
2015

PENETAPAN LEMAK DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar lemak dalam suatu bahan pangan
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar lemak dalam bahan
II. Dasar Teori
Lemak terdiri dari campuran berbagai macam trigliserida yang merupakan
persenyawaan antara asam lemak dan gliserol. Asam lemak (R 1,R2,R3) dalam asuatu molekul
trigliserida dapat sama akan tetapi dapat pula berbeda. Fraksi lemak dari suatu hasil pertanian
dapat kita pisahkan dari bagian-bagian lainnya dengan jalan mengestraksi dengan dengan
suatu zat pelarut lemak seperti petroleum eter, etil eter, kloroform, benzen, heksan dan lainlain. Hasil ekstraksi ini dikenal dengan nama ether soluble fraction atau crude fat atau kadar
lemak total. Setelah pelarutnya diuapkan lemaknya dapat ditimbang dan dihitung
persentasenya.
Analisa lemak dari suatu bahan pertanian umumnya bukan dimaksudkan untuk
mendapatkan komposisi dari lemak tersebut akan tetapi untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan
sifat-sifat kimianya. Data-data ini digunakan untuk mengetahui lemak tersebut, menentukan
kemurnian dan mengevaluasi kecocokan untuk suatu tujuan tertentu, misalnya minyak
goreng, margarin, dan lain-lain.
Faktor faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah
-

Tipe persiapan sampel


Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan soxhlet memberikan hasil

ekstrak yang lebih tinggi karena pada ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki
kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk
kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi
menggunakan etil asetat.

Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompok senyawabyang berbeda. Dalam


bahan makanan lemak dapt terdiri dua bentuk yaitu yang tampak dan yang tidak tampak
( invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan
sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahn makanan
seperti daging, kacang tanah, susu, telur dan sebagainya.
Fungsi dan Manfaat Lemak
Sehubungan dengan fungsi lemak sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan
yng penting Karena mengemukakan bahwa :
-

Kandungan kalorinya sangat tinggi.Oleh karena itu sangat penting untuk dikonsumsi
oleh orang yang sedang mengerjakan tugas / pekerjaan fisik yang berat. Selain itu
adanya lemak dalam bahan makanan dapat memberikan citarasa kelezatan yang telah

menarik.
Kandungan asam lemak sangat penting yang disebut asam lemak esensial karena
dapat merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti progtaglan dan

selain itu juga sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk dapat
Lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin yaitu vitamin A, D, E, K, Oleh karena
itu mengkonsumsi bahan

makanan yang mengandung lemak atau menjamin

penyediaan vitamin-vitamin tersebut untuk tubuh.


Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting karena lemak cadangan yang
ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting seperti ginjal, hati ,
dan sebagai isolator tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu
kecelakaan.

Sejarah penemuan soxhlet


Catatan William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti
arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal dari sekitar
3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori dengan
ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
Pengertian soxhlet
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium. Ditemukan pada
tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk ekstraksi lipid dari bahan
padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi

Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas
dalam pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan
memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa dari substansi pelarut.
Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa yang diinginkan
ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas filter tebal, yang dimuat ke
dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet. Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi
ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebut kemudian dilengkapi dengan sebuah kondensor.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Komponen-komponen alat soklet


Komponen-komponen dari alat soklet, antara lain:

Nama-

nama

instrumen

dan fungsinya :

1.

Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses

2.
3.

pengembunan.
Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses

4.

penguapan.
Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh

5.
6.

kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan

Prinsip kerja soklet


Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan
dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup
kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini,
maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga
uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur
pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang
akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang
diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1.

Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan

2.

alkohol
Titik didih pelarut rendah.

3.
4.
5.
6.

Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.


Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut pelarut organik


dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum
eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa senyawa trepenoid dan lipid lipid,
kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa senyawa
yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang
sempurna dari senyawa senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari
sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan
berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan
senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan
saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena
sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien,
karena:
1.

Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara

2.
3.

berulang kali.
Waktu yang digunakan lebih efisien.
Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :


1.
Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2.
Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3.
Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
Keunggulan sokletasi :
1.
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2.
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3.
Proses sokletasi berlangsung cepat.
4.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5.
Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak
2.

atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi

3.

meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.


Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.

III. Alat dan Bahan yang digunakan


1. Alat yang digunakan :
Alat ekstraksi soxhlet lengkap dengan kondenser dan labu bundar
Alat Destilasi
Alat pemanas listrik atau penangas uap
Oven
Spatula
Neraca analitik
2. Bahan yang digunakan :
Susu bubuk SGM
Ethanol
Es

IV. Prosedur Percobaan


1) Mengambil labu lemak 500 ml sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang digunakan
2) Menimbang 5 gr sampel ( susu ) lalu dimasukkan kedalam saringan timbel yang
sesuai ukurannya, kemudian tutup dengan kapas wool yang bebas lemak.
3) Meletakkan timbel yang berisi sampel tersebut dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian
memasang alat kondenser diatasnya dan labu bundar dibawahnya
4) Menuangkan pelarut ethanol sebanyak 250 ml kedalam labu bundar
5) Melakukan refluks selama 3jam dengan suhu 110oC sampai pelarut yang turun
kembali ke labu bundar bewarna jernih ( 8x )
6) Mendistilasi pelarut yang ada didalam labu bbundr, penampung pelarutnya.
Selanjutnya lemak hasil ekstraksi didalam labu bundar dipindahkan didalam crusible
kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC.
7) Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan didalam desikator,
menimbang crusible beserta lemaknya tersebut.

V. Data Pengamatan

Tabel waktu terjadinya siklus ekstraksi


Siklu

Waktu naik pelarut (menit)

Waktu turun pelarut (detik)

s
1
2
3
4
5

7,32
2,57
2,45
4,57
3,53

15,13
11,20
9,76
9,43
10,60

Perlakuan
Pengamatan
Mengeringkan labu lemak dalam oven, dan Berat labu lemak sebesar 165,8 gr
menimbang
Menuangkan pelarut etanol ke dalam labu Etanol yang digunakan sebanyak 330 ml.
lemak sebanyak 2/3 voulmenya
Memasukkan susu ke saringan

Pelarut berwarna bening


timbel, Susu sebanyak 5 gram

kemudian memasang ekstraktor soxhlet


Mengekstraksi susu dengan suhu operasi 700C Waktu yang diperlukan pelarut untuk setiap
hingga terjadi 5 kali siklus.

siklus bervariasi. Semakin lama waktu


ekstraksi, siklus yang terjadi cenderung

Hasil Ekstraksi didiamkan selama 1 minggu

lebih singkat.
Setelah didiamkan selama 1 mingggu,
terdapat

endapan

erlenmeyer,

larutan

putih

di

dalam

berwarna

bening

kekuningan
Hasil

ekstraksi

didistilasi,

kemudian Distilasi berlangsung pada suhu 750C,


distilat berupa etanol berwarna bening,

didinginkan sebentar, lalu dioven 30 menit


Mendinginkan

labu

lemak,

lemak tertinggal dalam labu.


kemudian Massa labu lemak sebesar 167,3 gram

menimbang

VI. Perhitungan
Teoritis

Berat lemak total/sajian

Berat lemak total dalam 5 gr susu

% lemak dalam 5 gram susu

: 35 gram
5 gram
x 4 gram=0,57 gram
: 35 gram
:

0,57 gram
x 100=11,4
5 gram

Praktikum
-

Massa labu lemak


Massa labu lemak + lemak
Massa lemak

% Lemak

= 165,8 gram
= 167,3 gram
= (massa labu+lemak) massa labu
= 167,3 gram 165,8 gram
= 1,5 gram

berat lemak ( gram)


berat sampel(gram)

1,5 gram
5 gram

x 100 %

x 100 %

= 30%
-

% Kesalahan =
=

(teoritis praktek)
teoritis

|11,430
11,4 |

= 163,1 %

x 100%

x 100%

VII. Analisa Percobaan


Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik. Ekstraksi pada praktikum penetapan kadar lemak ini menggunakan
metode soxhletasi. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsurunsur karbon, nitrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol. Terdapat dua
metode dalam penentuan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering
(menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Pada pratikum, dilakukan dengan
metode ekstraksi kering (soxhlet) yang merupakan cara ekstraksi yang paling efisien, karena
pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar lemak, bahan (susu
bubuk) yang akan diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat
proses estraksi, air dapat turun kedalam labu dan akan mempengaruhi perhitungan.
Sampel susu bubuk yang telah ditimbang sebanyak 5 gram kemudian di bungkus atau
ditempatkan dalam thimble (selongsing tempat sampel), ditutup dengan kapas, diletakkan
dalam ekstraktor. Pelarut yang digunakan adalah etanol dengan titik didih 78 0C. Selanjutnya

labu kosong diisi dengan etanol. Selanjutnya, dilakukan proses refluks. Proses refluk
dilakukan sebanyak 5 kali siklus. Setelah 5 siklus, proses dihentikan. Waktu unutuk 1 siklus
ke siklus berikutnya cenderung lebih cepat. Akan tetapi, pada siklus ke 4 dan ke 5, waktunya
menjadi lebih lama dari siklus seblumnya, ini dikarenakan terjadi penurunan suhu pada
penangas. Pada siklus pertama , pelarut yang memenuhi sifon berwarna kekuningan, artinya
lemak mulai dibawa pelarut etanol menuju labu lemak. Semakin banyak siklus yang ilalui,
warna pelarut yang memenuhi sifon semakin jernih.
Setelah proses refluks selesai, dilakukan proses destilasi pada minggu berikutnya
dilakukan untuk memisahkan lemak dan etanol. Pada saat destilasi dilasanakan, produk hasil
ekstraksi yang tadinya berupa liquid dengan endapan putih berubah menjadi liquid bening
kekuningan. Proses destilasi dilakukan sampai etanol benar-benar habis.
Setelah proses destilasi sempurna, larutan yang tersisa yang jumlahnya sangat sedikit
dimasukan kedalam oven selama kurang lebih 30 menit. Pengovenan ini bertujuan untukj
menguapkan pelarut yang mungkin masih ada. Kemudian didinginkan, lalu ditimbang.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kadar lemak secara praktikum sebesar 30 %
sedangkan kadar lemak secara teori sebesar 11,4 %.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan data yang telah didapat, dapat
disimpulkan bahwa :

Proses ini dilakukan untuk mendapatkan kadar lemak dari suatu bahan pangan

( susu ) dengan metode ekstraksii dan destilasi


Pelarut yang digunakan adalah etanol karena etanol dapat melarutkan lemak
Berat lemak yang didapat : 1,5 gram
% Lemak yang didapat secara praktikum : 30 %
% Lemak secara teori :11,4 %

IX. Daftar Pustaka


Meilianti, dkk. 2015. Penuntun Pratikum Teknik Pengolahan Pangan. Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya.

LAMPIRAN GAMBAR PROSES

Proses memasukkan sampel


Campuran etanol dan
(susu bubuk) ke dalam saringan

Proses Ekstraksi dengan metode


Soxhlet

Timbel

Campuran didiamkan selama

Proses distilasi campuran setelah

sampel yang dihasilkan

1 minggu

di diamkan selama 1 minggu dan didapatkan


Lemak sebanyak 0,8 gram

LAMPIRAN GAMBAR ALAT

Alat Destilasi

Alat Soxhlet

Anda mungkin juga menyukai