Anda di halaman 1dari 33

Tugas SISTIM INFORMASI TERDISTRIBUSI

Sistem Terdistribusi
( Thread, client-server, agent)

Disusun Oleh :

ARSLAN

SEKOLAH TINGGI MANEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


PROGRAM STUDI SISTIM INFORMASI
STMIK BINA MULIA PALU 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat -Nya sehingga Tugas
Mata Kuliah Sistem Terdistribusi ini berjudul “Pengertian Thread, Client-
Server & Agent” akhirnya dapat terselesaikan juga.

Penyusunan Makalah ini banyak sekali melihat dari berbagai macam


referensi-referensi yang ada. Penulis juga mengucapkan terima kasih serta
memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dosen yang mengajar
Mata Kuliah Sistem TErdistribusi yang telah memberikan tugas ini sehingga
penulis bisa mengetahui dan memahami lebih banyak lagi tentang apa itu
Client Server, Thread & Agent.

Mudah-mudahan apa yang penulis tulis ini dapat berguna bagi kita semua dan
dengan rendah hati penulis berharap apabila ada kesalahan terhadap
penulisan dan kata-kata pada Tugas ini mohon kiranya dapat di maafkan.

palu, 12 Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, dimana segala sesuatunya itu berjalan dengan cepat,
kemajuan teknologi semakain memudahkan manusia untuk berkomunikasi
dan saling bertukar informasi. Semua orang di zaman sekarang ini hampir
setiap individu sudah memiliki komputer.

Di mana didalam dunia komputer ada yang namanya client server, Client
merupakan sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan
data atau layanan ke server sedangkan server ialah, sistem atau proses yang
menyediakan data atau layanan yang diminta olehclient.

Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg mengakses


server dalam suatu jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain
sebuah aplikasi terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika
mengakses server dalam suatu jaringan.

1.2 Pengertian Clien-Server


Pengertian Client Server Dan Peer To Peer.

Pengertian Client Server


Client Server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah perangkat
yang menerima yang akan menampilkan dan menjalankan aplikasi (software
komputer) dan server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak
sebagai pengelola aplikasi, data, dan keamanannya.

Kelebihan Client Server :


1. Lebih aman
2. Semua data dapat dibackup pada satu lokasi sentral
3. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan
pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang
tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation

Kekurangan Client Server :


1. Membutuhkan administrator yang handal
2. Pelaksanannya mahal
3. Jika server mati maka komputer clent akan mati juga

Pengertian Peer To Peer


Peer To Peer adalah jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi
server dan juga menjadi client secara bersamaan.

Kelebihan Peer To Peer :


1. Pelaksanaan tidak terlalu mahal
2. Tidak membutuhkan administrator yang handal

Kekurangan Peer To Peer :


1. Tidak cocok untuk network skala besar
2. Keamanan kurang

1.3 Tujuan Arsitektur Client Server


Tujuan Arsitektur Client Server untuk membantu perusahaan-perusahaan
dalam meningkatkan pengintegrasian data, distribusi informasi dan
sebagainanya tentnya yang berhubungan dengan client server. Arsitektur ini
juga menempatkan sebuah komputer sebagai server yang bertugas sebagai
pusat pengolahan dan layanan bagi terminal-terminal lain (client) yang
terhubung dalam sistem jaringan tersebut.

1.4 Manfaat Arsitektur Client Server


Manfaat yang bisa didapatkan dari Arsitektur client server ini tidak jauh
berbeda dengan tujuannya yaitu dapat membantu perusahaan-perusahaan
dalam pengolahan sebuah data atau pengintegrasian data yang akan
dikirimkan, distribusi informasi dan berbagai peralatan menjadikan sistem
jaringan semakin diminati untuk diimplementasikan oleh perusahaan.

Ada beberapa manfaat jenis arsitektur ini adalah :


• Memungkinkan akses basis data yang besar
• Menaikkan kinerja
• Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian
CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini
mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
• Biaya untuk hardware dapat dikurangi
• Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup
untuk menyimpan dan mengatur basis data
• Biaya komunikasi berkurang
• Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya
bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan,
menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
• Meningkatkan kekonsistenan
• Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu
didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program
mengerjakan pemeriksaan sendiri
• Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Arsitektur Client Server


Istilah arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana
komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana
mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi – sebuah istilah yang relatif
baru untuk menjelaskan arsitektur aplikasi – berarti bahwa pemrosesan dari
suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin.

Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada


beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
1. Servis (layanan)
• Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
• Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya
• Server sebagai provider, client sebagai konsumen
2. Sharing resources (sumber daya)
• Server bisa melayani beberapa client pada waktu yang sama, dan meregulasi
akses bersama untuk share sumber daya dalam menjamin konsistensinya.
3. Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris )
• Many-to-one relationship antara client dan server.Client selalu
menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server menunggu
secara pasif request dari client.
4. Transparansi lokasi
• Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang sama atau pada
mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi server harus mudah diakses dari
client.
5. Mix-and-Match
• Perbedaan server client platforms
6. Pesan berbasiskan komunikasi
• Interaksi server dan client melalui pengiriman pesan yang menyertakan
permintaan dan jawaban.
7. Pemisahan interface dan implementasi
• Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan
yang diterbitkan tidak berubah.
Client Server System
Client / Server Application

Fungsi client server

Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai


workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima
permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data
dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server,
menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server
menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan
hasil ke client. Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan
integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses
update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan
recovery.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Arsitektur Client Server


Istilah arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana
komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana
mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi – sebuah istilah yang relatif
baru untuk menjelaskan arsitektur aplikasi – berarti bahwa pemrosesan dari
suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin. Kita tahu bahwa
perkembangan teknologi kini telah banyak membuat perubahan pada cara
berpikir kita (manusia). Dengan laju pertumbuhan teknologi yang makin
cepat, kebutuhan akan informasi dari hari ke hari meningkat sehingga
menuntu kelancaran, dan kecepatan proses distribusi informasi.

Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada


jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server.
Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini
yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang
terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga
dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server),
printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).

Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat berfungsi sebagai Server,
tetapi Server dapat berfungsi menjadi Client (server non-dedicated). Prinsip
kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, dimana Server akan menunggu
permintaan dari Client, memproses dan memberikan hasil kepada Client,
sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu proses
dan melihat visualisasi hasil prosesnya.

Sistem Client Server ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan


jaringan komputer skala luas. Sistem ini menggunakan protokol
utama Transmision Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), sedangkam
sistem operasi yang digunakan antara lain Unix, Linux dan Windows NT.

Lingkungan Database Client/Server di Internet

 Menggunakan LAN untuk mendukung jaringan PC


 Masing-masing PC memiliki penyimpan tersendiri
 Berbagi hardware atau software

Komponen dasar Client Server

Pada dasarnya Client Server terdiri dari 3 komponen pembentuk dasar,


yaitu Client, Middleware,dan Server. Gubungan dari ketiganya dapat
digambarkan sebagai berikut:

3.2 Client/Server (two tier)


Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyakclient dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Aplikasi ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan
pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database
yang mengirimkan kembali data ke client-nya.

Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan :
client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service). Tiga
komponen tersebut yaitu :
1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan
digunakan langsung oleh user.
2. Manajemen Proses.
3. Database. Model ini memisahkan peranan user interface dan database
dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan,
seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client
dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.

Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk


bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan
komunikasi dengan server database.

Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada


skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu
kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses
aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model
berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam
model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi,
semakin banyak beban pada server.

Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi


menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client
tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode
tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan
executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode
sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga
membuat sakit kepala.

Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan


oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan
model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil
dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan
pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi
menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus
pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi
meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.

Kelebihan dari model client/server


• Mudah
• Menangani Database Server secara khusus
• Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.
• Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.

Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan,


dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam system client/server,
sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database.

Server database manangani :


• Manajemen data
• Keamanan
• Query, trigger, prosedur tersimpan
• Penangan kesalahan

Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi


beban pemrosesan dari komputer sentral ke computer client. Ini berarti
semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file
tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai
lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah
mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain
menjalankan tugas-tugas tertentu,

kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Kekurangan dari model client/server :
• Kurangnya skalabilitas
• Koneksi database dijaga
• Tidak ada keterbaharuan kode
• Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
skala kecil.
• Susah di amankan.
• Lebih mahal.
3.3 Three-Tier / Multi-Tier

Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan


pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di
dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan
ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas
khusus. Yaitu :

 Layanan presentasi (tingkat client)


 Layanan bisnis (tingkat menengah)
 Layanan data (tingkat sumber data)

Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin


client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam
tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap
tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti
pada gambar 1.3

Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam


lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan,
dan keamanan.

Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada
arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara
Client dan Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS,
WebSphere, dan sebagainya. Application Server umumnya berupa business
process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun
Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier
tersebut. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan
menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web
Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi
Web Browser.

Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut
dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-
nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan
database server. Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala
dengan network bandwidth.

Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu


mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki
banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar,
Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu
biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada
sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep
model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-
lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan
keamanan.

Kelebihan arsitektur Three Tier :


• Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu
pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus
dibayar lebih kecil.
• Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan
lapisan lain ikut salah
• Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada
lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
Skala besar.
• Keamanan dibelakang firewall.
• Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
• Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart
internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat
dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
• Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di
pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.

Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier

 Keluwesan teknologi
 Mudah untuk mengubah DBMS engine
 Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda
 Biaya jangka panjang yang rendah
 Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada
aplikasi keseluruhan
 Keunggulan kompetitif
 Kekampuan untuk bereaksi thd perubahan bisnis dengan cepat, dengan
cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi

Kekurangan arsitekture Three Tier :


• Lebih susah untuk merancang
• Lebih susah untuk mengatur
• Lebih mahal

3.4 Aplikasi N-tier


Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem dimana database
disimpan pada lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang
tidak dapat mengakses procedure tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa
perlunya menyimpan database lebih dari satu server? Tentu saja Anda juga
menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat
berkembang, bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat
memungkinkan saat sebuah perusahaan telah memiliki divisi yang cukup
besar dimana harus memiliki database tersendiri. Dalam kasus penggunaan
lebih dari satu server database, Anda perlu mengimplementasikan strategi
development yang berbeda, pendekatan yang baik adalah dengan
menggunakan model n-tier. Huruf “n” pada n-tier menunjukkan variabel
numerik yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan
seterusnya. Karena itu sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih tingkatan
logical, umumnya aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.

Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema disain aplikasi


two-tier yang mengimplementasikan business logic pada stored procedure
seperti yang telah diterangkan diatas, kemudian melakukan improvisasi
disain dengan menambahkan sebuah tingkatan (tier) sebagai middle tier
sebagai business object, arsitektur inilah yang dikenal dengan 3-tier.
Perbedaan nyata dengan 2-tier adalah, business object pada 3-tier terpisah
dari aplikasi client dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa
sistem 3-tier secara umum terbentuk dari tingkatan client, business dan
database.

Untuk membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang


mungkin paling sering Anda temui adalah penerapan Internet ataupun
Intranet.
Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang menjalankan browser
dan meminta informasi dari middle-tier yang berupa HTTP Server. Middle-
tier akan meminta data pada server database, kemudian mengirimkannya
kembali kepada HTTP Server. HTTP Server akan mengirimkan kepada
browser dalam bentuk page/halaman web. Diagramnya terlihat seperti
dibawah ini:

Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat
pada client menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan
beberapa database yang digunakan secara bersamaan. Dalam pembahasan
berikut ini, akan dijelaskan contoh kasus penerapan 3-tier. Bayangkan sebuah
sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database.

Sistem tersebut harus melakukan kalkulasi gaji karyawan berdasarkan pajak


dan peraturan lainnya yang dapat berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun
ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem,
pada tingkatan mana Anda harus melakukan update? Anda hanya perlu
melakukan update pada tingkatan business object, yang ada karena arsitektur
3-tier ini. Satu hal yang harus terus diingat sebagai konsep dasar, bahwa
pengertian arsitektur 2-tier maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan
secara physical. Sehingga pada sebuah sistem kecil Anda dapat menjalankan
business logic dan database pada komputer yang sama. Tetapi pada sistem
yang besar, Anda mungkin memerlukan beberapa komputer untuk
menjalankan baik tingkatan business ataupun database.

Teknologi pendukung

Beberapa contoh teknologi yang umum dipergunakan untuk mendukung n-


tier:
1. Component Object

Umumnya merupakan model object oriented dimana dapat dipergunakan


oleh aplikasi yang berbeda dan penggunaan ulang komponen. Contohnya
adalah COM/DCOM. Aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang
berbeda dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan Component
Object. Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa
pemrograman yang berbeda-beda. Pada prinsipnya komponen tersebut terdiri
dari class yang memiliki sekumpulan method.

1. Microsoft Transaction Server

MTS atau Microsoft Transaction Server merupakan software yang


dikembangkan oleh Microsoft untuk keperluan monitoring transaksi pada
aplikasi terdistribusi. MTS beroperasi pada middle-tier dan menyediakan
control transaksi. Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan sistem 3-tier
yang mana menempatkan business object pada middle-tier, maka Anda dapat
membuat ActiveX DLL sebagai business objectnya, dan melakukan instalasi
didalam lingkungan MTS pada middle-tier. MTS akan bertanggung-jawab
dalam menangani akses multi-client pada busines object tersebut. MTS
menyediakan fasilitas seperti transaksi rollback, commit dan deadlock pada
middle-tier.

1. HTTP/Web Server.

Untuk aplikasi n-tier pada aplikasi Internet/Intranet, Anda mutlak


memerlukan Web Server. Terdapat cukup banyak web server yang umum
digunakan seperti Apache Web Server atau Internet Information Server (IIS).
Anda dapat menggunakan web server sebagai middle-tier untuk menangani
permintaan dari browser komputer client.
1. Microsoft Message Queue Server.

MMQS atau Microsoft Message Queue Server merupakan teknologi yang


dikembangkan oleh Microsoft yang berjalan pada middle-tier dan berfungsi
untuk mengelola antrian permintaan.

Hal ini dilatarbelakangi karena didalam jaringan yang besar, tidak semua
komputer yang terkoneksi berfungsi pada saat yang diperlukan, sehingga
diperlukan sebuah aplikasi yang dapat mengelola antrian request dari client
dan response dari server yang akan dikirimkan lagi ketika komputer tujuan
telah berfungsi. Satu keuntungannya lagi, jika client-client meminta request
yang melebihi kapasitas sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya
untuk kemudian mendelegasikannya pada server yang tidak sibuk. Untuk
kebutuhan ini diperlukan aplikasi pada server yang berfungsi sebagai listener
atau referral.

1. Database Management System.

Database Management System atau dikenal dengan singkatan DBMS


merupakan sumber penyimpanan data dan tentu saja memegang peranan
vital dalam keseluruhan sistem. Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier, diperlukan
aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada lingkungan tersebut, beberapa
contohnya adalah MySQL, Microsoft SQL Server dan Oracle. Jika pada DBMS
yang dipergunakan terdapat fasilitas stored procedure, maka dimungkinkan
untuk menyimpan business logic didalam stored procedure yang akan diakses
oleh client.
3.5 Keuntungan Dan Kerugian n-tier
Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier
(atau 3-tier pada umumnya), yang terutama adalah:

1. Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan dating


2. Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara

3. Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda


secara transparan.

Apakah terdapat kerugian n-tier? Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai


konsekuensinya, yaitu sistem n-tier relatif mahal untuk development dan
instalasinya. Hal ini dikarenakan perencanaan software pada 3-tier bisa jadi
sangat kompleks. Bahkan pada awal tahap perencanaan, Anda telah harus
mempertimbangkan potensi pengembangan perusahaan pada masa yang akan
datang. Kompleksitas dalam hal ini meliputi seluruh aspek, baik infrastruktur
maupun pembuatan software secara keseluruhan.

Sementara dalam suatu perusahaan, semakin besar perubahan sistem yang


dilakukan, maka akan semakin memerlukan adaptasi yang semakin luas
ruang lingkupnya. Karena itu secara otomatis memerlukan rentang waktu
relatif lebih lama.

Terutama jika sistem 3-tier tersebut akan menggantikan sistem yang telah
lama digunakan, terdapat cukup banyak tantangan untuk sosialisasi sistem
yang baru. Dalam hal ini, interaksi dan komunikasi dengan pengguna sistem
secara keseluruhan sangat diperlukan. Karena itu terdapat dua sisi yang harus
Anda temukan titik imbangnya, antara keuntungan-keuntungan yang dapat
diraih oleh arsitektur aplikasi n-tier berbanding dengan biaya, tenaga dan
waktu yang diperlukan untuk development dan implementasinya.
BAB IV
THREAD

4.1 Pengertian Thread


Thread adalah unit dasar dari utilitas CPU. Di dalamnya terdapat ID thread,
program counter, register, dan stack. Dan saling berbagi dengan thread lain
dalam proses yang sama.

Keuntungan memakai Thread:


* Tanggap: Multi-threading mengizinkan program untuk terus berjalan
walaupun pada bagian program tersebut diblock atau sedang dalam keadaan
menjalankan operasi yang lama/panjang. Contohnya multithread web
browser dapat mengizinkan pengguna berinteraksi dengan suatu thread
ketika suatu gambar sedang diload oleh thread yang lain.

* Pembagian sumber daya: Secara default, thread membagi memori dan


sumber daya dari proses. Keuntungan dari pembagian kode adalah aplikasi
mempunyai perbedaan aktifitas thread dengan alokasi

* Ekonomis: Mengalokasikan memori dan sumber daya untuk membuat


proses itu sangat mahal. Alternatifnya thread membagi sumber daya dari
proses, Jadi lebih ekonomis.

* Pemberdayaan arsitektur multiprosesor: Keuntungann dari multithreading


dapat ditingkatkan dengan arsitektur multiprosesor, dimana setiap thread
dapat berjalan secara parallel pada prosesor yang berbeda. Pada arsitektur
prosesor tunggal, CPU biasanya berpindah-pindah antara setiap thread
dengan cepat, sehingga terdapat ilusi paralelisme, tetapi pada kenyataannya
hanya satu thread yang berjalan di setiap waktu.

Selain itu juga ada 2 macam thread :


1. User thread adalah pengelolaan thread yang dilakukan oleh user level
(pengguna)
2. Kernel thread adalah pengelolaan thread yang dilakukan oleh kernel
komputer sehingga user tidak dapat menginterupsi.

Macem-macem Thread

Single threading : proses hanya mengeksekusi satu thread dalam satu waktu.

Multi-threading : proses dapat mengeksekusi sejumlah thread dalam satu


waktu.

Model MultiTrading:

One to one: Memetakan setiap user thread ke dalam 1 kernel thread.

Kelebihan: Model one-to-one lebih sinkron daripada model many-to-one


karena mengizinkan thread lain untuk berjalan ketika suatu thread membuat
pemblokingan terhadap sistem pemanggilan, hal ini juga membuat multiple
thread bisa berjalan secara parallel dalam multiprosesor .

Kekurangan: Dalam pembuatan user thread diperlukan pembuatan


korespondensi thread pengguna. Karena dalam proses pembuatan kernel
thread dapat mempengaruhi kinerja dari aplikasi, maka kebanyakan dari
implementasi model ini membatasi jumlah thread yang didukung oleh sistem.

Model ini ada pada Windows NT dan OS/2.

One to Many: memetakan beberapa tingkatan thread user hanya ke satu buah
kernel thread.

Kelebihan: Managemen proses thread dilakukan oleh (di ruang) pengguna,


sehingga menjadi lebih efisien.
Kekurangan: multi thread tidak dapat berjalan atau bekerja secara paralel di
dalam multiprosesor karena hanya satu thread saja yang bisa mengakses
kernel dalam suatu waktu.

Model ini ada pada Solaris Green dan GNU Portable.

Many to Many : Membolehkan setiap tingkatan user thread dipetakan ke


banyak kernel thread.

Kelebihan:
* Developer dapat membuat user thread sebanyak yang diperlukan dan kernel
thread yang bersangkutan dapat berjalan secara parallel pada multiprocessor.

* Dan ketika suatu thread menjalankan blocking system call maka kernel
dapat menjadwalkan thread lain untuk melakukan eksekusi.

Kekurangan:

* Developer dapat membuat user thread sebanyak mungkin, tetapi konkurensi


tidak dapat diperoleh karena hanya satu thread yang dapat dijadwalkan oleh
kernel pada suatu waktu.

Model ini ada pada Solaris, IRIX, dan Digital UNIX.


BAB V
AGENT

5.1 Pengertian Agent


Dewasa ini banyak sekali digunakan kosa kata agent, baik dalam bidang
informatika dan ilmu komputer, seperti software engineering, artificial
intelligence (AI), distributed system, dsb, maupun dalam bidang lain yang
terkait, misalnya bidang industri, manufacturing, bisnis, electronic
commerce, dsb. Populernya penggunakan teknologi agent pada berbagai
bidang ilmu bukan berarti membuat jelas definisi agent. Tetapi justru
membuat definisi agent semakin tidak jelas, karena setiap peneliti berusaha
untuk mendefinisikan agent sesuai dengan latar belakang ilmu yang mereka
miliki. Bagaimanapun juga sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para
peneliti tentang definisi formal mengenai apa yang disebut dengan agent.
Akibat yang timbul dari tidak adanya kesepakatan definisi agent adalah,
munculnya penggunaan agent dengan banner yang bermacam-macam,
meskipun yang dimaksud kadang-kadang adalah sama, ataupun tidak ada
perbedaaan yang signifikan didalamnya, misalnya adalah penggunaan kata-
kata, intelligent agent, agent technology, software agent, autonomous agent,
ataupun agent.

5.2 Mobile Agent


Mobile agent adalah agen yang aktif dan dapat bergerak menuju komputer
lain, atau mejelajahi jaringan untuk menjalankan tugasnya. Mobile
agent sering digunakan untuk mengumpulkan data, informasi atau suatu
perubahan. Mobile agent tidak terikat pada sistem dimana ia mulai
dieksekusi. Mobile agent mempunyai kemampuan unik untuk memindahkan
dirinya sendiri dari satu sistem ke sistem yang lain dalam suatu jaringan.
Kemampuan untuk berkeliling memungkinkan Mobile agentuntuk berpindah
ke sistem yang mengandung obyek yang akan berinteraksi dengan agen dan
kemudian mengambil manfaat selama berada dalam host dan jaringan yang
sama dengan obyek.

Secara praktis dapat dikatakan bahwa Mobile agent adalah sebuah program
yang dapat menghentikan eksekusi, berjalan melalui jaringan dengan
membawa kode dan state-nya, dan kemudian melanjutkan eksekusinya
pada host yang lain. Aglets merupakan contoh perangkat lunak yang
memungkinkan pengembangan dan penerapan mobile agents ini.

Beberapa penerapan dari Mobile agent: Pengumpulan data, pencarian dan


penyaringan, pemantauan asinkron, dan pemrosesan paralel.

Keuntungan Mobile agent

Ada beberapa keuntungan yang dapat dari penerapan Mobile agent bila
dibandingkan dengan teknologi agen yang lain, misalnya RMI. Meskipun
kenyataannya hampir semua masalah dalam komputasi terdistribusi dapat
diselesaikantanpa menggunakan Mobile agent, namun dengan
menerapkan Mobile agent akan dapat memudahkan pengembangan aplikasi
dan dapat meningkatkan keandalan dan efisiensi. Sedikitnya ada beberapa
keuntungan yang didapatkan dari Mobile agent:

1. Mengurangi beban jaringan:

Sistem terdistribusi sangat tergantung pada protokol komunikasi yang


melibatkan banyak interaksi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Akibatnya, traffic jaringan tinggi. Sebaliknya, Mobile agent memungkinkan
untuk mengemas suatu aplikasi , mengirimkannya ke host tujuan dan
kemudian interaksi dapat terjadi secara lokal. Mobile agent juga bermanfaat
untuk mengurangi aliran data pada jaringan. Jika terdapat data dengan
jumlah yang sangat besar tersimpan di remote host, maka lebih baik
memproses data tersebut secara lokal ditempatnya, dari pada
mengirimkannya melalui jaringan. Moto Mobile agent adalah: lebih baik
memindahkan komputasi ke temapat data, dari pada memindahkan data ke

tempat komputasi.
2. Efisiensi sumber daya:

Konsumsi sumber daya (CPU dan memori) dapat dihemat, sebab Mobile
agent menetap dan bekerja hanya pada satu node pada satu waktu. Node yang
lain tidak menjalankan agen sampai node tersebut memerlukannya.

3. Menanggulangi latency jaringan:

Sistem real-time yang kritis perlu tanggap terhadap perubahan


lingkungannya secara real-time. Keterlambatan tanggapan yang diakibatkan
oleh masalah jaringan harus dihindari. Mobile agentmenawarkan suatu
pemecahan dengan mengirimkan agen ke tujuan dan dieksekusi secara lokal.

4. Encapsulate protocol :

Ketika terjadi pertukaran data pada sistem terdistribusi, setiap host memiliki
kode sebagai implementasi dari protokol yang diperlukan untuk mengkode
data yang keluar dan menerjemahkan data yang masuk secara tepat. Untuk
menjamin kompatibilitas, kode-kode protokol tersebut sudah dibakukan.
Teatapi untuk mengakomodasi keperluan efisiensi dan keamanan yang lebih
baru, tidak praktis bila harus meng-upgrade kode protokol tersebut, meskipun
hal tersebut meungkinkan. Mobile agent dapat memecahkan masalah
tersebut, karena Mobile agent dapat dikirim ke remote host dengan tujuan
untuk membentuk “channel” yang berdasarkan protokol yang sudah baku
tersebut.

5. Eksekusi secara asynchronous dan autonomous:

Perangkat mobile sering kali harus menggunakan koneksi jaringan yang


mahal dan mudah putus. Pekerjaan dapat digabungkan ke dalam Mobile
agent yang kemudian dapat dikirimkan ke tujuan. Setelah dikirimkan dan
sampai ke tujuan, koneksi antara perangkat mobile dan jaringan dapat
diputuskan. Mobile agent menjadi berdiri sendiri dan dapat beroperasi
secara asynchronous danautonomous. Kemudian, perangkat Mobile dapat
dikoneksikan ke jaringan untuk mengambil dan mengumpulkan kembali agen
yang telah dikirimkan. Dengan cara disconected operation ini agent
dispatched tidak memerlukan sistem asal untuk tetap aktif sementara mereka
dieksekusi. Mereka juga bisa menunggu (work while you sleep)
6. Beradaptasi secara dinamis:

Mobile agent mempunyai kemampuan untuk mengetahui perubahan di


lingkungan eksekusinya dan dapat bereaksi secara autonomous melakukan
perubahan. Multiple Mobile agent mempunyai kemampuan yang khas untuk
berdistribusi sendiri di antara host-host dalam jaringan sedemikian rupa
untuk memelihara konfigurasi yang optimal untuk penyelesaian masalah
khusus.

7. Andal dan toleran terhadap kesalahan :

Kemampuan mobile agent untuk berinteraksi secara dinamis pada situasi dan
keadaan yang tak menguntungkan menjadikan Mobile agent mudah untuk
membuat sistem terdistribusi yang andal dan toleran terhadap kesalahan. Jika
sebuah host akan di-shutdown , semua agen yang sedang eksekusi di mesin
tersebut akan diberi peringatan dan diberikan waktu untuk berpindah dan
melanjutkan operasinya di host yang laindalam jaringan tersebut.

8. Mendukung lingkungan yang heterogen:

Komputasi jaringan pada dasarnya sangat heterogen. Baik pada sisi perangkat
keras maupun perangkat lunak. Mobile agent tidak tergantung pada
komputer dan jaringan, tetapi hanya bergantung pada lingkungan
eksekusinya. Sebagai contoh, Mobile agent java dapat ditujukan ke segala
sistem yang mempunyai JVM ( Java Virtual Machine).

9. Real Time Notification:

Agen yang ditempatkan pada remote site bisa memberitahukan perubahan isi
secara cepat ( misal upgrade software,pasar saham). Tanpa harus diminta oleh
user. Ini juga terkait dengan hasil pencarian yang up todate, meningkatkan
kemampuan penyimpanan data terpusat yang telah ada.
1. Ekekusi paralel:

Komputasi masif bisa dibagi ke dalam sejumlah agen, dilakukan dispatch ke


node yang paling sesuai untuk eksekusi dari tiap komponen, dan merakitnya
di home. Sumber daya hardware bukan lagi batasan.

1. Paradigma Komputasi yang adaptif:

Mobile agent bisa di-retract,dispatch, clone atau deactivate sesuai dengan


perubahan kondisi.

2. Skalabilitas:

Bila jumlah elemen komputasi di jaringan meningkat, agen baru bisa dikirim
atau clone dan dispatch ke mesin baru di jaringan.

Software Agent

Adalah entitas perangkat lunak yang didedikasikan untuk tujuantertentu yang


memungkinkan user untuk mendelegasikan tugasnya secara
mandiri,selanjutnya software agent nantinya disebut agent saja. Agent bisa
memiliki idesendiri mengenai bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu atau agendatersendiri. Agent yang tidak berpindah ke host lain
disebut stationary agent.

Karakteristik dari Agen :

1. Autonomy :

Agent dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara
langsung oleh user, agent lain ataupun oleh lingkungan (environment). Untuk
mencapai tujuan dalam melakukan tugasnya secaramandiri, agent harus
memiliki kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yangmereka perbuat, baik
aksi keluar maupun ke dalam.

2. Intelligence, Reasoning, dan Learning :


Setiap agent harus mempunyaistandar minimum untuk bisa disebut agent,
yaitu intelegensi ( intelligence ). Dalam konsep intelligence, ada tiga
komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base, kemampuan
reasoning berdasar padaknowledge baseyangdimiliki,
dankemampuanlearninguntuk beradaptasi dalam perubahanlingkungan.

3. Mobility dan Stationary :

Khusus untuk mobile agent , dia harus memilikikemampuan yang merupakan


karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitumobilitas. Berbeda
denganstationary agent . Tetapi keduanya tetap harusmemiliki kemampuan
untuk mengirim pesan dan berkomunikasi dengan agentlain.

4. Delegation :

Agent bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yangdiperintahkan oleh


user. Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalahkarakteristik
utamasuatu program disebut agent.

5. Reactivity :

Kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan adanyaperubahan


informasi yang ada dalam suatu lingkungan. Lingkungan itu bisamencakup:
agent lain, user, informasi dari luar, dsb.

6. Proactivity dan Goal-Oriented :

Sifat proactivity boleh dibilang adalahkelanjutan dari sifat reactivity . Agent


tidak hanya dituntut bisa beradaptasiterhadap perubahan lingkungan, tetapi
juga harus mengambil inisiatif langkahpenyelesaian apa yang harus diambil.
Untuk itu agentharus didesain memiliki tujuan (goal) yang jelas, dan selalu
berorientasikepada tujuan yang diembannya (goal-oriented ).

7. Communication and Coordination Capability :

Agent harus memilikikemampuan berkomunikasi dengan user dan juga agent


lain. Masalahkomunikasi dengan user adalah masuk ke masalah user interface
dan perangkatnya, sedangkan masalah komunikasi, koordinasi, dan
kolaborasidengan agent lain adalah masalah sentral penelitian Multi Agent
System (MAS).

Bagaimanapun juga, untuk bisa berkoordinasi dengan agent laindalam


menjalankan tugas, perlu bahasa standard untuk berkomunikasi. TimFinin
adalah peneliti software agent yang banyak berkecimpung dalam riset
mengenaibahasa dan protokol komunikasi antar agent. Salah satu produk
mereka adalah Knowledge Query and Manipulation Language (KQML). Dan
masih terkaitdengan komunikasi antar agent adalah Knowledge Interchange
Format (KIF).

Klasifikasi Software Agent

1. Klasifikasi menurut Karakteristik yang Dimiliki

Menurut Nwana, agent bisa diklasifikasikan menjadi delapan berdasarkan


pada karakteristiknya.

1. Collaborative Agent :

Agent yang memiliki kemampuan melakukan kolaborasidan koordinasi antar


agent dalam kerangka Multi Agent System (MAS).

1. Interface Agent :

Agent yang memiliki kemampuan untuk berkolaborasidengan user,


melakukan fungsi monitoring dan learning untuk memenuhikebutuhan user.

1. Mobile Agent :

Agent yang memiliki kemampuan untuk bergerak dari suatutempat ke tempat


lain, dan secara mandiri melakukan tugas ditempat barunyatersebut, dalam
lingkungan jaringan komputer.

1. Information dan Internet Agent :

Agent yang memiliki kemampuan untuk menjelajah internet untuk


melakukan pencarian, pemfilteran, dan penyajianinformasi untuk user, secara
mandiri. Atau dengan kata lain, memanageinformasi yang ada di dalam
jaringan Internet.

1. Reactive Agent :

Agent yang memiliki kemampuan untuk bisa cepatberadaptasi dengan


lingkungan baru dimana dia berada.

1. Hybrid Agent :

Kita sudah mempunyai lima klasifikasi agent . Kemudian agent yang memiliki
katakteristik yang merupakan gabungan dari karakteristik yangsudah kita
sebutkan sebelumnya adalah masuk ke dalam

hybrid agent .

1. Heterogeneous Agent System :

Dalam lingkungan Multi Agent System (MAS),apabila terdapat dua atau lebih
hybrid agent yang memiliki perbedaankemampuan dan karakteristik, maka
sistem MAS tersebut kita sebut dengan heterogeneous agent system.

2. Klasifikasi menurut Lingkungan Dimana Dijalankan


3. Desktop Agent :

Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkungan Personal Computer (PC),
dan berjalan diatas suatu Operating System (OS).

1. Internet Agent :

Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringanInternet,


melakukan tugas memanage informasi yang ada di Internet.Termasuk dalam
klasifikasi ini adalah:

 Web Search Agent


 Web Server Agent
 Information Filtering Agent
 Information Retrieval Agent
 Notification Agent
 Service Agent
 Mobile Agent

1. Intranet Agent :

Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringanIntranet,


melakukan tugas memanage informasi yang ada di Intranet.Termasuk dalam
klasifikasi ini adalah:

 Collaborative Customization Agent


 Process Automation Agent
 Database Agent
 Resource Brokering Agent

Bahasa Pemrograman yang digunakan

Bahasa pemrograman yang dipakai untuk tahap implementasi dari


softwareagent, sangat menentukan keberhasilan dalam implementasi agent
sesuai dengan yangdiharapkan. Beberapa peneliti memberikan petunjuk
tentang bagaimana karakteristik bahasa pemrorgaman yang sebaiknya di
pakai. Diantaranya yaitu :

1. Object-Orientedness:

Karena agent adalah berhubungan dengan obyek, bahkan beberapa


penelitimenganggap agent adalah obyek yang aktif, maka juga agent
harusdiimplementasikan kedalam pemrorgaman yang berorientasi obyek
(object-orientedprogramming language).

2. Platform Independence:

Seperti sudah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa agent hidup


danberjalan diberbagai lingkungan. Sehingga idealnya bahasa pemrograman
yang dipakaiuntuk implementasi adalah yang terlepas dari platform, atau
dengan kata lain programtersebut harus bisa dijalankan di platform apapun
(platform independence).

3. Communication Capability:

Pada saat berinteraksi dengan agent lain dalam suatu lingkungan


jaringan(network environment), diperlukan kemampuan untuk melakukan
komunikasi secarafisik. Sehingga diperlukan bahasa pemrograman yang dapat
mensupportpemrograman yang berbasis network dan komunikasi.

4. Security:

Faktor keamanan (security) adalah factor yang sangat penting dalam


memilihbahasa pemrorgaman untuk implementasi software agent. Terutama
untuk mobilagent, diperlukan bahasa pemrograman yang mensupport level-
level keamanan yangbisa membuat agent bergerak dengan aman.

5. Code Manipulation:

Beberapa aplikasi software agent memerlukan manipulasi kode


programsecara runtime, sehingga diperlikan bahasa pemrograman untuk
software agent yangdapat menangani masalah
runtime tersebut.Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa
pemrograman yang layak untuk mengimplementasikan software agent adalah
sebagai berikut :

 Java
 Telescript
 Tcl/Tk, Safe-Tcl, Agent-Tcl
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai
workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima
permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data
dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server,
menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir.

Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan :
client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service). Tiga
komponen tersebut yaitu :
1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan
digunakan langsung oleh user.
2. Manajemen Proses.
3. Database. Model ini memisahkan peranan user interface dan database
dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.

Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan


pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di
dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier).

Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multi-user yang stabil, bahkan saat
pada client menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan
beberapa database yang digunakan secara bersamaan.

Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier


(atau 3-tier pada umumnya), yang terutama adalah:

1. Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan dating


2. Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara

3. Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda


secara transparan.

6.2 Referensi
1. http://maungampus.blogspot.com/2013/09/pengertian-thread-dan-
macam-macamnya.html
2. http://achmad89.wordpress.com/2010/07/11/arsitektur-client-server/
3. http://bayumuhammad.blogspot.com/2011/09/sistem-terdistribusi-
agent.html
4. http://namykrenz.wordpress.com/2013/12/01/model-arsitektur-sistem-
terdistribusi/

Anda mungkin juga menyukai