Konsultasi
Konsultasi
Konsultasi
ke-1*)
ke-2*)
ke-3*)
ke-4*)
Lulus /
Lulus /
Lulus /
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Lulus /
Gagal
Gagal
pengamatan
Nilai Pre-test
100
90
Keterangan : *) lingkari salah satu pilihan yang sesuai
** )lingkari salah satu nilai terakhir waktu konsultasi
Gagal
80
Gagal
60
Penilaian Pre-test
Pemahaman teori
Nilai
Laporan
Akhir
KELOMPOK 2
Alim Wijaya
G1F014039
Bina Maraya L
G1F014051
Raras Ravenisa
G1F014055
Rizki Amalia H
G1F014059
Laksmi Ayu K
G1F014067
ASISTEN PRAKTIKUM
DOSEN JAGA PRAKTIKUM
Hendri Wasito, M.Sc.,Apt
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Page 1 of 12
2016
Page 2 of 12
SKEMA KERJA
1. Pembuatan Larutan Standar dan Sampel serta Larutan Fase Gerak
Larutan Standar
a. Larutan standar Pirenoxine Sodium
Larutan Standar Pirenoxine Sodium
- Disiapkan secara terpisah dan ditimbang secara akurat
- Diencerkan masing-masing larutan dengan asetonitril 25% hingga
didapatkan konsentrasi 1,0-20,0 g/ml
- Disaring menggunakan nilon syringe filter 0,22 m
- Di degassing dalam sonikator 1 menit sebelum diinjeksikan ke dalam
instrument KCKT
Hasil
b. Larutan Standar Methylparaben
Larutan Standar Methylparaben
- Disiapkan secara terpisah dan ditimbang secara akurat
- Diencerkan masing-masing larutan dengan asetonitril 25% hingga
konsentrasi 5,0-150g/ml
- Disaring menggunakan nilon syringe filter 0,22 m
- Di degassing dalam sonikator 1 menit sebelum diinjeksikan ke dalam
instrument KCKT
Hasil
c. Larutan standar Propylparaben
Larutan Standar Propylparaben
- Disiapkan secara terpisah dan ditimbang secara akurat
- Diencerkan masing-masing larutan dengan asetonitril 25% hingga
konsentrasi 1,0-75,0 g/ml
- Disaring menggunakan nilon syringe filter 0,22 m
- Di degassing dalam sonikator 1 menit sebelum diinjeksikan ke dalam
instrument KCKT
Hasil
Larutan Sampel
Larutan Sampel Pirenoxine dan Pengawet Paraben
-
Hasil
Hasil
2. Persiapan, Pencucian Dan Pengkondisian Fase Gerak/Kolom KCKT
Fase Gerak yang telah disaring dan didegasing
- Dialirkan fase gerak asetonitril 100% (v/v) dalam kolom dengan laju 1
ml/mnt selama 90 menit
- Dialirkan asetonitril 50% (v/v) selama 30 menit
- Dialirkan deionize water selama 90 menit
- Dikondisikan kolom KCKT dengan fase gerak pencucian selanjutnya selama
120 menit
- Dilanjutkan pencucian kembali dengan urutan terbalik dimulai dari deionize
water, asetonitril 50% dan asetonitril 100% dengan waktu yang sesuai
sebelumnya
3. Pembuatan Hasil
Kurva Kalibrasi Standar dan pengukuran sampel
Larutan standar
Larutan Sampel
Hasil
Page 4 of 12
Metode Analisis
Bahan Sampel
Pirenoxine
Sodium
Serbuk oranye
C16H7N2NaO5
330,2
247-248 o C
5.7-6.7
Mudah
larut
dalam air; etanol
95% dan tidak
larut
dalam
kloroform P dan
dalam eter P
Methylparaben
Propylparaben
Konsentrasi
(g/ml)
1,06
5,3
10,6
Page 5 of 12
Waktu retensi
(menit)
2,032
2,032
2,032
AUC
(mv.s)
12,422
105,759
234,422
Sampel 1
Pirenoxine sodium
Methyl paraben
Propyl paraben
Sampel 2
Pirenoxine sodium
Methylparaben
Propylparaben
Sampel 3
Pirenoxine sodium
Methylparaben
Propylparaben
15,9
21,2
2,032
2,032
370,035
503,971
5,19
25,95
51,9
77,85
103,8
2,748
2,748
2,748
2,748
2,748
49,27567
259,433
537,238
816,93
1084,31
5,2
10,4
20,8
26
52
4,516
4,516
4,516
4,516
4,516
26,11
64,884
132,94
167,636
343,569
Waktu retensi
(menit)
AUC
(mv.s)
Konsentrasi
(g/ml)
2,036
2,748
4,512
251,732
418,3
129,993
55,366
202,546
101,782
2,036
2,748
4,512
262,713
414,4
130,304
57,604
200,698
102,012
2,036
2,748
4,152
252,301
413,218
128,704
55,482
201,127
100,827
Page 6 of 12
400
Luas Puncak
300
200
100
0
0
10
15
20
25
konsentrasi
800
Luas puncak
600
400
200
0
0
20 40 60 80 100 120
konsentrasi
300
luas puncak
200
100
0
0
10
20
30
40
50
60
konsentrasi
Page 7 of 12
Gambar 2 : Profil kromatogram hasil analisis sediaan tetes mata pirenoxine yang
mengandung pengawet paraben
251,732+20,018
5
24,541
= 55,366 g/ml
262,713+20,018
2. Kadar replikasi kedua
5
24,541
(g/ml)
= 57,604 g/ml
3. Kadar replikasi ketiga
(g/ml)
252,301+20,018
5
24,541
= 55,482 g/ml
Page 8 of 12
Rata-rata
= 56,151 g/ml
Sampel methylparaben
1. Kadar replikasi
pertama (g/ml)
418,3+9,0731
5
10,55
= 202,546 g/ml
414,4+9,0731
5
10,55
= 200,698 g/ml
413,218+9,0731
5
10,55
Rata-rata
= 200,138 g/ml
= 201,127 g/ml
Sampel prophylparaben
1. Kadar replikasi
pertama (g/ml)
129,993+7,4101
5
6,7499
= 101,782 g/ml
130,304 +7,4101
5
6,7499
= 102,012 g/ml
128,704 +7,4101
5
6,7499
Page 9 of 12
= 100,827 g/ml
Rata-rata
Page 10 of 12
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa Pirenoxine
dan pengawet paraben dalam sediaan tetes mata dengan metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi(KCKT)/ High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Metode ini didasarkan
pada perbedaan kecepatan migrasi solut yang dipengaruhi oleh perbedaan afinitas solut
terhadap fase gerak dan fase diam (Gandjar dan Rohman,2007). Jika ditinjau dari polaritas
fase gerak dan fase diam kromatografi dikelompokkan menjadi 2 yaitu : Kromatografi fase
normal dimana fase diam lebih polar dibandingkan dengan fase geraknya dan Kromatografi
partisi fase terbalik yang tentunya kebalikan dari kromatografi fase normal (Soebagio, 2000).
Dalam praktikum ini digunakan instrumen HPLC dengan jenis kolom
reverse phase. Kolom reverse phase kolom yang fase diamnya bersifat nonpolar sedangkan
fase geraknya bersifat polar. Fase diam nonpolar yang paling banyak digunakan adalah jenis
C18, C8, dan C2 (Mulja dan Suharman, 1995), dan pada praktikum digunakan fase diam C8.
Sedangkan fase gerak yang digunakan terdiri dari campuran asetonitril dan TBAH dalam
deionize water. Dalam system fase gerak ini digunakan tertrabutil ammonium hidroksida
yang berfungsi sebagai ion-pairing agent yang berfungsi untuk memperbaiki bentuk puncak
(Wasito dan Chutima, 2014). Tetrabutilamonium hidroksida akan melapisi fase diam
mengakibatkan lapisan fase diam bermuatan positif. Senyawa pineroxine pada pH tinggi
akan terionisasi menghasilkan ion pirenoxine yang bermuatan negatif. Ion yang
bermuatan negatif akan tertarik pada lapisan fase diam yang bermuatan positif
akibatnya senyawa akan lebih lama tertahan dalam kolom (Harahap et al, 2012).
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis
kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram baku
pembanding berdasarkan waktu retensinya. Data waktu retensi khas tetapi tidak spesifik
artinya terdapat lebih dari satu komponen zat yang mempunyai waktu retensi yang
sama(Gandjar dan Rohman,2007). Pada praktikum ini didapatkan waktu retensi standar
pirenoxine; methylparaben dan propylparaben berturut-turut adalah 2,032; 2,748; dan 4,516
dengan waktu retensi sampel pirenoxine; methylparaben dan propylparaben berturut-turut
adalah 2,036; 2,748; dan 4,512. Hal ini menunjukkan tidak adaperbedaan signifikan antara
waktu retensi sampel dengan waktu retensi standar.
Untuk analisis kuantitatif, penetapan kadar Pineroxine dan pengawet paraben dalam
sediaan obat tetes mata dibuat 3 buah sampel dengan masing-masing dilakukan 3 kali
replikasi. Berdasarkan data pengamatan, didapatkan kadar rata-rata sampel sodium
pirenoxine; methylparaben; dan propylparaben berturut-turut adalah 56,151 g/ml; 201,127
g/ml; 101,54 g/ml.
Kesimpulan
Analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa Pirenoxine dan pengawet paraben dalam
sediaan tetes mata dapat dilakukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi(KCKT)/ High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil analisis kualitatif
didapatkan waktu retensi standar pirenoxine; methylparaben dan propylparaben berturut-turut
Page 11 of 12
adalah 2,032; 2,748; dan 4,516 dengan waktu retensi sampel pirenoxine; methylparaben dan
propylparaben berturut-turut adalah 2,036; 2,748; dan 4,512. Sedangkan untuk analisis
kuantitatif, didapatkan kadar rata-rata sampel sodium pirenoxine; methylparaben; dan
propylparaben berturut-turut adalah 56,151 g/ml; 201,127 g/ml; 101,54 g/ml.
Referensi
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Soebagio, dkk, 2000, Kimia Analitik II. JICA, Malang.
Mulja, M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Universitas Air Langga, Surabaya.
Wasito, Hendri dan Chutima M., 2014. Development And Validation Of High Performance
Liquid Chromatographic Method For Quantitation Of Pirenoxine In Ophthalmic
Solution. The 2nd Nong Khai Campus International Conference.
Harahap et al. 2012. Optimasi Dan Validasi Metode Analisis Asam Nikotinat Serta Stabilitas
Inositol Heksanikotinat. Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 6(1): 13-20.
Page 12 of 12