PENDAHULUAN
1.2.3
1.2.4
1.2.5
IPTEK.
Mengetahui pentingnya pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam
1.3.5
Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru yang dapat
BAB 2. PEMBAHASAN
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
terlarang.
Pengertian Pancasila secara terminologis, istilah Pancasila
dipergunakan oleh Ir.Soekarno yang dicetuskan dalam pidatonya
didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu Ziumbi Tyoosakai) pada
tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia
yang merupakan identitas Negara Indonesia dan tidak dimiliki
oleh negara lain.
Pengertian Pancasila secara Historis, proses perumusan
Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman
Widyodiningrat,
mengajukan
suatu
masalah,
1945
kemudian
keesokan
disahkannya
harinya
Undang-Undang
tanggal
Dasar
18
1945
diberi
nama
Pancasila.
Sejak
saat
itulah
perkataan
Republik
Indonesia
adalah
disebut
dengan
istilah
Pengertian Paradigma
b.
pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu
kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada
terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan
kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di
dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke
Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental,
ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan
antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi
kriteria ketepatgunaan, yakni :
c.
d.
e.
f.
2.
3.
Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud
karya karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-
fisik.
b. Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilainilai yang terkandung
didalamnya dijadikan metode berpikir.
c. Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam
pancasila
sebagai
metode
berpikir,
maka
kemanfaatan
dan
efek
perwakilan
artinya
setiap
mendasari
ilmuan
pengembangan
harus
memiliki
IPTEK
secara
kebebasan
untuk
orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang
maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.
Sila
keadilan
sosial
bagi
seluruh
rakyat
indonesia
dan
perkembangan
tekhnologi
yang
terlampau
deras
kemajuan IPTEK bangsa. Hasilnya dapat kita nikmati sekarang. Bangsa Indonesia
tidak kalah majunya dengan negara-negara tetangga. Berbagai fasilitas publik
telah tersedia demi meunjang jalan perekonomian bangsa. Barang-barang canggih
banyak didatangkan dari luar negeri. Mulai dari perabotan rumah tangga sampai
kendaraan bermotor. Namun, seiring dengan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Sekarang sebagian masyarakat Indonesia sudah dapat merakitnya sendiri,
walaupun masih mengimpor bahan dasarnya. Ini, setidaknya Indonesia terus
mengikuti perkembangan dan kemajuan tekhnologi. Sehingga tidak heran jika
mulai terdapat berbagai barang elektronik buatan anak bangsa. Memang terasa
sangat membanggakan mendengarnya. Namun, tanpa kita sadari dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu santernya kita mulai
melupakan akan apa tujuan dari yang kita lakukan ini. Padahal hal ini tercantum
jelas dalam landasan ideologi bangsa kita (Pancasila) bahwa mengembangkan
IPTEK haruslah secara beradab. Tercantum dalam sila kedua yang berbunyi
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Perkembangan dan kemajuan IPTEK
seharusnya diwujudkan untuk keadilan dan kehidupan yang beradab serta
bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada seharusnya
menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya
sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang
memegang penguasaan akan IPTEK.
Di sinilah betapa pentingnya landasan Pancasila yang kental dalam setiap
hati nurani anak bangsa Indonesia agar tidak akan timbul penyalahgunaan
perkembangan dan kemajuan IPTEK dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang
dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian. Berbagai macam informasi dapet
dengan mudah disebarkan kepada khalayak. Seseorang yang berniat jahat kepada
orang lain dapat dengan mudah untuk menghancurkan nama baiknya. Misalnya
dengan menyebarkan sms-sms fiktif yang isinya menjatuhkan atau memberikan
berita miring tentang orang tersebut dikarenakan dendam pribadi ataupun sakit
hati. Fenomena lain yang sangat mengkhawatirkan adalah kalangan remaja
bahkan anak-anak dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang apa saja
yang mereka inginkan, padahal informasi itu bukanlah porsi yang tepat bagi
mereka.
Peristiwa-peristiwa tersebut tidak akan terjadi apabila masing-masing
individu memegang teguh dasar-dasar Pancasila. Penanaman Pendidikan
Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi awal dalam membangun filter bagi
perkembangan dan kemajuan IPTEK yang terlamapau deras. Sehingga moral dan
mental anak bangsa justru tidak melorot menghadapinya di tengah-tengah
perubahan zaman. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk
penangkal hal-hal yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang
terdapat dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu
rumusan kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta kehidupan masyarakat yang
adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen lapisan masyarakat.
2.5 Peran serta Hubungan Pancasila dalam IPTEK
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia
menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah
sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan
9.634 belum memiliki nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan
dangan lautan sebesar 2:3. Letaknya sangat strategis, di antara dua samudra yaitu
samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua
Asia dan benua Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa
yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia
sangat kaya akan fauna dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia
yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia
dunia dan 16% spesies binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan
25% dari spesies ikan dunia.Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya
dapat ditemui di daerah tersebut.
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat
kaya akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai
akibat keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang
sangat tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
potensi timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap
pro dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung
didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang
bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam
upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta
menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia.
Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki
hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila
ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap
menggunakan
dasar-dasar
nilai
Pancasila
sebagai
pedoman
dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak
dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan,
orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu
3.1.2
3.1.3
luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang tak lekang oleh
waktu. Sila-sila pancasila harus menjadi sumber nilai, kerangka pikir serta
basis moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga ke depannya segala
perkembangan dan kemajuan IPTEK yang telah dicapai tidak salah arah
dan tepat pada tujuan, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur
3.1.4
3.1.5
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila,
hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan
tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa
sekarang maupun masa mendatang.