Anda di halaman 1dari 6

Kecemasan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan tegang,

pikiran khawatir, dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah

(American Psychological Association, 2021). Kecemasan adalah respons

universal dan umumnya adaptif terhadap ancaman, tetapi dalam keadaan

tertentu bisa menjadi maladaptive (House & Stark, 2002). Fasilitas

perawatan kesehatan terkadang bisa menjadi sumber utama kecemasan.

Kebanyakan orang mengasosiasikan rumah sakit dan fasilitas kesehatan

lainnya dengan pengalaman negatif (Nevada State College, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Gullich, Ramos, Zan, Scherer, &

Mendoza-Sassi (2013) di Rumah Sakit Universitas Brazil menunjukkan

bahwa jumlah pasien yang mengalami cemas adalah 33,7%. Persepsi

pasien tentang penyakit kronis secara signifikan dikaitkan dengan adanya

depresi dan kecemasan. Prevalensi keseluruhan depresi atau kecemasan

adalah 57,3% dan kasus yang terdeteksi adalah 23% (AlKhathami et al.,

2017)

Penyakit kronis didefinisikan secara luas sebagai kondisi yang

berlangsung selama 1 tahun atau lebih dan memerlukan perhatian medis

yang berkelanjutan dan membatasi aktivitas dalam kehidupan sehari-hari

(CDC, 2021). Sementara World Health Organization (WHO) menyatakan

bahwa penyakit kronis merupakan penyakit yang tidak ditularkan dari

orang ke orang. Penyakit ini terjadi berkepanjangan dan

perkembangannya lambat. Empat jenis utam dari penyakit kronis adalah

penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker,


penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru-paru kronis dan asma)

dan diabetes (WHO, 2021).

Prevalensi tingkat ketakutan klinis pada berbagai penyakit kronis

tinggi yaitu > 20%, kecemasan ini stabil dari waktu ke waktu, dan dapat

berdampak pada kualitas hidup (Lebel et al., 2020). Kecemasan lebih

sering terjadi pada orang dengan penyakit jantung, stroke, dan kanker

dibandingkan populasi umum. Prevalensi tinggi kecemasan ditemukan

pada pasien dengan gangguan jantung (10% -50%) (Clarke & Currie,

2009).

Depresi atau kecemasan pada penderita diabetes dan hipertensi

juga memiliki morbiditas yang tinggi, tetapi dengan tingkat deteksi yang

rendah. Sedangkan pada pasien kanker berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Mohite, Hiremath, & Naregal (2014) menunjukkan bahwa

74% pasien kanker mengalami tingkat kecemasan sedang dan 24%

pasien mengalami tingkat kecemasan yang parah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien

berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit kronid yang

diderita. Tingkat pendidikan yang rendah, status pernikahan, penggunaan

narkoba dan/atau obat-obatan, persepsi yang buruk terhadap prognosis

penyakit, dan pendapatan bulanan merupakan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kecemasan. Di sisi lain, faktor yang sangat

berpengaruh secara signifikan untuk pasien hipertensi, diabetes, dan


gagal jantung adalah tidak dapat melakukan aktivitas fisik (Edmealem &

Olis, 2020).

Penelitian yang dilakukan oleh (AlBekairy et al., 2017)

menunjukkan bahwa faktor independen yang terkait dengan risiko

kecemasan pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit adalah

ketidakaktifan fisik dan tinggal 8 hari atau lebih lama di rumah sakit.

Gejala depresi dan kecemasan juga menjadi perhatian utama pada pasien

bedah terutama pada wanita dan mereka yang memiliki riwayat gangguan

mood. Pasien dengan masa tinggal di rumah sakit yang lebih lama,

khususnya mereka dengan penyakit yang mendasari, komplikasi pasca

operasi, kurangnya dukungan keluarga, dan kebutuhan untuk operasi

ulang juga berisiko lebih tinggi (Shoar et al., 2016).

Kecemasan dan stres dapat menyebabkan masalah seperti mual

dan muntah sebelum setiap perawatan, mengalami lebih banyak rasa

sakit dari biasanya, dan sulit tidur. Pasien mungkin memutuskan untuk

menunda pengobatan atau melewatkan pemeriksaan ketika mereka

merasa cemas dan tertekan (National Cancer Institute, 2019). Kecemasan

sebagai respons normal penyakit fisik. Namun, kecemasan yang parah

atau terus-menerus respons terhadap penyakit fisik membutuhkan

penilaian lebih lanjut (House & Stark, 2002).

Terapi humor juga merupakan salah satu terapi yang dapat

dipertimbangkan dalam mengurangi kecemasan. Terapi ini efektif dalam

mengurangi nyeri kronik pada pasien segala usia baik anak-anak, dewasa
maupun lanjut usia, selain itu terapi humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan ketahanan dan kualitas hidup pada lansia yang dirawat di

panti jompo (Y, Erika, & Rachmawaty, 2019). Studi menunjukkan terapi

humor meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi ambang nyeri,

mengurangi hormon penghasil stres di dalam tubuh, meningkatkan fungsi

sel pembunuh alami, mengendurkan otot, meningkatkan kualitas hidup

dan juga mengarah pada kesejahteraan psikologis di antara pasien kanker

(Ramandeep & Sharma2, 2019)

Perawat dan dokter harus mengambil langkah-langkah untuk

identifikasi, penilaian, dan pengelolaan kecemasan pasien yang tepat. Hal

ini penting agar kecemasan tidak mempengaruhi pengobatan dan

perawatan yang dijalani pasien. Olehnya itu, peneliti tertarik untuk meneliti

lebih dalam mengenai suatu metode terapi yaitu terapi humor terhadap

kecemasan pasien.
AlBekairy, S, A., Alsabani, Alshehri, Aldebasi, Alkatheri, & Almodaimegh.
(2017). Exploring Factors Associated with Depression and Anxiety
among Hospitalized Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Med
Princ Part, 26, 547–553.
AlKhathami, A. D., Alamin, M. A., Alqahtani, A. M., Alsaeed, W. Y.,
AlKhathami, M. A., & Al-Dhafeeri, A. H. (2017). Depression and
anxiety among hypertensive and diabetic primary health care patients.
Could patients’ perception of their diseases control be used as a
screening tool? Saudi Medical Journal, 38(6), 621–628.
American Psychological Association. (2021). Anxiety. Retrieved March 16,
2021, from https://www.apa.org/topics/anxiety
CDC. (2021). About Chronic Diseases. Retrieved March 21, 2021, from
Centers for Disease Control and Prevention website:
https://www.cdc.gov/chronicdisease/about/index.htm
Clarke, D. M., & Currie, K. C. (2009). Depression, anxiety and their
relationship with chronic diseases: a review of the epidemiology, risk
and treatment evidence. MJA, 190(7), 54–60.
Edmealem, A., & Olis, C. S. (2020). Factors Associated with Anxiety and
Depression among Diabetes, Hypertension, and Heart Failure
Patients at Dessie Referral Hospital, Northeast Ethiopia. Behavioral
Neurology.
Gullich, I., Ramos, A. B., Zan, T. R. A., Scherer, C., & Mendoza-Sassi, R.
A. (2013). Prevalence of anxiety in patients admitted to a university
hospital in southern Brazil and associated factors. Rev Bras
Epidemiol, 16(3), 644–657.
House, A., & Stark, D. (2002). ABC of psychological medicine: Anxiety in
medical patients. BMJ, 325, 207–209.
Lebel, S., Mutsaers, B., Tomei, C., Leclair, C. ., Jones, G., & Petricone-
Westwood, D. (2020). Health anxiety and illness-related fears across
diverse chronic illnesses: A systematic review on conceptualization,
measurement, prevalence, course, and correlates. PloS One, 15(7).
Mohite, V. R., Hiremath, P., & Naregal, P. (2014). A study to assess the
level of anxiety among cancer patients at Krishna Hospital, Karad.
International Journal of Science and Research (IJSR), 3(7), 699–702.
National Cancer Institute. (2019). Adjustment to Cancer: Anxiety and
Distress (PDQ®)–Patient Version. Retrieved March 16, 2021, from
National Cancer Institute website: https://www.cancer.gov/about-
cancer/coping/feelings/anxiety-distress-pdq
Nevada State College. (2018). 5 Ways to Help Anxious Patients.
Retrieved from https://online.nsc.edu/articles/rn-bsn/ways-to-help-
anxious-patients.aspx
Ramandeep, & Sharma2, P. (2019). Effect of humour hherapy on
psychological health of cancer Patients. International Journal of
Pratical Nursing, 7(1), 29–35.
Shoar, S., Naderan, M., Aghajani, M., Sahimi-Izadian, E., Hosseini-Araghi,
N., & Khorgami, Z. (2016). Prevalence and Determinants of
Depression and Anxiety Symptoms in Surgical Patients. Oman Med J,
31(3), 176–181.
WHO. (2021). Noncommunicable Diseases. Retrieved March 21, 2021,
from World Health Organization website:
http://www.who.int/topics/noncommunicable_diseases/en/
Y, Y., Erika, K. A., & Rachmawaty, R. (2019). Effect of humor therapy on
chronic pain: A literature review. Journal Of Nursing Practice, 2(2),
97–101.

Anda mungkin juga menyukai