KEBAHAGIAAN
A. Menelusuri konsep dan karateristik
agama sebagai jalan menuju tuhan dan
kebahagiaan
– Menurut al alusi bahagia adalah mencapai perasaan senang / gembira
karena bisa mencapai keinginan cita cita terwujud
– Contoh : seperti foto yang dibawah ini pemain sepak bola menciptakan gol
kegawang lawan. Namun ada perbedaan ekspresi kebahagiaan ada saling
merangkul, berteriak histeris atau melakukan sujud syukur ditengah
lapangan hijau
Menganalisis kritis pengertian makna
bahagia
– Mungkin kita pernah mendengar ada teman mengatakan saya
bahagia karena liburan ke luar negeri, lulus ujian atau dapat
menyelesaikan kuliah S1 tepat pada waktunya dan ada banyak
macam bahagia dalam arti kedunia.
–
Menurut Ibnu qayyim al jauziyah
– Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul,
khurafat, mitos, dan bidah. Tauhidullah menempatkan
manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah
derajatnya daripada manusia. Manusia adalah roh alam,
Allah menciptakan alam karena Allah menciptakan
manusia sempurna (insan kamil).
Rasulullah bersabda
– “Laa ilaaha illallah adalah bentengku. Barang siapa
masuk ke bentengku, maka ia aman dari azab.” (AlHadits).
– Laa ilaaha illallah adalah kalimat taibah (thayyibah), yang
digambarkan oleh AlQur’an laksana sebuah pohon yang
akarnya tertancap ke dalam tanah, batangnya berdiri
tegak dengan kokoh, yang dahan dan rantingnya
mengeluarkan buahbuahan, yang lebat dan bermanfaat
bagi manusia
Tauhidullah
– Tauhidullah adalah barometer kebenaran agamaagama
sebelum Islam. Jika agama samawi yang dibawa oleh nabi
nabi sebelum Muhammad s.a.w. masih tauhidullah, maka
agama itu benar, dan seandainya agama nabinabi sebelum
Muhammad s.a.w. itu sudah tidak tauhidullah yakni sudah
ada syirik, unsur menyekutukan Allah
Menurut Said Hawa tauhidullah dapat rusak
sebagai halhal berikut :
– Sifat AlKibr (Sombong)
– Sifat AzZhulm (Kezaliman) dan Sifat AlKizb (Kebohongan)
– Sikap AlIfsad (Melakukan Perusakan)
– Sikap AlGhaflah (Lupa)
– Al Ijram (Berbuat Dosa)
– Sikap ragu menerima kebenaran
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap Nilainilai Tauhid untuk
Mencapai Kebahagian
– Mengapa jiwa tauhid itu penting ? sebab jiwa jauhid
adalah modal dasar hidup yang dapat mengantar
manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan. Jiwa
tauhid ini sudah ditanamkan oleh Allah kepada manusia
sejak mereka di alam arwah. Dan untuk membuatnya
berkembang Allah memberi tugas kepada para rasul
untuk menyiraminya supaya tumbuh dan berkembang
menghasilkan buah yang lebat yaitu amal saleh
Jiwa Tauhid
– Jiwa tauhid harus di kembangkan di dalam diri
manusia agar menjadi roh kehidupan dan
menjadi cahaya dalam kegelapan karena jiwa
tauhid juga merupakan roh segala aktivitas
manusia. Dan apabila manusia berjalan di
kegelapan rohani dapat membahayakan diri
sendiri atau orang lain.
Allah berfirman :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayatayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayatayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang
orang yang lalai.
(QS Al—A’raf/7: 179)
Nilianilai universal yang harus dikembangkan
manusia di dalam jiwa tauhid agar mencapai
kebahagian antara lain :
– Ashshidq (kejujuran)
– Alamanah (terpercaya)
– Aladalah (keadilan)
– Alhurriyyah (kebebasan)
– Almusawah (persamaan)
– Tabadulijtima (saling memberi manfaat)
– Attarahum (kasih sayang)
Kesimpulan :
– Tujuan manusia hidup adalah sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
Dengan kata lain dapat di sebutkan bahagia di dunia dan bahagia di
akhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan
ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan tersebut mustahil tanpa
landasan agama. Agama dimaksud adalah agama tauhidullah.
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan
tumbuh dari nilainilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seseorang
hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat ( melakukan introspeksi
dan koreksi diri ) untuk selalu berpegang pada nilainilai ilahiah
mensyukuri karunia allah berupa nikmat iman, islam, dan kehidupan.
Serta menjunjung tinggi kebenaran. Dan keadilan dalam menjalani
kehidupan pribadi, sosial, dan porfessional.