Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEGIATAN PENYULUHAN

DISIPLIN DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19


DENGAN TAAT PROKES DAN ISOMAN YANG BENAR
DI RT 3 DESA TIDUAN KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh :
Mahasiswa Keperawatan
Praktik Profesi Keperawatan KomunitasDan Keluarga
2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKANPROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATANBHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEGIATAN PENYULUHAN
DISIPLIN DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19
DENGAN TAAT PROKES DAN ISOMAN YANG BENAR
DI RT 3 DESA TIDUAN KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh :
Mahasiswa Keperawatan
Praktik Profesi Keperawatan KomunitasDan Keluarga
2021

Ketua Kelompok Penanggung Jawab


Praktik Komunitas RT 03

(………………………………………) (…………………………………
……)

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(…………………………………… (................................................)
……)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidaya Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyesesaikan SAP disiplin
dalam pencegahan penularan covid 19 dengan taat prokes dan isoman yang benar.
SAP ini dibuat dalam rangka memperdalam ilmu tentang mempromosikan kesehatan
dan tata cara memproduksi media promosi kesehatan, kita selaku perawat berperan
penting dalam hal ini. Sehingga kedepannya masyarakat awam dapat memahami dan
mengerti akan penting nya menjaga kesehatannya.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, koreksi,
arahan, dan saran, untuk itu kami mengucapkan ribuan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kami sampaikan kepada segenap pihak yang yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan SAP ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, September 2021


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menyusul deklarasi WHO tentang Pandemi Global COVID-19 pada tanggal 12 Maret
2020, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) pada tanggal 31 Maret 2020. Kementerian Kesehatan dengan segera merilis
Surat Edaran No. HK.02.02 / I / 385 ke semua Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten
untuk secara aktif mencegah penularan COVID-19 melalui gerakan “Masker untuk
Semua” dan penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun (CTPS).
Pandemi Covid-19 telah banyak memberikan dampak kepada seluruh masyarakat di
berbagai lapisan dan sektor kehidupan. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat tidak
hanya terbatas pada sektor kesehatan masyarakat, tetapi juga meliputi sektor lainnya
seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainnya. Pandemi yang telah berlangsung sejak
akhir Tahun 2019 ini telah membuat masyarakat harus berjuang keras untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Masyarakat kini harus menyesuaikan diri
dengan pola kehidupan di era pandemi Covid-19. Salah satunya adalah pola kebiasaan baru
tentang disiplin protokol kesehatan Covid-19 yang bertujuan untuk dapat mengurangi
penularan wabah virus Covid-19.
Tingginya angka penularan kasus Covid19 di Indonesia masih disebabkan oleh
berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut khususnya banyak ditemukan
di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah masih minimnya rasa kepedulian, kesadaran,
dan pengetahuan masyarakat tentang ancaman pandemi Covid19. Hal ini ditunjukkan
dengan masih ditemukan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
melindungi diri dari Covid-19. Mayarakat yang belum menggunakan masker ketika di luar
rumah masih seringkali ditemukan di berbagai lingkungan publik. Hal ini penting untuk
menjadi perhatian guna menekan angka penularan kasus positif Covid-19.
Tingkat penularan Covid-19 yang masih cukup tinggi khususnya di wilayah Desa
Tiudan menjadi perhatian untuk segera dilakukan upaya yang dapat membantu masyarakat
agar waspada dan terhindar dari Covid-19. Masih minimnya tingkat kesadaran dan pola
kebersihan masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya penularan Covid-19.
Secara khusus, permasalahan yang dihadapi oleh pengurus dan masyarakat RT 3 Desa
Tiudan, Kabupaten Tulungagung di antaranya yaitu (1) masyarakat belum terbiasa
menerapkan disiplin protokol kesehatan Covid-19, (2) wawasan pengetahun masyarakat
tentang pola pencegahan Covid-19 masih perlu ditingkatkan sehingga perlu adanya
sosialisasi yang maksimal melalui berbagai cara maupun platform, dan (3) masyarakat
masih terbatas dalam mengunakan fasilitas pelindung diri seperti contohnya penggunaan
masker kain ketika beraktifitas di luar rumah.
Berdasarkan analisis permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat RT 3 Desa
Tiudan, Kabupaten Tulungagung, solusi yang digagas oleh Kelompok 3 Praktek Profrsi
Ners Iik Bhakti Wiyata Kediri yaitu penyuluhan disiplin protokol kesehatan Covid-19
kepada masyarakat.
B. Tujuan
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui, memahami,
melaksanakan, dan disiplin protokol kesehatan serta isoman dengan baik.
C. Manfaat
1. Masyarakat mengetahui tentang portokol kesehatan
2. Masyarakat mengetahui cara mencuci tangan dengan sabun yang benar
3. Masyarakat mengetahui cara isoman dengan benar
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama kegiatan
Penyuluhan disiplin dalam pencegahan penularan covid 19 dengan taat prokes dan isoman
yang benar
B. Tema kegiatan
Disiplin dalam pencegahan penularan covid 19 dengan taat prokes dan isoman yang benar.
C. Sasaran/target
a) Masyarakat Rt 3 Desa Tiudan
b) Besedia menjadi peserta penyuluhan
c) Kooperatif
D. Metode
Menyimak
E. Media
1. Zoom metting
2. Power point
3. Leaflet
F. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Selasa, 14 September 2021
Waktu : 08.00-Selesai
Tempat : Zoom Meting
G. Materi penyuluhan

1. Definisi
Protokol kesehatan adalah serangkaian aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
melalui kementrian kesehatan dalam mengatur keamanan beraktivitas selama masa
pandemi Covid-19. Tujuan diberlakukan protokol kesehatan guna membantu masyarakat
untuk dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan kondisi kesehatan orang
lain (Kemenkes RI, 2020).
2. Protokol New Normal Kemenkes
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-
19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana
terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang.
Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan
beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua
sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan
COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol
kesehatan. Protokol kesehatan secara umum harus memuat:
1. Perlindungan Kesehatan Individu
Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia
dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh
melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada
individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk
tersebut dengan beberapa tindakan, seperti:
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang
tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-
19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.
Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak
bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan
partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30
menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor
risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi
rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan
ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia,
anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan
fasilitas umum.
3. Cara Tepat Cuci Tangan Dengan Sabun
Cuci tangan pakai sabun terbukti efektif mencegah penularan virus corona karena
tangan yang bersih setelah dicuci pakai sabun dapat mengurangi risiko masuknya virus ke
dalam tubuh mengingat:
1. Tanpa disadari, orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut sehingga dapat
menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh
2. Virus corona dari tangan yang tidak dicuci dapat berpindah ke benda lain atau
permukaan yang sering disentuh - seperti pegangan tangga atau eskalator, gagang
pintu, permukaan meja, atau mainan- sehingga menimbulkan risiko penyebaran virus
kepada orang lain.
Prinsip-prinsip penting terkait cuci tangan pakai sabun
1. Mencuci tangan dengan benar mesti dilakukan dengan menggunakan sabun dan air
bersih mengalir. Bila tidak ada keran, kita bisa menggunakan timba atau wadah lain
untuk mengalirkan air.
2. Mencuci tangan dengan air saja tidaklah cukup untuk mematikan kuman penyebab
penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir adalah cara yang paling hemat
biaya untuk melindungi kita dari penyakit menular, termasuk COVID-19.
4. Mencuci tangan pakai sabun selama minimal 40-60 detik dan dengan mengikuti semua
langkah yang dianjurkan terbukti efektif mematikan kuman penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun dapat efektif bila tersedia sarana CTPS, dilakukan pada
waktu-waktu penting, dan dilakukan dengan cara yang benar.
Cara Cuci Tangan Pakai Sabun
1. Basahi tangan dengan air bersih.
2. Gunakan sabun pada tangan secukupnya.
3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya.
4. Gosok punggung tangan dan sela jari.
5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan.
6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan.
7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.
8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun.
9. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir.
10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tissue.
11. Bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai atau tissue.
4. Cara Isoman Dengan Benar
BAB III
PENUTUP

Bermula dari tujuan mulia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya
menjaga kesehatan dan mecegah penularan covid 19 maka terbentuklah kegiatan ini.
Keberhasilan sebuah acara yang dilandasi semangat dan doa tentunya didapatkan dari kontribusi
dari semua pihak baik dalam bentuk dukungan moril maupun bentuk partisipasi aktif pada
kegiatan ini. Tanpa adanya doa dan dukungan dari semua pihak tentunya acara tidak dapat
berlangsung dengan baik, terutama kunci sukses dari sebuah acara adalah ridho Allah SWT.
Semoga kegiatan ini bermanfaat khususnya bagi masyarakat yang ada di Desa Tiudan RT 03,
Kabupaten Tulungagung.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Desease
(Covid-19). Jakarta : Kementerian Kesehatan.
Dokumentasi
Lampiran
ANALISA DATA
Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan
1. Warga mengatakan tidak 1. Dari pengkajian kunjungan Perilaku kesehatan cenderung
tahan jika menggunakan rumah di 50 rumah 75% beresiko pada warga di RW 03
masker terlalu lama karena warga tidak menggunakan di desa tiudan b/d pemilihan
sulit bernafas. masker gaya hidup tidak sehat d.d
2. Warga mengatakan mereka 2. Dari hasil observasi warga tidak menggunakan
mencuci tangan tidak banyak warga yang masih masker, tidak mencuci tangan
dengan air mengalir dan berkumpul untuk ngobrol- dengan sabun dan air
jarang menggunkan sabun ngobrol tidak ada jaga mengalir, warga tidak sosial
3. Warga yang pernah terkena jarak dan tidak distencin, warga tidak datang
covid mengatakan isoman menggunkan masker ke faskes saat timbul gejala
di rumah tetapi sebelum 2 3. Dari hasil wawancara di covid 19 dan isoman yang
minggu sudah tidak dapatkan bahwa warga kurang benar
menggunkan masker saat di yang bergejala covid 19
rumah karena di rasa sudah dan positif tidak mau
sembuh, warga juga untuk pergi ke faskes dan
mengatakan tetap tinggal memilih isoman di rumah
serumah dan sering kontak
dengan oorang serumah
yang negative, masker
medis yang sudah di
gunakan di cuci dan di
pakai kembali,

PEMBAHASAN
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada warga di RW 03 di desa tiudan b/d pemilihan gaya
hidup tidak sehat d.d warga tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir, warga tidak sosial distencin, warga tidak datang ke faskes saat timbul gejala covid
19 dan isoman yang kurang benar
1. Dari pengkajian kunjungan rumah di 50 rumah 75% warga tidak menggunakan masker
2. Dari hasil observasi banyak warga yang masih berkumpul untuk ngobrol-ngobrol tidak
ada jaga jarak dan tidak menggunkan masker
3. Dari hasil wawancara di dapatkan bahwa warga yang bergejala covid 19 dan positif tidak
mau untuk pergi ke faskes dan memilih isoman di rumah
Berdasarkan data diatas sebagai langkah awal mahasiswa melakukan penyuluhan yaitu :
1. Penyuluhan tentang disiplin dalam pencegahan penularan covid 19 dengan taat prokes
dan isoman yang benar.
Berdasarkan pengkajian yang sudah di lakukan di RT 3 Desa Tiudan ini di dapatkan
bahwa masyatakat kuarang mematuhi protokol kesehatan trutama mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun serta pemakaian masker. Masayarakat juga enggan ke faskes jika
terjadi gejala covid dan memilih untuk melakukan isoman di rumah. Cuci tangan yang
bersih adalah salah satu indikator untuk perilaku hidup bersih dan sehat dan Isoman
bukan berarti melakukan segala sesuatu dengan sendiri, melainkan tetap harus
menerlibatkan keluarga untuk memantau kondisi kesehatan. Hal lain yang harus
diperhatikan selama isoman adalah pastikan ventilasi, dan pencahayaan di tempat tersebut
bisa dilakukan untuk aktivitas. Apabila keterbatasan fasilitas kamar mandi harus
bergantian dengan keluarga, pastikan lakukan desinfektan secara rutin. Persiapkan obat-
obatan khusus apabila penderita memiliki penyakit lain seperti diabetes, atau lainnya.
Tujuan penyuluhan tentang prokes dan isoman selain menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan juga dilakukan untuk menghindari
penularan penyakit khususnya COVID-19 yang sekarang ini sedang menyebar di penjuru
dunia khususnya Indonesia. 
Kegiatan penyuluhan di RT 3 desa tiudan dilaksanakan dengan zoom metting yang
berfokus pada perubahan perilaku masyarakat. Upaya merubah perilaku masyarakat
melalui penyuluhan ini melibatkan kepala desa. Upaya penyelesaian masalah yang
ditawarkan dalam kegiatan ini adalah adalah pemberian edukasi dan tanya jawab tentang
Covid-19 melalui zoom metting. Edukasi melalui zoom metting dengan memberikan
informasi berupa protokol isolasi mandiri, gerakan masyarakat sehat, pencegahan
penularan Covid-19 melalui 3M (menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, dan
menggunakan masker). Edukasi juga dilakukan dengan pemberian leefleat isolasi
mandiri bersama keluarga. Leaaflet ini berisikan tentang isolasi mandiri dan prokes.
Edukasi sangat penting diberikan untuk dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang covid-19, sehingga akan sangat membantu dalam memutus rantai penularan
covid-19.
Kegiatan ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan kebupaten tulungagung bahwa
masyarakat merupakan garda terdepan untuk melawan covid-19. Salah satu kegiatan
satgas kesehatan adalah memastikan warga tertib keluar rumah memakai masker dan
menjaga jarak fisik antar warga antara 1,5 – 2 meter. Dalam pengkajian menemukan
bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi himbauan pemerintah untuk
menanggulangi pandemik virus corana ini yang diakibatakan oleh bias kognitif. Temuan
saat pengkaijan bahwa masyarakat tidak patuh protokol pandemic covid-19 bukan karena
masyarakat kurang memiliki pemahaman risiko tertular covid-19, tujuan pencegahan dan
bagaimana prosedur pemakaian APD. Tetapi karena masyarakat sudah bosan dan kuarng
perduli dengan pandemic ini. Jika mayarakat memiliki persepsi yang baik maka risiko
tertular covid-19 dapat dicegah.
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan
droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi
adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat
pasien COVID-19(Kemenkes RI, 2020).

Anda mungkin juga menyukai