Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN PERSOALAN HIDUP SERTA ETOS KERJA

Oleh : Kelompok 6( Reg B)


 
FenoSuciWulandari (21121028P)
Dina Yuliana (21121029P)
AnisaEkiFebriyanti (21121030P)
 
Dosen Pembimbing : Ridwan Hakim, S.Ag.,M.Pd.I
Konsep Kerja dalam Islam

Kerja merupakan cara langsung dalam rangka


memenuhi tuntutan yang bersifat pembawaan.
Menurut al-Faruqiy, manusia memang diciptakan
untuk bekerja. Kerjanya adalah ibadahnya. Terhadap
mereka yang enggan bekerja al-Faruqiy menyatakan,
mereka tidak mungkin menjadi muslim yang baik.
Apalagi kalau dikaitkan dengan iman, perbuatan atau
kerja islami justeru merupakan manifestasi dan bagian
daripadanya. Dengan ungkapan lain, iman adalah
landasan, sedangkan perbuatan atau kerja merupakan
konsekuensi dan cara melakukannya.
Al-Hirafiyyin ; mereka yang
1 mempunyai lapangan kerja,
seperti penjahit, tukang kayu, dan
para pemilik restoran.

Al-Muwadzofin : mereka yang secara


2 legal mendapatkan gaji tetap seperti
praktek mu’amalah umat Islam sejak para pegawai dari suatu perusahaan
berabad-abad, dalam pengertian ini dan pegawai negeri.

memperhatikan empat macam pekerja : 3 Al-Kasbah: para pekerja yang


menutupi kebutuhan makanan
sehari-hari dengan cara jual beli
seperti pedagang keliling.

4 Al-Muzarri’un: para petani.


Aspek Pekerjaan dalam
Islam

Memenuhi kebutuhan sendiri


Memenuhi kebutuhan keluarga
Islam sangat menekankan kemandirian bagi
pengikutnya. Seorang muslim harus mampu Bekerja untuk memenuhi kebutuhan

hidup dari hasil keringatnya sendiri, tidak keluarga yang menjadi tanggungannya

bergantung pada orang lain.   adalah kewajian bagi seorang muslim.

Kepentingan seluruh makhluk Bekerja sebagai wujud penghargaan


terhadap pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang dilakukan seseorang bisa
Islam sangat menghargai pekerjaan,
menjadi sebuah amal jariyah baginya. bahkan seandainya kiamat sudah dekat
dan kita yakin tidak akan pernah
menikmati hasil dari pekerjaan kita, kita
tetap diperintahkan untuk bekerja
sebagai wujud penghargaan terhadap
pekerjaan itu sendiri.
Etos Kerja dalam Persepektif Islam

Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan


yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna. (An-Naml : 88).
Sedangkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kamu
yang melakukan pekerjaan dengan itqon (tekun, rapi dan teliti).”
(HR. al-Baihaki).

Islam mencela orang yang mampu bekerja dan memiliki badan


yang sehat tetapi tidak mau berusaha keras. Seorang muslim
harus dapat memanfaatkan karunia yang diberikan Allah yang
berupa kekuatan dan kemampuan  diri  untuk bekal hidup layak
di dunia-akhirat. Etos kerja yang tinggi merupakan cerminan diri
seorang muslim.
Karakteristik Etos
Kerja islam
Kerja Merupakan Penjabaran
Aqidah
Manusia adalah makhluk yang
dikendalikan oleh sesuatu yang bersifat
Kerja dengan meneladani sifat-sifat ilahi
batin dalam dirinya, bukan oleh fisik
yang tampak. serta mengerti petunjuk-petunjuknya

Menurut Hasan Langgulung, berdasarkan al-Quran surat


al-Hijr ayat 29, dapat dikembangakan penafsiran yang
Kerja dilandasi ilmu menunjukkan adanya hubungan antara potensi-potensi
Dengan potensi akal, ilmu pengetahuan manusia yang dikaruniakan Tuhan dengan sifat-sifat-Nya.
dan nafsu yang dikaruniakan Tuhan, Bentuk dan kualitas dari sifat-sifat tersebut bersifat
manusia memang menjadi lebih terbatas dan berbeda dengan sifat haqiqi Allah.
potensial untuk menunaikan tugasnya
sebagai khalifah Allah di bumi.
Etika Kerja dalam
Islam

Ikhlas menerima takdir


Bertolak dari kerelaan terhadap takdir,
(setelah berusaha sungguh-sungguh) orang
beriman dapat menerima kenyataan dengan Sadar menaati norma
hati lebih ikhlas dan istiqomah.
Berkenaan dengan masalah hukum dan norma-
norma agama, ternyata dalam perspektif islam
ditemukan kerja yang masyru’, diperkenankan
Menegakkan bahkan didiorong untuk mengamalkannya.
proporsionalitas Namun di samping itu terdapat kerja yang ghairu
masyru’, hukumnya tidak diperkenankan atau
maka kemutlakan islami pada setiap muslim dan dilarang. Dalam hal ini mesti dikembangkan
muslimah ialah untuk berusaha melaksanakan ajaran sikap-sikap dan perilaku yang bertolak dari
Islam secara “kaffah”, simultan dan proporsional, ketaatan terhadap norma-norma Ilahi
baik dalam mengerjakan ibadah mahdah maupun sehubungan dengan kerja.
ibadah dalam arti menunaikan aktivitas keduniaan.
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos
Kerja :

1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.


2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam
bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha,
kegiatan dalam bekerja.
Etos Kerja Rasulullah Sebagai Uswah (Contoh)

Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan


ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau
bekerja untuk meraih keridaan Allah SWT.Suatu hari Rasulullah SAW berjumpa
dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad
melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
“Kenapa tanganmu?,” tanya Rasul kepada Sa’ad. “Wahai Rasulullah,” jawab
Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu
untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”. Seketika itu
beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah
tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka”.
Thank you :)

Anda mungkin juga menyukai