Anda di halaman 1dari 3

Nama : SAEPOL PAHMI IDRIS

NIM : F1B020129

Klp : 24

Tugas P5

1. Sinyal Informasi

Berdasarkan gambar diatas merupakan gelombang sinyal informasi dalam bentuk sinyal
suara. Pada sinyal tersebut noise sudah diredam sehingga sinyal sudah ideal (bersih dari
noise). Untuk sinyal informasi ini amplitudonya bernilai 5 dan priodenya 1/25 atau
0,04). Output dari sinyal ini berupa gelombang sinus.

2. Sinyal Sampling

Gambar tersebut merupakan sinyal sampling, sinyal diatas memiliki amplitudo 5,


frekuensi 5 dan priodenya 1/25 atau 0,04. Semakin besar frekuensi dari sinyal yang
dihasilkan semakin rapat. Proses sampling harus memenuhi syarat Nyquist yaitu
frekuensi sampling setidaknya harus dua kali lebih besar daripada frekuensi sinyal yang
disampling atau sinyal informasi. Apabila tidak memenuhi syarat maka akan terjadi
alising sinyal. Alising merupakan proses dimana sinyal waktu diskrit yang dihasilkan
memiliki frekuensi yang berbeda dengan sinyal aslinya sehingga tidak mewakili sifat
sinyal aslinya.
3. Sinyal PAM

Sinyal PAM (Pulse Amplitude Modulation) dimana amplitude sinyal carrier yang
berupa deretan pulsa (diskrit) yang mengikuti bentuk amplitude dari sinyal informasi
sehingga yang dikirimkan sampelnya saja. Sederhananya PAM merupakan sinyal hasil
sampling. Sehingga amplitude sinyal PAM adalah 15 mengikuti amplitude pada sinyal
sampling.

4. Sinyal Terkuantisasi

Sinyal tersebut merupakan sinyal yang berasal dari PAM yang sudah di kuantisasi
(pembulatan) yang berasal dari blok uniform encoder. Tujuandari pembentukan sinyal
kuantisasi adalah memudahkan proses pengkodean pada sinyal pulsa.

5. Sinyal Coding (Pulsa)

Sinyal diatas merupakan hasil dari keluaran yang sudah dikuantisasi dan sudah melalui
proses encoded yang berasal dari belok integer to bit converter yang berfungsi untuk
mengubah sinyal terkuantisasi menjai dinyal digital/coding yang memiliki nilai 1 dan 0.
6. Sinyal Input dan Output

Berdasarkan gelombang sinyal tersebut merupakan sinyal keluaran yang sudah


melewati proses multiplexing dan demultiplexing. Disini terlihat bahwa bentuk sinyal
input berbeda dengan sinyal output. Karena sinyal tersebut sudah melewati proses
sampling dan kuantisasi yang menyebabkan amplitude dari gelombang sinyal output
akan mengalami perubahan bentuk dari sinyal inputnya. Untuk amplitudo sinyal
outputnya menunjukkan bahwa nilainya cenderung lebih kecil dari sinyal input. Serta
terjadi juga proses dekuantisasi, yang merupakan kebalikan dari proses kuantisasi
sehingga mengubah besar nilai amplitudonya dari gelombang input dengan gelombang
output. Selanjutnya terdapat delay yang terjadi karena adanya distorsi (gangguan)
sehingga terjadi pelemahan pengiriman sinyal dalam melewati media transisi dari
transmitter (pengirim) ke receiver (penerima) sehiingga membutuhkan waktu yang
sedikit lebih lama dan amplitude gelombangnya mengalami perubahan karena delay
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai