Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Patofisiologi Myalgia
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan pada otot,
setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih besar dari
sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa otot yang meningkat, tetapi lebih
karena otot mengalami peradangan sebagai respon terhadap kerusakan mikroskopis
pada otot.
Peranan asam laktat pada Otot, asam laktat sangat penting karena memungkinkan
tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu kehadiran oksigen, seperti
glikolisis aerobik normal (proses dimana tubuh menggunakan glikogen untuk energi).
Dengan mengubahnya menjadi asam laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika
tidak ada oksigen yang banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk
berlangsung selama beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh
memiliki cukup cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan
asam laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain yang
akan digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih efisien
ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana otot menggunakan asam laktat
sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut. Sel-sel otot mengkonversi glikogen
menjadi asam laktat ketika tidak ada cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi
adenosine trifosfat (ATP). Asam laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar
oleh mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa mitokondria dalam sel
otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu otot dalam kemampuan untuk
menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot untuk
bekerja lebih keras dan lebih lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah
satu alasan atlet terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan
intensif mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat lebih
cepat dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar (Putriana, 2014).
B. Pemeriksaan Penunjang Myalgia
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi.
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal (Wahyudi G, 2013).
C. Komplikasi
a. Fibromyalgia, yaitu penyakit yang ditandai nyeri di sekujur tubuh.
b. Chronic fatigue syndrome atau sindrom kelelahan kronis.
c. Penyakit autoimun, seperti lupus, dermatomiositis, dan polimiositis.
d. Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme.
e. Dystonia atau kontraksi otot yang tidak terkendali.
f. Rhabdomyolisis atau kerusakan pada otot.
g. Penyumbatan aliran darah ke tungkai akibat penyakit arteri perifer.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi G. 2013. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta. Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Putriana, Novita .2014. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta.
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai