Disusun oleh:
1. Chintia Sari (21021)
2. Fetty Laelia (21046)
3. Hardiati Dwi Wahyuni (21048)
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberi rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “pemenuhan asuhan
keperawatan kebutuhan keamanan dan keselamatan “. Penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Metodologi Keperawatan . Penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
terkait, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. DWS Suarse Dewi, M.Kep, Sp.Kep.MB., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Fatmawati.
2. Ns. Putri Mahardika, M.Kep, Sp.Kep.Mat., selaku Wali Kelas Angkatan XXIV Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Fatmawati.
3. Ns. Siti Utami Dewi, M.Kes., selaku Dosen dan Penanggung Jawab Mata Kuliah Etika
Keperawatan sekaligus Pembimbing Makalah.
4. Ns. Ayuda Nia Agustina, M.Kep.,Sp.Kep.An., selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Etika
Keperawatan.
5. Orang tua yang telah membantu dalam segi material maupun dalam segi motivasi selama
menyusun makalah ini.
6. Rekan-rekan penulis yang membantu selesainya pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis menerima
saran dan kritikan yang membangun dari rekan-rekan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri
dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan
sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan
fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.
Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebagainya).
Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan
memahami orang-orang di lingkungan sekitarnya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang
membuat perasaan cemas dan tidak aman . Keamanan adalah keadaan bebas dari
cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry,
2006). Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang
memandang bahwa keselamatan merupakan bagian penting dalam keperawatan dan
hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien
merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa
keselamatan merupakan bagian penting dalam keperawatan dan hak bagi setiap pasien
dalam menerima pelayanan kesehatan.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya insiden keselamatan pasien diantaranya,
kurangnya pengetahuan dan ketelitian pada saat melaksanakan praktik di ruangan.
Kurangnya pengetahuan dan ketelitian dapat disebabkan sebelum menerima materi
tentang keselamatan pasien secara khusus/berdiri dalam satu mata kuliah, namun
masih terintegrasi dalam materi kuliah yang lain, misalnya: Terkait obat dan cairan
pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), terkait risiko post operasi
caesarea. Dampak yang ditimbulkan jika ketika praktik kurang pengetahuannya
tentang keselamatan pasien, maka dikhawatirkan melakukan kesalahan tindakan yang
akan menimbulkan terjadinya insiden keselamatan pasien. Misalnya: Memberikan
obat pada pasien yang salah, pasien jatuh dari tempat tidur, melakukan tindakan yang
1
tidak sesuai dengan prosedur, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian diatas
kelompok membahas tentang asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan
keamanan dan keselamatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan pemennuhan
kebutuhan keamanan dan keselamatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan dengan kebutuhan keamanan dan
keselamatan
b. Merumuskan diagnosa keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan keamanan
dan keselamatan
c. Mmenyusun rencana keperawatan dengan kebutuhan keamanan dan
keselamatan
d. Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan dengan kebutuhan keamanan dan
keselamatan
e. Mendokumentasian asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan dan keselamatan
C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan
mempelajari berbagai literatur yang terkait dengan kasus pemicu kejadian salah suntik
obat oleh perawat baik dari buku maupun dari jurnal sebagai referensinya.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar
belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI yang terdiri dari konsep kebutuhan dasar manusia,
konsep keamanan dan keselamatan dan konsep post operasi caesarea. BAB III
TINJAUAN KASUS yang terdiri dari Kasus, Pengkajian, Riwayat keperawatan,
Pemeriksaan fisik dan Data penunjang. BAB IV PENUTUP yang terdiri dari
Kesimpulan dan Saran
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya risiko injury
3) Gangguan persepsi sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya
sperti gangguan penciuman dan penglihatan
4) Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5) Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respons akan menurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur
6) Informasi atau komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan
7) Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan
dapat diprediksi sebelumnya
8) Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9) Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat
berisiko terhadap penyakit tertentu.
10) Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11) Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka
punyai.
4
2. Keselamatan
a. Definisi
b. Klasifikasi Keselamatan
1) Keselamatan Fisik
2) Keselamatan Psikologis
5
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia
harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk
anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan.
Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman
keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang
tidak dikenal.
7
G. Manusia sebagai system
terdiri atas system adaptif,
system personal, system
H. interpersonal, dan system
sosi
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal dan
sosial. Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu
dalam berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi
integritas atau keutuhan. Sebagai sistem personal manusia memiliki persepsi
dan tumbuh kembang. Sebagai sistem interpersonal manusia dapat
berinteraksi, berperan dan berkomunikasi dan sebagai stem sosial manusia
memiliki kekuatan, otoritas dan pengambilan keputusan. Demikian konsep
manusia sebagai mahluk holistik dan sebagai sistem. Selain itu kita juga perlu
memahami konsep homeostasis dan homeodinamik. Homeostasis merupakan
suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat
terjadi apabila tubuh mengalami stres, yang secara alamiah tubuh akan
melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang.
Homeostasis terdiri dari homeostasis fisiologis dan psikologis. Homeostasis
fisiologis berfokus pada aspek fisiologis dan homeostasis psikologis berfokus
padakeseimbangan emosional dan kesejahteraan mental, seperti menangis,
tertawa, teriak, memukul, meremas, mencerca dan lain-lain.
9
tingkat percaya diri seseorang tersebut juga akan meningkat dan memiliki
harga diri yang tinggi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization). Maslow menggambarkan
kebutuhan ini sebagai kebutuhan manusia untuk mencapai apa yang ingin
dia lakukan. Keinginan tersebut termasuk untuk menjadi yang terbaik.
Maslow percaya bahwa dalam diri setiap manusia ada potensi yang masih
dapat dikembangkan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap adanya
pengalaman dan respon individu, keluarga ataupun komunitas terhadap masalah
kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan adalah bagian vital dalam menentukan proses asuhan
keperawatan yang sesuai dalam membantu pasien mencapai kesehatan yang
optimal. Mengingat diagnosis keperawatan sangat penting maka dibutuhkan
standar diagnose keperawatan yang bisa diterapkan.
a. Nyeri akut
Yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
b. Intoleransi aktifitas
Yaitu ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
c. Resiko infeksi
13
keadaan dimana seseorang individu berisiko terserang oleh agens
patogenik atau oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau
parasit lain).
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilkaukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnos
keperawtan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Iqbal dkk, 2011).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawa untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Pretty, 2011).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahapan akhir proses keperawatan yang terdiri dari evaluasi
proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan setelah perawat melakukan tindakan keperawatan
yang dilakukan terus menerus hingga mencapai tujuan. Evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari setelah semua tindakan sesuai
diagnosa keperawatan dilakukan evaluasi sumatif terdiri dari SOAP (Subjek,
Objek, Analisis, Planning). Subjek berisi respon yang diungkapkan oleh
pasien dan objektif berisi respon nonverbal dari pasien responrespon tersebut
didapat setelah perawat melakuukan tindakan keperawatan. Analisis
merupakan kesimpulan dari tindakan dalam perencanaan masalah
keperawatan dilihat dari keteria hasil apakah teratasi, tertasi sebagian atau
belum teratasi. Sedangkan pleaning berisi perencanaan tindakan keperawatan
yang harus dilakukan selanjutnya. Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang
terkait dengan keberhasilan tujuan tindakan yaitu tujuan tercapai apabila
pasien menunjukkan perubahan sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan,
tujuan tercapai sebagaian apabila jika klien menunjukkan perubahan pada
14
sebagaian kriteria hasil yang telah ditetapkan, tujuan tidak tercapai jika klien
menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.
(Suprajitno dalam Wardani, 2013).
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Deksripsi Kasus
Studi kasus ini dipilih 1 orang sebagai subyek studi kasus yaitu sesuai dengan
kriteria yang diterapkan. Subyek Ny. T, Wates, 15 januari 1994, berumur 26 tahun,
beragama islam, pendidikan terakhir SMA,Jln intan 1 gunung. Subyek masuk di
Ruang Flamboyan pada tanggal 18 Februari 2019, diagnose medis post section
caesraea. Nomor medis 163xxx. Pada tanggal 18 Februari 2019 pukul 08.00 WIB.
Pasien mengatakan abdomen kencang-kencang dan nyeri, pasien mengatakan tidak
18
nyaman dan mengeluh lemas, pasien mengatakan tidak mengetahui cara perawatan
luka. (P : nyeri karena post operasi hari pertama, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R :
nyeri dibagian luka post operasi caesarea diabdomen, S : skala nyeri 6, T : nyeri
terus-menerus). Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
ataupun obat. Hasil Pengkajian pasien mengatakan abdomen kencang-kencang dan
nyeri (P : nyeri karena post operasi hari pertama, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R :
nyeri dibagian luka post operasi caesarea diabdomen, S : skala nyeri 6, T : nyeri
terus-menerus). Hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi
22x/menit, suhu 36,5°c. wajah pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lesu
dan aktivitas pasien dibantu dengan keluarga,terdapat luka pot sc tertutup perban 15
c, pada abdomen bagian bawah. Hasil pemeriksaan abdomen melalui inspeksi
terdapat luka operasi section caesarea dengan panjang 15 cm secara horizontal yang
terbalut dengan kassa steril, keluar pus namun tidak banyak, auskultsi tidak
terdengar bising usus, palpasi yaitu TFU 2 jari dibawah tali pusat, uterus 2 jari
dibawah pusat, perkuso yaitu tympani. Selain itu terdapat pemeriksaan laboratorium
dengan hasil hemoglobin 11,0 g/dl (11,7-15,5), leukosit 16,47 ribu/ul (3,6-11),
trombosit 223 ribu/ul (150-440), eritrosit 3,99 juta/ul (3,8-5,2).Perumusan diagnose
keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada keluhan utama dari beberapa
karakteristik yang muncul pada Ny. S. Sesuai pengkajian diperoleh pada Ny. S yaitu
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Intervensi keperawatan
disesuaikan dengan NIC (Nursing Intervetion Classification) yaitu Manajemen nyeri
(1400) , lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, lakukan pengkajian nyeri
komprehensif setiap hari (P,Q,R,S,T) , berikan posisi yang nyaman, ajarkan tindakan
tehnik mobilisasi dini setiap hari secara bertahap, kolaborasi pemberian analgetik
sesuai instruksi dokter. Terapi yang diberikan;Infus RL drip syntocinon 2 ampul,
Injeksi : Ceftriaxonee 2 x 1gr, injeksi Ranitidin 1 x 10 ml, injeksi ketorolac 3 x 30
ml, profenit Supp 1x.
19
No Registrasi : 163xxx
4. Pengkajian
Nama Pasien : Ny. T
Ttl/Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Prempuan
Agama : Islam
Suku bangsa/bahasa : Jawa / Bahasa Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat Rumah : Jln intan 1 gunung
Sumber Biaya : Mandiri
Sumber Informasi : Klien
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit
a. Diagnosa medis : Post Operasi Caesarea
b. Tanggal mulai sakit : 18 Februari 2019
c. Keluhan yang dirasakan :nyeri dibagian luka post operasi caesarea
6. Pola Kebiasaan
22
7. POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI
Sebelum sakit Di Rumah Sakit
1 Pola Nutrisi
. a. Frekuensi makan...x / hari 3x/hari 3x/hari
b. Nafsu makan: baik/ tidak Baik Tidak
Alasan.....(mual, muntah, sariawan, dll)
c. Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi ¼ porsi
d. Makanan yang tidak disukai Tidak Tidak
e. Makanan yang membuat alergi Tidak Tidak
f. Makanan pantangan Makanan Tidak
mentah
g. Makanan diet Tidak Tidak
h. Penggunaan obat-obatan sebelum Tidak Tidak
makan
i. Penggunaan alat bantu (NGT, dll) Tidak Tidak
2 Pola Eliminasi
. a. Buang Air Kecil (BAK)
1) Frekuensi :............x / hari 8-10x/hari 7-8x/hari
2) Warna : ............................. Jernih Kurang jernih
(masih terdapat
gumpalan darah)
3) Cara : mandiri/dibantu Mandiri Dibantu
Di tempat tidur/ kamar mandi Kamar mandi Tempat tidur
4) Keluhan : .............. ................ Tidak Nyeri perut
5) Penggunaan alat bantu (kateter, dll) Tidak Tidak
b. Buang Air Besar (BAB)
1) Frekuensi :............x / hari 2x/hari 1x/hari
2) Waktu: pagi/siang/malam/tidak Tidak tentu Pagi
tentu
3) Warna : ............................. Kecoklatan Kecoklatan
23
N POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI
o Sebelum sakit Di Rumah Sakit
4) Konsistensi : ............................... Lunak Lunak
5) Cara : mandiri/dibantu Mandiri Dibantu
Kamar mandi Tempat tidur
di tempat tidur/ kamar mandi
6) Keluhan : .............................. Tidak Nyeri perut
7) Penggunaan laxatif: ..................... Tidak Tidak
3 Pola Personal Hygiene
. a. Mandi
1) Frekuensi :.............x / hari 2x/ hari 1x/ hari
2) Waktu : pagi/siang/malam Pagi, sore Pagi
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi :............x / hari 3x/ hari 2x/ hari
2) Waktu : pagi/siang/setelah makan Pagi Pagi
Siang Malam
Malam
c. Cuci Rambut
Frekuensi :............x / hari 2 hari /1x 3 hari / 1x
4 Pola Istirahat dan Tidur
. a) Lama tidur siang........jam/ hari 3 jam 2 jam
b) Lama tidur malam...........jam/ hari 8 jam 5 jam
c) Kebiasaan sebelum tidur: ................... Dipijit Dipijit
d) Penggunaan obat tidur: ........................ Tidak Tidak
5 Pola Aktivitas dan Latihan
. a) Waktu bekerja: pagi/siang/malam Pagi Tidak
24
sore
b) Olahraga: ya/tidak Ya Tidak
c) Jenis olahraga: ..................... Yoga Tidak
d) Frekuensi olahraga:..........x/mg 2x/ minggu Tidak
e) Keluhan dalam beraktivitas: Tidak ada Pergerakan tubuh
pergerakan tubuh/ mandi/ mengenakan
pakaian/sesak setelah beraktivitas, dll
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : nyeri dibagian abdomen luka post operasi caesarea
2. Tanda – tanda vital
a) Kesadaran : compos mentis
b) Tekanan darah : 120/80 mmhg
c) Pernafassan : 20 x/menit
d) Denyut nadi : 82x/menit
e) Temperatur : 36,8 C
3. Pemeriksaan sensori
a) Penciuman : pasien masih dapat mencium aroma bau dan harum
b) Pengecapan : pasien masih bisa merasakan rasa asin,pedas,manis dan asin
c) Penglihatan : pasien masih dapat melihat sejauh 20 meter
d) Perabaan : pasien masih dapat merasakan perabaan kasar dan halus
e) Pendengaran : pasien masih bisa mendengar dari jarak dekat maupun jauh
4. Oksigenasi ( aspirasi dan sirkulasi )
a. Anamesa
( ‒ ) Sesak nafas (‒) Nyeri dada ( √ ) Lemas /lesu
( ‒ ) Batuk – batuk ( ‒ ) Batuk darah ( ‒ ) Palpitasi
b. Inspeksi
( ‒ ) Tachypnea ( ‒ ) Bradypnea ( ‒ ) Sianosis
25
( ‒ ) Kussmaul ( ‒ ) Cheyne stokes ( ‒ ) Napas dangkal
( ‒ ) Pernafasan cuping hidung ( ‒ ) Konjungtiva pucat
( ‒ ) Distensi V Junglaris
( ‒ ) Retraksi otot sternocloidomastoideus/intercostal/diafragma/
( √ ) Ada masa /post operasi daerah thorax/abdomen/WSD/fraktur iga
( ‒ ) Skoliosis/lordosis/kifosis
( ‒ ) Ekspansi dada tidka simestris
( ‒ ) Diameter antero posterior meningkat
( ‒ ) Clubbing finger
( ‒ ) Edema
c. Palpasi
1) Tenderness : di area ……………………….
2) Tactile fremitus …………………………….
3) Massa/tumor ……………………………….
4) Nadi perifer………………………………….
5) Temperatur kulit
6) Capillary diafragma …………………………..
d. Perkusi
1) Paru ………………………………………..
2) Jantung …………………………………….
3) Ekskursi diafragma………………………….
e. Auskultasi
1) Bunyi paru
a) Vesikuler: di area
b) Abnormal: ronchi/wheezing/rales di area
2) Jantung
a) Bunyi Sl dan S2
b) Gallop
26
c) Abnormal pada area
27
Lingkar lengan atas bagian tengah (MAC) : 25 cm
Lipatan otot tricep (TSF) : cm
MAMC: MAC – (TSF x 3,14) = cm
b. Kondisi rambut
( √ ) Mengkilat/ bersih ( ‒ ) Kokoh ( ‒ ) Tidak patah-patah/ pecah
( ‒ ) Kusam ( ‒ ) Kering ( ‒ ) Kemerahan
( ‒ ) Patah/pecah ( ‒ ) Tipis ( ‒ ) Rontok
( ‒ ) Distribusi rambut………………...
c. Kulit
( √ ) Lembut/lembab ( ‒ ) Kering ( ‒ ) Pucat ( √ ) Kotor
( ‒ ) Iritasi/lesi ( ‒ ) Petechiae ( ‒ ) Ada lemak subcutan
(‒ ) Edema ( ‒ ) Pruritus ( ‒ ) Pigmentasi
Turgor kulit : ( √ ) Elastis ( ) Tidak elastis
d. Mata
( √ ) Tampak bersih
( √ ) Posisi mata: simetris/asimetris
( √ ) Kelopak mata: normal/ptosis
( √ ) Konjungtiva: pucat/anemis
( ‒ ) Konjungtiva hyperemis
( ‒ ) Sclera icteric
( √ ) Pergerakan bola mata: normal/abnormal
(√ ) Pupil: isokor/anisokor/midriasis/miosis
( ‒ ) Tanda-tanda infeksi: tidak ada
( ‒ ) Kelainan mata: strabismus/penurunan visus/kebutaan
e. Mulut, Gigi dan Gusi
( √ ) Membran mukosa bibir lembab ( √ ) Warna normal
( ‒ ) Kering/pecah ( ‒ ) Bengkak
( ‒ ) Ada lesi/stomatitis ( ‒ ) Bibir pucat
28
( ‒ ) Perdarahan gusi ( ‒ ) Peradangan gusi
( ‒ ) Lidah edema/radang ( ‒ ) Lidah hiperemis
( ‒ ) Atropi papillae ( ‒ ) Hypertropi papillae
( ‒ ) Gangguan pengecapan ( ‒ ) Caries pada gigi
( ‒ ) Nyeri gigi ( ‒ ) Kotor
f. Leher
( √ ) Tidak ada kelainan
( ‒ ) Pembesaran kelenjar tiroid
(‒ ) Pembesaran kelenjar limfe
(‒ ) Nyeri menelan
( ‒) Lain-lain
g. Gastro intestinal
Nafsu makan : ( √ ) Baik ( ‒ ) Menurun ( ‒ ) Meningkat
( ‒ ) Muntah (‒) Dispagia ( ‒ ) Sulit mengunyah
( ‒ ) Flatulence
( √ ) Abdomen tegang ( ‒ ) Pembesaran liver/lien
( ‒ ) Asites ( ‒ ) Teraba massa pada colon
( √ ) Pasca pembedahan
h. Nutrisi / Diit
Jenis Makanan
Waktu Nasi/Pengganti Lauk Air
Sayur
Makan (1 porsi : 200 (ptg/butir Buah Minum/Susu
(mangkuk)
gr) ) (1 gls = 200 cc
2 buah 1 mangkuk 1 potong
Susu 1 gelas
Pagi Bubur ( 200 gr ) perkedel Bayam Pepaya
( 200 cc )
( 45 gr ) ( 30 gr ) ( 25 gr )
Snack Pudding (100 ‒ ‒ ‒ ‒
29
Siang gr)
1 ptg
Tempe 1 mangkuk 1 buah 1 gelas Air
Siang Nasi ( 200 gr ) Tahu 1 ptg Sayur sop Pisang putih
bacem ( 50 gr ) ( 118 gr ) ( 200 cc )
( 100 gr )
Snack Bubur kacang
‒ ‒ ‒ ‒
Sore hijau ( 100 gr )
Ikan Sayur
Semangka
Malam Nasi ( 200 gr ) pesmol katuk (50 Susu (200 cc)
(25 gr)
(100 gr) gr)
Lain-
‒ ‒ ‒ ‒ ‒
lain
Total
800 gr 254 gr 130 gr 168 gr 600 gr
/24 jam
7. Eliminasi
a. Keluhan/anamnesa
1. Buang air kecil
( ‒ ) Dysuria ( ‒ ) Hesistensi ( ‒ ) Retensi
( ‒ ) Inkontinensia ( ‒ ) Poliuria ( ‒ ) Oligura
( ‒ ) Anuria ( ‒ ) Hematuria ( ‒ ) Urgency
( ‒ ) Nokturia ( ‒ ) Piuria
( ‒ ) Enuresis ( ‒) Penggunaan diuretik
( ‒ ) Nyeri/kolik pada area costo vertebra/suprapubik
Bau : tidak ada
30
b. Inspeksi
1. Abdomen tampak : ( √ ) Tegang ( ‒ ) Kembung ( ‒ ) Asites
( √) Ada massa pada area : abdomen luka operasi caesarea
( √ ) Luka op : caesarea, pada area : abdomen
( ‒ ) Ostomi/tube pada area : tidak ada ; tipe tidak ada ; kondisi ostomi/tube:
tidak ada pemakaian alat-alat bantu
c. Auskutasi abdomen
1) Peristaltik : tidak terdengar bising usus (x/menit)
2) Suara bruit/murmur : tidak ada
d. Palpasi
1) Ginjal :………………………………..
2) Hepar : ……………………………….
3) Lien : ……………………………….
4) Gaster : ……………………………….
5) Colon/usus : ……………………………….
6) Supra Pubic kandung kemih:………………..
31
b) Berapa lama : secara berangsur-angsur
c) Faktor pencetus : post operasi caesarea
d) Pengaruh pada klien : menahan nyeri dibagian
abdomen
e) Apa yang dilakukan untuk mengatasinya : mengkomsumsi obat
nyeri
f) Apakah membantu : cukup membantu
2) Lingkungan tidur
( ‒) Gelap ( ‒) Terang ( ‒ ) Dingin
( ‒) Berisik ( √) Tenang
b. Inspeksi
Wajah: ( ‒ ) Kehitaman pada mata ( ‒ ) Kemerahan pada konjungtiva
( ‒ ) Kelopak mata membengkak ( √ ) Kantung mata
c. Tingkah laku
( ‒ ) Mudah marah ( ‒ ) Tangan tremor ( √ ) Gelisah ( √ ) Menguap terus
( ‒ ) Tidak perhatian ( ‒ ) Bingung ( ‒ ) Bicara lambat ( ‒ ) Tidak terkoordinasi
( ‒ ) Postur menelugkup
d. Tingkat energi
( ‒ ) Lethargic ( √ ) Fatiqued
9. Aktivitas
a. Keluhan / anamnesa
Tingkat aktivitas
1) Subyektif
a) Tingkat kekuatan : 1. kuat 2. Sedang 3. mudah lelah
b) Kemampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari
1. Personal hygiene mendiri/dibantu total/sebagian
2. Eliminasi : dibantu
3. Makan/Minum : dibantu
4. Mobilitas : dibantu
5. Lain – lain :-
2) Riwayat activity
Aktivitas sehari-hari yang perlu dibantu
32
Ya Tidak
a) Makan (√ ) (‒)
b) Berpakaian (√ ) (‒)
c) Mandi (√ ) (‒)
d) Eliminasi (√ ) (‒)
e) Pindah : Tempat tidur telungkup (√ ) (‒)
Masuk & keluar kamar mandi (√) (‒)
3) Activity tolerance
Banyaknya aktivitas & tipe aktivitas yang membuat lelah : tidak ada
Masalah yang dihadapi dalam mengikuti aktivitas ringan/sedang.
Pusing ( ‒ ) Jumlah pernapasan meningkat ( ‒ )
Napas pendek ( ‒ ) Lain-lain …tidak ada…… ( ‒ )
4) Exercise
Tipe exercise yang biasa dilakukan : Yoga
Kepercayaan bahwa exercise menguntungkan untuk kesehatan : Ya
5) Faktor yang mempengaruhi mobility
Faktor lingkungan ( ‒ ) Masalah kesehatan ( √ ) Financial ( ‒ )
b. Body Aligment
1) Berdiri : pasien sebagian masih dibantu untuk berdiri
2) Duduk : pasien masih dibantu oleh keluarga
3) Berjalan : pasien masih dibantu keluarga saat berjalan
4) Pergerakkan sendi:
Swelling ( ‒) Rednes ( √ )
Deformity ( ‒ )
Crepitation ( ‒ ) Peningkatan suhu ( ‒)
Derajat pergerakan (‒ )
c. Extremitas
Kekuatan otot
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
33
( ‒ ) Bengkak/ kemerahan/ nyeri sendi, pada bagian……
( √ ) Penurunan ROM, pada bagian : Abdomen
( ‒ ) Fraktur pada : tidak ada
10. Integumen
Integritas Kulit
a. Luka : post operasi caesarea
b. Dekubitus ; .......................( ‒ ) Ada ........................... ( √ ) Tidak
Pada bagian : tidak ada
c. Derajat dekubitus : tidak ada
d. Trauma : tidak ada
e. Keluhan subjektif : klien mengatakan nyeri dibagian abdomen
d. Genitalia
Kelainan : Tidak ada
Keluhan gatal : Tidak ada
34
Kemerahan : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
e. Kulit
Erithema : Tidak ada
Tekstur : Lembut
Turgor : Elastis
Jaundice : Tidak ada
Petechie : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Keluhan gatal : tidak ada
Kelembapan : Baik
12. Persepsi atau pengetahuan tentang kondisi dan perawatan pengobatan : pasien cukup
mengetahui kondisi saat ini
1) Pengobatan
Keterangan ( Fungsi
Bentuk Cara
Nama Obat Dosis dan efek samping
Obat Pemberian
obat)
35
1. infus Rl 2 ampul (50 Cair injeksi 1. Untuk mencegah dan
2) Terapi Cairan :
3) Diet :
Jakarta...........................20....
Yang mengkaji
(…………………………………)
36
1. DATA FOKUS
37
2. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
Data objektif : Nyeri Akut Agen Cedera Fisik
wajah pasien terlihat
menahan nyeri dibagian
luka post operasi caesarea
P : nyeri karena post
operasi hari pertama,
Q : nyeri seperti tertusuk-
tusuk,
R : nyeri dibagian luka
post operasi caesarea
diabdomen,
S : skala nyeri 6,
T : nyeri hilang dan timbul
kembali
Data subjektif :
Pasien mengatakan
dibagian abdomen terasa
kencang-kencang dan
nyeri
38
Hasil tekanan darah
120/80 mmHg, nadi
82x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,5°c.
Data subjektif :
pasien mengatakan tidak
nyaman dan mengeluh
lemas
Data objektif : Resiko infeksi Prosedur invasive/trauma
klien terdapat luka pot sc jaringan
tertutup perban 15 c, pada
abdomen bagian bawah
Data subjektif :
Pasien mengatakan tidak
mengetahui cara
perawatan luka post
operasi caesarea
3. INTERVENSI
39
Tgl N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan par
o keperawatan af
Kamis 1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi nyeri
, 31 tindakan keperawatan R: mengetahui
maret selama 3X24 jam, tingkatan nyeri yang
2022 diharapkan tingkat nyeri dirasakan oleh
menurun dibuktikan pasien
dengan kriteria hasil: 2. Berikan teknik
1. TTV dalam batas nonfarmakologis
normal: untuk mengurangi
TD :120/80 rasa nyeri
mmHg, nadi R: agar
82x/menit, memaksimalkan
respirasi rasa nyeri lebih
20x/menit, suhu berkurang
36,5°c. 3. Jelaskan strategi
2. pasien relaks dan meredakan nyeri
tidak meringis. R: agar rasa nyeri
3. Pasien merasa pasien berkurang
nyaman ketika 4. Kolaborasi dengan
diajarkan dokter dalam
relaksasi nafas pemberian theraphy
dalam. obat nyeri
4. Skala nyeri R: pemberian
pasien berkurang therapy obat dapat
( 0). mengurangi rasa
nyeri
Kamis 2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Identifikasi
, 31 aktifitas tindakan keperawatan kemampuan dalam
maret selama 3x24 jam, aktivitas tertentu
2022 diharapkan tingkat R : agar mengetahui
intoleransi kemampuan pasien
meningkatmenurun dalam beraktivitas
40
dibuktikan dengan 2. Fasilitasi aktivitas
kriteria hasil : fisik rutin
1. TTV dalam batas R : memudahkan
normal: pasien ketika
TD :120/80 beraktivitas
mmHg, nadi 3. Jelaskan metode
82x/menit, aktifitas fisik sehari-
respirasi hari
20x/menit, suhu R : pasien mampu
36,5°c. mempraktikan apa
2. Pasien bisa yang sudah
nampak relaks dijelaskan
3. Dapat 4. kolaborasi
meningkatkan memonitor program
mobilitas fisiik aktivitas jika sesuai
R : agar aktivitas
pasien dapat
kembali normal
41
36,5°c. luka operasi
2. Pasien bisa R: agar pasien dapat
nampak relaks mengerti kondisi
Perbaikan luka luka operasi yang
tepat waktu dialami
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian theraphy
obat nyeri
R: pemberian
therapy obat dapat
mengurangi rasa
nyeri
42
4. IMPLEMENTASI
Hari/ Masalahh Jam Tindakan paraf
tanggal Keperawatan
Rabu, 1 juni Nyeri akut 08.00 1. Identifikasi nyeri Yuni
2022 berhubungan S: pasien mengatakan lebih relaks
dengan luka post O: pasien tampak tidak menahan
op caesarea nyeri
43
Intoleransi 09.30 2. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
aktivitas S: Pasien mengatakan mampu
berhubungan melakuan aktivitas
dengan O: Pasien terlihat mampu
kelemahan fisik menggunakan fasilitas yang telah
disediakan
11.30
Resiko infeksi 3. Ajarkan cara memeriksa kondisi
berhubungan luka operasi
dengan prosedur S: Pasien mengatakan kondisi
invasive/trauma semakin membaik
jaringan O: Pasien terlihat mengerti cara
memeriksa kondisi luka secara
mandiri
Jumat , 13 Nyeri akut 08.00 1. Anjurkan memonitor kondisi luka Yuni
juni 2022 berhubungan secara mandiri
dengan luka post S: Pasien mengatakan nyeri
op caesarea berkurang
O: Pasien mengerti yang telah
diajarkan oleh perawat
44
O : Pasien terlihat lebih rileks
45
5. EVALUASI
46
RR: 20x/menit,
Spo2 : 98%
A: intoleransi aktifitas
telah teratasi
P: tindakan dihentikan
anjurkan pasien untuk
tidak terlalu berat
Resiko infeksi b.d Jumat , 3 juni 2022 S: pasien mengatakan Yuni
prosedur sudah mengerti tentang
invasive/trauma cara-cara perawatan luka
jaringan jahitan
O: pasien terlihat paham
setelah diberikan penkes
TD : 120/80
mmhg
HR: 80x/menit,
RR: 20x/menit,
Spo2 : 98%
A: resiko infeksi telah
teratasi
P: tindakan dihentikan
anjurkan pasien untuk
merawat luka dengan
baik dirumah
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambi kesimpulan sebagai berikut :
Hasil pengkajian pada klien mengatakan lama keluhan 3 hari secara berangsur-angsur.
Hasil pengkajian klien mengatakan nyeri dibagain luka post operasi caesarea.
Sehingga menimbulkan gangguan rasa nyeri dan mobilitas fisik terganggu. Saat dikaji
klien mengatakan nyeri karena post operasi hari pertama, nyeri seperti tertusuk-tusuk,
nyeri dibagian luka post operasi caesarea diabdomen, skala nyeri 6, nyeri terus-
menerus. Pasien mengatakan abdomen kencang-kencang dan nyeri, pasien
mengatakan tidak nyaman dan mengeluh lemas, pasien mengatakan tidak mengetahui
cara perawatan luka.
1. Diagnosa keperawatan pad Ny.T menunjukkan Nyeri Akut b/d Agen
Cedera Fisik, wajah pasien tampak menahan nyeri dibagian luka post
operasi caesarea, Intolerenasi aktivitas b/dKelemahan fisik, lesu dan
aktivitas pasien dibantu dengan keluarga, Resiko infeksi b/d Prosedur
invasive/trauma jaringan, luka pot sc tertutup perban 15 c, pada abdomen
bagian bawah.
2. Intervensi keperawatan dengan masalah nyeri akut meningkat dengan
kriteria hasil TTV dalam batas normal TD :120/80 mmHg, nadi 82x/menit,
respirasi 20x/menit, suhu 36,5°c, pasien relaks dan tidak meringis, Pasien
merasa nyaman ketika diajarkan relaksasi nafas dalam, Skala nyeri pasien
berkurang. Intoleransi aktivitas meningkat dibuktikan dengan kriteria hasil
TTV dalam batas normal TD :120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,5°c, Pasien bisa nampak relaks, Dapat meningkatkan
mobilitas fisik. Risiko infeksi diharapkan tingkat infeksi menurun
dibuktikan dengan kriteria hasil : TTV dalam batas normal : TD :120/80
mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5°c, Pasien nampak
relaks, Perbaikan luka tepat waktu.
3. Implementasi keperawatan pada klien yang mengalami post operasi
caesare pada Ny.T dengan nyeri akut, intoleransi aktivitas, resiko infeksi,
tindakan keperawatan dilakukan sesuai perencanaan.
4. Evaluasi keperawatan pada klien Ny.T menunjukkan nyeri akut
berhubungan dengan Agen Cedera Fisik, wajah pasien tampak menahan
nyeri dibagian luka post operasi caesarea, Intolerenasi aktivitas
b/dKelemahan fisik, lesu dan aktivitas pasien dibantu dengan keluarga,
Resiko infeksi b/d Prosedur invasive/trauma jaringan, luka pot sc tertutup
perban 15 c, pada abdomen bagian bawah.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mendapat pengetahuan secara dalam, serta dapat
mengaplikasikan cara-cara perawatan luka post operasi caesarea.
khususnya dalam asuhan keperawatan.
2. Bagi institusi
48
Diharapkan institusi dapat memfasilitasi sumber bacaan atau refrensi
terbaru untuk
memudahkan mahasiswa dalam permbuatan makalah atau penelitian.
49
DAFTAR PUSTAKA
Apriansyah, A dkk. (2015). Hubungan antara tingkat kecemasan pre-operasi dengan derajat
nyeri pada pasien post sectio caesare di rumah sakit muhammadiyah palembang
tahun 2014 : STIKes Muhammadiyah Palembang.
Hapsari, P dkk. (2022). Korelasi kebutuhan dengan ikigai pada mahasiswa program studi
sastra Jepang : Universitas Pakuan.
masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di ruang teratai rsud dr. Haryoto
lumajang : Universitas Jember.
Ningsih, D. (2020). Asuhan Keperawatan pada ny. j dengan diagnosa medis “ post sectio
caesarea dengan indikasi gemeli” di ruang nifas rsud bangil pasuruan : Akademi
Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Salawati, L. (2013). Profil sectio caesarea di rumah sakit umum daerah dr. Zainoel abidin
banda aceh tahun 2011 : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Ulfa, M. (2019). Asuhan Keperawatan pada ny. za dan ny. zu post operasi caesare dengan
hambatan mobilitas fisik di ruang teratai RSUD dr. Haryoto Lumajang : Universitas
Jember.
50