Anda di halaman 1dari 14

PAPER PENDIDIKAN PANCASILA

(Sistem Pemilu Terubuka Dan Tertutup Dalam Kaitannya


Dengan Sila Keempat dan Sila Kelima Pancasila)

Dosen pengampu : Dr. Asnar, M.Si

Oleh :

SALMA DARA NABILAH SUGIONO


2001016074
EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar Negara kita,
Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah terdapat baik
di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa pembukaan UUD 1945
alenia keempat yang berbunyi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, memiliki kaitan yang erat
dengan sistem pemilu di Indonesia. Sistem pemilu di Indonesia didesain dengan
mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan utama dalam proses politik dan
pembentukan pemerintahan.
Sila Keempat Pancasila menekankan pentingnya pemerintahan yang berdasarkan
musyawarah dan mewakili kehendak rakyat. Dalam sistem pemilu, prinsip ini
diimplementasikan melalui pemilihan umum yang memberikan hak suara kepada setiap
warga negara dan memungkinkan mereka untuk memilih perwakilan mereka dalam
parlemen atau lembaga legislatif lainnya. Sistem pemilu harus memastikan representasi
yang adil dan proporsional untuk mencerminkan beragam suara dan aspirasi rakyat.
Sedangkan untuk Sila Kelima Pancasila menekankan pentingnya mewujudkan keadilan
sosial bagi semua rakyat Indonesia. Dalam konteks pemilu, sistem pemilu harus
mengupayakan distribusi kekuasaan dan keadilan dalam perwakilan politik. Hal ini
mencakup perlindungan terhadap kepentingan minoritas
Sistem pemilu merupakan kerangka kerja atau aturan yang digunakan untuk
memilih para pemimpin politik dan mewakili kehendak rakyat dalam suatu negara.
Tujuan utama dari sistem pemilu adalah untuk mencapai representasi politik yang adil
dan demokratis, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk
memilih dan dipilih.
Sistem pemilu juga bertujuan untuk memastikan stabilitas politik, menjaga
legitimasi pemerintahan, dan mempromosikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
politik. Sistem pemilu memiliki berbagai elemen penting, termasuk metode pemilihan,
pembagian daerah pemilihan, jadwal pemilu, mekanisme penghitungan suara, dan proses
verifikasi hasil pemilu. Ada berbagai macam sistem pemilu yang digunakan di berbagai
negara di seluruh dunia, dan setiap sistem memiliki ciri khasnya sendiri.
Dalam sistem pemilu, pemilih memiliki hak suara untuk memilih kandidat atau
partai politik yang mereka dukung. Suara pemilih akan dihitung dan diumumkan sebagai
hasil pemilu, yang kemudian digunakan untuk menentukan perwakilan dalam parlemen
atau badan legislatif lainnya. Sistem pemilu dapat bervariasi, mulai dari sistem mayoritas
sederhana hingga sistem proporsional yang kompleks. Beberapa sistem pemilu yang
umum digunakan adalah sistem pemilu mayoritas, sistem pemilu proporsional, sistem
pemilu campuran, dan sebagainya.
Setiap sistem memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan
sistem pemilu dapat mempengaruhi hasil pemilihan dan representasi politik. Penting
untuk mencermati bahwa sistem pemilu yang efektif harus memenuhi prinsip-prinsip
demokrasi, termasuk prinsip kesetaraan suara, representasi yang adil, kebebasan
berpendapat, dan transparansi. Sistem pemilu yang baik dan demokratis mampu
mencerminkan kehendak dan kepentingan rakyat secara akurat serta memberikan wadah
bagi beragam suara dan perspektif politik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana hubungan sistem pemilu terbuka dengan sila pancasila?
b) Bagaimana hubungan sistem pemilu tertutup dengan sila pancasila?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan adalah sebagai
berikut :
a) Mengetahui hubungan sistem terbuka dengan sila pancasila.
b) Mengetahui hubungan sistem tertutup dengan sila pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna dan Prinsip Dasar Sila Pancasila


a) Sila Keempat
Sila ke-4 Pancasila menyebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Berarti, yang dikedapankan
prinsip bermusyawarah untuk mufakat melalui wakilwakilnya dan badan-badan
perwakilan dalam memperjuangkan mandat rakyat. Bila dicermati, arti dan makna
Sila ke-4 sebagai berikut:
 Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
 Pemusyawaratan, yaitu membuat putusan secara bulat, dengan dilakukan secara
bersama melalui jalan kebikjasanaan.
 Melaksanakan keputusan berdasarkan kejujuran. Keputusan secara bulat
sehingga membawa konsekuensi kejujuran bersama. Nilai identitas adalah
permusyawaratan.
 Terkandung asas kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap rakyat,
memperjuangkan cita-cita rakyat, dan memiliki jiwa kerakyatan. Asas
musyawarah untuk mufakat, yaitu yang memperhatikan dan menghargai aspirasi
seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan, menghargai perbedaan,
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Pernyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, berhati-nurani, arif, bijaksana, jujur, adil,
dan seterusnya.
Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu mengarah pada pemimpin yang
profesional (hikmat) melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan.
Tegasnya, sila keempat merupakan sistem demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh
orang-orang yang profesionalberintergritas melalui sistem musyawarah (government
by discussion).) Maka dapat pahami, dasar pelaksanaannya demokrasi Pancasila
adalah:
 Pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
 Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia;
 Berkedaulatan rakyat; d. Didukung oleh kecerdasan warga negara;
 Sistem pemisahan dan pembagian kekuasaan negara;
 Menjamin otonomi daerah;
 Demokrasi yang menerapkan prinsip rule of law;
 Sistem peradilan yang merdeka, bebas dan tidak memihak;

b) Sila Kelima
Sila Kelima mengandung makna bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak
yang sama dalam memperoleh perlakuan yang adil dan kesempatan yang setara
dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Sila ini mengajarkan
pentingnya mengatasi kesenjangan sosial, mengurangi ketimpangan, dan memastikan
keadilan dalam berbagi sumber daya serta kesempatan di seluruh wilayah Indonesia.
 Sila Kelima menekankan pentingnya mewujudkan keadilan sosial. Prinsip ini
berarti bahwa setiap individu, kelompok, dan komunitas memiliki hak untuk
memperoleh perlakuan yang adil, adanya perlindungan terhadap hak-hak dasar,
serta akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang yang memungkinkan
mereka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
 Sila Kelima juga mengandung prinsip keseimbangan dalam distribusi kekayaan,
kekuasaan, dan kesempatan. Prinsip ini menekankan pentingnya menghindari
ketimpangan yang ekstrem dan mempromosikan distribusi yang lebih merata
dalam masyarakat, sehingga setiap warga negara memiliki akses yang setara
untuk mengembangkan potensi mereka.
 Prinsip solidaritas juga terkandung dalam Sila Kelima. Solidaritas mengacu pada
semangat saling membantu dan berbagi, di mana setiap warga negara diharapkan
berperan aktif dalam memajukan kesejahteraan bersama dan menjaga keadilan
sosial. Prinsip ini menekankan pentingnya sikap tolong-menolong dan rasa
persatuan di tengah kehidupan sosial yang beragam.

B. Sistem Pemilu Terbuka


a) Definisi
Sistem pemilu terbuka adalah suatu sistem pemilihan umum di mana pemilih
dapat memberikan suara mereka langsung kepada kandidat atau calon legislatif yang
mereka pilih. Dalam sistem ini, pemilih memiliki kebebasan penuh untuk memilih
individu atau partai politik tertentu tanpa memperhatikan afiliasi partai atau
kelompok politik tertentu. Dalam sistem pemilu terbuka, pemilih dapat memilih
langsung kandidat yang dianggap paling layak berdasarkan kepentingan, kualifikasi,
dan visi politik mereka. Pemilih memiliki hak untuk memberikan suara langsung
kepada kandidat favorit mereka, dan hasil pemilihan didasarkan pada jumlah suara
individu yang diterima oleh setiap kandidat.
Dalam sistem pemilu terbuka, biasanya ada daftar kandidat yang mencakup
nama-nama individu yang mencalonkan diri dalam pemilihan. Pemilih dapat memilih
langsung nama individu tersebut tanpa melibatkan partai politik secara langsung.
Sistem ini mendorong adanya hubungan yang lebih langsung antara pemilih dan
kandidat yang mereka pilih, sehingga kandidat harus berinteraksi dengan pemilih dan
membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat.
Sistem pemilu terbuka dapat diterapkan dalam berbagai tingkatan pemilihan,
seperti pemilihan presiden, pemilihan legislatif, atau pemilihan lokal. Dalam
beberapa sistem pemilu terbuka, pemilih juga memiliki opsi untuk memilih lebih dari
satu kandidat, tergantung pada jumlah kursi atau perwakilan yang tersedia.
b) Hubungan Antara Sistem Pemilu Terbuka dan Sila Keempat
Hubungan antara sistem pemilu terbuka dan Sila Keempat Pancasila yang
berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan" adalah sistem pemilu terbuka mencerminkan prinsip
kerakyatan yang ditekankan dalam Sila Keempat. Dalam sistem ini, setiap warga
negara memiliki hak yang sama untuk memilih perwakilan mereka dalam
pemerintahan. Melalui pemilihan umum, rakyat berpartisipasi dalam menentukan
pemimpin dan perwakilan mereka dengan memberikan suara langsung kepada
kandidat yang mereka pilih. Sila Keempat juga menekankan pentingnya
pemerintahan yang dipilih oleh rakyat. Dalam sistem pemilu terbuka, perwakilan
politik dipilih melalui suara langsung dari pemilih. Pemilih memiliki otoritas untuk
memilih wakil-wakil mereka yang akan mewakili kepentingan dan aspirasi mereka
dalam perwakilan politik. Prinsip ini mendorong pemerintahan yang berasal dari
kehendak rakyat, yang menjadi dasar keabsahan dan legitimasi pemerintahan. Sila
Keempat menyoroti pentingnya musyawarah dan perwakilan dalam pengambilan
keputusan politik.
Dalam sistem pemilu terbuka, pemilihan perwakilan dilakukan melalui
mekanisme pemungutan suara, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses politik. Pemilih dapat memilih perwakilan mereka
yang akan mewakili dan memperjuangkan kepentingan mereka di lembaga legislatif
atau dalam pemerintahan. Prinsip musyawarah dan perwakilan ini memastikan
bahwa keputusan politik didasarkan pada refleksi dan representasi yang lebih luas
dari kehendak rakyat. Sistem pemilu terbuka juga mencerminkan prinsip keterbukaan
dan transparansi yang berhubungan dengan Sila Keempat. Dalam sistem ini, proses
pemilihan umum harus dilakukan secara terbuka, di mana pemilih memiliki akses
yang jelas terhadap informasi tentang kandidat dan partai politik. Transparansi ini
penting untuk memastikan bahwa pemilih dapat membuat keputusan yang
berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang baik, sehingga menghasilkan
perwakilan politik yang akuntabel dan bertanggung jawab.

c) Hubungan Antara Sistem Pemilu Terbuka dan Sila Kelima


Hubungan antara sistem pemilu terbuka dan Sila Kelima Pancasila yang
berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" adalah sistem pemilu
terbuka berperan dalam mewujudkan keadilan sosial yang ditekankan dalam Sila
Kelima. Dalam sistem ini, setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum dan memilih perwakilan mereka. Setiap
suara pemilih memiliki bobot yang sama, sehingga memastikan kesetaraan dalam
pengaruh politik dan memperjuangkan kepentingan semua rakyat Indonesia. Lalu,
sistem pemilu terbuka memberikan kesempatan yang lebih merata bagi calon atau
kandidat yang berasal dari berbagai latar belakang dan kelompok sosial. Dalam
sistem ini, calon tidak terikat secara eksklusif pada partai politik tertentu, sehingga
individu yang memiliki kualifikasi dan visi yang kuat dapat mencalonkan diri secara
independen. Hal ini membuka peluang bagi individu dari berbagai lapisan
masyarakat untuk terlibat dalam politik dan memperjuangkan keadilan sosial.
Sistem pemilu terbuka dapat berkontribusi pada penghapusan ketimpangan
sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat. Dengan memberikan suara langsung
kepada kandidat, pemilih memiliki kebebasan untuk memilih individu yang dianggap
mewakili aspirasi dan kepentingan mereka. Dengan demikian, pemilih dapat memilih
kandidat yang berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial, mengurangi
kesenjangan ekonomi, dan memperhatikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Sistem pemilu terbuka mendorong partisipasi aktif dari rakyat dalam proses
politik dan pembangunan. Dengan memilih perwakilan yang berkomitmen pada
keadilan sosial, pemilih dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil
dan sejahtera. Melalui pemilihan umum yang transparan dan terbuka, rakyat dapat
ikut serta dalam mengambil keputusan politik dan mengarahkan agenda
pembangunan yang berfokus pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam keseluruhan, sistem pemilu terbuka mendukung nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Sila Kelima Pancasila dengan memberikan kesempatan yang adil,
mengurangi ketimpangan, dan mendorong partisipasi aktif dalam membangun
keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
d) Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemilu Terbuka
1. Kelebihan :
 Rakyat atau pemilih dapat langsung memilih wakilnya yang akan duduk di
parlemen untuk dapat mewakili aspirasinya.
 Merupakan kemajuan dalam berdemokrasi.
 Partisipasi dan kendali masyarakat meningkat, sehingga dapat mendorong
peningkatan kinerja partai dan parlemen.
 Mendorong kandidat bersaing dalam memobilisasi dukungan massa untuk
kemenangan.
2. Kekurangan :
 Melahirkan wakil rakyat yang belu teruji dan sebagian bukan kader terbaik
pada suatu partai karena secara realitasnya rakyat atau pemilih mengabaikan
kapasitas atau hanya memilih yang bermodal atau berduit.
 Persaingan kurang sehat antarcalon legislatif dalam satu partai.
 Peluang terjadinya politik uang sangat tinggi.
 Perhitungan hasil suara rumit. Sulit menegakkan kuota gender dan etnis.
 Biaya pemilu menjadi sangat besar.

C. Sistem Pemilu Tertutup


a) Definisi
Sistem pemilu tertutup adalah sistem pemilihan umum yang hanya
memungkinkan masyarakat memilih partai politiknya saja, bukan calon wakil rakyat
secara langsung. Saat pemilu dengan sistem ini, pemilih hanya mencoblos tanda
gambar atau lambang partai dalam surat suara karena tidak tersedia daftar kandidat
wakil rakyat di surat suara.
Pada saat pemilihan umum dengan sistem pemilu tertutup, daftar kandidat
wakil rakyat tidak disertakan dalam surat suara. Sebagai gantinya, partai politik
menentukan daftar calon wakil rakyat yang akan diusung dalam pemilihan. Partai
politik memiliki kebebasan untuk menentukan urutan dan jumlah calon wakil rakyat
yang mereka ajukan berdasarkan mekanisme internal partai, seperti melalui konvensi
atau pemilihan internal. Hasil pemilihan umum dengan sistem pemilu tertutup akan
menentukan jumlah kursi yang diperoleh oleh setiap partai politik dalam lembaga
legislatif atau parlemen. Jumlah kursi yang diperoleh oleh partai politik didasarkan
pada persentase suara yang mereka terima dari pemilih.
Dalam beberapa sistem, terdapat ambang batas pemilu yang harus dicapai oleh
partai politik untuk memperoleh kursi dalam lembaga legislatif. Setelah partai politik
memperoleh kursi, partai tersebut memiliki wewenang untuk menentukan calon
wakil rakyat yang akan menduduki kursi-kursi tersebut. Calon wakil rakyat dipilih
berdasarkan urutan daftar calon yang telah ditetapkan sebelumnya oleh partai politik.
Biasanya, calon wakil rakyat yang terdapat pada urutan pertama atau urutan paling
atas dalam daftar calon akan menjadi perwakilan partai politik tersebut.
b) Hubungan Antara Sistem Pemilu Tertutup dan Sila Keempat
Pada dasarnya, sistem pemilu tertutup tidak memiliki hubungan secara
langsung dengan Sila Keempat Pancasila karna sistem pemilu ini lebih berkaitan
dengan aspek teknis dalam proses pemilihan umum seperti mekanisme pemilihan
partai politik dan penentuan calon wakil rakyat. Sila Keempat Pancasila menekankan
pentingnya partisipasi rakyat dalam pengambulan keputusan politik yang dipilih oleh
rakyat yang menekankan nilai-nilai demokrasi, musyawarah dan kesepakatan dalam
membangun kebijakan dan mengatur negara.
Dalam konteks sistem pemilu tertutup, partisipasi langsung rakyat dalam
memilih calon wakil rakyat terbatas. Pemilih hanya diberikan pilihan hanya untuk
memilih partai politik sedangkan penentuan calon wakil rakyat lebih ditentukan oleh
partai politik, bukan oleh pilihan langsung dari pemilih. Meskipun demikian, pemilih
tidak secara langsung memilih calon wakil rakyat, mereka masih memiliki
kesempatan untuk memilih partai politik yang mewakili visi, nilai, atau kepentingan
mereka. Dalam proses ini, partai politik berperan sebagai perwakilan yang akan
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan pemilih di lembaga legislatif.
Sistem pemilu tertutup mungkin bukan satu-satunya faktor yang
mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Sila Keempat. Faktor-faktor lain seperti
partisipasi politik, transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan hak asasi manusia
juga berperan penting dalam memastikan keberlanjutan dan implementasi Sila
Keempat dalam sistem politik Indonesia.

c) Hubungan Antara Sistem Pemilu Tertutup dan Sila Kelima


Sila Kelima Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Keadilan sosial melibatkan distribusi sumber daya, peluang, dan
manfaat secara adil sehingga semua anggota masyarakat memiliki akses yang setara
terhadap kesejahteraan dan kesempatan yang sama untuk meningkatkan taraf hidup
mereka. Sistem pemilu tertutup dapat memiliki implikasi terhadap keadilan sosial
dalam beberapa aspek yaitu :
1. Sistem pemilu tertutup dapat mempengaruhi representasi politik dan keterwakilan
kepentingan masyarakat yang beragam. Dalam sistem ini, partai politik memiliki
peran yang dominan dalam menentukan calon wakil rakyat yang akan menduduki
kursi. Jika partai politik tidak mewakili secara proporsional beragam kelompok
sosial dan kepentingan dalam masyarakat, maka aspek keadilan sosial dalam
representasi politik dapat terpengaruh.
2. Meskipun sistem pemilu tertutup tidak secara langsung berkaitan dengan isu
keadilan sosial, partai politik yang berpartisipasi dalam pemilihan tetap memiliki
peran dalam merumuskan platform, program, dan kebijakan terkait keadilan sosial.
Pemilih akan memilih partai politik berdasarkan visi, misi, dan nilai-nilai yang
diusung oleh partai tersebut, termasuk isu-isu keadilan sosial.
3. Setelah pemilihan umum, partai politik yang berhasil memperoleh kursi akan
terlibat dalam proses pembuatan kebijakan dan legislasi. Di sinilah implementasi
keadilan sosial dapat dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang diusulkan dan
diadopsi oleh pemerintah. Partai politik yang mengutamakan nilai-nilai keadilan
sosial dalam platformnya dapat berkontribusi dalam menciptakan kebijakan yang
mendorong kesejahteraan dan pengurangan ketimpangan sosial.

d) Kelebihan dan Kekuarangan Sistem Pemilu Tertutup


1. Kelebihan :
 Memperkuat partai politik dan memberikan kesempatan besar pada kader yang
potensial.
 Menekan potensi politik uang.
 Mempermudah dalam memenuhi kuota perempuan atau etnis yang dianggap
minoritas.
 Biaya pemilu menjadi murah.
2. Kekurangan:
 Menutup kanal partisipasi publik yang lebih besar karena masyarakat tidak
memilih calon legislatif.
 Berpotensi sebagai kemunduran demokrasi.
 Berpotensi menguatkan oligarki di internal partai politik.
 Berpotensi dilakukannya politik uang di internal partai politik dalam
menentukan nomor urut calon.
D. Perbandingan Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup
a) Perbedaan Dalam Mekanisme Pemilian
Berikut beberapa perbedaan antara sistem proporsional terbuka dan tertutup dikutip
dari Buku Hukum Pemilu di Indonesia (2023) oleh Abdul Hakam Sholahuddin dkk.
Perbedaan Sistem Proporsional Terbuka Sistem Proporsional Tertutup
Pelaksanaan Partai politik mengajukan daftar Partai politik mengajukan daftar
calon yang disusun berdasarkan disusun berdasarkan nomor urutan
abjad atau undian.
Metode Rakyat atau pemilih hanya Rakyat atau pemilih hanya memilih
pemberian memilih salah satu nama calon partai politiknya
suara
Penetapan Penetapan calon yang terpilih Penetapan calon yang terpilih
calon terpilih berdasarkan suara terbanyak berdasarkan nomor urut
Derajat Memiliki derajat keterwakilan Kurang memiliki derajat
keterwakilan yang tinggi karena pemilih keterwakilan yang tinggi atau kurang
bebas memilih wakilnya secara demokratis karena pemilih tidak bisa
langsung, sehingga pemilih langsung memilih wakilnya
dapat terus mengontrol orang
yang dipilih
Tingkat Memungkinkan kader yang Memungkinkan didominasi oleh
kesetaraan hadir dapat berasal dari bawah, kader yang sudah mengakar ke atas
calon sehingga kemenangan yang karena adanya kedekatan dengan
diraih nantinya karena ada elite partai politik, bukan karena
dukungan massa. dukungan massa
Jumlah kursi Partai politik memperoleh kursi Setiap partai menyajikan daftar
dan daftar yang sebanding dengan suara dengan jumlah yang lebih
kandidat yang diperoleh dibandingkan jumlah kursi yang
dialokasikan daerah pemilihan

b) Efektivitas Dalam Mewujudkan Sila Keempat dan Sila Kelima Pancasila


Sistem pemilu baik terbuka maupun tertutup dapat berperan dalam
mewujudkan Sila Keempat Pancasila. Dalam sistem pemilu terbuka, pemilih
memiliki kesempatan untuk memilih calon secara langsung. Hal ini dapat
meningkatkan partisipasi politik rakyat dan memberikan legitimasi pada para wakil
rakyat yang terpilih. Dalam konteks ini, pemilu terbuka dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan prinsip demokrasi dan perwakilan rakyat dalam Sila Keempat. Sistem
pemilu tertutup juga dapat berkontribusi dalam mewujudkan Sila Keempat. Dalam
sistem ini, partai politik berperan sebagai perantara antara pemilih dan wakil rakyat.
Partai politik yang berkualitas dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dapat
menjalankan fungsi perwakilan dengan baik. Penting bagi partai politik untuk
melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat, mengadakan musyawarah
internal, dan mempertimbangkan aspirasi dan kebutuhan rakyat dalam penentuan
calon wakil rakyat. Dengan demikian, sistem pemilu tertutup dapat menjembatani
hubungan antara rakyat dan wakil rakyat dalam Sila Keempat.
Sistem pemilu, baik terbuka maupun tertutup, juga dapat berperan dalam
mewujudkan Sila Kelima Pancasila. Prinsip keadilan sosial dalam Sila Kelima dapat
dicerminkan dalam program dan kebijakan partai politik yang diusung selama
kampanye pemilu. Partai politik yang mampu menyusun agenda kebijakan yang
memperhatikan kesetaraan sosial, distribusi yang adil, dan perlindungan hak-hak
rakyat dapat berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Selain itu, pemilihan umum juga merupakan proses politik yang
memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih partai politik yang
memperjuangkan isu-isu keadilan sosial. Pemilih dapat memilih partai politik yang
memiliki program-program dan kebijakan-kebijakan yang mendukung kesejahteraan
dan mengurangi ketimpangan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kaitannya dengan Sila Keempat dan Sila Kelima Pancasila, dapat
disimpulkan bahwa baik sistem pemilu terbuka maupun tertutup memiliki potensi untuk
mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Namun, implementasi keduanya
harus memperhatikan aspek yang relevan dengan setiap sila. Sistem pemilu terbuka dapat
mendorong partisipasi aktif rakyat, meningkatkan aksesibilitas, dan mendorong
keberagaman. Hal ini sejalan dengan Sila Keempat yang menekankan partisipasi rakyat
dalam pengambilan keputusan dan Sila Kelima yang menekankan keadilan sosial dan
persatuan.
Sementara itu, sistem pemilu tertutup dapat memastikan kualitas pemimpin yang
berkualifikasi, stabilitas, dan keamanan proses pemilihan. Ini sesuai dengan Sila Keempat
yang menekankan pemimpin yang bijaksana dan memiliki keahlian yang memadai, serta
Sila Kelima yang menekankan stabilitas dan keadilan sosial. Dalam kedua sistem, penting
untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan keadilan dalam proses
pemilihan. Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan mereka, implementasi yang baik
dari sistem pemilu terbuka dan tertutup dapat memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila
terwujud dalam konteks pemilihan umum.
B. Saran
Memastikan partisipasi aktif dapat diwujudkan dengan mendorong partisipasi
politik yang inklusif, transparan dan melibatkan masyarakat secara luas. Lalu memastikan
aksesibilitas yang adil bagi semua warga negara untuk ikut serta dalam proses pemilihan.
Ini dapat dicapai dengan menyediakan fasilitas dan layanan pemungutan suara yang
mudah dijangkau, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan atau terpinggirkan.
Dalam sistem pemilu, memastikan representasi yang adil dari berbagai kelompok
masyarakat dalam proses pemilihan. Ini dapat dicapai dengan menerapkan sistem kuota
atau langkah-langkah lain yang memastikan keterwakilan yang seimbang dari berbagai
latar belakang budaya, agama, dan gender.
DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia. (2023, 29 Mei). Apa Itu Sistem Proporsional Tertutup dalam Pemilu?.
Diakses pada 3 Juni 2023, dari
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230529175941-569-955460/apa-itu-
sistem-proporsional-tertutup-dalam-pemilu
detik.com. (2023). Apa Itu Sistem Pemilu Proporsional Tertutup? Begini Kelebihan &
Kekurangannya. Diakses pada 3 Juni 2023, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6505809/apa-itu-sistem-pemilu-
proporsional-tertutup-begini-kelebihan--kekurangannya#:~:text=Jakarta%20%2D
%20Sistem%20pemilu%20proporsional%20tertutup,calon%20wakil%20rakyat
%20secara%20langsung.
M.S,Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
Mulyono, Galih, Rizal Fatoni. (2019). Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila
Keempat Pancasila Dalam Pemilihan Umum Daerah Di Indonesia. Vol 7 No 2
Oktober 2019, hal 97-107. Universitas Merdeka Malang.
Wulan Ayu W. P., Zendy. (2009). “Pemilihan Umum Sebagai Salah Satu Mekanisme
Pemenuhan Hak Sipil dan Politik Bagi Warga Negara”, Jurnal Konstitusi, 2(1)..
Yusdiyanto. (2016). Makna Filosofis Nilai-Nilai Sela Ke-Empat Pancasila Dalam Sistem
Demokrasi Di Indonesia. Volume 10 Issue 2, Fakultas Hukum Universitas
Lampung,

Anda mungkin juga menyukai