PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi terjadinya penurunan jumlah dan ukuran sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal, dan akibat yang ditimbulkan
tubuh. Anemia yang terjadi pada ibu yang sedang hamil sangat terkait dengan
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi, termasuk resiko keguguran, kematian saat
pada kelompok sosial ekonomi rendah. Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada
usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui, karena banyak
mengalami defisiensi zat besi (Fe). Di Negara berkembang kejadian anemia pada
anemia pada wanita usia subur (15-49 tahun) sebesar 12 %, dan wanita hamil yang
mengalami anemia sebesar 11 %. Prosentase wanita hamil dari keluarga miskin terus
Kesmas, 2012)
Data dari WHO menunjukkan, pada tahun 2013 sekitar 800 perempuan di dunia
anak, terjadinya perdarahan pada saat proses kelahiran dan akhirnya menyebabkan
1
anemia. Hampir semua kematian terjadi karena rendahnya pengaturan sumber daya,
dan seharusnya dapat dicegah. Beberapa penyebab utama kematian ibu hamil adalah
resiko seorang wanita meninggal akibat penyakit tersebut 23 kali lebih tinggi
penurunan sekitar 45 %, perkiraan pada tahun 1990 sebesar 523.000 dan pada tahun
2013 turun menjadi 289.000. Setiap tahun tingkat penurunan nya masih kurang dari
Goal’s (MDG’s). Target penurunan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015
1991 sebesar 33 % dan pada tahun 2011 menjadi 29 % pada wanita yang tidak hamil,
dan pada wanita hamil 43 % menjadi 38 %. Meskipun ada kemajuan yang cukup
besar, namun belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. WHO telah menerbitkan
Strategi yang dilakukan dalam upaya menekan angka kematian ibu (AKI) sejak
tahun 1990 adalah dengan pendekatan safe motherhood, yaitu dengan menganggap
sebelum dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Pada tahun 2012 kementerian
(EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25 %.
2
Program tersebut dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten dengan jumlah kematian
ibu dan neonatal yang besar diantaranya di daerah Sumatra Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi-
provinsi tersebut adalah karena 52,6 % jumlah total kematian ibu di Indonesia
berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunnya angka kematian
ibu di enam provinsi tersebut, pemerintah berharap akan terjadi penurunan angka
(Mean Corpuscular Volume) tidak dapat digunakan. Data nasional anemia defisiensi
Dampak anemia pada ibu hamil dan hasil akhir kehamilannya pada dasarnya
dapat diakibatkan secara langsung karena rendahnya Hb dan secara tidak langsung
enzimatik yang terkait, sintesis DNA, organogenesis dan kerusakan saraf. Anemia
rendahnya Hb neonates pasca partus, pertumbuhan anak, imunitas dan berat badan
bayi lahir. Kajian yang melibatkan 19.925 perempuan dengan antenatal care selama
3
section secaria, perdarahan dan kejadian infeksi pada bayi di seminggu pertama
kehidupan.
Penyebab anemia pada ibu hamil dapat bersifat multifactorial, dari yang murni
defisiensi besi, folat dan B12, sampai karena malaria / hemolitik atau penyakit sickle
cell. Derajat kematian maternal rata-rata karena anemia (oleh berbagai penyebab) di
Afrika, Asia dan Amerika Latin berturut-turut adalah 6,37 %, 7,26 % dan 3,0 %,
Anemia pada kehamilan sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas
pada ibu dan bayi,termasuk risiko keguguran, terjadinya kematian saat lahir,kelahiran
masa kelahiran, sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan
berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun janin. Salah satu masalaha gizi yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, yang merupakan maslaah gizi mikro
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia karena
kekurangan zat besi, hal ini disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan
perdarahan. Frekwensi anemia dalam kehamilan di dunia cukup tinggi yaitu berkisar
4
Risiko kematian ibu karena anemia yang disebabkan perdarahan masih cukup
Kondisi janin dalam kandungan sangat dipengaruhi keadaan gizi ibu sebelum dan
yang berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa
risiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga bisa
menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, karena KEK pada wanita hamil bisa
menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan. Anemia dalam
kematian baik pada ibu maupun pada janin / bayi yang dilahirkan (Kemenkes RI,
2015).
Pengaruh suplemen besi pada ibu hamil tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
ibu, tetapi juga dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan otak dan berat badan
bayi. Pertambahan berat badan janin menunjukkan hasil yang lebih rendah pada
kelompok ibu hamil. Suplemen zat besi pada ibu hamil dapat menurunkan sebesar
73% insiden anemia pada kehamilan aterm dan 67% insiden anemia defisiensi pada
kehamilan aterm. Hal ini bisa dijelaskan bahwa dengan suplemen zat besi dapat
husin.,2014).
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh
dunia adalah sebesar 41,8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia diperkirakan
5
sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. (Salmariantity,
2012)
persentase ibu hamil yang mengalami anemia tersebut meningkat dibandingkan hasil
Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 37,1 persen. Dari data tahun 2018, jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6
persen, usia 25-34 tahun sebesar 33,7 persen, usia 35-44 tahun sebesar 33,6 persen,
Sementara data perempuan usia subur yang mengalami kekurangan energi kronis
kurang energi kronis pada perempuan usia subur menurun dibanding tahun 2013.
Yaitu dari 24,2 persen pada perempuan usia subur yang hamil di 2013 menjadi 17,3
persen di 2018. Selain itu untuk perempuan usia subur tidak hamil 20,8 persen di
2013 menurun jadi 14,5 persen pada 2018. Prevalensi anemia dan resiko kurang
energy kronik pada perempuan usia subur tersebut sangat mempengaruhi kondisi
kesehatan anak pada saat dilahirkan. Kedua hal tersebut termasuk beberapa hal yang
berpotensi membuat terjadinya kekerdilan pada anak dilihat dari berat dan tinggi
Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2017 adalah 80,81%.
Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2017 yaitu 90%. Provinsi dengan
cakupan tertinggi pemberianTTD pada ibu hamil adalah DKI Jakarta (96,38%),
Ada tujuh provinsi yang sudah melampaui target Renstra tahun 2017.
6
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSIA Kemang
Medical Care Jakarta, pada tahun 2018 ada sekitar 168 ibu hamil yang mengalami
anemia datang ke IGD untuk mendapatkan terapi serum iron injeksi, dengan usia
kehamilan trimester III sebanyak 152 orang (90,5 %), trimester II sebanyak 13 orang
(7,7 %) dan trimester I sebanyak 3 orang (1,8 %), dengan nilai Hemoglobin antara 7
gr/dl - 9 gr/dl. Jumlah paling banyak ibu hamil yang mengalami anemia dan
mendapatkan terapi serum iron injeksi adalah ibu hamil dengan umur kehamilan
pemberian terapi serum iron, nilai hemoglobin pada ibu hamil tersebut mengalami
kenaikan pada nilai normal, sehingga pada saat proses persalinan tidak terjadi
Untuk menghindari terjadinya komplikasi pada saat proses persalinan pada ibu
hamil yang mengalami anemia dengan nilai Hb yang rendah pada trimester III, maka
dilakukan pemberian terapi serum iron injeksi yang fungsinya untuk menaikkan nilai
B. Rumusan Masalah
tentang “Bagaimana Pengaruh Pemberian Terapi Serum Iron Injeksi Terhadap Nilai
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Defisiensi Besi ?” di RSIA
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
7
Mengetahui pengaruh pemberian terapi serum iron injeksi terhadap kenaikan nilai
Hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan anemia defisiensi besi di RSIA
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui berapa banyak ibu hamil trimester III yang mengalami anemia
dan perlu tindakan pemberian terapi serum iron injeksi di RSIA Kemang
Medical Care.
d. Membuktikan bahwa terapi serum iron injeksi efektif untuk menaikkan nilai
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
8
Penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu hamil trimester III dengan
2. Manfaat Teoritis
pemberian terapi iron injeksi untuk ibu hamil trimester III yang mengalami
3. Manfaat metodologis
untuk menaikkan nilai hemoglobin pada ibu hamil trimester III yang mengalami
anemia.