Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA HUSADA MEDAN

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

STANDAR Kompetensi : Kebutuhan Fisik Manusia (Eliminasi)


OPERASIONAL Sub Kompetensi : Pemasangan Kateter Menetap (Indwelling Catheter) Pada Wanita
PROSEDUR
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd2-05/05-05/KDK I-12 1-3 18 Oktober 2017 00
Disahkan Diperiksa Disetujui Dibuat
OTORISASI Ketua STIKes Kepala UPMI Waket Bid. Akademik Ka. Prodi Kebidanan
Program Sarjana Terapan

Siti Nurmawan Sinaga,S.K.M.,M.Kes Isyos Sembiring, S.ST Marliani, S.ST M.Kes Febriana Sari, SST,M.Keb

A. PENGETAHUAN
Analisis Pemasangan Kateter Menetap (Indwelling Catheter) Pada Wanita
1. Konsep

Defenisi Kateterisasi uretra merupakan tindakan memasukkan kateter ke dalam kandung


kemih melalui uretra
Pemasangan kateter urine adalah tindakan mengosongkan kandung kemih atau
memasukkan cairan kekandung kemih (irigasi kandung kemih)
Berdasarkan indikasi kateterisasi terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe
intermittent/straight kateter (sementara) dan tipe indwelling/ folley kateter (menetap)
Tujuan 1. Mengeluarkan urin pada retensio urin
2. Irigasi buli-buli post-operasi kandung kemih
3. Memasukkan obat ke kandung kemih
4. Mendapatkan spesimen urin steril
5. Menghilangkan distensi kandung kemih
6. Membantu menegakkan diagnosis dan tindakan terapi mis. Memperoleh contoh
urine pada wanita guna pemeriksaan kultur dan mengukur risdual urine pada
pemebesaran prostat.
Indikasi Tipe indwelling
a. Obstruksi aliran urin
b. Post-operasi uretra dan struktur sekitarnya
c. Obstruksi uretra
d. Inkontinensia urin
Kontraindikasi
II. Prinsip Kerja 1. Tidak boleh memaksakan masuknya kateter apabila terdapat tahanan pada waktu
memasukkannya
2. Pastikan bahwa balon fiksasi telah berada didalam kandung kemih
B. KETERAMPILAN
Persiapan Alat 1. Kateter steril ( ukuran sesuai kebutuhan )
2. Urine bag (1 bh)
3. Aquabidest (dalam wadahnya)
4. Spuit steril 10 cc (1 buah, diisi aquabidest)
5. Jelly (secukupnya)
6. Kasa steril (secukupnya)
7. Nierbekken (2 bh)
8. Plester (secukupnya)
9. Gunting perban (1 bh)
10. Kapas pada tempatnya
11. Air DTT (dalam kom tertutup)
12. Pinset anatomis (1 bh)
13. Perlak dan pengalas (1 bh)
14. Duk steril (1 bh)
15. Duk fenestrated (1bh)
16. Sarung tangan disposable (2 psg)

30
17. Korentang (1 bh)
18. Selimut mandi (1 bh)
19. Tempat penampungan spesimen urin
20. Sampiran
Persiapan Tempat 1. Ruangan yang nyaman, aman dan tertutup
2. Penerangan dan Ventilasi cukup
Persiapan Petugas 1. Patuhi prosedur kerja sesuai dengan SOP
2. Cuci tangan di bawah air mengalir
3. Keringkan dengan handuk
Persiapan Pasien 1. Jelaskan tujuan prosedur tindakan yang akan di lakukan kepada pasien
2. Atur posisi pasien dorsal recumbent
3. Jaga privacy pasien
Keselamatan kerja 1. Bekerja secara sistematis
2. Bekerja dengan hati-hati, cermat dan menghargai privacy pasien
3. Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai kondisi pasien
4. Bekerja dengan prinsip pencegahan infeksi
5. Mengevaluasi hasil tindakan
Langkah-langkah 1. Jelasakan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Letakkan pengalas dibawah bokong
5. Atur posisi pasien dorsal recumbent
6. Pasang selimut mandi dan turunkan selimut tidur pasien
7. Gunakan handscoen disposible
8. Lakukan vulva higiene dengan kapas sublimat dari atas kebawah dan keringkan
dengan kassa kering
9. Buka kemasan/set kateter steril, kemudian tempatkan dibak steril
10. Gunakan handscoen steril untuk membuka bungkusan set kateter steril
11. Pasang duk berlobang steril didaerah genitalia pasien
12. Ambil kateter dan berikan jelly
13. Masukkan kateter sekitar 5-7,5 cm, jangan memasukkan kateter kedalam
apabila terdapat tahanan
14. Pindahkan tangan non dominan dari labia apabila urine mengalir keselang
kateter
15. Tampung urin kedalam bengkok
16. Jika untuk pemeriksaan urine, tampung urine steril kedalam botol steril
17. Pegang selang kateter 2 cm dari muara lubang uretra agar kateter tidak
terdorong keluar
18. Hubungkan kateter dengan urine bag
19. Masukkan kateter sekitar 5 cm setelah urien keluar
20. Isi balon kateter dengan aqua steril sebanyak 20-25 cc (atau sesuai petunjuk
dalam kemasan kateter)
21. Tarik berlahan berlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi
dengan baik didalam kandung kemih.
22. Lepaskan handscoen
23. Lakukan fiksasi luar kateter dgn plester
24. Rapikan pasien
25. Atur posisi pasien yang nyaman
26. Bereskan alat
27. Catat tindakan yang telah dilakukan
C. SIKAP
Sikap 1. Bekerja secara sistematis
2. Bekerja dengan hati-hati dan cermat serta menghargai privasi
3. Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai dengan kondisi klien
4. Bekerja dengan prinsip pencegahan infeksi
D. REFERENSI
Referensi Hidayat, A. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba

31
Medika.
http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/prosedur-penatalaksanaan-
kompres.html#ixzz58XEweKbG
Kompas, 2009. Kompres, AlternatifPeredaNyeri
(http://www.kompas.com, diakses 12 Februari 2012)
Kusmiyati, Y. 2010. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya
Kusyati, E. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Ed.Rev. Jakarta : EGC
Mahmud, MahirHasan, 2007, Terapi Air, Qultum Media, Jakarta
Maryunani, A. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : CV
Trans Info Media.
Potter & perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi I. Jakarta : EGC.

32

Anda mungkin juga menyukai