HASIL PENELITIAN
4.1
KEPALA
NOVIYANTY.A.SH,MM
Pembina Tk I IV/b
NIP. 19671124 199303 2 004
KASI PELAYANAN
PENGUNJUNG DAN TAMU
Drs. Yulnefis, M. pd
Pembina Tk I/IV/b
NIP.19590611 198602 1 001
KASI PEMELIHARAAN
PERAWATAN PENYAJIAN
(P3)
Drs. RizaMutia
Penata TK.I/III/d
NIP. 19630810 199203 2 001
KASUBAG TATA
USAHA
Zentrianto, S.sos
Penata Tk I/III/d
NIP. 19740604 199503 3
001
Anggota:
Anggota:
Anggota
1. Ernawati
1. Arman
1. Rinaldi
2, Dipa Bastian
2. Asril
3. Afrida
3. Armus
3. Eri Syanto
4. Daswarman
4. Kembang J
5. Syamsul Fahmi
5. Rianny
5. Suhatni
2. Ratna Wilis
6. Yasni
Kepala Museum
Kepala
Museum
bertugas
memimpin,
mengendalikan
dan
3;
Mengelola,
menganalisa
dan
menyajikan
koleksi
sejarah
4;
4.2;
Aspek penting dari aset adalah aspek penilaian. Secara teoritis, penilaian
merupakan penentuan jumlah rupiah suatu laporan keuangan yang akan disajikan
dalam laporan keuangan. Meskipun secara konseptual banyak metode yang dapat
digunakan dalam penilaian aset namun tidak semua aset mudah untuk dinilai,
salah satunya aset bersejarah.
Aset bersejarah merupakan barang publik yang berharga dan membawa
atribut- atribut unik yang berkaitan dengan budaya, sejarah, pendidikan/
pengetahuan, lingkungan yang dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya
dalam waktu yang tidak terbatas. Aset bersejarah merupakan bagian dari aset
pemerintah yang bernilai. Melakukan penilaian terhadap aset bersejarah memang
tidak mudah untuk dilakukan. Berbagai macam alasan melatarbelakangi hal
tersebut, diantaranya karena aset bersejarah tidak dimanfaatkan untuk mencari
pendapatan dan keuntungan akan tetapi aset bersejarah merupakan peninggalan
kebudayaan yang perlu dilestarikan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Buk Riza
Mutia:
Aset bersejarah disini ada nilainya, tapi tidak berbentuk Rupiah. Dalam
arti tidak untuk diperjualbelikan. Barang yang ada di Museum ini udah jadi milik
pemerintah, tidak ada nilai Rupiahnya. Tapi penilaian disini tak terhingga
nilainya, seperti adanya nilai-nilai unsur budaya dan sejarah didalamnya.
Bagi seseorang yang sudah bersinggungan dengan aset bersejarah,
khususnya pihak pengelola, aset bersejarah diyakini memiliki nilai yang tak
terhingga tidak mudah bagi mereka untuk menentukan berapa nilai aset tersebut.
Menilai aset bersejarah dianggap terlalu tabu, karena suatu aset yang tak ternilai
harganya tersebut jika dinilai dalam bentuk moneter maka tidak akan ada nilai
nominal yang mampu mewakilinya.
Penilaian atas aset bersejarah ini tidak mengalami proses penilaian yang
rutin setiap tahunnya. Selama ini penilaian aset bersejarah hanya benda yang
berwujud gedung dan bangunan padahal banyak benda-benda lain yang
merupakan asset bersejarah seperti alat musik, pakaian tradisonal, dan lain
sebagainya. Hasil dari wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa aset
bersejarah ini tidak mengalami penyusutan. Artinya aset bersejarah ini walaupun
sudah berusia puluhan tahun, ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun tidak akan
mengalami pengurangan nilai. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan yang
disampaikan oleh Ibuk Riza Mutia, Kasi Pemeliharaan Perawatan Penyajian (P3)
berikut ini :
Aset disini tidak ada penyusutannya, apabila koleksi disini mengalami
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki maka kami akan menyimpannya
dan tidak diperlihatkan kepada pengunjung. Seperti kerusakan besar yang
terjadi pada saat gempa besat tahun 2009 itu koleksi banyak yang pecah.
Tahap akhir dari beberapa proses pengakuan asset bersejarah adalah untuk
melaporakan asset bersejarah. Penyajian dan pengungkapan adalah unsur penting
lainnya dalam melaporkan asset bersejarah kedalam bentuk laporan keuangan.
Melalui penyajian dan pengungkapan, informasi-informasi penting dapat
disampaikan kepada pihak yang membutuhkan.
Menurut PSAP No. 07 Tahun 2010, aset bersejarah merupakan aset tetap
memiliki atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset
tetap tersebut harus dillindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam
tindakan
yang
dapat
merusak
aset
tetap
tersebut.
Sebagai
bentuk
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel dibawah ini yang sengaja
direkap lebih sederhana oleh peneliti guna memudahkan dalam memahami
pencatatan inventaris atau ilmu akuntansi disebut aset tetapTabel 2
Rekap Catatan atas Laporan Keuangan
Aset tetap lainnya
Tahun 2010-2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jumlah
Tahun
Perolehan
Asal Usul/cara
perolehan
Harga (Rp,)
1
1
6
1
2013
2013
2013
2013
APBD
APBD
APBD
APBD
3.000.000
2.000.000
9.000.000
1.000.000
1
1
1
2
2013
2013
2013
2012
APBD
APBD
APBD
APBD
6.000.000
5.000.000
2.000.000
2.400.000
1
1
2012
2012
APBD
APBD
16.595.000
2.500.000
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2013
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
16.595.000
3.000.000
15.000.000
3.500.000
1.000.000
2.500.000
5.940.000
16.500.000
3.135.000
2.750.000
44.000.000
5.500.000
4.180.000
1.100.000
1.650.000
2.750.000
1.100.000
1.650.000
5.000.000
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Piring
Piring Besar
Piring Huruf Pali
Piring Motif Tapak
Kuda
Piring Kembar
Cicin Perak Deta
Sijunjung
Galang Solok
Suntiang Pisang
Saparak
Peniti Rupiah
Kaluang Melati
Kaluang Kudo-kudo
Kaluang Perak Emas
Pakaian Pengantin
Laki-laki Bayur
Tasbih
Jumlah
1
1
1
2013
2013
2013
APBD
APBD
APBD
5.000.000
6.000.000
1.000.000
1
1
2013
2013
APBD
APBD
1.500.000
1.500.000
12
1
2012
2012
APBD
APBD
2.150.000
1.200.000
1
1
1
1
1
2012
2012
2012
2012
2012
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
900.000
300.000
400.000
400.000
4.000.000
1
1
2012
2012
APBD
APBD
8.000.000
1.000.000
Rp 219.695.000
Tabel
diatas
menunjukkan
catatan
laporan
keuangan
museum
Tabel 3
Pertambahan Jumlah koleksi
Tahun 2010-2015
No
Jenis Koleksi
1; Geologika/Geografika
Tahun 2010
36
Tahun 2011
36
Tahun 2012
36
Tahun 2013
36
Tahun 2014
36
Tahun 2015
36
31
31
31
31
31
31
3; Etnografika
4427
4432
4441
4450
4462
4462
4; Arkeologika
100
100
100
100
100
100
5; Historika
57
62
62
62
62
62
6; Numismatika
422
436
436
440
440
440
7; Filologika
74
79
79
81
82
82
8; Keramologika
761
763
763
769
773
773
9; Seni Rupa
130
132
141
144
144
144
10; Teknologika
63
63
63
63
64
64
2; Biologika
4.4 Kesesuaian Dengan Standar Yang berlaku PSAP No. 07 Tahun 2010
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Perlakuan dari Aset Bersejarah di Museum Adityawarman adalah dicatat
sebagai inventaris. Cacatan yang dilakukan oleh KASI Pemeliharaan Perawatan
Penyajian (P3) di Museum Adityawarman dengan tanpa nilai. Hal tersebut sesuai
dengan PSAP nomor 07 Tahun 2010.
Hasil dari wawancara dengan informan salah satunya adalah bahwa
pengola dari Museum Adityawarman sudah menggunakan sistem aplikasi
komputer yang modern. Dari hasil wawancara dengan informan terdapat jawaban
atas kenapa dicatatnya akun Aset Bersejarah di Museum Adityawarman tanpa
nilai, hal tersebut dikarenakan memang disengaja agar aset tersebut tidak dapat
diperjual belikan keterang itu disampaikan oleh (Ibu Drs. Riza Mutia Kasi
Pemeliharaan Perawatan Penyajian P3)
tidak bernilai itu dalam tanda kutip ya kalau dijual itu sebenarnya bisa
saja, nah tidak bernilai itu dalam tanda kutip tidak boleh diperjual
belikan, ya itu kan berarti tidak bisa dijual jadi orang tidak bisa beli.