Anda di halaman 1dari 11

JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana


ISSN 2615-6571 (Online), ISSN 2615-6563 ((Print)
Tersedia online di http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN IMAJINASI


TERBIMBING TERHADAP MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER
PAYUDARA

The Effect of Progressive Muscle Relaxation and Guided Imagery on Nausea and
Vomiting in Breast Cancer Patients

Rizki Dwi Putri1), Karolin Adhisty2), Antarini Idriansari3)


123
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Email: rizkiendot@gmail.com

Submisi: 27 Januari 2020 ; Penerimaan: 3 Februari 2020; Publikasi : 14 Februari 2020

Abstrak
Mual muntah menimbulkan beberapa efek samping yang dapat terjadi pada pasien pasca kemoterapi.
Relaksasi otot progresif dan imajinasi terbimbing merupakan tindakan nonfarmakologi yang dapat
mengurangi efek samping pasca kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
relaksasi otot progresif dan imajinasi terbimbing terhadap mual muntah pada pasien kanker payudara di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive
Sampling dengan kriteria inklusi: Pasien perempuan yang mengalami kanker payudara, PPS pasien
kanker payudara ≥ 60%, Pasien yang mengalami mual atau muntah akibat kemoterapi baik itu Akut,
Delayed, Anticipatory, Breakthrough, dan Refractory. Penelitian ini menggunakan rancangan metode Pre-
Eksperimental dengan One Group Pretest-Posttest Design dan analisis data menggunakan uji alternative
Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh relaksasi otot progresif dan imajinasi
terbimbing terhadap skor mual muntah dengan p-value 0,000 yang menandakan bahwa pasien terlihat
rileks dan dapat mengatasi mual muntahnya. Penelitian ini dapat diterapkan dengan menggunakan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai yaitu 2 seri dalam satu hari selama 30 menit sebagai terapi
nonfarmakologis dalam mengatasi mual muntah pada pasien kanker payudara.

Kata kunci: kanker payudara, mual, muntah, relaksasi otot progresif dan imajinasi terbimbing.
Abstract
Nausea and vomiting cause some side effects which can occur in patients after chemotherapy.
Progressive muscle relaxation and guided imagery are non-pharmacological actions which can reduce
side effects after chemotherapy. The aim of this study was to determine the effect of progressive muscle
relaxation and guided imagery on nausea and vomiting in breast cancer patients at Dr. Mohammad
Hoesin Hospital Palembang. The sample was taken by Purposive Sampling technique with inclusion
criteria: Female patients who have breast cancer, PPS breast cancer patients ≥ 60%, Patients who
experience nausea or vomiting due to chemotherapy either Acute, Delayed, Anticipatory, Breakthrough,
or Refractory. This study used a Pre-Experimental method design with One Group Pretest-Posttest
Design, and an alternative Wilcoxon test was used for data analysis. The results of this study indicated
that there was an influence of progressive muscle relaxation and guided imagery on the score of nausea
and vomiting with a p-value about 0,000, indicating that the patients were seen relaxed and could
overcome the nausea and vomiting. This research can be applied by using the appropriate Standard
Operation Procedure (SOP) which is 2 series in a day for 30 minutes as a non-pharmacological therapy
in dealing with nausea and vomiting in breast cancer patients.

Keywords: Breast cancer, nausea, vomiting, progressive muscle relaxation and guided imagery.

104 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

PENDAHULUAN pengobatan kemoterapi pada pasien


Kanker merupakan ancaman serius kanker payudara. Lebih dari setengah
kesehatan masyarakat karena insiden dan dari wanita yang menjalani kemoterapi
angka kematiannya terus meningkat telah dilaporkan mengalami mual
(Kemenkes RI, 2016). Menurut WHO muntah post kemoterapi meskipun telah
(2018) bahwa kasus kanker yang paling menggunakan obat antiemetik (Peoples
banyak terjadi di Indonesia adalah et al., 2016).
kanker payudara yaitu sebanyak 58.256 Pasien yang mendapatkan
kasus atau 16,7% dari total 348.809 kemoterapi sebagai bagian dari
kasus kanker. Berdasarkan data pengobatannya mengalami permasalahan
prevalensi yang terus meningkat setiap seperti mual muntah, tidak nafsu makan,
tahunnya maka dibutuhkan penanganan kelelahan, intoleransi aktivitas dan
medis pada pasien kanker salah satunya stress. Hal yang menjadi masalah
adalah kemoterapi. Kemoterapi terbesar dari pasien adalah mual muntah
merupakan terapi yang paling umum hal ini dirasakan oleh pasien setelah
diterima pasien di rumah sakit terutama kemoterapi yang membuat rasa tidak
pada penyakit kanker yang bersifat nyaman pada bagian gastrointestinal
sistemik dan kanker yang mengalami sehingga membuat pasien mengalami
metastasis klinis maupun subklinis mual muntah. Peneliti sebelumnya
(Syarif & Putra, 2014). menemukan bahwa dari 27% pasien
Kemoterapi dilakukan dengan yang menghentikan pengobatan sebelum
menggunakan obat sitotoksik yang akan waktunya, sebanyak 71% disebabkan
merusak DNA atau bertindak sebagai mual dan muntah sebagai alasan utama
inhibitor umum pada pembelahan sel. yang belum optimal teratasi (Watson &
Kemoterapi dapat menimbulkan efek Marvell, 2014). Berdasarkan fenomena
samping seperti mual dan muntah. Efek diatas hal yang sangat memperburuk
samping kemoterapi dengan mual dan keadaan pasien adalah mual muntah.
muntah adalah yang paling sering Mual muntah yang dirasakan pasien
terjadi dan salah satu yang paling sulit sangat mempengaruhi keadaan dan
untuk diatasi. Wanita dengan kanker kondisi pasien, dari pengalaman buruk
payudara sering menderita mengalami efek kemoterapi yang dirasakan pasien
mual muntah post kemoterapi dan sebelumnya membuat pasien menjadi
mengakibatkan kelelahan karena agen mengundurkan jadwal kemoterapi.
kemoterapi untuk kanker payudara Melihat dampak tersebut sehingga
mengabungkan berbagai agen menjadi hal yang penting untuk
emetogenik, seperti siklofosfamid, memanagemen mual muntah akibat
doxorubicin, epirubicin, paclitaxel, kemoterapi baik itu secara farmakologis
docetaxel, fluouracil, dan methotrexate maupun secara non farmakologis.
(Peoples et al., 2016). Mual muntah Terapi farmakologis untuk
akibat kemoterapi Chemotherapy- mengurangi mual muntah pasien kanker
induced nausea and vomiting (CINV) payudara yang menjalani kemoterapi
merupakan salah satu efek samping dari dapat diberikan dengan antiemetik

105 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

seperti Dexamethasone, kanker meningkatkan kemampuan dalam


Metoclopramide, Proklorperazin dan penanganan masalah yang ada melalui
Ondansentron (Karch, 2011). mekanisme koping yang sesuai. Menurut
Penanganan mual muntah akibat Yunitasari (2016) koping yang adaptif
kemoterapi yang ada di Indonesia lebih pada penderita kanker dapat dicapai
berfokus pada terapi farmakologi dengan meminimalkan dan bahkan
sedangkan dengan terapi non menghilangkan stressor penyebabnya.
farmakologi masih belum dilakukan Mekanisme koping yang baik pada
dengan maksimal (Ratih, dkk 2018). penderita kanker yang menjalani
Terapi non farmakologi untuk kemoterapi akan meningkatkan
mengurangi mual muntah dapat resiliensinya dalam menjalani
dilakukan dengan pemberian terapi kemoterapi. Berdasarkan uraian diatas
komplementer salah satunya dengan peneliti tertarik untuk mengetahui
teknik relaksasi. apakah terdapat pengaruh Relaksasi Otot
Relaksasi Otot Progresif dan Progresif dan Imajinasi Terbimbing
Imajinasi Terbimbing akan terhadap mual muntah pada pasien
meningkatkan kondisi rileks dan kanker payudara.
kenyamanan pada pasien kanker.
Kondisi rileks mendorong penderita
METODE dilakukan menggunakan kuisoner
Penelitian ini merupakan rancangan Rhodes INVR. Peneliti melakukan
metode Pre eksperimental dengan One pengisian kuesioner diikuti dengan
Group Pretest-Posttest Design. melakukan pengambilan data (pre test)
Penelitian ini dilakukan untuk pada kelompok intervensi. Pelaksanaan
mengetahui perbedaan skor mual muntah relaksasi otot progresif dan imajinasi
pada pasien kanker payudara sebelum terbimbing ini dilakukan dalam 2 seri
dan sesudah diberikan intervensi dalam satu hari untuk setiap responden.
relaksasi otot progresif dan imajinasi Setelah seri pertama diadakan
terbimbing. Sampel penelitian ini dilanjutkan dengan seri kedua setelah itu
berjumlah 22 pasien kanker payudara baru dilanjutkan dengan kegiatan
yang mendapatkan kemoterapi di RSUP. pengisian kuisoner diikuti dengan
Dr. Mohammad Hoesin Palembang melakukan pengambilan data (post test)
dengan kriteria inklusi: Pasien untuk kelompok intervensi.
perempuan yang mengalami kanker Uji komparasi penelitian melakukan uji
payudara, PPS pasien kanker payudara ≥ normalitas data dengan menggunakan
60%, Pasien yang mengalami mual atau Shapiro Wilk karena jumlah 50. Uji
muntah akibat kemoterapi baik itu Akut, statistik yang digunakan adalah uji
Delayed, Anticipatory, Breakthrough, alternatif Wilcoxon karena data tidak
dan Refractory. Data yang dikumpulkan berdistribusi normal.
adalah data karakteristik responden dan
pengukuran skor mual muntah yang

106 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia N %

25-30 2 9,1

31-35 3 13,6

36-40 8 36,4

41-45 9 40,9

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada pada
rentang umur 41 – 45 tahun sebanyak 9 responden atau sebesar 40,9% .

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


pendidikan n %
tidak sekolah 2 9,1
SD 10 45,5
SMP 5 22,7
SMA 5 22,7
Perguruan tinggi 0 0

Jumlah 22 0
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada pada
pendidikan SD sebanyak 10 responden atau sebesar 45,5%.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stadium Kanker


Stadium kanker n %
Stadium I 0 0
Stadium II 3 13,6
Stadium III 19 86,4
Stadium IV 0 0
Jumlah 22 100%
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada pada
stadium III sebanyak 19 responden atau sebesar 86,4%.

107 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

Tabel 4. Distribusi Rata-rata Skor Mual Muntah Sebelum dan Setelah diberikan
Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan Imajinasi Terbimbing
Variabel n SD
Skor mual muntah pretest 22 3,031

Skor mual muntah posttest 22 2,513

Berdasarkan mual muntah sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot
progresif dan imajinasi terbimbing dapat diketahui bahwa nilai mean skor mual muntah
sebelum diberikan intervensi 12,95 dan sesudah diberikan intervensi menurun menjadi
4,86. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean pada skor mual muntah sebelum
dan sesudah intervensi yang menandakan data semakin mendekati nilai mean.

Tabel 5. Perbedaan Skor Mual Muntah pada Pasien Kanker Payudara Sebelum
dan Sesudah Diberikan Relaksasi Otot Progresif Dan Imajinasi Terbimbing
Variabel n Median 95%CI P value
(maks-min) Lower upper
Skor mual 22 14,00 (16-6) 11,61 14,30
muntah pretest

0,000
Skor mual 22 5,00 (8-0) 3,75 progresif5,d9a8n imajinasi terbimbing. Hasil
muntah pretest uji statistik yang didapatkan menunjukan
bahwa hasil signifikan p value adalah
0,000 dari nilai p<0,05. Maka dengan
Berdasarkan tabel 5 Perbedaan rata- nilai p value 0,000 lebih kecil dari
rata skor mual muntah pada pasien p<0,05 menunjukkan bahwa adanya
kanker sebelum dan sesudah dilakukan perbedaan skor mual muntah sebelum
intervensi relaksasi otot progresif dan dan sesudah diberikan terapi relaksasi
imajinasi terbimbing di atas, dapat otot progresif dan imajinasi terbimbing
disimpulkan bahwa terjadi penurunan pada pasien kanker payudara.
nilai rata-rata skor mual muntah setelah
dilakukan intervensi relaksasi otot
Usia
PEMBAHASAN
a. Karakteristik responden Berdasarkan usia responden, 9
berdasarkan responden (40,9%) berada pada rentang
usia 41-45 tahun. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Marice dan Aprilda (2014) bahwa
responden yang menderita kanker

108 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

payudara berumur di bawah 40 tahun dari proses terbentuknya kanker yang


persentasenya lebih rendah (31,1%) memakan waktu sangat lama,
dibadingkan dengan yang berumur 40 diperkirakan sekitar 20 tahun sampai
tahun atau lebih (68,9%). Hal ini dapat timbul gejala. Berdasarkan hal tersebut
terjadi karena sehubungan daya tahan peneliti berasumsi bertambahnya usia
dan hormon yang diproduksi oleh tubuh selalu diikuti dengan penurunan status
mengalami penurunan, semakin imun dan ketidakseimbangan hormon
bertambahnya usia maka semakin terjadi yang menyebabkan salah satu penyebab
penurunan biologis maupun psikologis kanker payudara.
(Abelma, 2013). Selain itu, dapat dilihat

Pendidikan khususnya pengetahuan di bidang


kesehatan. Menurut asumsi peneliti
Berdasarkan karakteristik responden semakin tinggi tingkat pendidikan
berdasarkan pendidikan dapat diketahui formal maka semakin mudah menyerap
bahwa pendidikan terakhir responden informasi termasuk juga informasi
paling banyak Sekolah Dasar (SD) kesehatan dan semakin tinggi pula
sebanyak 10 responden (45,5%). Hal ini kesadaran untuk berperilaku hidup sehat.
menunjukkan adanya kecenderungan
bahwa semakin tinggi tingkat Stadium kanker
pendidikannya semakin baik tingkat
pengetahuannya. Hasil penelitian ini Berdasarkan karakteristik responden
didukung oleh penelitian Widiawati N, berdasarkan stadium kanker dapat
(2012) Hubungan tingkat pendidikan diketahui bahwa responden paling
formal dan tingkat pengetahuan wanita banyak berada pada stadium III
tentang kanker payudara dengan sebanyak 19 responden (86,4%) dan
kejadian kanker payudara di borokulon stadium II sebanyak 2 responden
banyuurip purworejo, dengan hasil (13,6%). Hasil penelitian ini sejalan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan penelitian Laella & Fajri (2012)
yang positif antara tingkat pendidikan pasien kanker payudara paling banyak
formal dengan tingkat pengetahuan berada pada stadium lanjut lokal yaitu
wanita tentang kanker payudara. sebanyak 47 kasus (53,7%). Hasil yang
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka sama juga didapatkan Indrati, Setyawan
semakin tinggi tingkat pengetahuannya. dan Handjojo pada tahun 2010 di Rumah
Adanya hubungan antara tingkat Sakit Kardiadi Semarang dimana
pendidikan dengan tingkat pengetahuan stadium lanjut lokal merupakan stadium
wanita mengenai kanker payudara. Hasil paling banyak ditemukan (58,7%).
ini sesuai dengan teori yang ditulis oleh Menurut Indrawati, Setyawan dan
Notoadmojo (2003) yaitu semakin tinggi Handojo proporsi terbanyak pada
tingkat pendidikan seseorang maka ia stadium III menunjukan bahwa
akan mudah menerima hal-hal baru dan kesadaran responden untuk melakukan
mudah menyesuaikan dengan hal yang pengobatan pada gejala awal atau pada
baru tersebut. Tingkat pendidikan stadium dini masih sangat rendah. Hasil
mempengaruhi perilaku dan Penelitian yang dilakukan oleh Rinda,
menghasilkan banyak perubahan, Mugi dan Wulandari pada tahun 2015,

109 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

menunjukkan bahwa stadium kanker perbedaan yang signifikan antara rata-


yang paling banyak adalah stadium III rata mual muntah pasien yang menjalani
berjumlah 7 orang (46,7%). Kurangnya kemoterapi sesudah diberikan latihan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat relaksasi otot progresif pada kelompok
akan gaya hidup sehat untuk mengurangi eksperimen.
risiko kanker serta melakukan deteksi
dini kanker menjadi masalah utama Hal tersebut didukung oleh teori
dalam penanggulangan kanker di Snyder (2006) menyatakan bahwa terapi
masyarakat. Peneliti berasumsi bahwa relaksasi otot progresif merupakan
kebanyakan responden tidak mengetehui komponen dari terapi komplementer
gejala kanker payudara, cara mendeteksi yang digunakan untuk menurunkan
kanker payudara secara dini, pencarian tingkat kecemasan, mual muntah serta
pengobatan serta cara pencegahannya. memberikan kenyamanan. Relaksasi otot
progresif sering menjadi bagian dari
b. Perbedaan Rata-rata Skor Mual imajinasi terbimbing. Penelitian oleh
Muntah pada Pasien Kanker Haryati & Sitorus (2015) juga
Payudara Sebelum dan Sesudah menunjukkan bahwa pasien kanker yang
Diberikan Relaksasi Otot Progresif menjalani kemoterapi yang diberikan
Dan Imajinasi Terbimbing latihan PMR (Progressive Muscle
Hasil penelitian ini menunjukan Relaxation) memperlihatkan adanya
bahwa ada perbedaan rata-rata skor mual peningkatan rata-rata status fungsional.
muntah pada pasien kanker payudara Efektifitas PMR dapat mengurangi mual,
sebelum dan sesudah dilakukan muntah, dan ansietas akibat kemoterapi
intervensi relaksasi otot progresif dan pada pasien kanker.
imajinasi terbimbing dengan Skor mual
muntah pasien menunjukan nilai yang Sistem saraf otonom ini terdiri dari
bermakna dengan hasil 0,000 (p value < dua subsistem yaitu sistem saraf simpatis
0,05). Hasil penelitian menunjukan dan sistem saraf parasimpatis yang
bahwa pasien kanker yang menjalani kerjanya saling berlawanan. Sistem saraf
kemoterapi yang diberikan relaksasi otot simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh
progresif dan imajinasi terbimbing membutuhkan energi. Misalnya pada
sebanyak 2 seri dalam satu hari masing- saat terkejut, takut, cemas, atau berada
masing seri selama 30 menit dalam keadaan tegang, dimana kondisi
memperlihatkan adanya perbedaan ini dapat terjadi pada saat mual muntah.
terhadap mual muntah. Hasil penelitian Pada kondisi seperti ini, sistem syaraf
tersebut sejalan dengan penelitian Utami akan memacu aliran darah ke otot-otot
(2016), yang mengatakan bahwa rata- skeletal, meningkatkan detak jantung
rata mual muntah pasien kemoterapi dan kadar gula. Sebaliknya, system saraf
sesudah diberikan intervensi latihan parasimpatis mengontrol aktivitas yang
Progressive Muscle Relaxation (PMR) berlangsung selama penenangan tubuh,
pada kelompok eksperimen mengalami misalnya penurunan denyut jantung
penurunan dengan hasil p value 0,000 < setelah fase ketegangan dan menaikkan
0,05, Sehingga dapat disimpulkan ada aliran darah ke sistem gastrointestinal

110 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

(Carlson, 1994 dalam Ramdhani & klien membayangkan hal-hal yang


Putra, 2008). nyaman dan menenangkan. Manfaat dari
imajinasi terbimbing yaitu menimbulkan
Relaksasi Otot Progresif dapat respon psikofisiologis yang kuat seperti
mempengaruhi pada penurunan pada perubahan dalam fungsi imun (Potter &
syaraf vagal abdominal oleh aktivasi Perry, 2009).
parasimpatis dapat menghambat
rangsangan syaraf arefen untuk Relaksasi yang bersumber dari diri
memberikan sinyal pada batang otak sendiri berupa kalimat pendek maupun
bagian belakang untuk terjadinya mual pikiran yang bisa membuat pikiran
muntah (Hasket, 2008). Dalam hal ini tentram (Maryam, 2010). Pada saat
pasien mual muntah mengalami relaksasi tubuh akan berada dalam
ketegangan pada otot-otot perut akibat kondisi rileks, sehingga dapat memicu
adanya kontraksi yang kuat pada sekresi dari hormon endorphin (Panjalu,
lambung akibat efek samping dari obat 2014). Hormon endorfin adalah zat
kemoterapi. Relaksasi efektif kimia seperi morfin yang diproduksi
menurunkan ketegangan pada otot, dan sendiri oleh tubuh. Hormon ini
mengurangi tekanan gejala pada individu diproduksi oleh sistem saraf pusat dan
yang mengalami berbagai situasi. kelenjar hipofisis. Endorfin memiliki
Dengan relaksasi akan mengurangi efek mengurangi rasa sakit dan memicu
kontraksi kuat pada otot-otot perut perasaan senang, tenang, atau bahagia,
karena mual muntah misalnya endorpin juga dapat berfungsi sebagai
komplikasi dari pengobatan medis antiemetik yang menghambat impuls
(Potter & Perry, 2010). mual muntah di pusat muntah dan CTZ
(Stern, Koch, & Andrews, 2011). Bhana
Dalam penelitian ini setelah (2016) mengemukakan bahwa imajinasi
diberikan relaksasi otot progresif terbimbing memiliki efek fisik,
responden juga diberikan imajinasi psikologis, sosial dan spiritual yang
terbimbing yang membuat responden dapat meningkatkan dukungan pada
mengimajinasikan diri dengan perawatan pasien kanker. Imajinasi
memikirkan hal yang menyenangkan terbimbing mampu mengatasi mood,
yang telah dibuktikan bahwa terdapat gangguan tidur, kecemasan, masalah
pengaruh yang signifikan terhadap mual kesehatan dan masalah fisik lainnya pada
muntah. Hal tersebut didukung dengan individu yang mengalami pemutusan
teori Smeltzer & Bare (2002), Imajinasi hubungan kerja (Beck, 2012). imajinasi
terbimbing menggunakan imajinasi terbimbing menurunkan mood dan
seseorang dalam suatu yang dirancang meningkatkan kualitas hidup pasien
secara khusus untuk mencapai efek kanker (Burns 2001). Penelitian
positif tertentu. Imajinasi terbimbing Karagozoglu et al. (2012) diketahui
mempunyai elemen yang secara umum music therapy dan guided visual imagery
sama dengan relaksasi, yaitu sama-sama memiliki efek yang positif dalam
membawa klien kearah relaksasi. mengurangi kecemasan, mual dan
Imajinasi terbimbing menekankan bahwa muntah pada pasien kemoterapi.

111 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

Relaksasi Otot Progresif dan Kesimpulan Dan Saran


Imajinasi Terbimbing adalah jenis terapi Kesimpulan dari penelitian ini adanya
kognitif yang merupakan kombinasi pengaruh relaksasi otot progresif dan
terapi saling mendukung serta imajinasi terbimbing terhadap mual
melibatkan aspek mind-body dan spirit. muntah pada pasien kanker payudara
Mind-body dan spirit terapi merupakan dengan ditandai penurunan skor mual
intervensi yang menggunakan berbagai muntah serta pasien terlihat lebih rileks
teknik untuk memudahkan kemampuan dan dapat mengatasi keluhan mual
pikiran untuk mempengaruhi gejala fisik muntahnya. Relaksasi otot progresif dan
dan fungsi tubuh (Snyder & Lindquist imajinasi terbimbing dapat diterapkan
2006). Kombinasi Relaksasi Otot dengan menggunakan Standar
Progresif dan Imajinasi Terbimbing akan Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai
meningkatkan kondisi rileks dan yaitu 2 seri dalam satu hari selama 30
kenyamanan pada pasien kanker. menit sebagai terapi nonfarmakologis
Kondisi rileks mendorong penderita dalam mengatasi mual muntah pada
kanker meningkatkan kemampuan dalam pasien kanker payudara.
penanganan masalah yang ada melalui
mekanisme koping yang sesuai. Menurut Ucapan Terima Kasih
Yunitasari (2016) koping yang adaptif Terima kasih kepada Program Studi Ilmu
pada penderita kanker dapat dicapai Keperawatan Fakultas Kedokteran
dengan meminimalkan dan bahkan Universitas Sriwijaya telah mendukung
menghilangkan stressor penyebabnya. sepenuhnya dalam penelitian ini.
Mekanisme koping yang baik pada
penderita kanker yang menjalani Referensi
kemoterapi akan meningkatkan Abelma. (2013). Usia lanjut lebih rentan
resiliensinya dalam menjalani terhadap resiko kanker payudara.
kemoterapi. Terapi relaksasi yaitu suatu http://artikelkesehatanwanita.com/usia-
metode terapi melalui prosedur relaksasi lanjut-lebih-rentan terhadap-resiko-kanker-
otot dan pikiran agar pasien secara sadar payudara. html diperoleh tanggal 20
mengendalikan aktivitas faal dan psikis, Desember 2019.
memperbaiki kondisi disfungsi faal
American Cancer Society. (2016). Guided
psikis sehingga berhasil menstabilkan
visual imagery on chemotherapy-induced
emosi dan mengatasi gejala penyakitnya
anxiety and nausea vomiting. Journal of
terutama keluhan mual muntah setelah
Clinical Nursing, 22, pp.39–50. 10, Issue 2.
kemoterapi. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa relaksasi otot Baradero et al. (2007). Klien Kanker: Seri
progresif dan imajinasi terbimbing Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
merupakan imajinasi penyembuh yang
efektif dalam mengurangi nyeri, Beck, J.S. (2012). Cognitive Behavior
kecemasan, mempercepat penyembuhan Theraphy: Basic and Beyond (Second
serta membantu tubuh mengurangi Edition). New York: The Guilford Press.
berbagai macam penyakit (Dede, 2016).

112 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

Bhana, V.M., (2016). Implementation Of Karch, A., RN, MS. (2011). Focus on
Bonny Method Of Guided Imagery And nursing pharmacology. Philadelphia:
Music (Bmgim) To Complement Care Lippincott Williams & Wilkins.
Provided In Selected Cancer Interim Homes
Kemenkes RI. (2016). UU Nomor 36 Tahun
In Gauteng Province. University of Pretoria.
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.
Burns, D.S., (2001). The Effect of the
Bonny Method of Guided Imagery and Kristiyawati dan Supriyadi. (2014).
Music on the Mood and Life Quality of Pengaruh Aromaterapi Lemon Dan
Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Cancer Patients.pp.51–65.
Penurunan Intensitas Mual Muntah Setelah
Dede Nasrullah, Wibowo AN. (2016). Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara
Efektifitas Terapi Muscong (Musik Di Rumah Sakit Telogorejo
Keroncong) Untuk Menurunkan Intensitas Semarang.Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Nyeri Pada Pasien Arthitis Rhemathoid Kebidanan. Vol. II No.I, hlm. 24-33.
(Studi Kasus Panti Werdha Surabaya
Timur). Jurnal Keperawatan Laella, K. dan Fajri, L. Karakteristik Pasien
Muhammadiyah. 2016: p. 115-121. Kanker Payudara Dan Penanganannya Di
Rsud Arifin Achmad Pekanbaru Periode
Desen, W. (2008). Buku ajar onkologi klinis. Januari 2010–Desember 2012.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical
Grunberg, S.M. (2004). Chemotherapy surgical nursing: critical thinking in client
induced nausea vomiting : Prevention, care (4th ed). New Jersey: Pearson Prentice
detection and treatment-how are we doing? Hall.
The Journal of Supportive Oncology, 2(1),
Marice Sihombing dan Aprildah Nur
1-12.
Sapardin Faktor Risiko Tumor Payudara
Haryati, Sitorus R. (2015). Pengaruh Pada Perempuan Umur 25-65 Tahun Di
Latihan Progressive Muscle Relaxation Lima Kelurahan Kecamatan Bogor Tengah
Terhadap Status Fungsional Dalam Konteks 2014.
Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan
Maryam Saeedi (2010). Pengaruh Relaksasi
Kemoterapi di RS Dr.Wahidin Sudirohusodo
Otot Progresif Pada Kualitas Tidur Pasien
Makakassar
Yang Menjalani Hemodialisis.
Hesketh, P.J. (2008) Chemotherapy-induced
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
nausea and vomiting. N Engl J Med 2008;
Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
358:2482-2494.
Jakarta.
Karagozoglu, S., Tekyasar, F., & Yilmaz, F.
Peoples, A. R., Roscoe, J. A., Block, R. C.,
A. (2012). Effects of Music Therapy and
Heckler, C. E., Ryan, J. L., Mustian, K. M.,
Guided Visual Imagery on Chemotherapy-
Dozier, A. M. (2016). Nausea and disturbed
Induced Anxiety and Nausea-Vomiting.
sleep as predictors of cancer-related fatigue
Journal of Clinical Nursing, 22,
in breast cancer patients: a multicenter

113 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
JKSP Volume 3 Nomor 1, 14 Februari 2020

NCORP study. Supportive Care in Cancer. cancer patients : A Review. Psychology and
https://doi.org/10.1007/s00520-016-3520-8 Health, 37–41.
Potter., dan Perry. (2009). Fundamental Widiawaty, N. 2012. Hubungan Tingkat
Keperawatan Buku 1 Ed. 7. Jakarta: Pendidikan Formal dan Tingkat
Salemba Medika. PengetahuanWanita Tentang Kanker
Payudara dengan Kejadian Kanker.
Ramdhani, N., & Putra, A. A. 2008.
Pengembangan Multi Media Relaksasi. World Health Organization (WHO). 2018.
Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Cancer: Breas
Psikologi UGM.
Rhodes, V.A., Daniel, R.W. (2007). Nausea,
vomiting, and retching: complex problems
in palliative care.CA Cancer J Clin
2001;51;232-248.
Rinda, I. Mugi, H dan Wulandari. Pengaruh
Aromaterapi Peppermintterhadap Penurunan
Mual Muntah Akutpada Pasien Yang
Menjalani Kemoterapidi Smc Rs Telogorejo
2015.
Smeltzer, S. C. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2),. Jakarta: EGC.
Snyder, M. & Lindquist, R., (2006).
Complementary / Alternative Therapies in
Nursing 5th ed., New York: Springer
Publishing Company.
Syarif, H., & Putra, A. (2014). Pengaruh
Progressive Muscle Relaxation Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker
Yang Menjalani Kemoterapi; A Randomized
Clinical Trial. Idea Nursing Journal, V(3),
1–8.
Utami, S. (2016). Efektifitas Latihan
Progressive Muscle Relaxation (Pmr)
Terhadap Mual Muntah Kemoterapi Pasien
Kanker Ovarium.
Watson, M., & Marvell, C. (2014).
Anticipatory nausea and vomiting among

114 | Rizki Dwi Putri, Karolin Adhisty, Antarini Idriansari : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Dan
Imajinasi Terbimbing Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara

Anda mungkin juga menyukai