Anda di halaman 1dari 4

PEMASANGAN INDWELLING KATETER URINE

( Keperawatan Dasar Manusia)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


OT.02.02/1/ /2018 01 1/4
Ditetapkan Oleh :
Direktur
Poltekkes Kemenkes Pontianak
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

Didik Haryadi, S.Gz, M.Si


NIP. 197112311992031010
PENGERTIAN Kateter urine adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan kecuali
bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosokomial
TUJUAN 1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari
kontaminasi.
2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera
setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.
3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter.
4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.
PERSIAPAN Alat :
1. Bak instrumen
steril berisi :
1) Duk
bolong
2) pinset
anatomis (2)
3) kassa steril (5)
4) Kom kecil (4) : Betadine, Nacl, Aqua steril dan Jelly
2. Korentang
3. Kateter sesuai ukutan
4. Sarung tangan steril (1)
5. Sarung tagan bersih (1)
6. Cairan antiseptic / Betadine
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. Xylocan Jelly
9. Nacl 0,9%
10. Urine bag
11. Plaster
12. Gunting verban
13. Selimut mandi
14. Tirai/sampiran
15. Perlak dan pengalas
16. Bengkok/nierbekken
17. Tempat specimen (jika perlu)
Hal Yang Perlu Dikaji
1. Observasi letak meatus uretra
2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.
3. Kaji waktu berkemih terakhir.
PENILAIAN YA TIDAK
PROSEDUR 1. Memberi salam dan
KERJA memperkenalkan diri
(KALIMAT 2. Memvalidasi identitas klien
KERJA) 3. Menjelaskan maksud dan tujuan
tindakan
4. Menjelaskan prosedur
5. Mempersiapkan klien
6. Mengatur lingkungan
7. Memberikan sampiran dan
menjaga privacy
8. Mengatur posisi pasien
(wanita:posisi dorsal recumbent,
pria:posisi supine dan melepaskan
pakaian bawah
9. Memasang perlak di bawah
bokong pasien
10. Menutup  area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian
ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area
perineal yang terpajan
11. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
12. Menyiapkan cairan antiseptic dan aqua steril ke dalam kom
13. Gunakan sarung tangan bersih
14. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
15. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong
plastic yang telah disediakan
16. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di
alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan
jelly di dalam kom steril. Jangan menyentuh area steril
17. Gunakan sarung tangan steril
18. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan
jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan
sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril

Pada laki-laki
19. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien
Pada wanita
19.Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk
dengan jari tengah tangan tidak dominan

20. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter


perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik
nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter
jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih
ada tahanan kateterisasi dihentikan.
21. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar
urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila
diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
22. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai
volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
23. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter
sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
24. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
25. Fiksasi kateter:
1) Pada pasien laki-laki
difiksasi dengan
plester pada
abdomen
2) Pada pasien wanita
kateter difiksasi
dengan plester pada
pangkal paha
26. Menempatkan urine bag
di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
27. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
28. Lepaskan sarung tangan
29. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi
30. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter.
31. Mengevaluasi produksi urine      
32. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan 
33. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
34. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang
penyimpanan).
35. Melakukan handhygine
36. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
37. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
38. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan

REFERENSI Elfin, Perry, Potter, 2000. Nursing Internention And Clinical Skills Second Edition, St Louis,
Missauri. Mosby. Inc.
Kozier, Barbara, 1995. Fundamental Of Nursing, California, Addison – Weskey Publishing
Company Company Concepts, Process And Practice.

Keterangan :
K = Kompeten (nilai 2)
TK = Tidak Kompeten (nilai 1)
TD = Tidak dilakukan (nilai 0)

PENILAIAN PENGUJI

Jumlah item X bobot nilai Pontianak,………………….


------------------------------ X 100
Total Skor
(…………………………..)
=

Anda mungkin juga menyukai