Anda di halaman 1dari 24

BAB 3 Nama Kelompok 3 :

BAGAIMANA 1) Agnesia Listiana Dewi (19210017)

2) Aan Putri Anggraeni (19210019)

AGAMA 3) Mochammad Aminin (19210021)

4) Nur Haziza (19210022)

MENJAMIN 5) Mifta Hulzanah (19210023)

KEBAHAGIAAN
A. Menelusuri konsep dan karateristik 
agama sebagai jalan menuju tuhan dan 
kebahagiaan 
– Menurut al alusi bahagia adalah mencapai perasaan senang / gembira 
karena bisa mencapai keinginan cita cita terwujud 
– Contoh : seperti foto yang dibawah ini pemain sepak bola menciptakan gol 
kegawang lawan. Namun ada perbedaan ekspresi kebahagiaan ada saling 
merangkul, berteriak histeris atau melakukan sujud syukur ditengah 
lapangan hijau
Menganalisis kritis pengertian makna 
bahagia

– Mungkin kita pernah mendengar ada teman mengatakan saya 
bahagia karena liburan ke luar negeri, lulus ujian atau dapat 
menyelesaikan kuliah S1 tepat pada waktunya dan ada banyak 
macam bahagia dalam arti kedunia.


Menurut Ibnu qayyim al jauziyah 

Berbeda dari konsep diatas


Ibnu qayyim al jauziyah mengatakan kebahagian itu adalah perasaan senang dan
tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik bisa berhubungan dengan
tuhan pemilik kebahagian.
Dalam kitab mizanul amal – al ghazali menyebut bahagia terbagi 2 :
– 1. Hakiki kebahagiaan ukhrawi ( dapat diperoleh dengan modal iman, ilmu,
amal)
– 2. Majasi adalah kebahagian dunia dapat diperoleh dengan oleh orang orang
beriman dan orang tidak beriman . kebahagiaan dunia adalah fana tidak abadi.
Menurut Ibnu qayyim al jauziyah 

Dan kebahagiaan dunia adalah keluarga, anak-anak, istri sholeha


Rasul bersabda “ harta yang terbaik adalah harta yang ada pada seorang laki-laki
yang baik pula ( shaleh )
Keluarga menjadi salah satu sumber kebahagiaan, namun juga menjadi sumber
konflik. Agama adalah landasan atau fundamen sedangkan jabatan adalah
penjaganya.
Menurut Ibnu qayyim al jauziyah kebahagiaan itu mengharuskan adanya kondisi hati
yang sehat dan mengetahui karakteristik untuk mengobati hati yang sakit agar hati
sehat kembali.
Cara Mengobati Hati Yang Sakit  
Seperti yang dijelaskan diatas kebahagiaan diharuskan hati yang selalu sehat
( qalbam salim ) adapun cara mengobati hati yang sakit
– Makanan-iman- al qur an
– Selalu berorientasi kemasa depan dan akhirat
– Selalu mendorong pemiliknya kembali ke allah
– Tidak pernah lupa dari mengingat allah
– Jika lupa sesaat kepada allah segera sadar dan kembali kepada allah
– Ketika sholat tinggalkan, hilangkan kesibukan dunia
– Tidak menyia nyiakan waktu
– Hati yang selalu beramal semata
Hal dapat kita simpulkan hati yang kosong tidak akan mendapatkan nikmat, kebahagiaan
maka kehidupan dunia akan menjadi siksa baginya
Penyebab Hati Menjadi Sakit Dapat Kita 
Telusuri di kitab Al Qulub Diantaranya :

– Banyak bergaul dengan orang orang dengan yang tidak baik


– At tamanni ( berangan-angan )
– Mengantungkan diri kepada selain allah
– Asy- syab’u terlalu kenyang
– Terlalu banyak tidur
– Berlebihan melihat lihat hal yang tidak berguna
– Berlebihan berbicara
 
B. Menyatakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama & 
Bagaimana Agama dapat Membahagiakan Umat Manusia ? 

– Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah


itu sesuatu yang melekat dalam diri manusia dan
telah menjadi tabiat (karakter) manusia.
– Kata “fitrah” secara kebahasaan artinya adalah suci,
yang di maksud suci adalah suci dari dosa dan suci
secara genetis.
Allah berfirman dalam Al­Qur’an
(QS. AR – RUM/30:30)
– Yang di maksud fitrah Allah pada ayat di atas
adalah bahwa manusia di ciptaka mempunyai
naluri beragama yaitu agama tauhid, jika mereka
tidak beragama tauhid itu disebabkan banyak
faktor antara lain pengaruh lingkungan
Tafsiran Ibnu Kasir
– Ibnu Kasir ketika menafsirkan surah Ar – Rum / 30:30 secara tegas
menytakan bahwa yang dimaksud “khalqillah” adalah agama Allah
yaitu agama islam. Untuk memperkuat pendapatnya Ibnu Kasir
mengutip surah Al – A’raf/7:172 yang di tafsirkan bahwa Allah
menciptakan manusia dalam hidayah agama islam, namun
datanglah kepada mereka agama yang fasid, yahudi, nasrani, dan
majusi karna dorongan setan maka masuklah sebagian manusia ke
dalam agama yang fasid tersebut.
C. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, 
dan Pedagogis tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan 
Menuju Kebahagiaan 
– Secara teologis beragama adalah fitrah. Manusia hidup sesuai
dengan fitrahnya, makan akan bahagia. Sebaliknya, jika hidup
tidak sesuai dengan fitrahnya maka ia tidak akan bahagia.
Secara historis sepanjang sejarah hidup manusia beragama itu
merupakan kebutuhan dasar manusia paling hakiki
1. Argumen psikologis kebutuhan manusia 
terhadap agama

– Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an manusia


adalah makhluk rohani, makhluk jasmani, dan makhluk
sosial.
– Sebagai makhluk rohani manusia membutuhkan
ketenangan jiwa, ketentraman hati, dan kebahagiaan
rohani. Dan itu akan didapat jika manusia dekat dengan
pemilik kebahagiaaan yang hakiki
2. Argumen sosiologis kebutuhan manusia 
terhadap agama

– Karakter manusia dalam Al-Qur’an adalah makhluk sosial.


Yang artinya manusia tidak dapat hidup sendirian, dan
tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa keterlibatan
orang lain. Manusia membutuhkan orang lain
sebagaimana orang lain membutuhkan bantuan
sesamanya
Hal­hal yang dapat menjadi faktor manusia 
harus hidup bermasyarakat :
– Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangbiakkan
keturunan atau sejenisnya.
– Adanya kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang serba terbatas.
– Karena adanya perasaan senang terhadap manusia
– Adanya kesamaan keturunan, kesamaan keyakinan, kesamaan kebudayaan, dan lain-lain.
– Manusia tunduk dan patuh pada aturan dan norma sosial
– Perilaku manusia mengharapkan suatu penghargaan dan pengakuan dari orang sekitar
– Berinteraksi, berkomunikasi, dan beradaptasi salah satu kebutuhan dasar manusia.
– Potensi manusia dapat berkembang bila hidup ditengah-tengah masyarakatnya.
D. Merangkum Argumen tentang Tauhidullah sebagai 
Satu­satunya Model Beragama yang Benar

– Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, 
khurafat, mitos, dan bidah. Tauhidullah menempatkan 
manusia pada tempat yang bermartabat, tidak 
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah 
derajatnya daripada manusia. Manusia adalah roh alam, 
Allah menciptakan alam karena Allah menciptakan 
manusia sempurna (insan kamil). 
Rasulullah bersabda
– “Laa ilaaha illallah adalah bentengku. Barang siapa 
masuk ke bentengku, maka ia aman dari azab.” (Al­Hadits).
– Laa ilaaha illallah adalah kalimat taibah (thayyibah), yang 
digambarkan oleh Al­Qur’an laksana sebuah pohon yang 
akarnya tertancap ke dalam tanah, batangnya berdiri 
tegak dengan kokoh, yang dahan dan rantingnya 
mengeluarkan buah­buahan, yang lebat dan bermanfaat 
bagi manusia
Tauhidullah

– Tauhidullah adalah barometer kebenaran agama­agama 
sebelum Islam. Jika agama samawi yang dibawa oleh nabi­
nabi sebelum Muhammad s.a.w.  masih tauhidullah, maka 
agama itu benar, dan seandainya agama nabi­nabi sebelum 
Muhammad s.a.w. itu sudah tidak tauhidullah yakni sudah 
ada syirik, unsur menyekutukan Allah
Menurut Said Hawa tauhidullah dapat rusak 
sebagai hal­hal berikut :

– Sifat Al­Kibr (Sombong)
– Sifat Az­Zhulm (Kezaliman) dan Sifat Al­Kizb (Kebohongan)
– Sikap Al­Ifsad (Melakukan Perusakan)
– Sikap Al­Ghaflah (Lupa)
– Al­ Ijram (Berbuat Dosa)
– Sikap ragu menerima kebenaran
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Komitmen     terhadap Nilai­nilai Tauhid untuk 
Mencapai Kebahagian

– Mengapa jiwa tauhid itu penting ? sebab jiwa jauhid 
adalah modal dasar hidup yang dapat mengantar 
manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan. Jiwa 
tauhid ini sudah ditanamkan oleh Allah kepada manusia 
sejak mereka di alam arwah. Dan untuk membuatnya 
berkembang Allah memberi tugas kepada para rasul 
untuk menyiraminya supaya tumbuh dan berkembang 
menghasilkan buah yang lebat yaitu amal saleh
Jiwa Tauhid
– Jiwa tauhid harus di kembangkan di dalam diri 
manusia agar menjadi roh kehidupan dan 
menjadi cahaya dalam kegelapan karena jiwa 
tauhid juga merupakan roh segala aktivitas 
manusia. Dan apabila manusia berjalan di 
kegelapan rohani dapat membahayakan diri 
sendiri atau orang lain.
Allah berfirman :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) 
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak 
dipergunakannya untuk memahami (ayat­ayat Allah) dan mereka 
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda­
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak 
dipergunakannya untuk mendengar (ayat­ayat Allah). Mereka itu sebagai 
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang­
orang yang lalai. 
(QS Al—A’raf/7: 179)
Nilia­nilai universal yang harus dikembangkan 
manusia di dalam  jiwa tauhid agar mencapai 
kebahagian antara lain :
– Ash­shidq (kejujuran)
– Al­amanah (terpercaya)
– Al­adalah (keadilan)
– Al­hurriyyah (kebebasan)
– Al­musawah (persamaan)
– Tabadul­ijtima (saling memberi manfaat)
– At­tarahum (kasih sayang)
Kesimpulan :
– Tujuan manusia hidup adalah sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat. 
Dengan kata lain dapat di sebutkan bahagia di dunia dan bahagia di 
akhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan 
ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan tersebut mustahil tanpa 
landasan agama. Agama dimaksud adalah agama tauhidullah. 
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan 
tumbuh dari nilai­nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang 
hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat ( melakukan introspeksi 
dan koreksi diri ) untuk selalu berpegang pada nilai­nilai ilahiah 
mensyukuri karunia allah berupa nikmat iman, islam, dan kehidupan. 
Serta menjunjung tinggi kebenaran. Dan keadilan dalam menjalani 
kehidupan pribadi, sosial, dan porfessional.   

Anda mungkin juga menyukai