Anda di halaman 1dari 10

GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY

VOLUME 1, NO. 3, DESEMBER 2015: 163 – 172


ISSN: 2407-7801

Program “Pasien PANDAI” untuk Meningkatkan


Optimisme Pasien Kanker
1 2
Rahmah Saniatuzzulfa , Sofia Retnowati
Program Magister Profesi Psikologi
Fakultas Psikologi Uniersitas Gadjah Mada

Abstract. The benefits of Pasien "PANDAI Program" (Patient with Acceptance and Action)
for patient are to help them internalize self-acceptance toward their condition, give them
peacefulness mentally, help them think of purposes in dealing with their illness, build a
commitment to change their life to be better, and implement this commitment as a process of
behavior change. The method used in this research was one group pretest-posttest design
with 3 participants as experimental group. Wilcoxon SignedRank was used in quantitative
analysis and supported by qualititave analysis using descriptive analysis. The result showed
no difference between pretest-posttest (z=-0.447; p>0.05) and also posttest-follow up (z=-1.342;
p>0.05). It indicated that Pasien PANDAI Program wasnn't effective to improve optimism in
patient with cancer.
Keywords: Pasien "PANDAI Program, acceptance and action, cancer, optimism

Abstrak. Program Pasien dengan Penerimaan dan Aksi (“Pasien PANDAI”) bertujuan agar
pasien dapat lebih menerima kondisinya, lebih mendapatkan ketenangan batin, dapat
menetapkan tujuan dalam menghadapi penyakitnya, membangun komitmen untuk
melakukan perubahan kearah yang lebih baik, dan melaksanakan perubahan perilaku secara
nyata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design
dengan melibatkan tiga orang partisipan sebagai kelompok eksperimen. Analisa kuantitatif
menggunakan Wilcoxon Signed-Rank dan dilengkapi dengan analisa deskriptif. Hasil
menunjukkan tidak ada perubahan skor pretest-posttest (z=-0.447; p>0.05) dan juga saat
posttest-follow up (z=-1.342; p>0,05). Artinya, Program “Pasien PANDAI” tidak mampu
meningkatkan optimisme pasien kanker.
Kata kunci: Program “Pasien PANDAI”, penerimaan dan aksi, kanker, optimis

Penyakit1 kronis merupakan penyakit di negara maju maupun negara bekembang


yang gejalanya terjadi secara perlahan, akibat dari adanya pergeseran gaya hidup
dalam jangka waktu cukup lama, dan (Clapp, Howe, & Lefevre, 2005).
umumnya membutuhkan proses penyem- Berdasarkan laporan GLOBOCAN
buhan cukup lama seperti asma, hipertensi, tahun 2012 ditemukan jumlah kasus kanker
kanker, diabetes melitus, dan epilepsi baru di seluruh dunia mencapai 14,1 miliar
(WHO, 2013). Kanker saat ini banyak terjadi dan sekitar 8,2 miliar orang meninggal
dunia (WHO, 2012). Hasil Riskesdas (2013)
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat diala- menunjukkan prevalensi kanker di Indone-
kukan melalui: rahmahsaniatuzzulfa@gmail.com
2 Atau melalui: sofia_53@ugm.ac.id
sia berjumlah 1,4 per mil penduduk di

E-JURNAL GAMA JPP 163


SANIATUZZULFA & RETNOWATI

Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta optimis (Scheier & Carver, 1994). Sikap
menduduki peringkat pertama dari seluruh optimis membantu seseorang mengatasi
wilayah di Indonesia untuk jumlah kasus tekanan hidupnya, menurunkan risiko jatuh
kanker, yakni mencapai 4,1% per 1000 sakit (Scheier, dalam Taylor, 2009), mening-
jumlah kasus kanker di Indonesia. katkan penerimaan diri seseorang menjadi
Kanker merupakan penyakit berpoten- lebih positif (Chang, 2009), memiliki
si mematikan yang disebabkan oleh: (1) kemampuan lebih baik untuk bangkit dari
Faktor biologis seperti keturunan, hormon kesulitannya (Carver, Scheier, & Segers-
(Desen, 2008), usia (Kissane, Grabsch, trom, 2010) memungkinkan pengubahan
Clarke, Smith, & Love, 2006; Salonen, perilaku, meningkatkan kegigihan dalam
Kellokumpu-Lehtinen, Tarkka, Marja- melaksanakan pengobatan (Rajandram, et
Terttu, Koivisto, & Anna-Majja, 2011), dan al., 2011) karena pasien dapat menyesuai-
jenis kelamin (Jadoon, Munir, Shahzad, & kan diri dengan kondisi tubuhnya
Choudry, 2010). (2) Faktor lingkungan (Karademas, Karvelis, & Argyropoulou,
seperti pengaruh makanan, udara, zat 2007). Penelitian yang dilakukan Carver, et
kimia, dan paparan sinar matahari (Allison, al. (2010) pada pasien kanker hati
2001), dan (3) Faktor psikologis (Lane, Best, menemukan bahwa mereka yang memiliki
Hobbs, Ball, Hutchison, & Adam, 2002). optimisme tinggi ingin mengurangi kesu-
litan/tekanan hidupnya dengan melatih diri
Pasien kanker menjadi terganggu akti-
mengontrol dampak dari pengobatan.
vitasnya karena kondisi fisiknya menurun
Sebaliknya, pasien kanker yang memiliki
seperti lemah, lesu, mudah lelah, nyeri, dan
tingkat optimisme rendah cenderung
kehilangan nafsu makan (Luoma &
kurang mampu bertahan terhadap efek
Blomqvist, 2004; Lynch, Goodhart,
samping pengobatan (Allison, Guichard, &
Saunders, & O’Connor, 2011; Victoria, 2002).
Gilain, 2000; Harper, Schmidt, Beacham,
Selain itu juga mengalami keluhan psiko-
Salsman, Averill, & Graves, 2007) serta lebih
logis seperti cemas, sedih, marah, depresi,
rentan mengalami kecemasan dan depresi
dan frustrasi (Rajandram, Ho, Samman,
(Sucala & Tatar, 2010).
Chan, McGrath, & Zwahlen, 2011; Ussher,
Tim Wong, & Perz, 2010). Pengaruh tidak Terdapat bermacam-macam pengobat-
menyenangkan juga dirasakan pasien saat an kanker dari berbagai multidisiplin ilmu,
harus menjalani pengobatan yang lama, antara lain operasi bedah, radiotherapy, dan
ketidaknyamanan karena reaksi obat, dan kemoterapi (Alison, 2001). Proses pengo-
tingginya biaya pengobatan (Midtgaard, batan ini memfokuskan pada kesehatan
Stelter, Rorth, & Adamsen, 2007). Akibat- fisik pasien sehingga kesehatan psikologis/
nya, banyak pasien kanker yang tidak mental pasien terkadang menjadi terabai-
tuntas menjalani pengobatan, risikonya kan. Pada kenyataannya, kesehatan psikolo-
menyebabkan pengobatan dapat dikatakan gis sangat menunjang proses penyembuh-
gagal (Bosworth, 2008). an, seperti sikap optimisme pasien dalam
menjalani pengobatan. Penelitian Cuijpers,
Untuk mengatasi pengaruh kurang
Dekker, Hollon, dan Andersson (2009)
menyenangkan dari penyakit kanker, pa-
membuktikan bahwa psikoterapi pada
sien diharapkan memiliki sikap dan pemi-
pasien penyakit kronis menghasilkan nilai
kiran positif akan kesembuhan. Seseorang
lebih dibandingkan dengan hanya mem-
yang senantiasa memiliki cara pandang
berikan pengobatan secara medis (farma-
positif dan memiliki harapan akan masa
koterapi).
depan dapat dikatakan sebagai orang yang

164 E-JURNAL GAMA JPP


PROGRAM “PASIEN PANDAI”, OPTIMISME PASIEN KANKER

Beberapa intervensi psikologis dilaku- optimis akan lebih dapat menerima kon-
kan dalam upaya membantu kesembuhan disinya dibandingkan mencoba lari dari
pasien kanker, misalnya CBT dan ACT. CBT kondisi sakitnya (Scheier & Carver, dalam
merupakan intervensi yang menekankan Snyder & Lopez, 2002). Penelitian mem-
proses pengubahan pola pikir efektif menu- buktikan sikap penerimaan terhadap
runkan depresi pasien kanker (Akechi, penyakit pada remaja cystic fibrosis (CF) atau
Okuyama, Morita, & Furukawa, 2013; diabetes memiliki hubungan positif dengan
Gielissen, Verhagen, Witjes, & Bleijenberg, kebahagiaan pasien (Casier, et al., 2013).
2006). Penelitian Feros, Lane, Ciarrochi, dan Selain penerimaan diri, proses memba-
Blackledge (2013) pada 45 pasien kanker ngun komitmen untuk melakukan perubah-
membuktikan bahwa ACT mampu mening- an ke arah yang lebih baik menjadi faktor
katkan kualitas hidup serta mengubah penunjang kesembuhan pasien karena
suasana hati dan distress pasien kanker. pasien memiliki tekad dan kesediaan
Peneliti melihat bahwa pasien kanker melakukan hal-hal yang dapat menunjang
tidak hanya ditekankan mengubah pola kesembuhannya. Penelitian membuktikan
pikirnya saja melainkan membutuhkan bahwa kesediaan pasien melakukan peru-
suatu sikap menerima pikiran dan perasaan bahan dan menjalani pengobatan secara
terhadap kondisi fisiknya yang sakit rutin muncul karena pengalaman pada
(Casier, Goubert, Gebhardt, Baets, Aken, & proses sebelumnya (Razali, Bee, & Gan,
Matthys, 2013), kesediaan melakukan peru- 2013).
bahan pola hidupnya yang dibuktikan Komitmen pasien untuk melakukan
dengan komitmen, serta melaksanakan perubahan ini tidak hanya terbatas pada
rencana perubahannya tersebut pada kon- sebuah kalimat yang diyakini pasien kanker
disi nyata (Bodenheimer, MacGregor, & saja, melainkan pasien kanker memiliki
Sharifi, 2005). tekad melakukan perubahan tersebut secara
Penelitian ini diberi nama Program nyata. Perubahan perilaku pada pasien
Pasien dengan Penerimaan dan Aksi kanker dalam pola hidupnya efektif dapat
(“Pasien PANDAI”). Program “Pasien mengatasi rasa mual dan muntah pada
PANDAI” disusun secara integratif dengan pasien kanker yang sedang menjalani
menggabungkan proses penerimaan, berko- kemoterapi, dapat mengurangi kecemasan
mitmen, dan melaksanakan perubahan dan tekanan yang disebabkan pengobatan,
yang telah direncanakan secara nyata. Pro- serta memberikan kenyamanan pasien
gram ini bermanfaat untuk pasien kanker dalam proses pengobatan (Redd, Montgo-
agar lebih menerima kondisinya, mendapat- mery, & DuHamel, 2001).
kan ketenangan batin, mampu menetapkan Program “Pasien PANDAI” dilakukan
tujuan dalam menghadapi penyakitnya, secara singkat, yakni empat tahap selama ±
membangun komitmen untuk melakukan dua minggu (selama 120 menit). Seperti
perubahan kearah yang lebih baik, dan program intervensi psikologis singkat yang
melaksanakan perubahan perilaku secara telah banyak dilakukan untuk pasien
nyata. kanker yaitu dilakukan sebanyak lima sesi
Sikap penerimaan diri pasien mampu (selama 90 menit) (Kuijer, Buunk, Jong,
mengarahkan pasien untuk berpikir positif Ybema, & Sanderman, 2004).
dalam memandang peristiwa yang tidak Program “Pasien PANDAI” didahului
menyenangkan dalam kehidupannya dengan tahap pembukaan program yang
(Hjelle & Zeigler, 1992). Pasien kanker yang bertujuan membangun rapport pasien

E-JURNAL GAMA JPP 165


SANIATUZZULFA & RETNOWATI

dengan fasilitator, menjelaskan tujuan Metode


pelaksanaan program, dan membuat
kesepakatan antara pasien dengan fasili- Partisipan Penelitian
tator. Tahap pertama program yakni sharing
Partisipan penelitian terdiri dari tiga
dan latihan relaksasi. Tahap kedua yakni
orang pasien kanker payudara dengan
mengenal diri dan menerima untuk
kriteria memiliki skor optimisme rendah
menumbuhkan kesadaran pasien serta
atau sedang, berada dalam stadium 0-3,
membantu pasien menerima kondisi dan
sedang menjalani pengobatan medis,
berbagai distress yang dialaminya. Tahap
sedang tidak menjalani terapi psikologis,
ketiga yaitu berkomitmen dan menetapkan
mampu bergabung dalam kelompok, dapat
tujuan hidup sesuai dengan kondisi kese-
berbahasa Indonesia dengan lancar, dan
hatannya agar tujuan hidupnya tercapai.
menyatakan kesediaan dengan mengisi
Tahap terakhir merupakan tahap pasien
lembar informed consent.
beraksi melakukan tindakan nyata sebagai
bentuk perubahan perilaku.
Instrumen penelitian
Program “Pasien PANDAI” dilakukan
dalam bentuk kelompok dengan tujuan agar 1. Lembar deskripsi umum penelitian
antar anggota kelompok dapat saling mem- dan lembar kesediaan partisipan
beri dukungan dan masukan satu sama lain. (informed consent). Lembar ini berisi
Terapi kelompok bertujuan mendorong penjelasan tentang penelitian, tujuan,
proses perubahan terapeutik (Yalom & manfaat, prosedur, risiko, serta hak dan
Leszcz, 2005) karena antar anggota kelom- kewajiban dalam penelitian.
pok dapat saling memberikan dukungan 2. Skala AAQ. Skala AAQ yang dikem-
dengan berbagai pengalaman masing- bangkan Bond dan Hayes (2011)
masing anggota, saling memberikan pema- dimodifikasi untuk mengukur peneri-
haman informasi teknik-teknik dalam maan dan aksi. Penliaian skala oleh
program, saling memberikan umpan balik professional judgement menghasilkan nilai
secara objektif dan membuat komitmen aiken v berkisar 0,75-0,94. AAQ terdiri
bersama dalam satu nilai untuk menghi- dari 10 aitem sahih dengan reliabilitas
langkan ketakutan serta pikiran negatif α=0,719. Kategorsasi penilaian AAQ:
kemudian menggantinya dengan sikap rendah (X<23); sedang (23≤X≤37); dan
menerima kondisi dirinya (Hayes & tinggi (37≤X).
Strosahl, 2004). 3. Skala LOT-R. Skala LOT-R yang
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dikembangkan Scheier dan Carver
apakah Program “Pasien PANDAI” mampu (1994) dimodifikasi untuk mengukur
meningkatkan optimisme pada pasien optimisme. Penilaian skala oleh
kanker. Sasaran program ini ditujukan agar professional judgement menghasilkan nilai
pasien kanker memiliki pandangan positif aiken v berkisar 0,5-0,9. LOT-R terdiri
terhadap masa depannya, lebih menerima dari sembilan aitem shahih dengan nilai
keadaanya, dan mampu bertahan dalam reliabilitas α=0,756. Kategorisasi
menghadapi penyakitnya. Hipotesis dari penilaian LOT-R: rendah (X<12); sedang
penelitian ini adalah Program “Pasien (12≤X≤18); dan tinggi (18<X).
PANDAI” mampu meningkatkan optimis-
me pada pasien kanker.

166 E-JURNAL GAMA JPP


PROGRAM “PASIEN PANDAI”, OPTIMISME PASIEN KANKER

4. Buku Harian. Buku ini digunakan Intervensi


untuk monitoring yang terdiri dari dua
Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua
bagian yaitu bagian pertama yang berisi
tahap, yaitu:
checklist perilaku (20 aitem penerimaan
dan aksi serta 16 aitem optimisme) dan 1. Tahap persiapan penelitian terdiri dari:
cerita pengalaman partisipan. Bagian a) Penyusunan modul program berdasar
kedua merupakan lembar kerja blueprint
partisipan sesuai tugas sesi pertemuan. b) Uji coba modul oleh empat orang
5. Buku PANDAI. Buku ini berisi susunan professional judgement yang mengha-
acara setiap pertemuan, materi psikoedu- silkan nilai aiken v berkisar 0,75-0,94.
kasi, dan lembar evaluasi pelaksanaan Kemudian dilakukan role play modul
penelitian. c) Penyusunan buku harian.
6. Lembar Observasi. Lembar ini berisi d) Modifikasi dan validasi alat ukur.
hasil pengamatan fasilitator dan observer
e) Pembekalan fasilitator
terhadap partisipan selama pelaksanaan
program. 2. Tahap pelaksanaan intervensi dilaku-
kan sebanyak lima kali pertemuan
7. Modul Program ”Pasien PANDAI”. Mo-
(selama120 menit) secara berturut-turut
dul ini disusun berdasarkan permasa-
dan satu kali follow up dilaksanakan satu
lahan pasien, yakni; a) kurangnya sarana
minggu setelah intervensi.
berbagi keluhan b) kurangnya dukungan
c) penolakan/penyangkalan pasien terha-
Analisis
dap penyakit d) perasaan tidak nyaman,
tidak berguna, dan marah e) tidak memi- Analisis data dilakukan secara kuan-
liki makna/tujuan hidup f) sulit/ enggan titatif dan deskriptif untuk mendapatkan
dalam melakukan perubahan perilaku. data yang lebih komprehensif. Analisis
Modul ini digunakan fasilitator sebagai kuantitatif menggunakan Wilcoxon Signed-
panduan pelaksanaan program. Ranks. Analisis deskriptif dari buku harian,
hasil observasi, serta hasil sharing selama
Desain pelaksanaan intervensi berlangsung.
Penelitian ini menggunakan desain one
group pretest-posttest design (Shadis, Cook, & Hasil
Campbell, 2002). Pengukuran variabel
dependen menggunakan skala LOT-R Analisis Kuantitatif
dilakukan pada saat pretest, posttest, dan Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
follow up untuk mengetahui keefektifan berikut ini hasil skor optimisme partisipan
program. (Tabel 4).

Tabel 4
Data Skor Optimisme
Skor Skor Skor
Subjek
Pretest Kategori Posttest Kategori Follow Up Kategori
SF 16 Sedang 14 Sedang 15 Sedang
SL 16 Sedang 17 Sedang 14 Sedang
EM 13 Sedang 16 Sedang 14 Sedang

E-JURNAL GAMA JPP 167


SANIATUZZULFA & RETNOWATI

Tabel 4 menunjukkan bahwa masing- c. EM. EM menunjukkan peningkatan


masing partisipan menunjukkan peruba- optimisme paling baik diantara
han skor optimisme, namun masih dalam partisipan lainnya. EM pada saat ini
kategori yang sama. Skor tersebut lebih positif dalam menghadapi penyakit
digunakan untuk analisa kuantitatif yang dialaminya, mampu menerima
Wilcoxon Signed-Ranks sehingga meng- kondisinya, dan bersemangat hidup
hasilkan data sebagai berikut. sehat untuk menunjang proses kesem-
Tabel 5 buhannya disebabkan oleh dukungan
keluarga dan kondisi fisik yang semakin
Hasil Uji Hipotesis
membaik.
Posttest- Follow up-
Pretest Posttest
Z -0.447 -1.342
Diskusi
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.655 0.180
Hasil perhitungan kuantitatif menun-
Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat jukkan z=-0.447; p>0.05 saat pretest- posttest
disimpulkan bahwa: artinya Program “Pasien PANDAI” tidak
a. Program “Pasien PANDAI” tidak dapat terbukti mampu meningkatkan optimisme
meningkatkan optimisme pasien kanker pasien kanker. Begitu juga dengan hasil
dari pretest hingga posttest ditunjukkan posttest-follow up menunjukkan z=-1.692;
dengan nilai z=-0.447; p>0.05. p>0.05 artinya tidak ada perbedaan tingkat
b. Tidak terdapat perbedaan peningkatan optimisme pasien kanker meskipun tidak
optimisme saat posttest hingga follow up diberikan program. Beberapa hal yang
ditunjukkan dengan nilai z=-1.342; menyebabkan program ini tidak signifikan
p>0.05. antara lain karena rentang waktu pelak-
sanaan program cukup singkat, yakni
Analisis Deskriptif Partisipan empat kali pertemuan secara berturut-turut
dalam sembilan hari. Proses peningkatkan
a. SF. Tingkat optimisme SF mengalami optimisme berhubungan dengan perubahan
penurunan disebabkan oleh lamanya kognitif yang membutuhkan rentang waktu
sakit kanker yang dialami SF, penun- cukup panjang (Beck, dalam Oemarjoedi,
daan pengobatan, kondisi fisik makin 2003). Penelitian membuktikan bahwa ACT
menurun, dan adanya permasalahan yang dilakukan sebanyak delapan sesi
keluarga. Namun sejauh ini SF mera- (selama 120 menit) dilakukan satu kali
sakan manfaat program ini karena dalam satu minggu efektif mengurangi
mendapatkan tambahan pengetahuan, depresi dan meningkatkan psychological
merasa lebih termotivasi hidup sehat, flexibility pasien kanker payudara (Najvani-
menerima kondisi diri, dan lebih berse- Dehghani, Neshatdoost, Abedi, &
mangat untuk sembuh dari kanker. Mokarian, 2013). Ditambahkan penelitian
b. SL. Tingkat optimisme SL menunjukkan Amirsoleymani, Hasanzadeh, dan Ebrahimi
peningkatan, namun kondisinya kembali (2013) pada 15 orang sisiwi menggunakan
menurun setelah kembali ke rumah teknik CBT yang dilakukan satu kali dalam
akibat kondisi fisik yang menurun. satu minggu sebanyak enam sesi (selama 90
Sejauh ini SL merasa lebih termotivasi, menit) efektif meningkatkan optimisme.
lebih bersyukur dengan kondisi diri, dan Selain disebabkan oleh waktu pelaksa-
memiliki komitmen untuk hidup sehat. naan, jumlah partisipan sedikit juga

168 E-JURNAL GAMA JPP


PROGRAM “PASIEN PANDAI”, OPTIMISME PASIEN KANKER

menjadi penyebab hasil menjadi tidak program yang dilakukan dalam setting
signifikan karena datanya kurang ber- kelompok.
variasi. Penelitian Alonso, Lopez, Losada, Penelitian ini memiliki keterbatasan,
dan Gonzalez (2013) menyebutkan bahwa antara lain; (1) tidak adanya kelompok
menambah jumlah sampel dapat meng- kontrol sehingga tidak dapat digunakan
hasilkan penggambaran yang lebih baik sebagai perbandingan atas dampak perla-
karena sampel besar dapat menghilangkan kuan; (2) sedikitnya jumlah partisipan
outlier. penelitian disebabkan oleh sulitnya mencari
Hasil analisis visual menunjukkan SL partisipan yang sesuai dengan kriteria
dan EM mengalami peningkatkan optimis- inklusi; (3) memungkinkan munculnya
me. Peningkatan ini dipengaruhi dukungan retroactive history yaitu perubahan atau
keluarga dan kondisi fisik yang semakin pengaruh yang dialami partisipan diantara
membaik. Pasien lebih optimis dikarenakan waktu pemberian pretest dengan posttest
adanya dukungan dari lingkungan sosial- yang dapat mempengaruhi variabel
nya (Wimberly, Carver, & Antoni, 2008). dependen; (4) memungkinkan terjadinya
SF menunjukkan penurunan tingkat testing dikarenakan pengulangan pengu-
optimisme disebabkan oleh kondisi fisiknya kuran saat pretest dan posttest dengan alat
menurun, penundaan saat pengobatan, dan ukur yang sama dan dilakukan dalam
adanya permasalahan keluarga. Respons jangka waktu dekat membuat partisipan
terhadap tekanan psikologis dan kesehatan lebih mengenal tesnya sehingga performan
fisik berpengaruh pada optimisme (Carver, partisipan dapat meningkat, dan (5)
Scheier, & Segerstrom, 2010). instrumen yang digunakan banyak membu-
tuhkan kesediaan waktu serta kemampuan
Partisipan yang memperlihatkan hasil
kognitif partisipan sehingga beberapa
paling optimal adalah mereka yang paling
bagian dalam buku harian tidak sepenuh-
aktif dan memiliki daya penalaran baik
nya dapat diisi partisipan mengingat
karena dapat menghubungkan materi
kondisi fisik, usia, dan latar belakang
dengan kegiatan dalam kehidupan sehari-
partisipan yang memberatkan partisipan
hari. Keterlibatan aktif dan pengalaman
dalam mengisi buku harian setiap hari.
belajar partisipan dapat menjadi modal
terjadinya transfer belajar optimal karena
partisipan bukan hanya berperan sebagai Kesimpulan
pendengar pasif (Ramdhani, 2002).
Hasil penelitian menunjukkan Program
Ketiga partisipan merasakan manfaat “Pasien PANDAI” tidak terbukti dapat
materi yang didapatkan selama program, meningkatkan optimisme pasien kanker
misalnya relaksasi. Relaksasi berfungsi dari pretest-posttest dan posttest- follow up
sebagai keterampilan koping saat seseorang disebabkan rentang waktu pemberian pela-
mengalami tekanan, dapat mencegah bebe- tihan yang terlalu singkat, jumlah
rapa dampak negatif dari stres, dan me- partisipan yang sedikit, serta kondisi fisik
ningkatkan sistem imun penderita kanker partisipan yang sangat berpengaruh pada
(Smith, 2005). respons partisipan saat menerima pelatihan.
Kelancaran pelaksanaan Program Kelancaran pelaksanaan Program
“Pasien PANDAI” ini dipengaruhi beberapa “Pasien PANDAI” ini dipengaruhi bebe-
faktor, yakni modul yang telah diujicoba- rapa faktor, yakni modul yang telah
kan, kredibilitas fasilitator, dan pelaksanaan diujicobakan, kredibilitas fasilitator, dan

E-JURNAL GAMA JPP 169


SANIATUZZULFA & RETNOWATI

pelaksanaan program yang dilakukan Life, 951-960.


dalam setting kelompok. Alonso, M., Lopez, A., Losada, A., &
Gonzalez, J. L. (2013). Acceptance and
Saran commitment therapy and selective
1. Disarankan program dilakukan dalam optimization with compensation for
rentang waktu yang panjang agar older people with chronic pain: a pilot
partisipan dapat mempraktekkan materi study. Behavioral Psychology, 21, 59-79.
yang didapatkan, misalnya satu minggu Amirsoleymani, Z., Hasanzadeh, R., &
tiga kali pertemuan dengan jeda waktu Ebrahimi, S. (2013). Optimism in female
satu hari. students: effectiveness of cognitive
2. Pelaksanaan program sebaiknya mem- behavioural therapy. Journal of Novel
perhatikan kondisi fisik partisipan Applied Sciences, 655-660.
hingga kondisinya stabil karena pasien Bodenheimer, T., MacGregor, K., & Sharifi,
kanker yang sedang menjalani peng- C. (2005). Helping Patients Manage Their
obatan rentan dengan penurunan kondisi Chronic Conditions. San Francisco:
fisik. California HealthCare Foundation.
3. Beberapa kegiatan dalam Program Bond, F. W., & Hayes. (2011). Preliminary
“Pasien PANDAI” banyak mengguna- psychometric properties of the
kan aktivitas kognitif sehingga perlu Acceptance and Action Questionnaire-
disederhanakan sesuai dengan latar II: A revised measure of psychologicall
belakang pendidikan, usia, dan kondisi inflexibility and experiental avoidance.
fisik partisipan, misalnya meminimali- Behavior Therapy, 676-688.
sasi pengisian lembar kerja atau tugas.
Bosworth, H. B. (2008). Patient Treatment
4. Penelitian selanjutnya disarankan Adherence, Concepts, Intervention, and
untuk menggunakan kelompok kontrol Measurement. New Jersey: Taylor &
agar terlihat perbedaan pengaruh pem- Francis e-library.
berian program terhadap perubahan
Carver, C., Scheier, M., & Segerstrom, S.
partisipan.
(2010). Optimism. Clinical Psychology
Review, 879-889.
Daftar Pustaka Casier, A., Goubert, L., Gebhardt, W.,
Baets, F. D., Aken, S. V., Matthys, D.,
Akechi, T., Okuyama, T., Onishi, J., Morita,
et al. (2013). Acceptance, well-being and
T., & Furukawa, T. A. (2013).
goals in adolescents with chronic
Psychotherapy for depression amongi
illness: a daily process analysis.
incurable cancer patients. The Cochrane
Psychology & Health, 28(11), 1337-1351.
Collaboration, 1-33.
Chang, E. C. (2009). An examination of
Alison, M. R. (2001). Cancer. Encyclopedia
optimism, pessimism, and performance
of Life Sciences. London: Nature
perfectionism as predictors of positive
Publishing Group.
psychological functioning in middle-
Allison, P. J., Guichard, C., & Gilain, L. aged adults: does holding high stan-
(2000). A prospective investigation of dards of performance matter beyond
dispostional optimism as a predictor generalized outcomes expectancies.
of health-related quality of life in Cogn Ther Res, 334-344.
head neck cancer patients. Quality of

170 E-JURNAL GAMA JPP


PROGRAM “PASIEN PANDAI”, OPTIMISME PASIEN KANKER

Clapp, R., Howe, G., & Lefevre, M. J. (2015). Cancer 2010.


Environmental and Occupational Causes of Karademas, E. C., Karvelis, S., & Argyro-
Cancer A Review of Recent Scientific poulou, K. (2007). Short communication:
Literature. Massachusetts: A Publication of stress-related predictors of optimism in
the Lowell Center for Sustainable breast cancer survivors. Stress and Health,
Production. 23, 161-168.
Cuijpers, P., Dekker, J., Hollon, S., & Kissane, D.W., Grabsch, B., Clarke, D. M.,
Andersson, G. (2009). Adding psycho- Smith, G. C., Love, A. W., et al. (2006).
therapy to pharmacotherapy in the Supportive-expressive group therapy for
treatment of depressive disorders in women with metastatic breast cancer:
adults: a meta-analysis. J Clin Psychiatry, survival and psychosocial outcome from a
1219-1229. randomized controlled trial. Psycho-
Desen, W. (2008). Onkologi Klinis. Edisi 2. Oncology 2007, 16, 277-286.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedok- Kuijer, R. G., Buunk, B. P., Jong, M. D.,
teran Universitas Indonesia. Ybema, J. F., & Sanderman, R. (2004).
Feros, D. L., Lane, L., Ciarrochi, J., & Effects of A brief intervention program
Blackledge, J. T. (2013). Acceptance and for patients with cancer and their patners
Commitment Theraapy (ACT) for on feelings of inequity relationship
improving the lives of cancer patients: a quality and psychological distress. Psycho-
preliminary study. Psycho-Oncology, 459- Oncology, 321-334.
464. Lane, L., Best, M., Hobbs, K., Ball, D.,
Gielissen, M., Verhagen, S., Witjes, F., & Hutchison, S., & Adam, J. (2002). Emotions
Bleijenberg, G. (2006). Effects of Cognitive and Cancer. Carlton: Cancer Council
Behavior Therapy in severely fatigued Victoria.
disease-free cancer patients compared Luoma, M., & Blomqvist, L. (2004). The
with patients waiting for Cognitive meaning of quality of life in patients
Behavior Therapy: a randomized being treated for advanced breast
controlled trial. Journal of Clinical cancer: A qualitative study. Psycho-
Oncology, 4882-4887. Oncology, 729-739.
Harper, F. W., Schmidt, J. E., Beacham, A. O., Lynch, J., Goodhart, F., Saunders, Y., &
Salsman, J. M., Averill, A. J., Graves, K. O'Connor, S. J. (2011). Screening for
D., et al. (2007). The role of social psychological distress in patients with
cognitive processing theory and optimism lung cancer: result of a clinical audit
in positive psychosocial and physical evaluating the use of the patient distress
behavior change after cancer diagnosis thermometer. Support Care Cancer, 193-
and treatment. Psycho-Oncology , 79-91. 202.
Hayes, S., & Strosahl, K. (2004). A Practical Midtgaard, J., Stelter, R., Rorth, M., &
Guide to Acceptance and Commitment Adamsen, L. (2007). Regaining a Sense of
Therapy. New York: Springer. Agency and Shared Self-Reliance: The
Hjelle, L. A., & Zeigler, D. J. (1992). Personality Experience of Advances Disease Cancer
Theories: Basic Assumption, Research and Patients Participanting in A
Application. Tokyo: Mc graw Hill, Inc. Multidimensional Exercise Intervention
Jadoon, N., Munir, W., Shahzad, M. A., & While Undergoing Chemotherapy-
Choudry, Z. S. (2010). Assesment of Analysis of Patients Diaries. Scandinavian
depression and anxiety in adult cancer Journal of Psychology, 181-190.
outpatients: a cross-sectional study. BMC Najvani-Dehghani, B., Neshatdoost, H. T.,

E-JURNAL GAMA JPP 171


SANIATUZZULFA & RETNOWATI

Abedi, R. M., & Mokarian, F. (2013). and self-esteem): a re-evaluation of the


The effect of acceptance and commitment life orientation test. Journal of Personality
therapy on depression and psychological and Social Psychology, 67, 1063-1078.
flexibility in women with breast cancer. Smith, J. (2005). Relaxation, Meditation, &
Zahedan Journal of Research in Medical Mindfulness. New York: Springer
Sciences, 29-33. Publishing Company.
Oemarjoedi, K. (2003). Pendekatan Cognitive Snyder, C., & Lopez, S. (2002). Handbook of
Behavior dalam Psikoterapi.Jakarta: Kreativ Positive Psychology. New York: Oxford
Media. University Press.
Rajandram, R. K., Ho, S. M., Samman, N., Sucala, M. L., & Tatar, A. S. (2010). Optimism
Chan, N., McGrath, C., & Zwahlen, R. A. pessimism and negative mood regulation
(2011). Interaction of hope and optimism expectancies in cancer patients. Journal of
with anxiety and depression in a specific Cognitive and Behavioral Psychotherapy, 10,
group of cancer survivors: a preliminary 13-24.
study. BMC Research Notes. Taylor. (2009). Health Psychology Seventh
Ramdhani, N. (2002). Pelatihan Keterampilan Edition. New York: Mc Graw-Hill
Sosial untuk Kesulitan Bergaul dalam Companies, Inc.
Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ussher, J., Tim Wong, W., & Perz, J. (2010). A
Razali, R. M., Bee, P. C., & Gan, G. G. (2013). qualitative analysis of changes in
Surveys of willingness to accept chemo- relationship dynamics and role between
therapy among elderly Malaysian people with cancer and their primary
patients. Asian Pacific Journal of Cancer informal carer. Health, 650-667.
Prevention, 2029-2032. Victoria, C. C. (2002). Emotions and Cancer: A
Redd, W. H., Montgomery, G. H., & Guide for People with Cancer, Their Families
DuHamel, K. N. (2001). Behavioral and Friend. Queensland: National
intervention for cancer treatment side Publication Working Group.
effects. Journal of the National Cancer WHO. (2012). Latest world cancer statistics global
Institute, 810-823. cancer burden rises to 14.1 million cases in
Riskesdas. (2013). Riset kesehatan daerah. 2012: marked increase in breast cancers must
Jakarta: Badan Penelitian dan be addressed. International Agency for
Pengembangan Kesehatan Kementerian Research on Cancer.
Kesehatan RI. WHO. (2013). World health statistics. Geneva:
Salonen, P., Kellokumpu-Lehtinen, P. L., WHO Press.
Tarkka, Marja-Terttu, Koivisto, Anna- Wimberly, S., Carver, C., & Antoni, M. (2008).
Majja, et al. (2011). Change in quality of Effects of optimism, interpersonal
life in patients with breast cancer. Journal relationship, and distress on psychosexual
of Clinical Nursing, 20(1-2), 255-266. well-being among women with early
http://dx.doi.org/10.1111/j.13652702.2010.0 stage breast cancer. Psychology and Health,
3422.x 57-72.
Scheier, M., & Carver, C. (1994). Yalom, I. D., & Leszcz, M. (2005). The Theory
Distinguishing optimism from neuro- and Practice of Group Psychotherapy: The
ticism (and trait anxiety, self-mastery, Fifth Edition. New York: Basic Books

172 E-JURNAL GAMA JPP

Anda mungkin juga menyukai