PROPOSAL PENELITIAN
KOTA BLITAR
Disusun Oleh :
DIMAS BIMAYAKTI
NIM. 10216006
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat,
kepemimpinan kepala ruangan rawat inap rumah sakit umum mardi waluyo kota
blitar” dengan lancar. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satutugas
Penulis menyadari dalam menyusun proposal skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
2
5. Yanuar Eka Pujiastutik, S.Kep.Ns., M.Kes, selaku dosen mata kuliah riset
keperawatan.
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4
BAB IVMETODE PENELITIAN
5
BAB 1
PENDAHULUAN
elemen yang ada. Organisasi pelayanan kesehatan bisa di pandang sebagai suatu
sistem dengan sub sistem individu dan grup atau kelompok profesi yang secara
berpengaruh pada proses pencapaian tujuan tersebut, oleh karena itu pola interaksi
yang efektif harus di ciptakan di antara individu atau grup baik internal maupun
Tenaga kerja perawat adalah salah satu SDM Indonesia yang mulai
mampu bersaing di pasar tenaga kerja global. Namun dalam pasar tenaga kerja di
dalam negeri, SDM bidang kesehatan masih belum mencukupi dalam upaya
pelayanan kesehatan pada seluruh pelosok negeri. SDM bidang kesehatan seperti
dokter, bidan dan perawat relatif sudah menyebar, Bila tenaga kesehatan seperti
perawat berfungsi dalam pelayanan kesehatan bersifat kuratif, maka SDM tenaga
6
profesi kesehatan masyarakat bersifat promotif – preventif. Kepemimpinan
seharusnya melekat pada setiap individu di suatu organisasi termasuk juga dalam
mampu mengelola sumber daya yang ada serta mampu membuat keputusan yang
tepat, guna memberikan pelayanan yang optimal pada pasien, keluarga, maupun
kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai
suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum (Suarli, 2002). Gaya
tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan. Dasar
yang harus di lakukan oleh pemimpin, kewajiban pemimpin, dan falsafah yang di
7
Komitmen organisasi adalah rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-
2010 turn over perawat sebanyak 27,7 % di RSUD. Mardi waluyo kota blitar ,
atau sebanyak 36 orang perawat dari 130 orang perawat yang bekerja di RSUD
mardi waluyo kota blitar. Menurut Koch (1978, Angle 1981 dalam Morin 2008)
nilai normal pada komitmen organisasi perawat pelaksana untuk tetap bertahan
adalah sebanyak 75% dari total populasi. Hal ini menunjukkan angka yang cukup
organisasi perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit umum mardi
situasional kepala ruang rawat dengan pelaksanaan tugas perawat di ruang rawat
nginap RSUP dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 1990, menunjukkan bahwa gaya
8
sedang, yaitu hubungan antara gaya kepemimpinan yang banyak dukungan dan
2003). Hasil penelitian gaya kepemimpinan atau perilaku kepala ruang rawat inap
pada tingkat kematangan madya ke tinggi (M3) artinya perawat selalu mampu
tetapi tidak mau melaksanakan tugas yang di berikannya karena merasa kurang
yakin.
(Permana, 2005)
9
Jika yang di gambarkan diatas dimiliki oleh seorang pemimpin, maka
baik dan akan mampu mempengaruhi para pengikutnya untuk meraih kepentingan
pemimpin dan situasi yang terdapat dalam tiga variabel situasional yang dapat
bawahan, struktur tugas yang harus dikerjakan, dan posisi kewenangan seseorang,
kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum mardi
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum :
10
2. Tujuan khusus
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan
umum. Millus dalam Suarli (2002) menyebutkan tanggung jawab para pemimpin
dari mereka
12
1. Mewujudkan sasaran atau menyelesaikan tugas yang di bebankan
2. Menegakkan disiplin
3. Membina anggotanya
di dapat dari luar diri pemimpin itu. Secara umum, ada dua konsep pemberian
wewenang kepemimpinan di lihat dari arahnya, yaitu dari atas dan dari bawah.
Wewenang dari atas umumnya berasal dari atasan, misalnya seorang direktur
rumah sakit menunjuk seorang perawat yang di nilai mampu untuk menjadi
kepala bagian dari perawatan dan kemudian di beri wewenang untuk memerintah.
Cara demikian ini di sebut “top down-authority”, atau kewenangan dari atas ke
bawah.
13
Manajemen puncak
bawah ke atas, yang berdasarkan pada teori penerimaan (receptance theory). Pada
konsep ini, pemimpin di pilih oleh mereka yang akan menjadi bawahannya.
tersebut bisa juga merupakan seorang wakil yang mewakili nilai-nilai yang
Manajer
14
2. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi
introspektif
Sifat Keterampilan
penanganannya
dan prosesnya)
15
Tanggung jawab Hubungan antar manusia
(Sumijatun, 2009)
adalah: tugas yang harus di lakukan oleh pemimpin, kewajiban pemimpin, dan
Gilles dalam Suarli, 2002 mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Otokratis
16
2. Demokratis
sendiri.
3. Partisipatif
17
4. Laissez faire
1. Otoriter
2. Demokratis
3. Partisipatif
18
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
tindakan tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya serta
4. Laissez faire
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk
merekrut individu tersebut (Stephen P. Robbins dalam Allen & Meyer 1993).
19
kekuatan reratif dari identifikasi individu dan keterlibatan dalam organisasi
kepentingan organisasi dan keterikatan untuk tetap menjadi bagian dari organisasi
akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi (Griffin dalam Allen dan
Meyer 1993).
dan keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata
lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi
20
berpartisipasi aktif dalam organisasi, yang tercermin melalui karakteristik-
1. Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan
organisasi,
21
Komitmen berkelanjutan (continuence commitment)
mereka, mereka lebih bertahan untuk kehilangan apa yang telah mereka
hidup atau untuk kelangsungan hidup. Banyak karyawan akan tetap pada
pekerjaan mereka sepanjang masa kerja mereka, yang dimulai dari tingkat
dasar dan meniti karir mereka melalui kualitas bekerja hingga mencapai
tingkat atas. Akan tetapi saat ini, skenario tersebut tidak mudah
22
Komitmen normatif (normative commiment)
Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus
begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan. Ini
apa yang akan dipikirkan orang - orang lain tentang mereka setelah
komunikasi.
23
Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas berdasarkan nilai;
berkumpul bersama,
Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui
proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008)
lain :
tentang organisasi.
Sementara itu, Minner (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan empat faktor yang
24
Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah
yang berlainan.
komitmen kelanjutan, dan tidak ada terlalu banyak yang dapat dilakukan sebuah
25
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
penemuan dengan teori (Nursalam, 2003). Kerangka konsep dalam penelitian ini
KERANGKA KONSEP
Komitmen Organisasi
Komitmen afektif
Gaya
(affective
Kepemimpinan
commitment)
Otoriter
Komitmen
berkelanjutan Partisipatif
(continuence Demokratis
commitment)
Laissez faire
Komitmen normatif
(normative
commitment)
26
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Mardi
1. Tempat penelitian:
blitar
2. Waktu penelitian:
a. Populasi
27
pelaksana yang bekerja di rumah sakit umum Mardi waluyo kota blitar sejumlah
b. Sampel
secara acak kepada perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Mardi waluyo kota blitar. Sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
1. Mawar 15 5
2. Anggrek 15 5
3. Dahlia 17 6
4. flamboyan 16 5
5. Melati 20 5
6. Nusa indah 15 6
Jumlah 130 32
28
2. Perawat pelaksana yang bekerja minimal 1 tahun di ruang rawat inap
Menurut Arikunto (2002), bila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka
representatif hasil yang diperoleh. Dengan kata lain semakin besar sampel,
14 % dari 130 = 25
Jadi,
100
29
4.4 Variabel dan Definisi operasional
1) Variabel bebas
2) Variabel terkait
lain (Nursalam, 2015). Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan
30
Imelda Pekerja 1: bekelanjutan
berdasarkan at - Komitmen
afektif, ak commitment)
3:S berkomitmen
(setuj
u)
4:
SS(sa
ngat
setuju
):4
Tinggi
rendahnya
skor komitmen
31
organisasi
tercermin dari
skor skala
komitmen
organisasi
pada perawat.
Skor yang
tinggi
menunjukan
komitmen
organisasi
pada perawat
yang rendah
menunjukan
komitmen
organisasi
pada perawat
rendah.
Komitme
n afektif
(affective
commitme
32
nt)
Komitme
berkelanju
tan
(continue
nce
commitme
nt)
Komitmen
normatif
(normative
commitment)
33
bekerjasama Laissez faire
agar dapat :4
mencapai suatu
tujuan.
1. Tahap persiapan
Langkah administrasi
2. Tahap pelaksanaan
b. Mempersiapkan formulir.
34
c. Peneliti melakukan permintaan ijin kepada kepala RSUD Mardi waluyo
Kota Blitar
kesempatan bertanya.
melakukan pengambilan data kepada pihak Rumah Sakit Umum Mardi waluyo
35
menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian
tempat responden berada agar apabila ada kalimat yang tidak dimengerti oleh
1. Semua data yang terkumpul, maka analisa data akan dilakukan dengan
semua jawaban telah di isi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu
telah dientry untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan, lalu tahap
36
2. Data diatur secara berurutan sesuai dengan besar kecilnya angka atau
digolongkan ke dalam suatu kelas yang sesuai dengan tingkatan dan jumlah
setuju (STS) = 1, Tidak setuju (TS) = 2, Setuju (S) = 3, Sangat setuju (SS)
komitmen organisasi pada perawat tinggi dan skor yang rendah menunjukan
1. Analisa univariat
(Amran, 2012).
37
2. Analisa bivariat
mempengaruhi
lembar persetujuan.
b) Confidentiality (Kerahasiaan)
38
lainnya. Semua informasi yang telah di kumpulkan di jamin
39
DAFTAR PUSTAKA
Janti, Suhar. 2014. Analisis Validitas Dan Reliabilitas Dengan Skala Likert Terhadap
Potter, Patricia A., RN. MSN et al, Funda-mental of Nursing, Concept, Process & Practice, Third
Soeroso, S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Sukmarini, L. (1999).
Mekanisme Kerja Tim Keperawatan Di Ruang Model Praktek keperawatan Profe-sional (MPKP)
II,6(222-228).
Supriyanto, dkk. (2003). Analisis Kepua-san dan Harapan Pelanggan Dalam Rangka Peningkatan
Kelas Utama Rumah Sakit Panti Rahayu Pur-wodadi – Grobogan. Jurnal Admin-istrasi Kebijakan
Kesehatan. Vol-ume 1
40
Susilowati (1999). Makalah seminar Rela-tionship Marketing untuk Rumah Sa-kit. Pusat
Tomey, Ann Marriner,“Guide To Nursing Management and Leadership" Mos-by-Year Book, Inc,
1996
41