Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Untuk memperoleh tujuan hidup yang hakiki, maka kebahagiaan merupakan dambaan setiap manusia, baik sebagai seorang petani, pedagang, buruh, maupun pegawai dan lain sebagainya. Masalah kebahagiaan merupakan suatu topik yang tiada henti-hentinya di bicarakan orang, karena seseorang akan berpikir bagaimana hakikatnya dan jalanjalan apa saja yang akan ditempuh untuk mendapatkannya. Karena untuk memperoleh bahagia atau kebahagiaan itu memang sangat sukar untuk mendapatkannya. Apalagi masing-masing orang mempunyai batasan tersendiri dan juga bahagia itu menyangkut masalah hati dalam arti rasa. Akhirnya muncullah berbagai pendapat tentang bahagia itu ; sebagian orang berpendapat bahwa orang yang bahagia itu adalah orang yang mempunyai kekayaan materil yang melimpah ruah maka mereka berjuang untuk mendapatkannya. Sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa kebahagiaan itu ditemukan dalam kesempurnaan jasmani, sebagian lagi berpendapat bahwa kebahagiaan itu terletak pada kewibawaan pangkat dan lain sebagainya. Dalam artian lain banyak pandangan, anggapan, dugaan dan teori tentang hakikat dan formula kebahagiaan. Maka dalam hal ini penulis membahas tentang Bahagia Tujuan Hidup Manusia. B. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui apakah bahagia merupakan tujuan hidup seluruh umat manusia. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mencapai kebahagiaan. 3. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Nasional. C. PEMBATASAN MASALAH 1. Pengertian bahagia. 2. Bentuk-bentuk kebahagiaan.

3. Jalan untuk mencapai bahagia. 4. Bahagia tujuan hidup manusia. D. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I : Pendahuluan 1. Latar belakang 2. Tujuan penulisan 3. Pembatasan masalah 4. Sistematika penulisan Bab II : Pembahasan 1. Pengertian bahagia 2. Bentuk-bentuk kebahagiaan 3. Jalan untuk mencapai bahagia 4. Bahagia tujuan hidup manusia Bab III : Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHAGIA Sebelum dikemukakan ulasan tentang bahagia merupakan tujuan hidup manusia maka terlebih dahulu dikemukakan defenisi apa itu bahagia menurut para ahli dan filosof. 1. Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa kebahagiaan bukanlah suatu perolehan untuk manusia, tetapi corak manusia itu berlain-lain dalam artian bahwa bahagia itu adalah suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap manusia menurut kehendak masing-masing. 2. Epikuros (341-270 SM) mengatakan bahwa kebahagiaan adalah kelezatan hidup seseorang, kelezatan itu adalah menjadi tujuan setiap orang. 3. Leo Tolstoy (1828-1910 M) menurutnya yang menjadi sebab manusia putus asa dalam mencari bahagia adalah karena bahagia itu diambil untuk dirinya sendiri, bukan untuk bersama. Padahal bahagia yang diambil untuk diri sendiri mustahil berhasil, karena bahagia semacam itu tidak dapat tidak mengganggu orang lain. Karena bahagia yang sejati itu adalah yang bukan untuk diri sendiri tetapi untuk bersama karena dengan begitu mereka akan merasa lebih bahagia dan itulah bahagia yang sesungguhnya. 4. Al-Ghazali (450H/1084M) berpendapat bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir jalan para sufi, sebagai buah pengenalan terhadap Allah. Menurut al Ghazali juga kebahagiaan setiap sesuatu adalah kelezatan dan kesenangan. Dan kebahagiaan termasuk salah satu ajarannya, yang menjadi tujuan hidup dan kehidupn setiap manusia. B. BENTUK-BENTUK KEBAHAGIAAN Menurut Ibnu Miskawaih, kebahagiaan itu dibagi menjadi : 1. Kebahagiaan yang terdapat pada kondisi sehat badan dan kelembutan indrawi.

2. Kebahagiaan yang terdapat pada kepemilikan keberuntungan, sahabat dan yang sejenis dengan itu, sehingga orang dapat membelanjakan hartanya dan ia dapat melakukan kebaikan-kebaikan untuk menolong orang-orang. 3. Kebahagiaan karena memiliki nama baik dan termasyhur di kalangan orangorang yang memiliki keutamaan lantaran dia dipuji dan disanjung oleh mereka karena sikapnya yang senantiasa berbuat kebajikan. 4. Sukses dalam segala hal. 5. Kebahagiaan yang hanya bisa diperoleh kalau ia menjadi orang yang cermat pendapatnya, benar pola berpikirnya serta lurus keyakinannya. Menurut Aristoteles, jika seluruh bagian kabahagiaan ini ada pada diri seseorang atau menjadi tujuan dari hidup seseorang maka ia adalah orang yang bahagia dan sempurna, tapi kalau cuma sebagian yang di capainya, maka kebahagiaan yang dimilikinya sesuai dengan apa yang di capainya. Sedangkan bentuk-bentuk bahagia menurut al-Ghazali ada 4 tingkat : 1. 2. 3. 4. Kebaikan/keutamaan jiwa yaitu ilmu, hikmah, iffah (dapat menjaga Kebaikan/keutamaan tubuh ada empat, yaitu: sehat, kuat, jamal dan Kebaikan datang dari luar badan ada empat pula, yaitu: harta, Kebaikan/keutamaaan taufik ada empat, yaitu; hidayah Allah, Berdasarkan hal diatas nyatalah bahwa ada empat bentuk kebaikan dan keutamaan yang harus di tempuh untuk mencapai bahagia ukhrawi dan bahagia hakiki itu, bahagia hakiki yaitu bahagia yang baqa, tidak ada fana padanya, gembira tidak ada sedihnya, dan kaya tidak ada miskin padanya. Manusia tidak akan sampai pada bahagia hakiki kalau sekiranya tidak ada izin dari Tuhan dan juga tidak tercapai kalau tidak melalui kebaikan, dan keutamaan jiwa, kebaikan jiwa tidak pula tercapai kesempurnaannya kalau tidak melalui tangga kedua yaitu kebaikan badan, tangga kedua tidak pula tercapai kesempurnaannya kalau tidak melalui tangga ketiga, tangga ketiga tidak pula sempurna bahagianya kehormatan diri), berani dan adil. panjang umur. keluarga terhormat dan mulia keturunan. pimpinan Allah, bimbingan Allah dan bantuan Allah.

kalau tidak pula melalui tangga keempat. Jadi untuk mencapai bahagia hakiki itu tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya, kalau seseorang berhasil mencapai tingkatan ini, maka telah sampailah ia pada puncak kebahagiaan. Dialah orang yang tidak keberatan berpisah dengan yang dicintainya didunia. Dan dialah orang yang tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan kesenangan duniawi. C. JALAN UNTUK MENCAPAI BAHAGIA Manusia mempunyai akal pikiran berkembang dari tahap ke tahap, ingin menuju sasaran hidupnya kepada kesenangan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Menurut al-Ghazali, jalan menuju kebahagiaan yang hakiki itu adalah ilmu serta amal, sebagaimana katanya: seandainya anda memandang kearah ilmu, anda niscaya melihatnya bagaikan begitu lezat. Sehingga ilmu itu dipelajari karena kemanfaatan dan juga sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah. Namun hal ini mustahil tercapai kecuali dengan ilmu tersebut. Dan yang paling tinggi peringkatnya, sebagai hak umat manusia, adalah kebahagiaan abadi. Sementara yang paling baik adalah sarana ilmu tersebut yaitu amal, yang mengantarkan kepada kebahagiaan tersebut, dan kebahagiaan tersebut mustahil tercapai kecuali dengan ilmu serta amal. Dan amalpun tidak mungkin tercapai kecuali dengan ilmu cara beramal. Jadi, asal kebahagiaan di dunia dan di akhirat itu sebenarnya ilmu. Dan untuk mencapai bahagia itu juga mesti melewati tangga-tangganya yaitu: Tangga bahagia yang pertama, adalah sehingga mana jangka perasaan kelezatan di dalam hidup. Untuk menjelaskan soal ini haruslah terlebih dahulu diberi keterangan dengan suatu kemestian yang tidak bisa di pisah-pisahkan dari manusia, yaitu seketika mereka menghadapi makanan, karena makanan adalah kemesitan hidup yang pertama. Orang yang merasa bahagia di dalam hidup hampir sama keadaannya dengan orang yang makan, mereka mengakui bahwa makanan itu lezat, tapi tidak diturutkan kehendak nafsunya lebih dari yang semestinya. Tangga bahagia yang kedua, adalah perasaan hati salah satu orang merasa miskin atau sunyi dari bahagia,yaitu perasaan sendiri bahwa ia tidak di sukai orang. Kalau

ada perasaan bahwa orang suka padanya, timbullah kekuatan menghadapi kehidupan dan timbul keberanian. Tangga bahagia yang ketiga, adalah rumah tangga. Sejauh manusia hidup, rumah tangga pusat kesenangan dan bahagia, tapi sekarang ini pulalah yang paling kacau balau. Lantaran zaman telah berpindah dari zaman pertuanan ke zaman demokrasi. Tangga bahagia yang keempat, apakah mata penghidupan itu membawa bahagia atau celaka? Banyak mata penghidupan atau perusahaan itu memenatkan badan memayahkan diri. Tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa perusahaan yang ada buahnya, walaupun bagaimana payah mengerjakannya, membawa bahagia bagi diri. Tangga bahagia yang kelima, kebahagian itu bukanlah ayapan (anugerah) Allah yang dapat diterima dengan mudah saja. Yang selalu kejadian adalah bahwa mencapai bahagia adalah setelah berjihad, berjuang, karena tiap-tiap manusia perlu berjuang untuk mencapai kebahagiaannya. D. BAHAGIA TUJUAN HIDUP MANUSIA Manusia ingin sekali hendak tahu, karena dia datang ke dunia ini dengan serba tak tahu. Apabila kita dapat mengetahui suatu hal yang belum kita ketahui, terasalah kesenangan hati. Tingkat kesenangan itu ada dua yaitu lazaat (kepuasan) dan saadah (kebahagiaan). Bertambah banyak yang dapat diketahui, bertambah naiklah tingkat kepuasan dan bertambah mendalam rasa kebahagiaan. Itulah sebabnya orang yang lebih luas ilmu pengetahuannya, lebih merasa berbahagia dari orang yang kurang pengetahuan. Karena kebahagiaan itu adalah tujuan hidup dari setiap manusia, dan tidak ada manusia yang ingin hidupnya tidak bahagia. Maka puncak tertinggi dari kepuasan dan kebahagiaan adalah marifatullah Mengenal Tuhan. Dan dalam tujuan manusia mencapai bahagia ini akan berbeda tingkatan dan derajatnya karena sebagian manusia itu lebih tinggi dari sebagian lainnya. Semua itu di sebabkan karena berbeda-bedanya manusia: pertama, dalam tabiat; kedua, dalam kebiasaan; ketiga, dalam peringkat, ilmu, pengetahuan dan pemahaman; keempat, dalam cita-cita; kelima, dalam keinginan dan perhatian. Namun terlepas dari semua itu bahagia merupakan tujuan mendasar bagi manusia.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Bahagia adalah kepuasan dalam mencapai suatu kesenangan dengan melakukan kebaikan, dan bahagia juga bisa di katakan sebagai suatu kebajikan. Bahagia merupakan tujuan hidup dari setiap manusia. Dan untuk mencapai bahagia itu ada pula jalan-jalan yang akan di tempuh demi menuju kebahagiaan yang hakiki

yaitu dengan ilmu dan amal. Ilmu untuk menentukan apa-apa yang harus disiapkan untuk menuju kebahagiaan sedangkan amal untuk membersihkan jiwa dari keinginan duniawi. Dan untuk mencapai bahagia itu juga harus melewati lima tangga untuk menuju bahagia dan apabila seseorang berhasil mencapai dan melewati itu semua maka telah sampailah ia pada puncak kebahagiaan. B. SARAN 1. Hendaknya bahagia menjadi tujuan hidup bagi seluruh umat manusia karena orang yang bahagia akan penuh dengan kesenangan dan kepuasan tersendiri dalam hidupnya. 2. 3. 4. Dalam mencapai kebahagiaan hendaknya menggunakan jalan-jalan yang Untuk sampai pada puncak kebahagiaan, hendaknya juga dapat melalui Semoga makalah ini dapat menjadi motivasi bagi para pembaca untuk baik dan benar menurut Allah SWT. tangga-tangga kebahagiaan yang ada. mencapai hidup yang bahagia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abu al-Wafa al-Ghanimi al Taftazani, Dr, 1985, Sufi dari Zaman ke Zaman, Bandung: Pustaka Hamka, Prof, Dr, 1990, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas --------------------, 1993, Tasawuf perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas

miskawaih, Ibn, pengantar : Zainun Kamal, 1997, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Bandung: MIZAN Parpatih, Dt, 1999, Bahagia Menurut al-Ghazali, Tajdid, No.4, Vol.2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan....................................................................... 1 C. Pembatasan Masalah................................................................. 1 D. Sistematika penulisan............................................................... 2 BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................... 3 A. Pengertian Bahagia................................................................................ 3 B. Bentuk-Bentuk Kebahagiaan................................................................ 3 C. Jalan Untuk Mencapai Bahagia............................................................ 5 D. Bahagia Tujuan Hidup Manusia........................................................... 6 BAB III : PENUTUP............................................................................................... 8 A. Kesimpulan............................................................................................ 8 B. Saran...................................................................................................... 8 DAFTAR KEPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan buat junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Dengan rahmat Allah SWT penulis telah dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia pada Madrasah Tsanawiyah Negeri

10

(MTsN) Padang, yaitu sebuah makalah yang berjudul, Bahagia Tujuan Hidup Manusia. Maksud dari penulisan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Nasional dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan guru pembimbing ibu Asnimar Amir SP.d. Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis serahkan kepada Allah SWT karena Dia-lah Yang Maha Luas Ilmu dan Maha Kuasa dalam menilai semua usaha hamba-Nya.

Padang , 19 April 2006 Penulis

LAILA ISMI

11

Anda mungkin juga menyukai