Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara majemuk, dengan penduduknya yang terdiri
dari beberapa suku bangsa dan budaya berbeda. Kemajemukan tersebut
menimbulkan beberapa kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara jika tidak adanya peraturan yang dijunjung tinggi oleh penduduk
dan lingkungannya. Pendidikan hadir dengan upaya agar masyarakat Indonesia
dapat hidup berdampingan dan sejahtera. Pendidikan memberikan pemahaman
mengenai tata cara dan aturan dasar dalam berperilaku, memberikan pengetahuan
baru berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ilmu pengetahuan dasar yang
wajib diketahui serta dipahami oleh bangsa Indonesia secara menyeluruh dan
dalam setiap lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pancasila terdapat
paradigma yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang beranekaragam,
namun memiliki persatuan yang kokoh dalam membangun bangsanya
sebagaimana tercantum dalam penggalan isi Pembukaan Undang Undang Dasar
1945 sebagai tujuan Negara Indonesia.
Pancasila tercantum sebagai ilmu dasar diberbagai lapisan pendidikan. Ilmu
pengetahuan dan teknologi telah berkembang seiring dengan banyaknya
kebutuhan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih
dikenal dengan IPTEK menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun
negatif. Bangsa Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai dasar negara
diharapkan dapat

menerapkannya dalam perkembangan IPTEK yang telah

mendominasi kehidupan di abad ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis


membuat makalah dengan judul Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan
IPTEK.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pancasila dan paradigma?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi?
Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

1.2.3
1.2.4

Bagaimanakah Pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK?


Mengapa perkembangan IPTEK perlu mendasarkan kepada nilai-nilai

1.2.5

yang terkandung dalam Pancasila?


Bagaimanakah peran serta hubungan Pancasila dalam IPTEK?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mengetahui definisi Pancasila dan paradigma.
1.3.2 Mengetahui perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.
1.3.3 Menerangkan dan memahami pentingnya Pancasila sebagai paradigma
1.3.4

IPTEK.
Mengetahui pentingnya pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam

1.3.5

Pancasila sebagai dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.


Memahami peran serta hubungan Pancasila dalam perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi.

1.4 Manfaat Makalah


1.4.1 Bagi Para Pembaca
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK).
1.4.2

Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru yang dapat

menambah wawasan sehingga bisa dipergunakan sebagai bahan tambahan


dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pancasila dan Paradigma


2.1.1 Pengertian Pancasila
Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar
Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit
pada abad XIV,yaituterdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca
dan bukuSutasoma karangan Tantular. Dalam buku Sutasoma istilah Pancasila di
samping mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari bahasa Sansekerta, juga
mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama).
Pancasila secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari kata Panca dan Syila, Panca artinya
lima dan Syila artinya alas atau dasar. Jadi Pancasila artinya lima
dasar (aturan) yang harus ditaati dan dilaksanakan. Didalam
agama Budha juga terdapat istilah Pancasila yang ditulis dalam
bahasa Pali yaitu Pancha Sila yang artinya lima larangan atau
lima pantangan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

boleh melakukan kekerasan.


boleh mencuri.
boleh berjiwa dengki.
boleh berbohong.
boleh mabuk minuman keras atau obat-obatan

terlarang.
Pengertian Pancasila secara terminologis, istilah Pancasila
dipergunakan oleh Ir.Soekarno yang dicetuskan dalam pidatonya
didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu Ziumbi Tyoosakai) pada
tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia
yang merupakan identitas Negara Indonesia dan tidak dimiliki
oleh negara lain.
Pengertian Pancasila secara Historis, proses perumusan
Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman

Widyodiningrat,

mengajukan

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

suatu

masalah,

khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut


adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia
yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut
tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir.
Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon
rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan
nama Pancasila yang artinya lima dasar, hal ini menurut
Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang
ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya,
Agustus

1945

kemudian

keesokan

disahkannya

harinya

Undang-Undang

tanggal
Dasar

18

1945

termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi


rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara
yang

diberi

nama

Pancasila.

Sejak

saat

itulah

perkataan

Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah


umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah Pancasila, namun yang dimaksudkan Dasar
Negara

Republik

Indonesia

adalah

disebut

dengan

istilah

Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama


dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang
secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
2.1.2

Pengertian Paradigma

2.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi


Tekhnologi pada dasarnya sudah ada sejak manusia dilahirkan. Seseorang
menggunakan teknologi karena manusia berakal sehingga ia inggin hidup lebih
baik, lebih aman dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak
dapat dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif


bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang
cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru dengan
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan IPTEK
terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun
manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa perkembangan IPTEK
mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering
manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif IPTEK terhadap kehidupan
umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju
pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan
tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu
IPTEK telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya
manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam
aspek kehidupan. Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
a.

Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser


oleh peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan

b.

kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.


Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai
universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan.
Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi
dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan
pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak
langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu
kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada
terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan
kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di
dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke
Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental,
ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan
antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi
kriteria ketepatgunaan, yakni :
c.
d.
e.
f.

Segi teknis dapat dilaksanakan


Segi sosial akseptable
Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup

2.3 Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK


Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru
bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam
pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu
sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara
riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang


memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam
praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan
yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru
yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan
hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia
mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan
YME. Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak
bebas nilai, namun terikat nilai nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai
nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila
sebagai paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a. Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal
titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan
kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya
sebagai :
1.

Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang


dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan

2.

mengembangkan ilmu pengetahuan.


Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang
melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi,
komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan
kenyataan.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

3.

Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud
karya karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-

fisik.
b. Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilainilai yang terkandung
didalamnya dijadikan metode berpikir.
c. Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam
pancasila

sebagai

metode

berpikir,

maka

kemanfaatan

dan

efek

pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan


ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilainilai ideal pancasila.
d. Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan
IPTEK, diantaranya:
Sila ketuhanan yang maha esa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan
mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak.
Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan
dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya
apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan
melestarikan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab
karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral.
Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi
kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan
manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan
internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta
keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
demokratis,

perwakilan

artinya

setiap

mendasari
ilmuan

pengembangan

harus

memiliki

IPTEK

secara

kebebasan

untuk

mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang
maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.
Sila
keadilan
sosial
bagi
seluruh

rakyat

indonesia

mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan


keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubungannnya dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia
dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia
dengan alam lingkungannya.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat
masuk kedalam tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK.
Pentingnya keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis
dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya
sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak
memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung
kepada tingkah laku manusia.
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa
lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang
mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia.
Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada
IPTEK sebagai berikut :
a. Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.
b. Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitankesulitan hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e. Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa
iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan
yang telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein,
yaitu without religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa agama
adala buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
2.4 Pancasila sebagai Dasar Perkembangan IPTEK

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan ilmu


dan teknologi. Perkembangan IPTEK dewasa ini dan di masa yang akan datang
sangat cepat, makin menyentuh inti hayati dan materi di satu pihak, serta
menggapai angkasa luas dan luar angkasa di lain pihak, lagi pula memasuki dan
mempengaruhi makin dalam segala aspek kehidupan dan institusi budaya.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi yang tidak dibarengi dengan
dasar-dasar Pancasila yang kuat justru akan menjadi aspek penghancur bangsa,
terutama dari segi moralitas dan mentalitas.
Perubahan

dan

perkembangan

tekhnologi

yang

terlampau

deras

menyebabkan terlalu mudahnya informasi dari seluruh penjuru dunia masuk ke


dalam bangsa kita. Segala kemudahan dalam berinteraksi juga semakin tidak
dapat dibendung lagi. Hal tersebut didukung dengan adanya perkembangan gadget
yang menyediakan layanan-layanan dan berbagai fasilitas canggih untuk
berkomunikasi. Sesungguhanya semua kemajuan ini sangat membantu dan
meringankan kita dalam melakukan aktivitas. Pekerjaan akan semakin cepat
terselesaikan dan menghemat waktu serta tenaga. Kini tiada lagi jarak yang berarti
dalam bertukar informasi. Kehidupan di dalam masyarakat semakin nyaman dan
menyenakan. Masyarakat madani pun akan semakin mudah tercapai, walaupun di
sisi lain hal ini merupakan suatu tantangan bagi bangsa kita untuk dapat mengikuti
perkembangan dan kemajuan tekhnologi. Sebab tak kan tercipta masyarakat
madani apabila perkembangan dan kemajuan tekhnologi kita masih terbelakang
dan hanya bertumpu kepada bangsa asing. Masyarakat akan selalu tergantung
kepada pihak lain dan bertolak dari kemandirian serta cenderung akan mendekati
masyarakat yang konsumtif.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang. Dalam proses
perbaikan dari segala segi kehidupan, baik dalam segi sosial, politik, ekonomi,
ilmu pengetahuan dan tekhnilogi serta budaya. Pembanguan demi pembanguan
sarana dan prasarana selalu digalakan baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, dengan harapan agar bangsa kita tidak tertinggal dengan
bangsa-bangsa lain. Walaupun semua itu dengan pengorbanan yang sangat besar.
Negara harus berhutang kepada negara donatur untuk setiap pembanguan dan

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

kemajuan IPTEK bangsa. Hasilnya dapat kita nikmati sekarang. Bangsa Indonesia
tidak kalah majunya dengan negara-negara tetangga. Berbagai fasilitas publik
telah tersedia demi meunjang jalan perekonomian bangsa. Barang-barang canggih
banyak didatangkan dari luar negeri. Mulai dari perabotan rumah tangga sampai
kendaraan bermotor. Namun, seiring dengan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Sekarang sebagian masyarakat Indonesia sudah dapat merakitnya sendiri,
walaupun masih mengimpor bahan dasarnya. Ini, setidaknya Indonesia terus
mengikuti perkembangan dan kemajuan tekhnologi. Sehingga tidak heran jika
mulai terdapat berbagai barang elektronik buatan anak bangsa. Memang terasa
sangat membanggakan mendengarnya. Namun, tanpa kita sadari dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu santernya kita mulai
melupakan akan apa tujuan dari yang kita lakukan ini. Padahal hal ini tercantum
jelas dalam landasan ideologi bangsa kita (Pancasila) bahwa mengembangkan
IPTEK haruslah secara beradab. Tercantum dalam sila kedua yang berbunyi
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Perkembangan dan kemajuan IPTEK
seharusnya diwujudkan untuk keadilan dan kehidupan yang beradab serta
bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada seharusnya
menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya
sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang
memegang penguasaan akan IPTEK.
Di sinilah betapa pentingnya landasan Pancasila yang kental dalam setiap
hati nurani anak bangsa Indonesia agar tidak akan timbul penyalahgunaan
perkembangan dan kemajuan IPTEK dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang
dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian. Berbagai macam informasi dapet
dengan mudah disebarkan kepada khalayak. Seseorang yang berniat jahat kepada
orang lain dapat dengan mudah untuk menghancurkan nama baiknya. Misalnya
dengan menyebarkan sms-sms fiktif yang isinya menjatuhkan atau memberikan
berita miring tentang orang tersebut dikarenakan dendam pribadi ataupun sakit
hati. Fenomena lain yang sangat mengkhawatirkan adalah kalangan remaja
bahkan anak-anak dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang apa saja

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

yang mereka inginkan, padahal informasi itu bukanlah porsi yang tepat bagi
mereka.
Peristiwa-peristiwa tersebut tidak akan terjadi apabila masing-masing
individu memegang teguh dasar-dasar Pancasila. Penanaman Pendidikan
Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi awal dalam membangun filter bagi
perkembangan dan kemajuan IPTEK yang terlamapau deras. Sehingga moral dan
mental anak bangsa justru tidak melorot menghadapinya di tengah-tengah
perubahan zaman. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk
penangkal hal-hal yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang
terdapat dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu
rumusan kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta kehidupan masyarakat yang
adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen lapisan masyarakat.
2.5 Peran serta Hubungan Pancasila dalam IPTEK
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia
menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah
sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan
9.634 belum memiliki nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan
dangan lautan sebesar 2:3. Letaknya sangat strategis, di antara dua samudra yaitu
samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua
Asia dan benua Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa
yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia
sangat kaya akan fauna dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia
yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia
dunia dan 16% spesies binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan
25% dari spesies ikan dunia.Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya
dapat ditemui di daerah tersebut.
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat
kaya akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai
akibat keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

sangat tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
potensi timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap
pro dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung
didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang
bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam
upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta
menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia.
Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki
hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila
ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap
menggunakan

dasar-dasar

nilai

Pancasila

sebagai

pedoman

dalam

mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak
dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan,
orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu
3.1.2

perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.


Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat,
mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan
tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu
diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap
tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari

3.1.3

luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang tak lekang oleh
waktu. Sila-sila pancasila harus menjadi sumber nilai, kerangka pikir serta
basis moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga ke depannya segala
perkembangan dan kemajuan IPTEK yang telah dicapai tidak salah arah
dan tepat pada tujuan, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur

3.1.4

dan sejahtera dengan kunci dasar persatuan rakyat Indonesia.


Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal-hal
yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang terdapat dalam
Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu rumusan
kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta kehidupan
masyarakat yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap

3.1.5

elemen lapisan masyarakat.


Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan
saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu pengetahuan,
akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan
kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan
diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya
dan terdistori menjadi suatu yang akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi
kehidupan manusia.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila,
hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan
tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa
sekarang maupun masa mendatang.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

Anda mungkin juga menyukai