menggantikan jaringan kabel pada sistem konvensional. WLL memberikan beberapa keunggulan,
diantaranya daya jangkau, kemudahan instalasi, biaya pemeliharaan yang rendah, fleksibilitas kapasitas
dan biaya operasi yang lebih rendah. Dengan perkembangan teknologi, WLL dapat memiliki kapasitas
dan kualitas sebanding dengan sistem kabel biasa. Disamping keunggulan tersebut, WLL memiliki
beberapa kelernahan, diantaranya keterbatasan kapasitas sambungan, penempatan lokasi perangkat
dan adanya propagasi antena serta redaman terhadap sinyal yang dipancarkan oleh perangkat-
perangkatnya. Dalam tesis ini dibahas upaya meminimasi kelemahan kelemahan tersebut melalui
perencanaan penentuan jumlah dan penempatan perangkatperangkat WLL secara optimal. Penentuan
lokasi perangkat WLL yang terdiri dari Sentral Lokal, Base Station, Repeater dan Cell Station dilakukan di
satu kawasan demand. Perencanaan dimulai Bari penentuan kapasitas efektif base station dan cell
station. Dengan waktu panggil rata-rata yang diinginkan sebesar 3 merit, jumlah kapasitas maksimum
yang dapat ditangani oleh setiap base station pada tingkat GOS 1% dan 60 kanal adalah 937 pelanggan.
Jika setiap base station hanya menangani 16 cell station, kapasitas setiap cell stationnya adalah 58
pelanggan. Dengan demikian, 3360 calon pelanggan dapat dilayani oleh 4 base station. Menggunakan
metoda pemrograman bilangan bulat, jumlah cell station yang diperlukan untuk mencatu keseluruhan
calon pelanggan diperoleh 63 bush pada 44 cell raster. Penentuan koordinat base station dan sentral
lokal menggunakan metoda Ongkos Minimum dan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis,
diperoleh lokasi masing-masing base station yaitu pada raster (10,6), (6,6), (9,9) dan (4,10). Sementara
untuk sentral lokal diletakkan di posisi (6,6) dengan ongkos total 250 unit. Satu unit repeater diletakkan
pada raster (4,15) untuk melingkup dua raster demand di(4,17) dan (5,17).
WIRELESS
Sejarah Wireless Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam
merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN
dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi
standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985,
Federal Communication Commission (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM
band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga
pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN
dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM,
frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
STANDARD WIRELESSLAN
Pada dasarnya WLAN memiliki dua konfigurasi, pertama ad hoc yaitu penggunaan WLAN pada
suatu tempat bersifat sementara dan dibangun tanpa infrastruktur, contohnya dikelas, ruang rapat,
ruang seminar, dll. Kedua konfigurasi infrastruktur yaitu penggunaan WLAN pada suatu tempat
bersifat permanen dan memiliki infrastruktur, contohnya di kantor, pabrik dll. Untuk
membangun WLAN diperlukan banyak elemen yang termasuk ke dalam perangkat keras,
perangkat lunak, standarisasi dan pengukuran dan analisis kelayakan (misalnya untuk
menentukan posisi antena base station/BS).
Dengan adanya berbagai merek perangkat keras dan lunak, maka diperlukan suatu
standar, di mana perangkat-perangkat yang berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat
merek lain. Standar-standar WLAN adalah IEEE 802.11, WINForum dan HIPERLAN.Wireless
Information Network Forum (WINForum) dilahirkan oleh Apple Computer dan bertujuan untuk
mencapai pita Personal Communication Service (PCS) yang tidak terlisensi untuk aplikasi data
dan suara dan mengembangkan spectrum etiquette (spektrum yang menawarkan peraturan-
peraturan yang sangat minim dan akses yang adil). High Performance Radio Local Area Network
(HIPERLAN) dilahirkan oleh European Telekommunications Standards Institute (ETSI) yang
memfokuskan diri pada pita 5.12-5.30 GHz dan 17.1-17.3 GHz. IEEE 802.11 dilahirkan oleh
Institute Electrical and Electronics Engineer (IEEE) dan berfokus pada pita ISM dan
memanfaatkan teknik spread spectrum (SS) yaitu Direct Sequence (DS) dan Frequency Hopping
(FH), standar ini adalah yang paling banyak dipakai.
2. DBIR
Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur .
Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath.
Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS.
3. QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terarah.
QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya
lebih jauh dari DBIR).
Radio Frequency (RF) Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah
pada stasiun radio, stasiun TV, telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum
yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien.
WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus
tembok, mendukung teknik handoff, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh
lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM
(Tabel 1) dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH).
1. Direct Sequence (DS) adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung
dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudonoise/PN dengan satuan chip).
2. Frequency Hopping (FH) adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi
yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode
tertentu (PN).
Media transmisi RF (Radio Frequency) termasuk elemen yang sangat penting. Media RF
menentukan banyak hal diantaranya teknik transmisi, hasil pengukuran untuk perencanaan dan
analisa kelayakan dll. Dan hal-hal yang telah ditentukan oleh media RF di atas dapat membantu
perencanaan sistem WLAN yang unggul.
CARA KERJA WIRELESS NETWORK
Agar komputer-komputer yang berada dalam wilayah Wireless Network bisa sukses dalam
mengirim dan menerima data, dari dan kesamanya, maka ada tiga komponen yang dibutuhkan, yaitu :
1. Sinyal Radio
2. Format Data
3. Struktur Jaringan
Pada dasarnya komponen-komponen ini bisa berdiri dengan sendirinya dalam hal cara kerja dan
fungsinya. Jadi apabila komponen-komponen ini di ibaratkan network layer maka masing-masing
komponen tersebut berada pada lapisan yang berbeda-beda, yang mana komponen-komponen tersebut
bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda.
Sinyal Radio contohnya, bekerja pada lapisan bawah yang bisa disebut dengan physical layer,
atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan
strukture jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio. Saat akan mengirim
data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi
sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio
menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.
Prinsip dasar yang digunakan pada teknologi wireless ini sebenarnya diambil dari persamaan
yang dibuat oleh James Clerk Maxwell di tahun 1964. Dalam persamaan itu, dengan gamblang dan
jelas Maxwell berhasil menunjukkan fakta bahwa, setiap perubahan yang terjadi dalam medan magnet itu
akan menciptakan medan-medan listrik. Dan sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam medan-
medan listrik itu akan menciptaken medan-medan magnet. Lebih lanjut Maxwell menjelaskan saat arus
listrik (AC atau alternating current) bergerak melalui kabel atau sarana fisik (konduktor) lainnya, maka,
beberapa bagian dari energinya akan terlepas ke ruang bebas di sekitarnya, lalu membentuk medan
magnet atau alternating magnetic field.
Kemudian, medan magnet yang tercipta dari energy yang terlepas itu akan menciptakan medan listrik di
ruang bebas, yang kemudian akan menciptakan medan magnet lagi, lalu medan listrik lagi, medan
magnet lagi, dan seterusnya, hingga arus listrik yang asli atau yang pertama terhenti (terputus, red).
Bentuk energy yang tercipta dari perubahan-perubahan ini, disebut dengan radiasi
elektromagnetik (electromagnetic radiation), atau biasa kita kenal sebagai gelombang radio. Itu artinya,
radio dapat di definisikan sebagai radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara (ruang
bebas).
Alat yang menghasilkan gelombang radio itu biasa dinamakan TRANSMITTER. Lalu alat yang
digunakan untuk mendeteksi dan menangkap gelombang radio yang ada udara itu, biasa
dinamakan RECEIVER. Berkat persamaan dari Maxwell, transmitter, receiver, serta antena yang
kemudian disatukan dalam semua peralatan wireless LAN itulah, maka komputer bisa berkomunikasi,
mengirim dan menerima data melalui gelombang radio, atau biasa disebut dengan wireless netwok. Agar
tidak saling bertabrakan, gelombang radio yang akan dikirimkan ke udara itu bisa diatur frequencynya.
Yaitu dengan cara mengatur atau memodifikasi arus listrik yang berada pada peralatan pengirim dan
penerima tadi (transmitter, receiver). Dan jarak yang menjadi pemisah antar frequency
dinamakan SPECTRUM. Lalu, bagian terkecil dari spectrum disebut dengan BAND. Dan untuk mengukur
jumlah perulangan dari satu gelombang ke gelombang yang terjadi dalam hitungan detik, digunakanlah
satuan HERTZ (Hz)
.