Anda di halaman 1dari 18

Tugas makalah

AGAMA

“AGAMA SEBAGAI JALAN MENUJU KEBAHAGIAN DAN TAUHID SEBAGAI


SATU-SATUNYA MODEL BERAGAMA YANG BENAR”

OLEH KELOMPOK 5 :
-Shintia ( 2320102001102)
-Marshanda (2320102001079)
-Artika sari devi (2320102001071)

DOSEN
KHAIRUNNISAH, M.Pd
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................6
A. Makna Kebahagiaan Menurut Pandangan Islam ..........................................................6
B. Menelusuri Konsep Dan Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Tuhan Dan
Kebahagiaan. ....................................................................................................................8
C. Mengapa Manusia Harus Beragama Dan Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan
Umat Manusia. ...............................................................................................................12
D. Membangun Argumen Tentang Tauhidullah Sebagai Satu-satunya Model Beragama
Yang Benar. .....................................................................................................................13
E. Mendeksripsikan Esensi Dan Urgensi Komitmen Terhadap Nilai-nilai Tauhid Untuk
Mencapai Kebahagiaan. .................................................................................................15
BAB lll .....................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................................17
B. Saran ..........................................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini guna menyelesaikan
tugas mata kuliah agama islam.

Agama sebagai system kepercayaan dalam kehidupan manusia dapat dikaji


melalui berbagai sudut berharga. Islam sebagai agama yang telah berkembang
sangat lama dan menyimpan berbagai masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan berpikir keagamaan maupun
kenyataansosial,politik,ekonomi budaya.

Makalah ini saya buat agar pembacanya tergerak untuk menyebarluaskan ajaran-
ajaran islam serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan keselamatan diakhirat, yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber,informasi,referensi dan
berita. Dalam penyusunan mkalah ini, tidak bnyak tantangan yang menghadap.
Namun lancer dalam penyusunan makalah ini tidak lain terimakasih bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang menghadap bisa
terhadapi.

Kami mengharapkan masukan dan kritik dari pembaca agar pembuatan makalah
yang akan datang dapat bermanfaat bagi pembacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
mewujudkan sikap tobat (melakukan intropeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran Ilahi, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat
iman,islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan
keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, social dan propesional. Pada sisi lain,
kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam kehidupan konkret
engan jalan membahagiakan orang lain.

Tidak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia, semua orang ingin bahagia,
namun hanya sedikit orang yang mengerti arti arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang bahkan menjadi symbol keberhasilan
sebuah kehidupan tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk
meraihnya, menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak
tujuan tersebut, yaitu bagaimna meraih kebahagiaan hidup dan ini menjadi cita-cita
tertinggi setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir kepada Allah.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk,


mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu
takpernah diraih dan membuat pengorbananya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu
terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan, mereka juga siap mengorbankan
apasaja demi memperoleh apa yang di inginkanya. Apabila kebahagiaan itu terletak
pada ketenaran nama, mereka telah berusaha meraihnya dengan apapun juga dan
mereka tidak mendapati apa yang disebut kebahagiaan.

B. Rumusan Masalah
A. Apa makna kebahagiaan menurut pandangan islam?
B. Bagaimana konsep dan karakteristik Agama sebagai jalan menuju tuhan dan
kebahagiaan?
C. Mengapa manusia harus beragama dan bagaimna agama dapat
membahagiakan umat manusia?
D. Bagaimna cara membangun argument tentang Tauhidullah sebagai satu-
satunya model beragama yang benar?
E. Bagaimana cara mendeksripsikan esensi dan urgensi komitmen terhadap
nilai-nilai Tauhid untuk mencapai kebahagiaan?

C. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui makna kebahagiaan menurut pandangan islam.
B. Memahami konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju Tuhan dan
kebahagiaan.
C. Untuk mengetahui alasan manusia harus beragama dan peran agama dalam
membahagiakan umat manusi.
D. Untuk mengetahui cara membangun argumen tentang Tauhidullah sebagai
satu-satunya model beragama yang benar.
E. Untuk mengetahui cara mendeksripsikan esensi dan urgensi komitmen
terhadap nilai-nilai tauhid untuk mencapai kebahagiaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kebahagiaan Menurut Pandangan Islam


Berbicara tentang arti kebahagiaan sejati atau kebahagiaan hakiki, islam
mempunyai pandangan mengenai pengertian atau arti dari kebahagiaan sejati
berdasarkan dalil dan firman Allah swt, dalam kitabullah Al-Qur’an dan juga Dalil
hadis Nabi Muhammad saw. Kebahagiaan sejati seseorang tidak bisa diukur dengan
banyaknya harta atau kekayaan, status atau pangkat social dalam kemayarakatan dan
atau semua kemewahan yang dimiliki oleh seseorang. Kebahagiaan yang
sesungguhnya atau sejati terletak pada ketenangan hati seseorang. Sudah banyak
seseorang yang kaya raya dengan harta kekayaan mereka, namun harta kekayaan
yang mereka miliki tidak bisa menjadikan hati mereka menjadi tenang, akan tetapi
malah sebaliknya harta kekayaan yang mereka kumpulkan membuat mereka lalai,
lupa, sibuk untuk senantiasa mengejar kekurangan, hal ini karena beberapa harta
benda dan kekayaan yang mereka miliki masih saja mereka anggap kurang.

Hal ini sudah Allah swt. Jelaaskan dalam firmanya yang berbunyi:

Artinya: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk


kedalam kubur”. (Q.S At-Takatsur. 1-2)

Sumber kebahagiaan sejati adalah ketenangan hati atau ketenanan jiwa yang
merupakan anugrah dari Allah swt. Yang sangat berrharga. Setiap orang asti
menginginkanya, nammun hanya sedikit sekali seseorang yang mendapatkan nya hal
ini membuat manusia lupa kepada penciptanya, melupakan Dzat pemberi
kebahagiaan dan melupakan Dzat sang pemberi ketenangan didalam jiwa atauu hati
yang sebenarnya.
Allah sudah menjelaskan hal ini dalam firmanya yang berbunyi:

Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan kedalam hati orang-orang


mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang
telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tantara langit dan bumi dan Allah maha
mengetahui lagi maha bijaksana.” (Q.S Al-fath:4)

Yang dimaksud dengan tantara langit dan bumi adalah penolong yang dijadikan
Allah bagi orang mukmin seperti malaikat-malaikat, Bintang-bintang, angin dan
lainsebagainya. Dari penjelasan firman Allah swt. Tersebut, dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang menginginkan kebahagiaan, ingin mempunyai hati dan jiwa yang
tenang, tapi lupa kepada sang penciptanya, maka semua keinginan tersebut hanya
sia-sia belaka.

Oleh sebab itu, untuk mencari dan kemudian mendapatkan kebahagiaan sejati
adalah dengan cara:

• Selalu memingat Allah swt. Sebagai mana dalam penjelasan firman Allah swt.
Tersebut bahwa Allah-lah Dzat yang memberi, menentukan dan menciptakan
kebahagiaan pada hamba-Nya
• Berusahalah selalu untuk memperoleh ketenangan dalam jiwa dan hati
dengan bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa.

Allah adalah pemberi ketenangan kepada siapapun yang dikehendakinya,


sebagaimna firman Allah swt yang lain.

Artinya: “orang-orang kafir berkata “mengapa tidak diturunkan


kepadanya(Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhanya?” katakanlah
,”sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki
orang-orang yang bertaubat kepada-Nya” (Q.S Ar-Ra’ad;27)
Dan juga Allah berfirman:

Artinya: “Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
Bersama dengan orang-orang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-Nabi, para
shidiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya yang demikian itu adalah karunia dari Allah,
dan Allah cukup mengetahui.”

Itulah janji-janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, maka mereka


akan mendapatkan anugrah dan kebahagiaan sejati. Bagi orang-orang yang taat
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, janji-janji tersebut bukanlah diprtuntukan bagi
orang-orang yang durhaka kepda Allah swt. Perlu diingatkan Kembali bahwasanya
kemewahan,kedudukan,jabatan,dan segala kemegahan, yang ada didunia ini hnyalah
semua belaka dan tidak aka nada yang badi dan pasti akan musnah dan rusak. Hidup
dunia ini hanyalah tempat lintasan belaka yang merupakan sarana dalam mencari
bekal untuk menempuh perjalanan menuju akhirat, dan sebaik-baik bekal itu adalah
bekal taqwa.

B. Menelusuri Konsep Dan Karakteristik Agama Sebagai Jalan Menuju Tuhan Dan
Kebahagiaan.
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya adalah lahir dan
tumbuh dari nilai-nilai haqiqi islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang
mampu menunjukan sikap tobat (melakukan intropeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai dan kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa
nikmat iman, islam, dan kehidupan berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai
makna kebahagiaan:

a). Pendapat Al-Alusi

Menurut Al-Hulusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai cita-cita atau keinginan yang dituju dan di impikan. Pendapat lain
menyatakan bahwa kebahagian adalah tetap dalam kebaikan atau masuk kedalam
kesenangan atau kesuksesan.

b). Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berpendapat bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan


senang dan tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Sebab, hati yang
sehat dan berfungsi dengan baik bisa berhubungan dengan Tuhan sebagai pemilik
kebahagiaan, yaitu pemilik kebahagiaan,kekayaan,kesuksesan,kemuliaan,ilmu dan
hikmah.

c). Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa bahagia terbagi dua yaitu:

• Kebahagiaan hakiki
Kebahagiaan hakiki adalah kebahagian ukhrawi, kebahagiaan ukhrawi akan
diperoleh modal ilmu,iman, dan amal. Kebahagiaan ukhrawi adalah
kebahagiaan Rohani dan abadi.
• Kebahagiaan majasi
Kebahagiaan majasi adalah kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan duniawi
bisa didapat oleh orang yang beriman dan bisa juga diapat oleh orang yang
tidak beriman. Ibnu Athaillah mengatakan “Allah memberikan harta kepada
orang yang dicintai Allah dan kepada orang yang tidak dicintai Allah, tapi
Allah tidak akan memberikan iman kecuali kepada orang yang di cintai”.
Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang Fana tidak abadi.
Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya dan ada yang melekat
pada manfaatnya. Diantara kebahagiaan duniawi adalah memiliki harta,
kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.
Orang yang ingin menggapai kesempurnaan hidup, tapi tidak memiliki harta
bagaikan orang yang mau pergi berperang tanpa membawa senjata, atau seperti
orang menangkap ikan tanpa pancing atau jarring. Itulah sebab nya Nabi
Muhammad saw. Bersabda “Harta terbaik adalah harta yang berada pada seorang
laki-laki yang baik pula (shaleh)”. (HR. Ibnu Hibban). “sebaik-baik pertolongan
adalah pertolongan yang dapat membantu kita semakin bertaqwa kepada Allah”.
(HR. Ad-Daruqutni).

Diantara kebahagiaan duniawi adalah memiliki keluarga, anak-anak yang shaleh,


dan istri yang shalehah pula. Istri yang shalehah bagaikan kebun yang dapat memikat
pemiliknya, yaitu suami supaya tidak terjerumus kepada suatu hal yang diharamkan
Allah Azza Wazalla. Nami Muhammad menyatakan, “Sebaik-baik pertolongan untuk
keutuhan beragama adalah istri yang shalehah”menyangkut keutamaan anak. Nabi
Muhammad saw. Bersabda, “Jika ana kadam meninggal dunia, putuslah segala
amalnya kecuali tiga perkara:sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang mendo’akan orang tuanya.” (HR-Thabarani). Jika kita membuka Kembali
pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah bahwa untuk menggapai kebahagiaan itu
mengharuskan adanya kondisi hati yang sehat (qalbun sailim), maka yang perlu kita
lakukan adalah mengetahui karakteristik hati yang sehat dan cara mengobati hati
yang sakit agar hati dapat Kembali sehat.

Karakteristik yang sehat adalah sebagai berikut:

• Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi dan obat. Adapun
makanan yang paling bermanfaat untuk hati adalah makanan “iman”,
sedangkan obat yang paling bermanfaat untuk hati adalah Al-Qur’an.
• Selalu berorientasi kemasa depan dan akhirat. Untuk sukses dimasa depan,
kita harus berjuang pada waktu sekarang. Orang yang mampu berjuang
diwaktu sekarang adalah pemilik masadepan, sedangkan orang yang tidak
mau berjuang diwaktu sekarang menjadi pemilik masalalu.
• Selalu mendorong pemiliknya untuk Kembali kepada Allah. Tidak ada
kehidupan, kebahagiaan, dan kenikmata kecuali dengan Ridha-nya. Berzikir
kepada Allah adalah makanan pkoknya, rindu kepada Allah adalah
kehidupanya dan kenikmatanya.
• Tidak pernah lupa dari mengingat Allah (berzikir kepada Allah), tidak berhenti
berkhidmat kepada Allah, dan tidak merasa senang dengan selain Allah.
• Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera-segera ia sadar dan Kembali
mendekat dan berdzikir kepada-nya.
• Jika sudah masuk kedalam shalat, maka hilanglah semua kebingungan dan
kesibukan duniawinya dan segera ia keluar dari dunia sehingga dia
mendapatkan ketenangan,kenikmatan,kebahagiaan, dan berlinanglah airm
matanya bersyukur hatinya.
• Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia melebihi perhatian
kepada manusia lain dan hartanya.
• Hal yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal
semata.

Beberapa sebab yang dapat merusak hati manusia sehingga fungsi hati
terganggu dan menjadi tidak normal atau sakit

1. Banyak bergaul deengan orang yang tidak baik.


2. At-taman (berangan-angan).
3. Menggantungkan diri kepada selain Allah.
4. Asy-syab’u (terlalu kenyang).
5. Terlalu bnyak tidur.
6. Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna.
7. Berlebihan dalam berbicara.

Usman bin hasan Al-Khaubawi mengutarakan bahwa indicator manusia yang


bahagia itu adalah sumber rezekinya ada di negaranya; mempunyai keluarga yang
shaleh, yakni istri dan anak-anak yang membanggakan dan membahagiakan, serta
berada dibawah adil yang tidak zhalim.

Indicator berikutnya adalah rezekinya dapat membantu seseorang untuk


mendekatkan diri kepada Allah, meski kaya ia tidak berorientasi kepada dunia tapi
berorientasi kepada kehidupan masadepan dan akhirat, semangat dalam beribadah,
tidak banyak berbicara dalam hal-hal yang tidak berguna, menjaga kewajiban shalat,
bersikap warak yakni hati-hati dalam memanfaatkan sumber kehidupan agar tidak
terjerumus kepada yang syubhst apalagi yang haram, bergaul dengan orang-orang
shaleh, bersikap tawadu dan tidak sombong, bersikap dermawan dan tidak
sebaliknya yaitu pelit, bermanfaat untuk umat manusia yang lain, dan tidak pernah
lupa terhadap kematian.

C. Mengapa Manusia Harus Beragama Dan Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan


Umat Manusia.
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat
dalam diri manusia dan telah menjai karakter (tabiat) manusia. Kata “fitrah” sera
kebahasaan asal maknanya adalah “suci”. Yang dimaksud dengan suci adalah suci
dari dosa dan suci secara genetis. Menurut Prof. Udin Winata putra, fitrah adalah
lahir dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi islam, teologi tertentu
berpendapat sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yaitu
dosa warisan di dunia. Menurut teologi ini, manusia dibebani tugas yaitu harus
membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi islam, seperti telah di
jelaskan bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa dan telah
beragama yakni agama islam. Tugas manusia adalah berupaya agar kesucian dari
keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga Kembali kepada Allah.

D. Membangun Argumen Tentang Tauhidullah Sebagai Satu-satunya Model Beragama


Yang Benar.
Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khurafat, mitos, dan
bid’ah. Tauhidullah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada
manusia. Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan paling sempurna
disbanding dengan makhluk-makhluk Allah yang lainya.

Tauhidullah adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum islam. Jika


agama samawi yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum Muhammad saw. Masih
tauhidullah maka agama itu benar, dan seandainya agama nabi-nabi sebelum
Muhammad saw. Itu sudah tidak tauhidullah yakni sudah ada syirik, unsur
menyekutukan Allah, maka dengan terang benderang agama itu telah
melenceng,salah, dan sesat-menyesatkan. Agama yang dibawa para nabipun namnya
islam.

Syirik adalah perkara yang dapat merusak tauhidullah. Allah berfirman


“sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar” (Qs Lukman/31:13).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, tapi Allah akan mengampuni dosa selain syirik bagi
siapa yang Allah kehendaki” (Qs An-Nisa/4:42). “barang siapa syirik kepada Allah,
maka Allah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka”
(Qs Al- Hajj/22:31).

Dalam sebuah hadis sahih Rasulullah saw. Pernah bersabda, “perlukah aku
beritakan kepada kalian tentang dosa yang paling besar?” para sahabat menjawab
“tentusaja ya Rasulullah.” Rasul bersabda, “musyrik kepada Allah dan durhaka
kepada orang tua.” Beliau duduk lalu berkata lagi, “ingatlah ucapan palsu, ingatlah
persaksian palsu.” Rasulullah mengulang-ngulang ucapanya hingga aku menduga
Rasulullah tidak akan berhenti (muttafak “alaih).

1. Sifat Al-Kibr (sombong)


Allah tidak mau memperhatikan orang yang bersikap sombong terhadap
ayat-ayat Allah. Allah berfirman, “Akan kami palingkan dari ayat-ayat kami
orang-orang yang sombong di muka bumi tanpa hak. Seandainya mereka
melihat setiap ayat mereka tidak mempercayainya, dan jika mereka melihat
jalan kesesatan, mereka menjadikanya sebagai jalan. Hal demikian terjadi
sebab mereka mendustakan ayat-ayat kami, dan mereka lupa terhadap
ayat-ayat itu.” (Q.S Al-Araf/7:146).
2. Sifat Azh-Zhulm (kezaliman) an Sifat Al-Kizb (kebohongan)
Bebaskan diri kita dari kezaliman dan kedustaan sebab Allah tidak akan
memberi hidayah kepada kaum yang bersifat zalim (Q.S Ash-Shaff/61:7).
Selain itu, Allah pun tidak akan memberi hidayah kepada pendusta yang
bersifat mengingkari (kaffar). (Q.S Az-Zumar/39:3).
3. Sifat Al-Ifsad (melakukan perusakan)
Bebaskan diri kita dari sikap merusak di muka bumi, membatalkan
perjanjian, dan memutuskan perintah-perintah yang mestinya disampaikan.
Allah berfirman, “Dan tidak akan tersesat kecuali orang-orang fasik, yaitu
orang-orang yang membatalkan perjanjian dengan Allah yang dulunya telah
kokoh, dan mereka mmutuskan apa-apa yang diperintahkan Allah untuk
disampaikan, dan mereka melakukan perusakan dimuka bumi, mereka
itulah orang-orang yang merugi.” (Q.S Al-Baqarah/2:26-27)
4. Sifat Al-Ghaflah (lupa)
Ketahuilah bahwa sebagian ayat-ayat Allah terbuka kepada Sebagian
manusia dengan berpikir dan berzikir kalua disana tidak ada penghalang.
“Sesungguhnya dalam peristiwa ini ada tanda-tanda bagi kaum yang
mau berpikir.” (QS Ar-Ra”d/13:2). “Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang menggunakan akalnya.” (QS Ar-
Ra”d/13:4). “Sesungguhnya diddalam pencipta langit dan bumi, pergantian
siang dan malam ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal yaitu
mereka yang berzikir kepada Allah ketika berdiri,duduk, dan berbading dan
mereka berpikir tentang pencipta langit dan bumu.” (QS Ali Imran/3:190-
191). Tidaklah seseorang berpaling dari Allah kecuali karena lupa, dan tidak
ada sikap lupa kecuali dibelakangnya ada permainan dan ingatlah bahwa
seluruh kehidupan dunia itu adalah permainan belaka.
5. Al-Ijram (berbuat dosa)
Allah menuliskan sikap ini dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak, tetapi apa
yang mereka kerjakan mengotori hati mereka.” (QS Al-Muthaffifin/83:14).
6. Al-Haq (Sikap ragu menerima kebenaran)
Bebaskan diri kita dari sikap ragu-ragu menerima al-haq (kebenaran) jika
kita melihat perkara kebenaran itu begitu jelas. Allah berfirman “Kami
membolak-balikan hati mereka dan penglihatan mereka seperti Ketika
mereka tidak percaya pada yang pertama kali, dan peringatkan mereka, dan
mereka sedang berleha-leha dalam kesesatanya.” (QS Al-an”am/6:110).

E. Mendeksripsikan Esensi Dan Urgensi Komitmen Terhadap Nilai-nilai Tauhid Untuk


Mencapai Kebahagiaan.
Nilai-nilai hidup yang dibangun diatas jiwa tauhid merupakan nilai positif,
nilai kebenaran dan nilai Ilahi yang abadi yang mengandung kebenaran mutlak dan
universal. Nilai mutlak dan universal yang terdapat didalamnya dapat menjadikan
misi agama ini sebagai rahmatan lil’alamin agama yang membawa kedamaian,
keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan umat manusia lahir dan batin.
Komitmen terhadap nilai-nilai universal Al-Qur’an menjadi syarat mutlak untuk
memperoleh kebahagiaan. Roh kebehagian adalah jiwa tauhid yang diatas jiwa
tauhid itu nilai-nilai universal dibangun. Komitmen terhadap nilai-nilai itu merupakan
metode dan strategi untuk mendapat kebahagiaan.

Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan agar menjadi roh universal yaitu:

➢ Al-Amanah
Al-amanah artinya terpercaya. Mengapa seseorang terpercaya dan
dipercaya? Karena ia jujur. Kejujuran menyebabkan seseorang dipercaya (al-
amin)
➢ Al-Adalah
Al-adalah secara etimologis artinya keadilan. Keadilan dalam perspektif
etika islam adalah adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sesuatu
yang menjadi hak kita, maka menjadi kewajiban bagi orang lain. Sebaliknya
sesuatu yang menjadi hak orang orang lain maka menjadi kewajiban kita.
➢ Al-Huriyah
Kebebasan manusia dalam berkehendak dan menunjukan kehendak
dengan perbuatan adalah hak asasi manusia. Manusia mempunyai
kebebasan untuk berfikir dan mengembangkan pemikiran lewat ilmu,
filsafat, atau pembaharuan pemahaman terhadap agama.
BAB lll

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan hidup manusia adalah Sejahtera di dunia dan bahagia di
akhirat. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahagia di dunia dan
bahagia di akhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan
duniawi dan akhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan termasuk
mustahil tanpa landasan agama. Agama yang dimaksud adalah Agama
tauhidullah. Kebahagiaan hakiki itu adalah milik Allah, kita tidak dapat
meraihnya tanpa seijin Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu, maka
ikutilah cara-cara yang telah ditetapkan Allah dan agama-Nya. Jalan
mencapai kebahagiaan selain yang sudah digariskan Allah adalah
kesesatan dan penyimpangan. Jalan sesat itu tidak akan mengantar
kita ketujuan akhir yaitu kebahagiaan. Karena didalamnya ada unsur
syirik. Syirik adalah landasan teologis yang sangat keliru dan tidak
diampuni. Jika landasanya salah maka bangunan yang ada diatasnya
juga salah dan tidak mempunyai kekuatan alias rapuh. Oleh karena
itu, hindarilah kemusyrikan supaya pondasi kehidupan kita kokoh dan
kuat. Landasan itu akan kokoh dan kuat kalua berdiri diatas
tauhidullah.

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan dari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepanya akan lebih focus dan lebih details lagi dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak tentunya. Sehingga keritik dan saran para pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai