Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka tim penyusun
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Teknologi GPRS & EDGE.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Jaringan Internet.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki tim penyusun. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makassar, 17 Maret 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
2
3
BAB II PEMBAHASAN
10
21
22
23
24
24
28
3.1 Kesimpulan
DAFTAR REFERENSI
28
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi dalam hal pengukuran besaran listrik saat ini berkembang pesat. Salah
satunya adalah penyampaian informasi besaran listrik jarak jauh. Perkembangan alat ukur yang
semakain canggih sangatmembantu dunia industri dalam hal pemantauan kinerja peralatan industri
yang dibutuhkan secara real time untukmenjaga dan meningkatkan produktifitas. Saat ini kebutuhan
sistem pemantau tidak hanya dibutuhkan di lokasi industri tersebut berada, namun juga dibutuhkan
pemantauan yang dapat dilakukan dari tempat lain yang berada jauh dari industri tersebut.
Jika kita pengguna internet dan sepertinya tiada hari tanpa berinternet ria untuk mengecek email, browsing web site, chating, mencari literature laporan/skripsi, download program dan lain
sebagainya. Mungkin yang kita lakukan selama ini adalah pergi ke warnet. Namun hobi tersebut untuk
sementara tidak dapat dilakukan karena kita mengadakan perjalanan keluar kota.
Pada saat itu yang dibutuhkan adalah teknologi GPRS yang memungkinkan kita untuk dapat
ber-internet dimana pun berada selama sinyal GPRS tersebut ada. Teknologo telah cukup lama
ditawarkan oleh operator GSM (Handphone). GPRS mendistribusikan paket data akses internet sampai
114 Kbps. Transfer data menuju jaringan internet (Web Server) melalu jaringan GPRS selular.
GPRS merupkan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
tunneling, ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps
dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio
yang ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dank anal yang sama dapat pula digunakan
secara berbagi (Sharing) di antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat efisien
General Packet Radio Service (GPRS) adalah suau teknologi pengiriman dan penerimaan data
menggunakan sistem packet switching sistem, pecket switching ini menggantikan sistem circuit
switching yang telah digunakan sebelumnya. Packet switching adalah sebuah sistem di mana data yang
akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket) lalu ditransmisikan dan diubah kembali
menjadi data semula. Sistem ini dapat mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket perdetik. Transmisi
melalui PLMN (Public Land Mobile Network) dengan menggunakan Internet Protocol (IP)
1.2 Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalh ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan GPRS.
2.
Untuk mengetahui cara kerja dari teknologi GPRS
3.
Untuk mengetahui keunggulan dari teknologi GPRS
4. Memungkinkan kita untuk dapat ber-internet dimana pun berada selama sinyal GPRS tersebut ada.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan tim penyusun dari penyusunan makalah ini adalah disaat pengembangannya
sistem GPRS ini dapat dijadikan alternative pilihan dalam penerapan ber-internet, monitoring yang
hemat , efisien, efektif dan tidak melupakan factor keamanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GPRS
GPRS (singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS) adalah suatu teknologi
yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan
penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD. Sering disebut pula dengan teknologi 2,5G.
GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps
dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM.
GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi
bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah ,sehingga
membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar massal. Para operator jaringan komunikasi bergerak
di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak
menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi
ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula
dilakukan melalui jaringan bergerak. Layanan bergerak yang kini sukses di pasar adalah, laporan cuaca,
pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke berita-berita penting harian. Dari perkembangan
tersebut, dapat dirasakan dampaknya pada kemunculan berbeagai provider HP yang bersaing
menawarkan tarif GPRS yang semakin terjangkau.
Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga
memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, ''notebook'' dan ''handheld
computer''. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai
berikut:
Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS
Software yang dipergunakan
Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan
Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi tertentu akses GPRS terasa
lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kbps.
2.2 SEJARAH GPRS
Kemunculan GPRS didahului dengan penemuan telepon genggam generasi 1G dan 2G yang
kemudian mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga
kemunculan generasi 3G, 3,5G, dan 4G. Perkembangan teknologi komunikasi ini disebabkan oleh
keinginan untuk selalu memperbaiki kinerja, kemampuan dan efisiensi dari teknologi generasi
sebelumnya.
Generasi 1G: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh: NMT (Nordic
Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
Generasi 2G: digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. 2G
merupakan jaringan telekomunikasi seluler yang diluncurkan secara komersial pada GSM di Finlandia
oleh Radiolinja pada tahum 1991.
Time Division Multiple Access (TDMA): membagi frekuensi radio berdasarkan satuan waktu.
Teknologi ini memungkinkan untuk melayani beberapa panggilan secara sekaligus melakukan
pengulangan-pengulangan dalam irisan waktu tertentu yang terdapat dalam satu channel radio.
Personal Digital Cellular: Cara kerja mirip dengan TDMA, PDC lebih banyak digunakan di negara
Jepang.
iDEN: teknologi berbasis CDMA dengan arsitektur GSM memungkinkan untuk membuka aplikasi
Private Mobile Radio dan Push to Talk.
Digital European Cordless Telephone: teknologi ini berbasis TDMA digunakan untuk keperluan bisnis
dalam skala menengah ke atas.
Personal Handphone Secvice: teknologi ini tidak jauh berbeda dengan DECT, kecepatan
transmisinya jauh lebih cepat dan digunakan dalam lingkungan yang lebih luas.
IS-CDMA: Teknologi ini meningkatkan kapasitas sesi penelponan dengan menggunakan metode
pengkodean yang unik untuk setiap kanal frekuensi yang digunakan.
GSM: teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih delapan di dalam
satu channel frekuensi sebesar 200kHz per satuan waktu. Kelebihan dari GSM ini adalah interface yang
tinggi bagi para provider dan penggunanya.
2.3 PERKEMBANGAN GPRS
a. Generasi 2,75G
Generasi 2,75G dikenal dengan generasi EDGE. EDGE diperkenalkan oleh AT&T di Amerika Serikat pada
tahun 2003. Secara teknis sebetulnya EDGE telah memenuhi standar 3G yang ditetapkan oleh ITU.
Teknologi ini dapat mengirimkan data lebih cepat dari 2.5G.
b. Generasi 3G
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA.Teknologi 3G sering disebut dengan mobile broadband
karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja.
c. Generasi 3,5G
Generasi 3,5G merupakan pengembangan dari 3G yang memungkinkan pengiriman data lebih cepat.
Pada 3G, kecepatan transmisi maksimal 384kbps, sementara pada 3,5G kecepatan transmisi maksimal
mencapai 3,6Mbps. Generasi 3G dan 3,5G mendukung layanan video call yang memungkinkan penelpon
dan penerima saling bertatap muka.
d. Generasi 4G
Belakangan ini industri nirrkabel mulai mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya teknologi
4G ini seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari teknologi 3G PP dan Ultra Mobile
Broadband (UMB) berasal dari 3GPP2, sehingga sulit untuk membedakan dengan jelas teknologi 3G dan
4 G. Salah satu teknolgoi 4G yaitu WiMaX mobile standard telah diterima oleh ITU untuk ditambahkan
pada IMT-2000, sehingga teknologi baru ini masih digolongkan ke dalam keluarga 3G. International
Telecommunication Union (ITU) sedang mempelajari kemampuan mobile broadband yang disebut IMTadvanced yang disebut teknologi generasi keempat (4G). Diharapkan ITU segera melaksanakan
penggunaan IMT-2000 (3G) dan IMT-Advanced (4G), konsekuensinya ITU harus menambah pita baik
dibawah 1 GHz maupun diatas 2GHz.
2.4 IMPLEMENTASI GPRS
GPRS merupakan implementasi teknologi packet-switching pada lingkungan GSM,sebagai
pengembangan lebih lanjut dari teknologi GSM generasi kedua (2G),yang ada dasarnya adalah sebuah
teknologi circuit-switching.GPRS sering juga disebut sebagai teknologi GSM Fase 2+ sebelum menuju
teknologi 3G yang merupakan teknologi packet-switching. Dalam teknologi packet-switching,koneksi ke
jaringan hanya dilakukan pada saat ada data yang dikirim sekaligus dalam satu paket sehingga lebih
efisien dibanding koneksi permanen pada teknologi circuit-switching, serta memungkinkan kecepatan
transmisi data sampai dengan 115Kbps, dibandingkan dengan 9,56 Kbps pada sistem GSM 900.
Implementasi GPRS memungkinkan penerapan Internet Protocol (IP) pada jaringan GSM disamping
interkoneksi dengan jaringan data lain melalui protokol standard seperti TCP/IP atau X.25. Pemakaian
spektrum gelombang yang lebih efisien juga memungkinkan operator GSM untuk menghadirkan
beragam jenis layanan nilai-tambah untuk pemilihan segmen pasar yang lebih besar,sehingga lebih
menguntungkan pengguna jasa seluler.
2.5 MACAM-MACAM SINYAL GPRS
a.
Sinyal 2G
Kepanjangan dari sinyal 2G adalah Second Generation Biasanya dimiliki oleh Handphone China atau
handphone yang tidak mementingkan kecepatan internet.
Macam-macam sinyal 2G adalah GPRS dan EDGE
EDGE = Enchanced Data For Global Evolution. EDGE adalh sinyal yang lebih baik dari pada GPRS tetapi
tetap saja lamban. Kecepatan Maksimum dari EDGE adalah 236 Kbps
GPRS=General Packet Radio Service. GPRS adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan
penerimaan data lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD.
Kecepatan Maksimum dari GPRS adalah 115 Kbps
b.
Sinyal 3G
Kependekan dari Third Generation Biasanya dimiliki oleh Smartphone jaman sekarang yang memiliki
fitur Internet. dan Juga beberapa Modem.
Macam - macam sinyal 3G ; HSDPA dan UMTS
HSDPA: High Speed Download Packet Access . Adalah kecepatan Maksimum yang dimiliki indonesia saat
ini. Kecepatan maksimum 3.1 Mbps. Bisa Digunakan untuk Broadband.
UMTS: Universal Mobile Telecommunications System. UMTS adalah salah satu teknologi telepon genggam
3G (generasi ke-3). Sekarang ini bentuk yang paling banyak digunakan adalah W-CDMA yang
distandarisasi oleh 3GPP. 384Kbps.
c.
Sinyal 4G
Kependekan dari Fourth Generation Tidak dimiliki oleh Handphone atau Smartphone Biasa. Sinyal ini
adalah Sinyal Tercepat yang Telah ada pada tahun ini.
GGSN (Gateway GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan GPRS ke jaringan internet.
Fungsi dari komponen ini adalah sebagai interface ke PDN (Public Data Network), information
routing, network screening, user screening, address mapping.
2.
SGSN (Serving GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS.
Komponen ini berfungsi untuk mengantarkan paket data ke MS, update pelanggan ke HLR,
registrasi pelanggan baru.
3.
2.
Mengirim sejumlah pertanyaan ke HLR untuk memperoleh profile data pelanggan GPRS
(management mobility)
3.
Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu area servis yang menjadi tanggung jawabnya
(location management)
4.
SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan koneksi Frame Relay melalui PCU (Packet Control
Unit) di dalam BSC
GGSN bertugas :
1.
Sebagai interface ke jaringan IP external seperti : public internet atau mobile service provider
2.
GPRS menggunakan sistem komunikasi packet switch sebagai cara untuk mentransmisikan datanya.
Packet switch adalah sebuah sistem di mana data yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagianbagian kecil (paket) lalu ditransmisikan dan diubah kembali menjadi data semula. Sistem ini dapat
mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket per detik. Transmisi dilakukan melalui PLMN (Public Land
Mobile Network) dengan menggunakan IP backbone. Karena memungkinkan untuk pemakaian kanal
transmisi secara bersamaan oleh pengguna lain maka biaya akses GPRS, secara teori, lebih murah
daripada
biaya
akses
CSD.
GPRS didesain untuk menyediakan layanan transfer packet data pada jaringan GSM dengan kecepatan
yang lebih baik dari GSM. Kecepatan yang lebih baik ini didapat dengan menggunakan Coding
Scheme (CS) yang berbeda dari GSM.
2.8.3 Karakteristik dari Komunikasi Data
Ada dua cara untuk mentransmisikan data yaitu:
Komunikasi Circuit Switch ( SC ) Voice
Komunikasi Paket Switch( PS ) Data/GPRS
2.8.3.a Paket Switching
1. Data yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket)lalu ditransmisikan dan
diubah kembali menjadi data semula.
2. Dapat mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket perdetik
3. Memungkinkan untuk pemakaian kanal transmisi secara bersamaan oleh pengguna lain
4. Transmisi melalui PLMN (Public Land Mobile Network )dengan menggunakan IP backbone
2.8.4 GPRS Register (GR)
GR menyimpan informasi routing dan memetakan international mobile subscriber identity (IMSI) ke
alamat-alamat protokol jaringan PDN (PDP). GR biasanya diletakkan di HLR jaringan GSM karena
memiliki fungsi yang sama yaitu memuat seluruh informasi data pelanggan GPRS untuk keperluan
routing
ataupun
pengiriman
data.
Packet Control Unit (PCU), PCU berfungsi mengatur penggunaan kanal radio untuk layanan paket data
GPRS. Perangkat PCU adalah antarmuka pada base station subsystem (BSS) yang diletakkan pada
komponen base station controller (BSC).
Selain itu arsitektur jaringan GPRS juga memiliki beberapa buah antarmuka baru yang telah
distandarisasi oleh ETSI yaitu :
Gb, merupakan antarmuka antara SGSN dan PCU yang yang ada di dalam BSS. Antarmuka ini
digunakan untuk mentransportasikan data pelanggan dan signalling massege dari/menuju SGSN.
Gn, merupakan antarmuka yang digunakan untuk menyediakan virtual connections antara SGSN dan
GGSN pada jaringan backbone GPRS yang diimplementasikan dengan menggunakan teknologi IP
LAN/WAN.
Gi, merupakan antarmuka yang menghubungkan GGSN dengan jaringan paket data eksternal (PDN)
berbasis internet protocol (IP).
Gr, merupakan antarmuka yang menghubungkan SGSN dengan HLR yang memungkinkan SGSN
mengakses
informasi
data
pelanggan.
Gs, merupakan antarmuka optional yang memungkinkan koordinasi antara jaringan GSM dengan
jaringan GPRS.
Gc, merupakan antarmuka optional yang menghubungkan GGSN dengan HLR sehingga GGSN dapat
mengakses informasi lokasi dan data pelanggan di HLR
Gf, merupakan antarmuka yang menghubungkan SGSN dengan EIR dan berfungsi untuk memeriksa
regisrasi perangkat pelanggan.
2.8.5 Kanal Lapis Fisik (Layer) & Antarmuka Udara Sistem GPRS
Sistem GSM/GPRS memiliki bandwidth 25 MHZ pada frekuensi kerja 890-915 MHz untuk uplink dan 935960 MHz untuk downlink. Dengan menggunakan sistem multiplexing FDM/TDM terdapat 124 frekuensi
carrier dengan bandwidth sebesar 200 KHz. Beberapa kanal tersebut disebut dengan cell alocation yang
dialokasikan untuk sebuah BTS dalam satu sel. Berikut ini adalah gambar GSM/GPRS frekuensi carrier,
metode duplexing dan struktur frame TDMA.
Setiap time slot (TS) merupakan satu kanal trafik (TCH). Panjang satu frame TDMA adalah 4,613 ms
dengan panjang satu time slot 576,9 s. Data rate maksimum yang dapat dicapai setiap TCH adalah 9,6
Kbps. Apabila diinginkan data rate yang lebih tinggi dapat digunakan beberapa TCH secara simultan
untuk satu terminal MS. Trafik data pada sistem GPRS adalah asymmetric dimana jumlah time slot yang
digunakan serta data rate uplink dan downlink berbeda. Struktur multiframe untuk PDCH pada sistem
GPRS terdiri dari 52 frame TDMA, dibagi kedalam 12 frame paket data (B0 B11) dimana tiap 4 frame
membentuk satu blok yang ditransmisikan secara berurutan, 2 frame untuk PTCCH dan 2 frame kosong
(idle).
Distribusi
blok
multiframe
GPRS
adalah
sebagai berikut :
2.8.6 Skema Coding Sistem GPRS
Untuk mengakomodasi layanan komunikasi paket data GPRS dan melindungi paket data yang
ditransmisikan dari kerusakan/error, dilakukan modifikasi pada protokol lapis fisik yaitu tambahan teknik
channel coding (CS). Teknik Channel coding yang digunakan dalam sistem GPRS menyerupai teknik
coding yang digunakan sistem GSM konvensional berupa pengkodean siklis (CRC) seperti block coding,
dan convolutional coding.
Seperti terlihat pada tabel diatas, teknologi GPRS memiliki empat buah skema coding yaitu : CS-1, CS2, CS-3, dan CS-4. Skema coding ini digunakan untuk kanal-kanal trafik logik, dimana masing-masing
channel coding mempunyai bit rate yang berbeda. Nilai throughput tiap skema coding diperoleh dengan
membagi besarnya data yang dikirim dengan panjang satu frame kanal logika (4 burst data) sebesar 20
ms, untuk setiap pengiriman data. Teknik channel coding ini telah distandarisasi oleh ETSI pada GSM
05.03.
Pembagian Kanal GPRS
Pada sistem GPRS kanal fisik yang didedikasikan untuk user GPRS dinamakan Packet Data Channel
(PDCH) yang berupa kanal serial. Minimal terdapat satu PDCH yang bertindak sebagai master untuk
mengakomodasi fungsi signalling, informasi broadcast, sinkronisasi, alokasi kanal, paging dan transfer
data. PDCH yang lain berlaku sebagai slave yang hanya membawa paket data dan dedicated signalling.
Tabel. Skema coding untuk kanal-kanal trafik logic GPRS
2.8.7 Pembagian Kanal GPRS
Pada sistem GPRS kanal fisik yang didedikasikan untuk user GPRS dinamakan Packet Data Channel
(PDCH) yang berupa kanal serial. Minimal terdapat satu PDCH yang bertindak sebagai master untuk
mengakomodasi fungsi signalling, informasi broadcast, sinkronisasi, alokasi kanal, paging dan transfer
data. PDCH yang lain berlaku sebagai slave yang hanya membawa paket data dan dedicated signalling.
Seperti terlihat pada table diatas kanal logik pada GPRS dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kanal
trafik dan kanal signalling (kontrol ) yang meliputi :
Kanal GSM RF adalah lapis yang paling bawah yang merupakan protokol lapis fisik. Lapis-lapis protokol
diatasnya secara rekursif menerima layanan dari layer yang ada dibawahnya. Dan memberikan layanan
kepada lapis protokol diatasnya. Pengiriman paket data melalui akses jamak TDMA dilakukan secara
bertahap pada setiap lapis protokol. Pada lapis protokol, data yang diterima dari lapis diatasnya dipecah
menjadi burst normal. Pada lapislapis protokol diatas lapis fisik setiap paket ditambahkan beberapa bit
untuk keperluan kontrol. Berikut ini adalah gambar protokol dan fungsi masing-masing bagian
protokol dalam sistem jaringan GPRS :
2.8.9 Protokol Medium Access Control
Protokol MAC adalah lapis protokol diatas protokol lapis fisik. Protokol MAC mengatur penggunaan
protokol lapis fisik dalam hal pengaturan akses kanal dari MS ke BTS dan mengatur proses retransmisi
apabila akses dinyatakan gagal. Pada sistem GPRS lapis MAC mempunyai peranan penting dalam
mengatur mekanisme akses pada kanal antarmuka udara. Algoritma MAC yang digunakan adalah
Variabel Rate Reservation Access (VRRA).
Protokol Logikal Link Control (LLC)
Protokol LLC adalah protokol lapis setingkat diatas lapis RLC/MAC. LLC berfungsi untuk membangun
kanal logika sementara sebagai sarana dalam pengiriman paket data antara MS dan SGGN.
Sub Network Dependent Convergence Port (SNDCP)
Lapis SNDCP digunakan untuk transfer paket data antara MS dan SGSN yang memetakan protokolprotokol yang berbeda pada lapis diatasnya ke dalam link tunggal di lapis LLC. Fungsi ini berkaitan
dengan fungsi multiplexing paket data, proses kompresi header, kompresi/dekompresi data dan
informasi kontrol serta segmentasi paket dari lapis network.
BSS GPRS Protocol (BSSGP)
BSSGP adalah lapis fisik yang bertanggung jawab untuk menyampaikan data routing dan informasi Qos
antara PCU dan SGSN melalui antarmuka Gb.
Network Service (NS)
Lapis protokol ini juga melalui antarmuka Gb dan bertanggung jawab untuk transmisi data, pembagian
paket dan mengatur link layer antara PCU dan SGSN yang menggunakan NUC atau frame relay sebagai
media dasar physical bearer.
GPRS Tunneling Protocol (GTP)
GTP adalah protokol yang berfungsi mentransmisikan paket-paket data (PDN) yang telah mengalami
proses encapsulate di GSN antara SGSN dan GGSN via jaringan IP GPRS backbone.
2.8.10 GPRS Traffic Mode
generasi kedua, merupakan teknologi yang saat ini paling banyak digunakan di berbagai negara. Dalam
perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara dan data berkecepatan rendah
(9.6 - 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi GPRS yang mampu menyalurkan suara dan juga data
dengan kecepatan yang lebih baik, 115 kbps.
Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system komunikasi mobile yang mampu
menyalurkan data dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini kemudian
diperkenalkanlah EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang mampu menyalurkan data
dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.
Pada pengembangan selanjutnya, diperkenalkanlah teknologi generasi ketiga, salah satunya UMTS
(Universal Mobile Telecommunication Service), yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan
hingga 2 Mbps. Dengan kecepatan hingga 2 Mbps, jaringan UMTS dapat melayani aplikasi-aplikasi
multimedia (video streaming, akses internet ataupun video conference) melalui perangkat seluler
dengan cukup baik. Perkembangan di dunia telekomunikasi seluler ini diyakini akan terus berkembang,
hingga nantinya diperkenalkan teknologi-teknologi baru yang lebih baik dari yang ada saat ini. Akhirakhir ini, para ilmuwan berusaha mengembangkan teknologi telekomunikasi seluler dengan jangkauan
yang sangat lebar, tingkat mobilitas tinggi, layanan yang terintegrasi, dan berbasikan IP (mobile IP).
Teknologi ini diperkenalkan dengan nama Beyond 3G atau 4G.
8PSK (8-Phase Shif Keying). Gambar dibawah ini menunjukan visualisasi dari modulasi GMSK pada
GPRS dan 8PSSK pada EDGE yang digambarkan pasa sebuah diagram I/Q, dimana I adalah sumbu real
dan Q adalah sumbu imajiner.
Dengan menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan dengan menggunakan 3 bit,
sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1 bit. Karena GMSK dan 8PSK mempunyai
simbol rate yang sama, yaitu sebesar 270 ksimbol/s, maka secara keseluruhan modulation rate pada
8PSK akan
menjadi
3 kali
lebih besar
daripada GMSK, yaitu sebesar
810 kb/s.
Jika kita perhatikan dari gambar visualisasi modulasi GMSK dan 8PSK di atas, jarak antar simbol pada
8PSK adalah lebih pendek daripada jarak antar simbol pada GMSK, karena dalam 8PSK ad 8 simbol
sedengkan pada GMSK hanya ada 2 simbol. Makin pendek jarak antar simbol mengakibatkan besar level
sinyal antar satu simbol dengan simbol lainnya lebih susah untuk dibedakan. Sehingga kemungkinan
terjadinya error lebih besar. Tapi pada kondisi sinyal radio yang cukup baik, perbedaan jarak antar
simbol ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kwalitas data yang dikirim. Pada saat kondisi sinyal radio
yang buruk, maka diperlukan penambahan extra bit yang akan digunakan sebagai sebagai error
correction, sehingga data yang salah diterima dapat diperbaiki. Sehingga kwalitas data pada EDGE tidak
kalah dengan kwalitas data pada GPRS yang menggunakan MPSK. Lagi pula, dalam EDGE juga
digunakan modulasi MPSK yang digunakan pada CS1 sampai dengan CS4 - nya, dan juga dalam EDGE
ada proses packet adjustment yang dapat merubah jenis CS yang digunakan bila terjadi kesalahan
pada data yang dikirim. Mekanisme packet adjustment ini akan dijelaskan selanjutnya pada su bab
Coding Scheme.
2.13.2 Teknik Coding
Pada EDGE dikenal 9 macam teknik coding, yaitu MCS (Modulation Coding Scheme ) 1 sampai dengan
MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya digunakan 4 buah teknik coding, yaitu CS (coding Scheme) 1
sampai dengan SC4. Empat teknik coding pertama pada EDGE, MCS1 sampai dengan MCS4,
menggunakan modulasi GMSK, sama seperti yang digunakan pada GPRS. Sedangkan 5 teknik coding
lainnya, MCS5 sampai dengan MCS9, menggunakan modulasi 8PSK. Gambar di bawah ini menunjukan
jenis teknik modulasi yang digunakan pada GPRS dan EDGE beserta kecepatan maksimum yang dapat
dicapai.
Baik pada GPRS ataupun EDGE, tingkatan Coding Scheme yang lebih tinggi menawarkan kecepatan data
yang lebih tinggi pulaTtapi di samping itu, makin tingggi tingkatan coding scheme-nya, maka
ketehanannya terhadapa error makin rendah. Artinya Makin tinggi kecepatan packet data, maka makin
mudah paket data itu mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena, makin tinggi tingkatan
coding schemenya, maka tingkatan mekanisme error correction yang digunakan makin rendah.
Walaupun MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK seperti
CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang berbeda. Hal ini karena
adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE, packet datanya mengandung header yang
memungkinkan dilakukannya re-segmentasi packet data. Artinya, apabila suatu packet data dikirimkan
dengan menggunakan level coding scheme yang tinggi (kecepatan lebih tinggi, error correction kurang)
dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima. Maka setelah dilakukan permintaan pengiriman
ulang (re-transmition) packet data yang salah terima itu, pada pengiriman selanjutnya, coding scheme
yang digunakan dapat diganti dan disesuaikan dengan kondisi radio interface. Artinya, pada pengiriman
selanjutnya, packet data akan dikirimkan dengan menggunakan coding scheme yang lebih rendah, yang
memiliki mekanisme error correction yang lebih baik. Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini
data dapat diterima dengan baik di sisi penerima. Sedangkan pada GPRS, re-segmentasi packet data ini
tidak dapat dilakukan. Sehingga apabila suatu packet data telah dikirim dengan menggunakan suatu
coding scheme tertentu. Maka walaupun data titerima salah di sisi penerima, pada saat pengiriman
berikutnya,data tetap akan dikirim dengan menggunakan coding scheme yang sama. Sehingga
kemungkinan packet data itu salah diterima di sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu
pengiriman pertama. Dengan demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan
kwalitas data yang ditransfer.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kemunculan GPRS didahuli dengan penemuan telepon genggan generasi 1G dan 2G yang
kemudian mencetuskan ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga muncul
generasi 3G, 3.5G dan 4G2.
GPRS adalah suatu teknologi pengiriman dan penerimaan data
menggunakan sitem packet switchingKomponen utama GPRS terdiri dari Gateway GPRS Support Node,
Serving GPRS Support Node dan Packet Control Unit