Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA KELUARGA Tn. K DENGAN


HIPERTENSI DI KABUPATEN NGANJUK

KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI

Oleh :
MARIA TUL QIPTIYAH
40220017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA Tn. K DENGAN
HIPERTENSI DI KABUPATEN NGANJUK

KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI

Nama Mahasiswa : Maria Tul Qiptiyah


NIM : 40220017
Nama Intitusi : Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kediri, Januari 2021


Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kaprodi

Paramita Ratna G., S.Kep.,Ns, M.Kes Sri Wahyuni, S. Kep, Ns, M. Kep
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................
Lembar Pengesahan.......................................................................................
Laporan Pendahuluan....................................................................................
A. Konsep Dasar Keluarga.............................................................................
1. Definisi Keluarga................................................................................
2. Tipe Keluarga.....................................................................................
3. Bentuk Keluarga.................................................................................
4. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga..............................................
5. Tuhas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.........................................
B. Konsep Hipertensi.....................................................................................
1. Definisi Hipertensi..............................................................................
2. Kalsifikasi Hipertensi.........................................................................
3. Etiologi Hipertensi..............................................................................
4. Manifestasi Klinis ..............................................................................
5. Patofisiologi Hipertensi......................................................................
6. Permeriksaan Diagnostik Hipertensi..................................................
7. Penatalaksanaan Hipertensi................................................................
8. Komplikasi Hipertensi........................................................................
Asuhan Keperawatan Teori ..........................................................................
1. Pengkajian Keperawatan .............................................................
2. Diagnosa Keperawatanudara .............................................................
3. Intervensi Keperawatan .............................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
PrePlanning Kunjugan...................................................................................
Ashuan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi...................................
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. DEFINISI KELUARGA
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. FUNGSI KELUARGA
Keluarga mempunyai 5 fungsi, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga tradisional :
a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia
lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
e. The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
g. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa
berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
h. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur,
sumur yang sama.
j. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
satu orang dewasa (Setiadi, 2012).
Tipe keluarga non-tradisional :
a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang
hidup serumah.
d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa
saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma
dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang
sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
saudara untuk waktu sementara.
j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal (Setiadi,
2012).
4. BENTUK KELUARGA
Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut (Mubarak, 2011) :
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstende Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya, nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
5. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller (2013), tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain
yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung
jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan
masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life
review masa lalu.

6. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN


a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat (Suprajitno, 2014).
B. KONSEP HIPERTENSI
1. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara
kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes
Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal Keperawatan
volume 4 nomor 1, Mei 2016).
1. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut WHO (2014) hipertensi dapat digolongkan menjadi :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai
tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag
meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol,
dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang
sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
2. ETIOLOGI HIPERTENSI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress pada Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan
yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat ), Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi
dari perempuan ), Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah : Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ),
Kegemukan atau makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol,
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor
b. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis
c. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
d. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
e. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid (Endang Triyanto,
2014).
3. MANIFESTASI KLINIS HIPERTENSI
Menurut Rokhaeni (2013), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual muntah
f. Epistaksis
g. Kesadaran menurun
4. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang
serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norpinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan
steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukkan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah
perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah yang terjadi
pada lanjut usia. Perubahaan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah yang menyebabkan penurunan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan
kemampuan dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh 14
jantung (volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2015).
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HIPERTENSI
Pemeriksaan laboratorium
a. Hemobloginb/Hematocrit : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor
resiko seperti hipokoagulabitas, anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukkan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
f. Hipertensi: hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi steroid urin.
g. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
h. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi
dan hipertensi.
i. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
j. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
k. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi, seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
l. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung (Endang Triyanto, 2014).
6. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi, Penanggulangan
hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4) Tidak menimbulakn intoleransi
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang
7) Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin
(Rokhaeni, 2013).
7. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Menurut Mubarak (2011) komplikasi yang terjadi, yaitu :
a. Penyakit jantung koroner dan arteri
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan
semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi
sering diasosiasikan dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung
tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini
terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan
darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan
adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan
diperlukan cangkok ginjal baru.
8. WOC HIPERTENSI

Faktor genetik, jenis kelamin, ras, suku, usia dan


gaya hidup

Hipertensi

Tekanan darah ,
pusing,lemah dan lelah

Kurang terpaparnya Ketidakadekuatan Orang terdekat terlalu Pemilihan gaya hidup


informasi pemahaman fokus pada kondisi di luar tidak sehat (merokok,
(kecemasan, kurang keluarga konsumsi alcohol,
motivasi) makan makanan tinggi
Persepsi yang keliru koresterol)
terhadap diet Hipertensi Terbatasnya komunikasi
Menolak menjalani orang terdekat dengan klien
perawatan/pengobatan Kegagalan dalam
Gagal mencapai
pencegahan masalah
kesehatan yang optimal Penurunan dukungan kesehatan peningkatan
dalam program diet tekanan darah
Tidak taat dalam minum
hipertensi dan
obat
MK: DEFISIT pengobatannya
PENGETAHUAN Upaya peningkatan
status kesehatan yang
Kesulitan dalam MK: minimal
menjalani program MK: PENURUNAN
perawatan / pengobatan KETIDAKPATUHAN KOPING MK : PERILAKU
KELUARGA KESEHATAN
Gagal melakukan tindakan CENDERUNG
untuk mengurangi faktor BERESIKO
resiko hipertensi dan
menerapkan program
pengobatan

MK: MANAJEMEN
KESEHATAN
TIDAK EFEKTIF
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a. Nama kepala keluarga
b. Alamat dan telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi keluarga dan genogram
f. Tipe keluarga
g. Suku bangsa
h. Agama
i. Status sosial ekonomi keluarga
j. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenaI riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
d. anggota keluarga baik secara formal maupun informal, Nilai atau norma
keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
5. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jaangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d. Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Intervensi
. kep umum dan Keriteria Hasil
1. Defisit Setelah Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
pengetahuan dilakukan tindakan :
berhubungan kunjungan keperawatan selama Observasi :
dengan selama 1x 24 1x 24 jam 1. Identifikasi
kurang jam diharapkan klien kesiapan dan
terpapar diharapkan pada : kemampuan
informasi pengetahuan 1. Kilen dapat menerima
klien tentang menyebutkan informasi
penyakit pengertian 2. Identifikasi
hipertensi Hipertensi faktor-faktor
meningkat 2. Klien yang dapat
menyebutkan meningkatkan
penyebab dan menurunkan
Hipertensi motivasi
3. Kilen dapat perilaku hidup
menyebutkan berseh dan sehat
tanda dan gejala Terapeutik :
Hipertensi 1. Sediakan materi
4. Klien dapat dan media
menyebutkan pendidikan
cara pencegahan kesehatan
dan diet 2. Jadwalkan
Hipertensi pendidikan
5. Klien dapat kesehatan sesuai
menyebutkan kesepakatan
pengobatan 3. Berikan
Hipetensi kesempatan
untuk bertanya
Keriteria Hasil : Edukasi :
1. Perilaku sesuai 1. Jelaskan faktor
anjuran resiko yang
meningkat (5) dapat
2. Verbalisasi minat mempengaruhi
dalam belajar kesehatan
meningkat (5) 2. Ajarkan perilaku
3. Kemampuan hidup bersih dan
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan
Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Keriteria Hasi
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national circumstances.
PRE PLANNING KUNJUNGAN HARI : 1
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 2 PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 3 PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 4 PADA KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. K
Pendidikan : SMP

Umur : 54 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Alamat : Ds. Kedungrejo Dsn. Pulurejo Kec. Tanjunganon Kab. Nganjuk

Suku : Jawa

No.Telp : 089903030487

b. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub.Klg Pekerjaan Pendidikan
.
1. Tn. K L 54 Suami Pedagang SMP
2. Ny. B P 50 Istri Ibu SMP
Rumah
Tangga
3. An. T L 20 Aank ke 1 Buruh SMA
Pabrik
4. An. C P 17 Anak ke 2 Siswa SMP
c. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal
: Pasien
: Tinggal satu rumah

Keluarga ini tergolong nuclear family (keluarga inti) karena dalam satu
rumah terdapat ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga ini bisa tergolong dalam
keluarga dengan lingkungan yang bersih dan memiliki hubungan yang baik
antara anggota keluarga. Keluarga ini menganut agama islam dan berbudaya
suku jawa. Tn. K menderita Hipertensi karena faktor pola hidup, bukan karena
faktor keturunan dari keluarganya. Tn. K bekerja sebagai pedagang sedangkan
istrinya berkerja sebagai ibu rumah tangga.

d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga :
Keluarga Tn. K adalah seorang wirausaha, tipe keluarga nuclear family yang
di dalam rumah terdiri dari Tn. K (54 tahun) sebagai kepala keluarga, Ny. B
(50 tahun) sebagai istri, An.T (20 tahun) yang berkerja sebagai buruh pabrik
dan An. C yang masih SMA sebagai anak.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Tn. K mengatakan tidak tau dan tidak patuh terhadap pengobatan dan sering
makan-makanan yang dapat memicu penyakit hipertensi yang diderita.
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan :
Tidak ada budaya yang berhubungan dengan kesehatan
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Agama Islam dan tidak ada kepercayaan yang membengaruhi kesehatan
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Tn. K dan dibantu oleh An. T
b) Penghasilan :
Kurang lebih Rp : 3.000.000
c) Upaya lain :
Tidak ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Rumah,tv, kulkas, motor, mesin cuci, kursi,lemari dan sepeda
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Kebutuhan untuk membeli sembako, tagihan listrik, pembelian kuota
internet, pembayaran untuk SPP sekolah anak, dan kebutuhan rumah tangga
lainnya.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Menonton Tv dan berbincang-bincang dengan tetangga.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Keluarga Tn. K berada pada tahap perkembangan dengan anak usia remaja (13-
20 tahun) tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan
sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tugas keluarga yang belum terpenuhi tidak ada
c) Riwayat kesehatan keluarga inti :
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. K memiliki riwayat penyakit Hipertensi pada saat pengkajian Tn. K
mengatakan akhir-akhir ini tekanan daranya sering mengalami kenaikan
yang karena Tn. K sering makan makanan yang asih dan bersantan, selain itu
Tn. K juga mengeluh stress. Meskipun demikian Tn. K juga tidak teratur
minum obat penunun darahnya dengan alasan lupa, Tn. K juga mengatakan
jarang untuk olahraga.
b. Riwayat penyakit keturunan :
Tidak ada
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
Tindaka
Keadaan Imunisasi n yang
Masalah
No Nama Umur BB Kesehata (BCG/Polio/DPT telah
kesehatan
n /HB/Campak) dilakuka
n
Keadaan Lemas,
62 Tidak
1. Tn. K 54 umum Tidak Lengkap letih dan
kg ada
cukup pusing
Keadaan
65 Tidak
2. Ny. B 50 umum Tidak Lengkap Tidak ada
kg ada
baik
Keadaan
55 Tidak
3. An. T 20 umum Lengkap Tidak ada
kg ada
baik
Keadaan
40 Tidak
4. An. C 17 umum Lengkap Tidak ada
kg ada
baik

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Puskesmas


d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Hipertensi
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Luas rumah :
8x30m2. Di isi oleh 4 orang
b. Type rumah :
Rumah permanen
c. Kepemilikan :
Tanah dan bangunan milik peribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
8 m2 per anggota keluarga

e. Ventilasi/jendela :
Terdapat 3 jendela di 4 kamar tidur, terdapat 1 jendela di ruang tamu, dan 1
pintu utama.
f. Pemanfaatan ruangan :
Terdapat 4 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 wc, dan 1 ruang tamu
g. Septic tank : Ada
h. Letak : Berada di belakang rumah
i. Sumber air minum : Air galon isi ulang
j. Kamar mandi/WC : Ada
Sampah : Tidak ada sampah berantakan

Limbah RT : Dibuang ditempat sampah sementara lalu di bakar di tempat


sampah utama.

k. Kebersihan lingkungan : Kondisi lingkungan tempat tinggal bersih


2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan :
Tetangga disekitar rumah ramah, keluarga Tn. K tinggal berdekatan dengan
tetangganya. Hubungan dengan tetangga baik. Kebanyakan tetangga bermata
pencaharian sebagai Petani dan buruh pabrik.
b. Aturan/kesepakatan :
Tidak ada aturan khusus
c. Budaya :
Tidak ada budaya khusus di lingkungan sekitar
3. Mobilitas Geografis Keluarga :
Rumah merupakan daerah perkampungan tidak jauh dari jalan raya, pasar
tradisional, mini market dan dekat dengan pabrik kabel, mudah di jangkau oleh
sepeda motor maupun mobil. Tn. K jika berangkat bekerja hanya berjarak ±500
m.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga Tn. K biasa berkumpul setiap hari, Di lingkungan rumah ada kegiatan
rutin seperti pengajian, pertemuan RT, POS kampling dan kebersihan
lingkungan. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik.
5. Sistem Pendukung Keluarga :
Ny.b membantu merawat Tn. K yang sakit, Ny.K kerap kali membantu aktivitas
Tn. K ketika sedang sakit dan membawa ke fasilitas kesehatan ketika dirasa
membutuhkan.
6. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn. K dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Komunikasi
antar anggota keluarga merupakan komuniasi terbuka. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton tv,
keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam
keluarga.
a. Struktur Kekuatan Keluarga :
Kekuatan Keluarga dipegang oleh anggota keluarga. Keputusan yang di ambil
dalam keluarga dipegang oleh Tn. K model kekuatan dan kekuasaan yang
digunakan keluarga dalam membuat keputusan menggunakan musyawarah.
b. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
1. Tn.K berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk
menghidupi keluarganya.
2. Ny. B berpern sebgai istri dari Tn.K dan mengerjakani urusan Rumah
tangga
3. An.T berperan sebagai anak pertama yang tinggal satu rumah dengan Tn.K
dan sedikit membantu Tn.K untuk mencari nafkah.
4. An. C berperan sebagai anak ke 2 yang tiggal satu rumah yang berstatus
sebagai siswi.
c. Nilai dan Norma Keluarga :
Dalam keluarga Tn.K menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul
dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena
benar dan sesuai dengan budaya jawa.
IV. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Keluarga Tn.K termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin
baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan
menyayangi sehingga tidak ada istilah pilih kasih.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga :
Dalam keluarga Tn.J menanamkan hidup rukun dan damai

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :


Interaksi dalam keluarga terjalin baik. Antar anggota keluarga saling
memperhatikan, menghormati, dan menyayangi sehingga tidak ada istilah
pilih kasih.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Tidak ada yang dominan semua keputusan diputuskan secara bermusyawarah.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Menonton televisi
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Tn. K berserta keluarga sangant aktif dalam megikuti kegiatan sosial
dilingkungan tempat tinggalnya serperti arisan RT, pengajian, bersihdesa dan
roda diposkampling.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya :
Keluarga kurang begitu mengerti tentang penyakit yang diderita Tn.K
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Keluargan Tn.K terkadang bingung mengambil tindakan kesehatan yang tepat
Bagi Tn.K ataupun anggota keluarga lainnya.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga Tn.K bisa merawat anggota keluarga yang sakit dengan ilmu dan
peralatan yang terbatas.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga Tn.J mampu memelihara lingkingan rumahnya agar anggota
keluarga yang lain tetap sehat.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Terkadang Tn.K dan keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ke
yankes apabila parah.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : 2 (Dua)
b) Akseptor : Ya
Yang digunakan : KB Suntik
Lamanya : Tidak ada

e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan :
Pemenuhan kebutuhan di manfaatkan sebaik mungkin
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat :
Pemanfaatan sumber di masyarakat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari.
V. STRES DAN KOPING KELUARGA
a) Stressor jangka pendek :
Keluarga kawatir dengan kondisi sakit yang dialami Tn.K
b) Stressor jangka panjang :
Apa bila sakit yang diderita Tn.K tidak kunjung sembung dan malah bertambah
parah
c) Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga akan membawa Tn.K ke yankes
d) Strategi koping :
Bersabar dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
e) Strategi adaptasi disfungsional :
Di keluarga Tn.K tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah
tangganya.
VI. KEADAAN GIZI KELUARGA
a) Pemenuhan gizi :
Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, ayam, daging
jarang, ikan laut dan buah.
b) Upaya lain :
Keluarga Tn.K selalu berusaha memnuhi Asupan gizi seimbang setiap hari.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a) Identitas
No. Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. K 54 tahun L SMP Pedagang

b) Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini :


Tn. K memiliki riwayat penyakit Hipertensi pada saat pengkajian Tn. K
mengatakan akhir-akhir ini tekanan daranya sering mengalami kenaikan
karena Tn. K sering makan makanan yang asih dan bersantan menyebabkan
Tn. K merasa pusing dan ditengkuk rasnya kaku/pegal, selain itu Tn. K juga
mengeluh stress. Meskipun demikian Tn. K juga tidak teratur minum obat
penunun darahnya dengan alasan lupa, Tn. K juga mengatakan jarang untuk
olahraga.
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Tn.K memiliki riwayat penyakit Hipertensi
d) Pemeriksaan fisik :
TD 150/100 mmHg
BB 62 kg
TB 168 cm
Nadi 90 x/menit
RR 20 x/menit
Kepala Bentuk mesochepal
Rambut Warna hitam ada ubannya, bersih, agak ikal
Mata Tidak ada gangguan penglihatan, tidak ada ikterik
Hidung Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga Bersih, tidak ada serumen, tidak ada luka
Mulut dan Bibir cukup lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
tenggorokan nyeri telan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada Simetris, vesikuler, tidak terdengar bunyi gallop
Abdomen Datar, tidak ada luka
Ekstermitas Berfungsi dengan baik, tidak ada kelainan
Kulit Sawo matang, tidak ada alergi, bersih
Genital Pasien sering BAK, tidak ada bendungan kandung
kemih
VIII. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya :
Semoga kondisi Tn.K semakin membaik dan kondisinya stabil
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Semoga Tenaga kesehatan khususnya bagian komunitas lebih memperhatikan
lagiondisi kesehatan warga yang ada di lingkungan yankes, dengan sering
melakukan skrinning penyakit tidak menular.

Nganjuk , 12 Januari 2021

Maria Tul Qiptiyah


ANALISA DATA

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O
1. DS : Defisit Ketidakmampuan
- Tn. K mengatakan “ Saya pengetahuan keluarga dalam
jarang untuk berolahraga tentang penyakit mengenal masalah
karena saya sibuk Hipertensi kesehatan yang
berdagang.” dialami Tn. K
- Tn. K mengatakan “
Setelah saya selesai
makan- makanan yang
asin dan bersantan kepala
saya rasanya pusing dan
ditengkuk terasa
kaku/pegal.“
- Istri Tn. K mengatakan “
Suami saya tidak teratur
minum obat darah tinggi.”
DO :
- Tn. K kerap makan-
makanan asin dan
bersantan
- Tekanan darah : 150/100
mmHg
- Nadi : 90 x/mnt
- Respirasi : 20 x/mnt
- Suhu : 36,6C
2. DO : Ketidakpatuhan Kurangnya
- Tn. K mengatakan “ Saya pengetahuan tentang
sekarang kalau makan resiko dan bahaya
harus ada ikan asin dan dari penyakit
sayur lodeh.” Hipertensi
- Istri Tn. K mengatakan “
Suami saya tidak teratur
minum obat darah tinggi.”
DS :
- Tidak teratur minum obat
penurun darah
- Tn. K tidak melakukan
diet Hipertensi
- Tn. K tampak pusing dan
tengkuknya terasa
kaku/pegal
- Tekanan darah : 150/100
mmHg
- Nadi : 90 x/mnt
- Respirasi : 20 x/mnt
- Suhu : 36,6C

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
.
1. Defisit pengetahuan tentang penyakit Hipertensi berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami
Tn. K d.d Tn. K sering makan-makanan asin dan bersantan, Tn. K tidak teratur
minum obat penurun darah.
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan tentang resiko
dan bahaya dari penyakit Hipertensi d.d Tn. K tidak teratur minum obat
penurun darah.

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Bo
Nilai
No. Kriteria Skor bo Pembenaran
Total
t
Sifat masalah : 2/3x1 = Masalah Tn. K dalam menjaga
Skala : 1 1 menu makanan yang kurang tepat
Tidak/ kurang 3 menjadi salah satu penyebab
sehat sering kambuhnya Hipertensi
2
Ancaman pada Tn. K.
kesehatan 1
Keadaan
sejahtera
Kemungkinan 2/2x2 = Keluarga Tn. K dan Tn. K juga
masalah dapat 2 sadar apa yang dikonsumsinya
2
diubah :
2 selama ini kurang baik dan ingin
Skala : Mudah
memperbaiki pola makan serta
1
Sebagian
keluarga pun akan memberikan
0
Tidak dukungan agar Tn. K menganti
dapat
pola makan yang lebih sehat.
Potensial 2/3x1 = Ketaatan Tn. K dalam menjaga
masalah untuk 2/3 pola makan dan ketaatan dalam
1
dicegah :
3 minum obat bisa diterapkan agar
Skala : Tinggi
mengurangi resiko kambuh
2
Cukup
Hipertensi yang berulang dan
1
Rendah penting juga peran keluarga
dalam memberikan dukungan
pada Tn. K.
Menonjolnya 2/2x1 = Tn. K merasa dengan pola makan,
masalah : 1 pola stress dan kebiasaan yang
Skala : keliru atau sembarangan
2 1
Masalah berat, mempercepat kambuhnya
harus segera
Hipertensi.
ditangani 1
Ada masalah,
tetapi tidak perlu
ditangani 0

Masalah tidak
dirasakan
TOTAL SKOR 4 2/3
Diagnosa Pertama : Defisit pengetahuan tentang penyakit Hipertensi berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami
Tn. K d.d Tn. K sering makan-makanan asin dan bersantan, tidak teratur minum obat
penurun darah.
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Bo
Nilai
No. Kriteria Skor bo Pembenaran
Total
t
Sifat masalah : Masalah Tn. K yang kurang patuh
Skala : 1 akan menjaga pola makan dan
3/3x1=1
Tidak/ kurang 3 tidak teratur minum obat menurun
sehat darah menjadi salah satu
2
Ancaman penyebab penyakit Hipertensi.
kesehatan 1
Keadaan
sejahtera
Kemungkinan Tn. K sadar apa yang
masalah dapat dilakukannya adalah kurang baik
2 2/2x2=2
diubah :
2 dan ingin memperbaikinya dan
Skala : Mudah
anggota keluarga berperan
1
Sebagian
penting untuk memberikan
0
Tidak dukungan terhadap Tn. K.
dapat
Potensial Ketaatan Tn. K dalam menjaga
masalah untuk pola makan, kebiasaan dan
1 2/3x1=2/
dicegah :
3 tingkatan stress dapat diterapkan
Skala : Tinggi 3
untuk mencegah timbulnya
2
Cukup
penyakit yang Tn. K derita.
1
Rendah
Menonjolnya Bila Tn.K tidak dapat menjaga
masalah : pola makan dan tidak teratur
2/2x1=1
Skala : minum obat dapat memperparah
2 1
Masalah berat, kondisinya.
harus segera
ditangani 1
Ada masalah,
tetapi tidak perlu
ditangani 0

Masalah tidak
dirasakan
TOTAL SKOR 4 2/3
Diagnosa Kedua : Ketidakpatuhan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan
tentang resiko dan bahaya dari penyakit Hipertensi d.d Tn. K tidak teratur minum obat
penurun darah.
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Defisit pengetahuan tentang penyakit Hipertensi 4 2/3
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn. K d.d Tn.
K sering makan-makanan asin dan bersantan, tidak teratur
minum obat penurun darah.
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan Kurangnya 4 2/3
pengetahuan tentang resiko dan bahaya dari penyakit
Hipertensi d.d Tn. K tidak teratur minum obat penurun
darah.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

NO. DIAGNOSA TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KERITERIA HASIL
1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Setelah dilakukan asuhan Edukasi kesehatan :
tentang penyakit kunjungan selama 1x 24 keperawatan selama 1x 24 jam Observasi :
Hipertensi berhubungan jam diharapkan diharapkan : 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan Ketidakmampuan pengetahuan klien tentang 1. Kilen dapat menyebutkan kemampuan menerima informasi
keluarga dalam mengenal penyakit hipertensi pengertian Hipertensi 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
masalah kesehatan yang meningkat. 2. Klien menyebutkan penyebab meningkatkan dan menurunkan
dialami Tn. K d.d Tn. K Hipertensi motivasi perilaku hidup berseh dan
sering makan-makanan 3. Kilen dapat menyebutkan tanda sehat
asin dan bersantan, tidak dan gejala Hipertensi Terapeutik :
teratur minum obat 4. Klien dapat menyebutkan cara 1. Sediakan materi dan media
penurun darah. pencegahan dan diet Hipertensi pendidikan kesehatan
5. Klien dapat menyebutkan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengobatan Hipertensi sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Keriteria Hasil : Edukasi :
1. Perilaku sesuai anjuran 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
meningkat (5) mempengaruhi kesehatan
2. Verbalisasi minat dalam belajar 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
meningkat (5) sehat
3. Kemampuan menjelaskan 3. Ajarkan strategi yang dapat
pengetahuan tentang suatu topik digunakan untuk meningkatkan
meningkat (5) perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Kemampuan menggambarkan
pengelaman sebelumnya yang
sesuai dnegan topik meningkat
(5)
5. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat (5)
2. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan Setelah dilakuakan asuhan Dukungan kepatuhan program
berhubungan dengan kunjungan selama 1x 24 keperawatan selama 1x 24 jam pengobatan :
Kurangnya pengetahuan jam diharpkan klien diharpakan : Observasi :
tentang resiko dan bahaya menjadi patuh dalam 1. Klien teratur meminum obat Identifikasi kepatuahn menjalani program
dari penyakit Hipertensi menjalani pengobatan sesuai dengan dosis yang pengobatan.
d.d Tn. K tidak teratur Hipertensi. diberikan Terapeutik :
minum obat penurun 2. Klien dapat mengurani makan- 1. Buat komitmen menjalani program
darah. makanan yang dapat memicu pengobatan dengan baik
Hipertensi 2. Buat jadwal pendampingan keluarga
3. Keluarga mampu melakukan untuk bergantian menemani pasien
perawatan kesehatan selama menjalr program pengobatan,
4. Keluarga mampu mengingatkan jika perlu
saat jam minum obat 3. Dokumentasi aktivitas selama
5. Keluarga melakukan kontrol menjalani proses pengobatan
kesehatan di pelayanan kesehatan 4. Libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang dijalani
Keriteri Hasil : Edukasi :
1. Verbalisasi kemauan mematuhi 1. Informasikan program penbobatan
perogram perawatan atau yang harus dijalani
pengubatan meningkat (5) 2. Informasikan manfaat yang akan
2. Verbalisasi mengikuti anjuran diperoleh jika teratur menjalani
meningkat (5) program pengobatan
3. Perilaku mengikuti program 3. Anjurkan pasien dan keluarga
perawatan/oengobatan meningkat melakukan konsultasi ke pelayanan
(5) kesehatan terdekat, jika perlu.
4. Perilaku menjalankan anjuran
meningkat (5)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan : Defisit pengetahuan tentang penyakit Hipertensi berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn. K d.d Tn. K sering makan-makanan asin dan bersantan,
tidak teratur minum obat penurunan darah.

HARI/TANGGA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


L
Selasa, 12 Januari 09.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S :
2021 kemampuan menerima informasi - Tn. K mengatakan jarang
09.10 2. Menyediakan materi dan media melakukan olahraga
pendidikan kesehatan - Tn. K mengeluh pusing dan
09.20 3. Menjadwalkan pendidikan tengkuknya terasa kaku/pegal
kesehatan sesuai kesepakatan - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
09.30 4. Memberikan kesempatan untuk tidak teratur minum obat
bertanya O:
09.40 5. Menjelaskan faktor resiko yang - Tn. K kerap makan-makanan
dapat mempengaruhi kesehatan asin dan bersantan
09.50 6. Mengajarkan perilaku hidup bersih - TD: 150/100 mmHg
dan sehat. - BB : 62 kg
- N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,6C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi edukasi
kesehatan (123456)
Sabtu, 16 Januari 14.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S :
2021 kemampuan menerima informasi - Tn. K mengatakan masih
14.10 2. Menyediakan materi dan media jarang melakukan olahraga
pendidikan kesehatan - Tn. K masih mengeluh
14.20 3. Menjadwalkan pendidikan pusing dan tengkuknya terasa
kesehatan sesuai kesepakatan kaku/pegal
14.30 4. Memberikan kesempatan untuk - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
bertanya masih tidak teratur minum
14.40 5. Menjelaskan faktor resiko yang obat
dapat mempengaruhi kesehatan O:
14.50 6. Mengajarkan perilaku hidup bersih - Tn. K masih kerap makan-
dan sehat. makanan asin dan bersantan
- TD: 150/90 mmHg
- N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,5C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi edukasi
kesehatan (123456)
Senin, 18 Januari 10.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S :
2021 kemampuan menerima informasi - Tn. K mengatakan mulai
10.10 2. Menyediakan materi dan media melakukan olahrga
pendidikan kesehatan - Tn. K mengatakan
10.20 3. Menjadwalkan pendidikan tengkuknya masih terasa
kesehatan sesuai kesepakatan kaku
10.30 4. Memberikan kesempatan untuk - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
bertanya sudah teratur minum obat
10.40 5. Menjelaskan faktor resiko yang O :
dapat mempengaruhi kesehatan - Tn. K sudah mengurangi
10.50 6. Mengajarkan perilaku hidup bersih makan makanan asin dan
dan sehat. bersantan
- TD: 140/90 mmHg
- N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,5C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi edukasi
kesehatan (123456)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan : Ketidakpatuhan berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan tentang resiko dan bahaya dari
penyakit Hipertensi d.d Tn. K tidak teratur minum obat penurun darah..

HARI/TANGGA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


L
Selasa, 12 Januari 10.00 1. Mengidentifikasi kepatuahn S :
2021 menjalani program pengobatan - Tn. K mengatakan kerap
10.10 2. Membuat komitmen menjalani makan makanan asin dan
program pengobatan dengan baik bersantan
10.20 3. Mendokumentasi aktivitas selama - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
menjalani proses pengobatan tidak teratur minum obat
10.30 4. Melibatkan keluarga untuk O :
mendukung program pengobatan - Tn. K tidak teratur minum
yang dijalani obat penurun darah
10.40
5. Menginformasikan program - Tn. K tidak melakukan diet
penbobatan yang harus dijalani Hipertensi
6. Menginformasikan manfaat yang - Tn. K tampak pusing dan
akan diperoleh jika teratur tengkuknya terasa kaku/pegal
menjalani program pengobatan. - TD : 150/100 mmHg
10.50
- N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,6C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dukungan
kepatuhan program pengobatan
(123456)
Sabtu, 16 Januari 15.00 1. Mengidentifikasi kepatuahn S :
2021 menjalani program pengobatan - Tn. K mengatakan masih
15.10 2. Membuat komitmen menjalani kerap makan makanan asin
program pengobatan dengan baik dan bersantan
15.20 3. Mendokumentasi aktivitas selama - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
menjalani proses pengobatan masih tidak teratur minum
15.30 4. Melibatkan keluarga untuk obat
mendukung program pengobatan O :
yang dijalani - Tn. K masih tidak melakukan
15.40 5. Menginformasikan program diet Hipertensi
penbobatan yang harus dijalani - Tn. K masih tampak pusing
15.50 6. Menginformasikan manfaat yang dan tengkuknya terasa
akan diperoleh jika teratur kaku/pegal
menjalani program pengobatan. - TD : 150/90 mmHg
- N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,5C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dukungan
kepatuhan program pengobatan
(123456)
Senin, 18 Januari 10.00 1. Mengidentifikasi kepatuahn S :
2021 menjalani program pengobatan - Tn. K mengatakan sudah
10.10 2. Membuat komitmen menjalani mengurangi makan-makanan
program pengobatan dengan baik yang asin dan bersantan
10.20 3. Mendokumentasi aktivitas selama - Istri Tn. K mengatakan Tn. K
menjalani proses pengobatan mulai teratur minum obat
4. Melibatkan keluarga untuk penurun darah
mendukung program pengobatan O :
10.30 yang dijalani - Tn. K mulai mencoba
5. Menginformasikan program melakukan diet untuk
penbobatan yang harus dijalani penyakit hipertensi
10.40 6. Menginformasikan manfaat yang - Tengkuk terasa kaku/pegal
akan diperoleh jika teratur - TD : 140/90 mmHg
10.50 menjalani program pengobatan. - N : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- S : 36,5C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dukungan
kepatuhan program pengobatan
(123456)
LEAFLATE HIPERTENSI
SATUAN ACARA PENYULUAHAN (SAP)

Pokok bahasan : Hipertensi


Sub pokok bahasan : Penyakit Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. K
Tempat : Ds. Kedungrejo Rt/Rw : 002/002 Kec. Tanjunganom
Hari/ tanggal : 13-15 Januari 2021
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga Tn. K mampu
memahami penyakit hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi kepada keluarga Tn. K,
diharapkan mampu :
a. Menyebutkan pengertian Hipertensi
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
d. Menyebutkan klasifikasi Hipertensi
e. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita Hipertensi
f. Menyebutkan pencegahan Hipertensi
B. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demontrasi
C. Alat Dan Media
1. Alat tulis
2. Leaflate
D. Setting Tempat

B C

Keterangan :
A : Mahasiswa/pemateri
B : Pasien/ Tn. K
C : Keluarga pasien

E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Hipertensi
2. Klsifikas Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Pertolongan pertama pada penderita Hipertensi
6. Pencegahan Hipertensi
F. Evaluasi
1. Bentuk : Langsung
2. Jenis pertanyaan : Lisan
3. Jumlah pertanyaan : 2 Pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian Hipertensi ?
b. Jelaskan tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Waktu : 5 menit
SUSUNAN ACARA

No Tahap Waktu Kegiatan Media Metode


.
1. Pembukaan 5 a. Memberi salam Lisan Ceramah
menit b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 a. Menjelaskan Ceramah Leaflate
menit pengertian Hipertensi Diskusi dan
b. Menjelaskan faktor tanya jawab
resiko Hipertensi
c. Menjelaskan tanda
dan gejala Hipertensi
d. Menjelaskan kategori
Hipertensi
e. Menjelaskan
pertolongan pertama
pada penderita
Hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan
Hipertensi
g. Menjelaskan obat
tradisional untuk
mengatasi Hipertensi
3. Penutup 5 a. Menyampaikan Ceramah Lisan
menit kesimpulan materi
b. Memberikan
kesempatan pada
lansia untu bertanya
c. Memberi evaluasi
secara lisan
d. Memberi salam

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan
Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Keriteria Hasi
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national circumstances.
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal Keperawatan volume 4
nomor 1, Mei 2016).
B. KLASIFIKASI
Menurut WHO (2014) hipertensi dapat digolongkan menjadi :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh
utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering
terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
C. ETIOLOGI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress pada Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri perseorangan yang
mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur ( jika umur bertambah
maka TD meningkat ), Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ), Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
2. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan atau
makan berlebihan, Stress, Merokok, Minum alkohol, Minum obat-obatan
( ephedrine, prednison, epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor
b. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis
c. Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
d. Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
e. Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Rokhaeni (2013), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual muntah
6. Epistaksis
E. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA HIPERTENSI
Jika mengalami tanda – tanda Hipertensi, sarankan penderita hipertensi agar :
1. Hentikan kegiatan terutam bila sedang mengemudi
2. Minta pertolongan orang terdekat atau hubungi tenaga kesehatan terdekat
3. Jika memungkinkan kunjungi pelayanan kesehatan terdekat seperti
puskesmas/ Rumah Sakit .
4. Pengobatan sesegera mungkin dapat menyelamatkan nyawa atau
meningkatkan untuk pulih sepenuhnya
F. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :
1. Tidak merokok
2. Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3. Pola makanan sehat dan seimbang
4. Melakukan pemerikssan kesehatan secara rutin
5. Batasan konsumsi garam untuk Hipertensi
a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari
b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari
c. Hipertensi berat : Tanpa garam

Anda mungkin juga menyukai