Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA KELUARGA TN. K DENGAN HIPERTENSI


DI RT 02 RW 02 DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN
TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI

Oleh :
MARIA TUL QIPTIYAH
40220017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA TN. K DENGAN HIPERTENSI
DI RT 02 RW 02 DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN
TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI

Nama Mahasiswa : Maria Tul Qiptiyah


NIM : 40220017
Nama Intitusi : Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kediri, Januari 2021


Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kaprodi

Paramita Ratna G., S.Kep.,Ns, M.Kes Sri Wahyuni, S. Kep, Ns, M. Kep
NIK. NIK.
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................
Lembar Pengesahan.......................................................................................
Laporan Pendahuluan....................................................................................
A. Konsep Dasar Keluarga.............................................................................
1. Definisi Keluarga................................................................................
2. Tipe Keluarga.....................................................................................
3. Bentuk Keluarga.................................................................................
4. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga..............................................
5. Tuhas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.........................................
B. Konsep Hipertensi.....................................................................................
1. Definisi Hipertensi..............................................................................
2. Kalsifikasi Hipertensi.........................................................................
3. Etiologi Hipertensi..............................................................................
4. Manifestasi Klinis ..............................................................................
5. Patofisiologi Hipertensi......................................................................
6. Permeriksaan Diagnostik Hipertensi..................................................
7. Penatalaksanaan Hipertensi................................................................
8. Komplikasi Hipertensi........................................................................
Asuhan Keperawatan Teori ..........................................................................
1. Pengkajian Keperawatan .............................................................
2. Diagnosa Keperawatanudara .............................................................
3. Intervensi Keperawatan .............................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
PrePlanning Kunjugan...................................................................................
Ashuan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi...................................
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. DEFINISI KELUARGA
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. FUNGSI KELUARGA
Keluarga mempunyai 5 fungsi, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga tradisional :
a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia
lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
e. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
g. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa
berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
h. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur,
sumur yang sama.
j. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
satu orang dewasa (Setiadi, 2007).
Tipe keluarga non-tradisional :
a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang
hidup serumah.
d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa
saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma
dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang
sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
saudara untuk waktu sementara.
j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal (Setiadi,
2007).
4. BENTUK KELUARGA
Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut (Effendy, 1998) :
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstende Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya, nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
5. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum
6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan
masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life
review masa lalu.
6. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
B. KONSEP HIPERTENSI
1. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara
kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes
Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal Keperawatan
volume 4 nomor 1, Mei 2016).
1. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut WHO (2014) hipertensi dapat digolongkan menjadi :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai
tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag
meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol,
dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang
sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
2. ETIOLOGI HIPERTENSI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress pada Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan
yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat ), Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi
dari perempuan ), Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah : Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ),
Kegemukan atau makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol,
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor
b. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis
c. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
d. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
e. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
3. MANIFESTASI KLINIS HIPERTENSI
Menurut Rokhaeni (2013), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual muntah
f. Epistaksis
g. Kesadaran menurun
4. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang
serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norpinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan
steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukkan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah
perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah yang terjadi
pada lanjut usia. Perubahaan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah yang menyebabkan penurunan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan
kemampuan dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh 14
jantung (volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2015).
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HIPERTENSI
Pemeriksaan laboratorium
a. Hemobloginb/Hematocrit : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor
resiko seperti hipokoagulabitas, anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukkan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
f. Hipertensi: hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi steroid urin.
g. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
h. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi
dan hipertensi.
i. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
j. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
k. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi, seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
l. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
6. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi, Penanggulangan
hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4) Tidak menimbulakn intoleransi
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang
7) Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
7. KOMPLIKASI HIPERTENSI
a. Penyakit jantung koroner dan arteri
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan
semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi
sering diasosiasikan dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung
tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini
terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan
darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan
adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan
diperlukan cangkok ginjal baru.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a. Nama kepala keluarga
b. Alamat dan telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi keluarga dan genogram
f. Tipe keluarga
g. Suku bangsa
h. Agama
i. Status sosial ekonomi keluarga
j. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenaI riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
d. anggota keluarga baik secara formal maupun informal, Nilai atau norma
keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
5. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jaangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d. Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa kep Tujuan dan Keriteria Intervensi
. Hasil
1. Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan :
pengetahuan tindakan keperawatan Observasi :
berhubungan selama 1x 24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan kurang diharapkan tingkat kemampuan menerima
terpapar pengetahuan pasiem informasi
informasi membaik dengan 2. Identifikasi faktor-faktor
keriteria hasil : yang dapat meningkatkan
1. Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
anjuran meningkat perilaku hidup berseh dan
(5) sehat
2. Verbalisasi minat Terapeutik :
dalam belajar 1. Sediakan materi dan media
meningkat (5) pendidikan kesehatan
3. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan
menjelaskan kesehatan sesuai
pengetahuan tentang kesepakatan
suatu topik 3. Berikan kesempatan untuk
meningkat (5) bertanya
4. Kemampuan Edukasi :
menggambarkan 1. Jelaskan faktor resiko yang
pengelaman dapat mempengaruhi
sebelumnya yang kesehatan
sesuai dnegan topik 2. Ajarkan perilaku hidup
meningkat (5) bersih dan sehat
5. Perilaku sesuai 3. Ajarkan strategi yang dapat
dengan pengetahuan digunakan untuk
meningkat (5) meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
2. Ketidakpatuah Setelah dilakuakan Dukungan kepatuhan
berhubungan kunjungan selama 1x 24 program pengobatan :
dengan jam diharpakan tingkat Observasi :
ketidakadekuatan kepatuhan pasien Identifikasi kepatuahn
pemahaman meningkat dengan menjalani program
keriteri hasil : pengobatan.
1. Verbalisasi kemauan Terapeutik :
mematuhi perogram 1. Buat komitmen menjalani
perawatan atau program pengobatan
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan
Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Keriteria Hasi
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national circumstances.
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kinerja berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu factor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung
dan stroke. Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak
kerusakan organ tubuh. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena dapat
menyebabkan kerusakan berbagai organ tanpa gejala yang khas.
Asuhan Keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluargadan
individu sebagai anggota keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan
keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari,
pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pengkajiaan selama 30 menit , di harapkan keluarga Bpk.
K dapat menjelaskan tentang keluhan, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga serta di harapkan memperoleh data melalui observasi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah di lakukan pengkajiaan klien dapat menyebutnya tentang keadaan
umum, riwayat dan perkembangan keluarga.
C. METODE PELAKSANAAN
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga
Target : Klien dengan masalah Hipertensi
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Selasa/12 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB

No. Tahap Kegiatan


1. Prainteraksi a. Menyampaikan salam
(5 menit) b. Memperkenal kandiri
c. Menyampaikan maksud dan tujuan
2. Kerja a. Mengkaji keluhan yang dialami klien
(30 menit) b. Wawancara dengan keluarga tentang data yang
diperlukan
c. Melakukan pemeriksaan fisik pada bapak
dengan masalah kesehatan Hipertensi

3. Terminasi a. Mengakhirikontrakdanmengucapkanterimakasih.
(5 menit) b. Kontrakwaktukembaliuntukmelengkapi data
yang kurang.
c. Salam penutup

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik
G. SETTING TEMPAT

B C

H. KERITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning
b. Kontrak waktu dengan keluarga
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik
d. Wawancara berjalan dengan lancar
3. Evaluasi hasil
Didapatkan data tentang data umum, riwayat penyakit keluarga,
pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 2 PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kinerja berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu factor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung
dan stroke. Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak
kerusakan organ tubuh. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena dapat
menyebabkan kerusakan berbagai organ tanpa gejala yang khas.
Setelah melakukan pengkajian di hari pertama pada keluarga Tn.K
masalah keperawatan yang didapatkan adalah anggota keluarga Tn.K
mengalami Hipertensi, dengan maslah keperawatan adalah Nyeri akut Defisit
pengetahuan, Hasil pemeriksaan yang didapatkan Tekanan darah saat
pengkajian 150/100mmHg, Nadi 90x/mnt, Respirasi 22x/mnt, Suhu 36,6C.
Oleh sebab itu pada pertemuan kedua akan dilakukan pemberian pendidikan
kesehatan terhadap keluarga Tn. K
Edukasi kesehatan adalah upaya kegiatan untuk pengetahuan kesehatan
perorangan paling sedikit mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
pasien serta mencegah timbulnya penyakit dan memulihkan penyakit. Disini
media edukasi yang saya pakai adalah dengan menggunakan media Leaflat.
Media leaflat adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat rapi
tapi tidak dijahit. Agar terlihat menarik biasanya Leaflat didesain secara
cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dipahami.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn. K mampu mengetahui
masalah tentang kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn. K
mampu :
a. Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
b. Melaporkan penggunaan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
c. Melaporkan penggunaan strategi untuk memaksimalkan kesehatan
d. Melakukan pemeriksaan diri dan pemantauan diri
e. Menggunakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga
Target : Bapak dengan Hipertensi
E. STARTEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 13 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB
No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Menyampaikansalam
(5 menit) b. Memperkenalkandiri
c. Menyampaikanmaksuddantujuan.
2. Kerja a. Menanyakan ketersediaan mendapat
(30 menit) materi
b. Melakukan penyuluhan kesehatan
c. Mengajak keluarga untuk diskusi
tentang penyakit
d. Memberi Materi keluarga materi untuk
belajar secara mandiri berupa leaflate
3. Terminasi a. Mengakhiri kontrak dan
(5 menit) mengucapkan terimakasih
b. Kontrak waktu kembali untuk
melakukan evaluasi
c. Salam penutup

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis dan leaflate
G. SETTING TEMPAT

Keterangan :
A
A : Mahasiswa
B B : Pasien
C
C : Keluarga pasien

H. KERITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning
b. Kontrak waktu dengan keluarga
c. Menyiapkan Alat pendidikan kesehatan
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik
d. Pendidikan kesehatan dan diskusi berjalan lancar

3. Evaluasi hasil
Didapatkan data tentang kesiapan meningkatkan manajemen ksehatan diri
pada keluarga Tn. K khususnya Tn. K sendiri.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 3 PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kinerja berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu faktor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung
dan stroke. Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak
kerusakan organ tubuh. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena dapat
menyebabkan kerusakan berbagai organ tanpa gejala yang khas.
Pada pertemuan ke 3 akan dilakukan tindakan keperawatan yang berupa
pemeriksaan fisik dan penerapan tehnik non farmakologi pada keluarga Tn. K.
Implementasi merupakan langkah dari tahap proses keperawatan.
Implementasi inilah yang menentukan masalah dalam keluarga akan dapat
terselesaikan atau tidak. Dalam menentukan implementasi disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang muncul dan intervensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Tn. K terdapat
masalah yang dialami oleh Tn. K yaitu masalah defisit pengetahuan tentang
hipertensi. Menanggapi hal ini, perlu kiranya dilakukan penyuluhan kesehatan
pada keluarga Tn. K tentang masalah kesiapan meningkatkan kesehatan
keluarga Tn. K tersebut, sebagai bentuk implementasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn. K mampu mengetahui
masalah tentang Defisit pengetahuan tentang hipertensi.
2. Tujuan Khusu :
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn. K
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan Hipertensi
b. Merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi Hipertensi
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah Hipertensi
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi dan pemeriksaan fisik
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga
Target : Tn. K dengan masalah Hipertensi
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Kamis, 14 Januari 2021
Waktu : Pukul 09.00-Selesai WIB

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi a. Menyampaikan salam.
(5 menit) b. Memperkenalkan diri.
c. Menyampaikan maksud dan tujuan.
2. Kerja a. Mengkaji ulang keluhan klien
(30 menit) b. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien.
c. Melakukan tindakan keperawatan sesuai
keadaan klien.

3. Terminasi a. Mengakhiri kontrak dan mengucapkan


(5 menit) terimakasih.
b. Kontrak waktu kembali untuk melengkapi
data yang kurang.
c. Salam penutup.

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, leaflet.
G. SETTING TEMPAT

C Keterangan :
B A
A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien

H. KEERITERIA EVALUAS
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian Hipertensi, penyebab ,
tanda dan gejala Hipertensi , pencegahan Hipertensi, pengobatan
Hipertensi.
b. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah Hipertensi.
c. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam mengatasi
Hipertensi
d. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga dapat
membantu mengendalikan emosi Tn. K dan Mengurangi kebisingan di
lingkungan sekitar.
e. Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika menyediakan
pengecekan Hipertensi secara rutin.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 4 PADA KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kinerja berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu factor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung
dan stroke. Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak
kerusakan organ tubuh. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena dapat
menyebabkan kerusakan berbagai organ tanpa gejala yang khas.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan
bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan
keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik,
psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku. Sedangkan tolak
ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kriteria keberhasilan, standar
keperawatan dan perubahan perilaku. Untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 15 Januari 2021
pada keluarga Tn. K untuk mengatasi masalah defisit pengetahuan khususnya
Tn. K sendiri yang menderita Hipertensi. Setelah diberikan implementasi
pendidikan kesehatan pada Tn. K maka diperlukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan dari tujuan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn. K mampu mengetahui
masalah tentang Defisit pengetahuan tentang hipertensi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakakuan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn. K
mampu :
a. Memutuskan masalah yang berhubungan dengan Hipertensi
b. Merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi
c. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk mengatasi Hipertensi
d. Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah Hipertensi
C. METODE PELAKSANAAN
Berdiskusi
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga.
Target : Bapak dengan masalah Hipertensi
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Jumat, 15 Januari 2021
Waktu : Pukul 09.00-Selesai WIB

No Tahap Kegiatan
.
1. Prainteraksi d. Menyampaikan salam.
(5 menit) e. Memperkenalkan diri.
f. Menyampaikan maksud dan tujuan.
2. Kerja d. Mengkaji ulang keluhan klien
(30 menit) e. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien.
f. Melakukan tindakan keperawatan sesuai
keadaan klien.

3. Terminasi d. Mengakhiri kontrak dan mengucapkan


(5 menit) terimakasih.
e. Salam penutup
F. MEDIA DAN ALAT
Alat tulis
G. SETTING TEMPAT

Keterangan :
C
B A A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien

H. KEERITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan.
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang masih lupa atau belum
diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian Hipertensi, penyebab
, tanda dan gejala Hipertensi , pencegahan Hipertensi, pengobatan
Hipertensi.
b. Keluarga mengatakan setuju untuk mengatasi masalah Hipertensi.
c. Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam mengatasi
Hipertensi.
d. Hasil dalam memodifikasi lingkungan yaitu dengan keluarga dapat
membantu mengendalikan emosi Tn. K dan Mengurangi kebisingan di
lingkungan sekitar.
Tanya jawab dengan keluarga menyatakan akan mengunakan
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas terdekat atau di apotik jika
menyediakan pengecekan Hipertensi secara rutin.
Leaflate Hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUAHAN (SAP)

Pokok bahasan : Hipertensi


Sub pokok bahasan : Perawatan dan pencegahan Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. K
Tempat : Ds. Kedungrejo Rt/Rw : 002/002 Kec. Tanjunganom
Hari/ tanggal : 15 Januari 2021
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga Tn. K mampu
memahami penyakit hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi kepada keluarga Tn. K,
diharapkan mampu :
a. Menyebutkan pengertian Hipertensi
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
d. Menyebutkan klasifikasi Hipertensi
e. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita Hipertensi
f. Menyebutkan pencegahan Hipertensi
B. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demontrasi
C. Alat Dan Media
1. Alat tulis
2. Leaflate
D. Setting Tempat

B C

Keterangan :
A : Mahasiswa/pemateri
B : Pasien/ Tn. K
C : Keluarga pasien

E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Hipertensi
2. Klsifikas Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Pertolongan pertama pada penderita Hipertensi
6. Pencegahan Hipertensi
7. Obat tradisional untuk mengatasi Hipertensi
F. Evaluasi
1. Bentuk : Langsung
2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Jumlah pertanyaan : 2 Pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian Hipertensi ?
b. Jelaskan tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Waktu : 5 menit
SUSUNAN ACARA
No Tahap Waktu Kegiatan Media Metode
.
1. Pembukaan 5 a. Memberi salam Lisan Ceramah
menit b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 a. Menjelaskan Ceramah Leaflate
menit pengertian Hipertensi Diskusi dan
b. Menjelaskan faktor tanya jawab
resiko Hipertensi
c. Menjelaskan tanda
dan gejala Hipertensi
d. Menjelaskan kategori
Hipertensi
e. Menjelaskan
pertolongan pertama
pada penderita
Hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan
Hipertensi
g. Menjelaskan obat
tradisional untuk
mengatasi Hipertensi
3. Penutup 5 a. Menyampaikan Ceramah Lisan
menit kesimpulan materi
b. Memberikan
kesempatan pada
lansia untu bertanya
c. Memberi evaluasi
secara lisan
d. Memberi salam

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan
Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Keriteria Hasi
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national circumstances.
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal Keperawatan volume 4
nomor 1, Mei 2016).
B. KLASIFIKASI
Menurut WHO (2014) hipertensi dapat digolongkan menjadi :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh
utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering
terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
C. ETIOLOGI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress pada Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan yang
mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur ( jika umur bertambah
maka TD meningkat ), Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ), Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
2. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan atau
makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol, Minum obat-obatan
( ephedrine, prednison, epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor
b. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis
c. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
d. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
e. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rokhaeni (2013), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual muntah
6. Epistaksis
E. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA HIPERTENSI
Jika mengalami tanda – tanda Hipertensi, sarankan penderita hipertensi agar :
1. Hentikan kegiatan terutam bila sedang mengemudi
2. Minta pertolongan orang terdekat atau hubungi tenaga kesehatan terdekat
3. Jika memungkinkan kunjungi pelayanan kesehatan terdekat seperti
puskesmas/ Rumah Sakit . Pengobatan sesegera mungkin dapat
menyelamatkan nyawa atau meningkatkan untuk pulih sepenuhnya
F. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :
1. Tidak merokok
2. Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3. Pola makanan sehat dan seimbang
4. Melakukan pemerikssan kesehatan secara rutin
5. Batasan konsumsi garam untuk Hipertensi
a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari
b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari
c. Hipertensi berat : Tampa garam
G. OBAT TRADISIONAL UNTUK MENGATASI HIPERTENSI
1. Dua buah timun dimakan pagi dan soe atau diparut, diperas dan diambil
airnya diminum pagi dan sore hari
2. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai airnya
tinggal satu gelas diminum pagi dan sore
3. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai airnya
tinggal satu gelas diminum pagi dan sore

Anda mungkin juga menyukai