Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN DASAR

“SOP PEMASANGAN KONDOM KATETER”


DOSEN PENGAMPU : DG. MANGEMBA, S.Kep.,Ns.,M.Kep

KELOMPOK :
ADE AYU DIA LESTARI (PO72144720001)
ELSAWATI BADOLO (PO721447212)
MAQFIRA ZALZA BILLAH DJAFAR (PO72144720017)
FADHILLAH MAHARANY HAMBALI (PO72144720013)

POLTEKES MEKENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN LUWUK


PEMASANGAN KONDOM KATETER
A. PRINSIP DASAR
Pemasangan kondom kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan eliminasi urin dengan melakukan pemasangan kondom kateter
untuk membantu memenuhi kebutuhan BAK (pria),tetapi pasien masih mempunyai
kemampuan berkemih normal dan spontan. BAK merupakan kebutuhan setiap manusia
yang harus terpenuhi.

B. TUJUAN.
Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan bisa
digunakan untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini
dilakukan khusus untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan normal.
Umumnya penggunaan kateter hanya untuk sementara, sampai pasien mampu
kembali buang air kecil sendiri. Kateter juga perlu diganti dalam jangka waktu tertentu
agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak memicu infeksi. Selain dengan pemasangan
kateter, dokter juga bisa mengatasi keluhan susah kencing dengan pemberian obat-
obatan.
Kondisi Tertentu yang Memerlukan Kateter
Salah satu kondisi yang paling memerlukan kateter adalah retensi urine, yaitu
kondisi ketidak mampuan kandung kemih dalam mengeluarkan seluruh urine, misalnya
karena pembesaran prostat dan hidronefrosis.
Sebaliknya, kondisi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan kandung
kemih atau inkontinensia urine juga mungkin memerlukan pemasangan kateter.
Selain itu, kateter juga sering digun,akan dalam berbagai prosedur medis, seperti:
 Proses persalinan dan operasi caesar.
 Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan tubuh.
 Proses pengosongan kandung kemih sebelum, saat, atau sesudah operasi.
 Saat pemberian obat langsung ke dalam kandung kemih, misalnya karena adanya kanker
kandung kemih.

C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi


urine
Indikasi Pasien pria masih mempunyai kemampuan berkemih normal dan
spontan, tetapi :
1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine seperti inkoninensia
2. Pasien dengan pemantauan output
3. Penyakit tertentu missal coma,imobilisasi
Tujuan Memenuhi kebutuhan urine eliminasi
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Pengalas
2. Selimut ekstra
3. Kantong penampung urine (urine bag)
4. Kapas sublimat dalam tempatnya
5. Kassa
6. Korentang
7. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)
8. Pinset anatomi atau sarung tangan steril
9. Duk steril
10. Sketsel
11. Kondom sesuai kebutuhan
12. Sabun
13. Botol beri air hangat
Persiapan 1. Beritahu pasien dan menjelaskan tujuannya
pasien 2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent
Persiapan Memasang sketsa/tabir dan menutup pintu
lingkungan
Pelaksanaan 1. Dekatkan alat-alat ketempat tidur pasien
2. Tutup jendela dan pintu atau pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang selimut ekstra
5. Pasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Lepaskan pakaian bawah pasien
7. Atur posisi dorsal recumbent
8. Pakai sarung tangan
9. Bersikan penis dengan sabun dan air lalu keringkan dengan
handuk
10. Bersihkan penis
11. Pasang kondom kateter dan ikatan perekat / plesternya yang
ada pada kondom bagian pangkal penis.
12. Hubungkan ujung kondom kateter dengan kantong urine
13. Atur posisi pasien
14. Angkat pengalas
15. Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien
16. Rapikan alat-alat dan kembalikan ketempatnya
17. Cuci tangan
18. Buka sampiran/pintu/jendela
19. Observasi keadaan pasien
20. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil tindakan
Sikap Sikap selama pelaksanaan :
1. Menunjukan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mechanism
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
2. Observasi pengeluaran urine (jumlah,warna,dan bau)

Anda mungkin juga menyukai