Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN KATETER
OLEH
YOANY MARIA VIANNEY BITA ATY

1. Definisi

Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan pada daerah genitalia wanita/priayang
terpasang kateter
2. Tujuan Pemberian
 Mencegah infeksi
 Memberikan rasa nyaman
3. Prosedur Tindakan

NO LANGKAH- PENJELASAN/KETERANGAN Nilai


LANGKAH
KERJA
1 Persiapan Alat: Persiapan alat dan bahan
1) Bak instrumen steril berisi kapas lidi
2) Sarung tangan steril
3) Desinfektan
4) Air hangat, waslap, handuk
5) Perlak dan pengalas
6) Bengkok
2 Persiapan pasien Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan

1|Page SOP Yoany PPN


3 Prosedur kerja 1) Cuci tangan 14)
2) Memasang sampiran/ menjaga privasi
3) Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumben
dan melepaskan pakaian bawah pasien
4) Memasang perlak dan pengalas
5) Gunakan sarung tangan
6) Membersihkan genitalia dengan air hangat
7) Memastikan posisi kateter terpasang benar (menarik
dengan hati-hati, kateter tetap tertahan)
8) Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada
ujung pemasangan kateter
9) Melepaskan pengalas
10) Rapihhkan pasien dan bantu pasien berada pada
posisi yang diinginkan
11) Bereskan dan kembalikan peralatan bila prasat sudah
selesai, lepaskan sarung tangan
12) Cuci tangan
13) Dokumentasi
Ket: setiap item tindakan nilainya 1

Nilai Akhir : jumlah item x 100=


22

Kupang, 202
Dosen

___________________

Kupang, 202
Dosen Penguji

_________________

2|Page SOP Yoany PPN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER
OLEH
YOANY MARIA VIANNEY BITA ATY

1. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine.
2. Indikasi
1) Pasien dengan gangguan eliminasi urine.
2) Pasien dengan pemantauan output.
3) Pasien post operasi
3. Tujuan Pemberian
 Memenuhi Kebutuhan Eliminasi Urin
4. Prosedur Tindakan

NO LANGKAH- PENJELASAN/KETERANGAN Nilai


LANGKAH
KERJA
1 Persiapan Alat: 1) Persiapan alat dan bahan
2) Baki.
3) Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.
4) Kantong penampung urine (Urine Bag).
5) Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya.
6) Kassa.
7) Korentang.
8) Cairan pelumas/jelly.
9) Perlak dan alasnya.
10) Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine.
11) Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
12) Duk steril.
13) Duk Berlubang Steril
14) Tromol
15) Spuit 20 cc
16) Aquades.
17) Selimut ekstra.
18) Plester
19) Gunting Plester
2 Persiapan pasien Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
4. Memberikan Posisi Dorsal Recumbent jika pasiennya

3|Page SOP Yoany PPN


wanita dan Posisi Supine jika pasiennya Pria
3 Prosedur kerja 1) Cuci tangan
2) Memasang sampiran/ menjaga privasi
3) Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumben dan
melepaskan pakaian bawah pasien
4) Memasang perlak dan pengalas
5) Menyiapkan alat-alat agar mudah saat melakukan tindakan
6) Gunakan sarung tangan steril
7) Mengecek keutuhan kateter dengan memasukan udara ke
balon kateter ( teknik steril )
Pemasangan kateter pada Pasien Wanita
1. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri, dan tangan kanan memengang kapas sublimat.
2. Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia
mayora dari atas kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan
dibengkok, kemudian labia minora, dan perineum sampai
bersih (sesuai kebutuhan) .
3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis
mengambil kateter dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5
cm .
4. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri. 5.
Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan
(5-7.5 cm dewasa) dan menganjurkan pasien untuk menarik
nafas panjang .
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril
dan masukan lagi (2.5-5 cm).
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc
(kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril)
7. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi
dengan baik.
8. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
9. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
10. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
11. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
12. Lepas sarung tangan.
13. Mencuci tangan.
14. Buka sampiran

Pada Pasien Pria


1. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
2. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan
dengan kapas savlon minimal 3 kali.
3. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-
17.5 cm
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan

4|Page SOP Yoany PPN


perlahan-lahan (17.5-22 cm (dewasa) dan menganjurkan
pasien untuk nafas panjang
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril
lalu masukkan lagi 5 cm.
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci
memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)
7. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
8. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
9. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
10. Rapikan dan alat-alat dibereskan
11. Mencuci tangan
12. Buka sampiran

Sikap Selama Pelaksanaan:


1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.

Evaluasi
1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
2. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau).

Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

Ket: setiap item tindakan nilainya 1

Nilai Akhir : jumlah item x 100=


63

Kupang, 202
Dosen

___________________

5|Page SOP Yoany PPN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA BAKAR

Penilaian
Komponen penilaian (aspek-aspek yang dinilai)
No Ya Tidak
I Pengkajjian
1. Identifikasi pasien
2. Kaji keluhan pasien saat ini.
3. Kaji riwayat alergi
4. Kaji lokasi luka bakar
5. Cek tanggal balutan
6. Kaji luka bakar (warna, tanda-tanda infeksi, luas luka bakar)
7. Kaji pengetahuan pasien tentang program terapi.
II Persiapan Alat
1. Bak instrument: pinset chirurgis dan pinset anatomis, gunting debridemen
steril, kom 2 buah, kasa steril)
2. Spuit 5 cc atau 10 cc
3. Sarung tangan
4. Gunting plester
5. NaCl 0,9%
6. Plester atau perekat
7. Tule (misalnya sufratul)
8. Obat luka sesuai kebutuhan (salep luka bakar/antibiotik topikal)
9. Bengkok 2 buah (1 buah berisi larutan desinfektant, 1 bengkok bersih)
10. Verband
11. Balutan modern (Transparant film, Hidroaktif gel, Hidrokoloid,
Hidroselulosa, Calsium Alginate)

III Persiapan Pasien


 Kontrak
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan dan indikasi:
Pengertian : suatu tindakan perawatan pada suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radias.
Tujuan : mempercepat proses penyembuhan luka dan meminimalkan
terjadi kontaminasi oleh microorganisme seperti bakteri dan jamur dan
agar pasien merasa nyaman serta meminimalkan rasa sakit.
Indikasi : luka bakar akibat kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas, bahan kimia, listrik dan radias.
IV Prosedur pelaksanaan
1. Pasang sampiran di sekitar klien
2. Siapkan peralatan dekat pasien
3. Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah luka
dapat dijangkau dengan mudah
4. Sediakan perlatan yang diperlukan dalam troley di samping pasien.
5. Ambil kantong plastik buat lipatan diatasnya, letakkan dekat jangkauan
6. Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
7. Pasang pengalas/perlak
8. Mengatur posisi pasien sehingga mempermudah proses perawatan
9. Membuka peralatan yang telah disediakan di dekat pasien
10. Memakai sarung tangan
11. Membuka balutan secara hati-hati, apabila sulit untuk dibuka basahi
dengan NaCl 0,9%
12. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
13. Melakukan debridemen bila terdapat jaringan nekrotik (apabila
terdapat bula jangan dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril)
14. Mencuci luka lagi dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% sampai
bersih
15. Mengeringkan luka dengan menggunakan kasa steril
16. Memberikan obat sesuai program pengobatan pada luka (misalnya
salep luka bakar atau antibiotik topikal). Dapat juga menggunakan
salah satu modern dressing, misalnya tule (sufratul) untuk
mempercepat proses granulasi dan menyiapkan lingkungan yang
lembab untuk proses proliferasi.
17. Menutup luka dengan kasa steril. Jika luka pada daerah kaki bisa
dilakukan pembalutan.
18. Jika terjadi hipergranulasi, dilakukan pemasangan verband.
19. Membuka sarung tangan
20. Merapikan pasien
21. Membereskan alat-alat
22. Mencuci tangan
23. Dokumentasi pada catatan perawatan: kondisi luka, pengobatan pada
luka, waktu perawatan luka dan respon pasien selama perawatan luka
bakar.
Catatan Dosen:

Anda mungkin juga menyukai