Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER


HIPERTENSI PADA NY. N DI PUSKESMAS KOTA
KEDIRI WILAYAH UTARA

Disusun Oleh :

1. Gunawan Sudarmono
2. Ilfi Nur Diana Agustin
3. Laily Nurhanita
4. Maria Tul Qiptiyah
5. Murniningtyas Putri Ratna S
6. Novirda Lila Nur K

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Komunitas dengan


Masalah Gangguan Kardiovaskuler Hipertensi Pada Ny. N di
Puskesmas Kota Kediri Wilayah Utara Disusun Oleh Kelompok 2.

Kediri,...............

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Hipertensi
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
persisten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama
dengan atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau di
atas 90 mmHg (LeMone & Bauldoff, 2013).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada
ginjal, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg secara
kronis (Tanto Chris, 2014).
B. Klasifikasi Hipertensi
Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014), mengklasifikasikan
hipertensi menjadi:
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan peningkatan
tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90%-95%
dari semua kasus hipertensi. Meskipun hipertensi primer tidak diketahui
penyebabnya, namun beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
peningkatan aktivitas, produksi sodium- retaining hormones berlebihan
dan vasokonstriksi, peningkatan masukan natrium, berat badan
berlebihan, diabetes melitus, dan konsumsi alkohol berlebihan.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah dengan
penyebab yang spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi. Hipertensi
sekunder diderita oleh 5%-10% dari semua penderita hipertensi pada
orang dewasa. Ignatavicius, Workman, &Winkelman (2016) menyatakan
bahwa penyebab hipertensi sekunder meliputi penyakit ginjal,
aldosteronisme primer, pheochromocytoma, penyakit Chusing’s,
koartasio aorta (penyempitan pada aorta), tumor otak, ensefalitis,
kehamilan, dan obat (estrogen misalnya, kontrasepsi oral;
glukokortikoid, mineralokortikoid, simpatomimetik).
Tabel 1.Klasifikasi hipertensi (American Heart Assosiation (AHA),
2014) yaitu :
Klasifikasi tekanan Tekanan darah Tekanan darah
darah sistolik diastolic
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 80 –
139 89
Hipertensi stage I 140 – 90 –
159 99
Hipertensi stage II >160 >100
Hipertensi stage III >180 >110

C. Etiologi Hipertenis
Menurut Supariasa (2012) penyebab hipertensi , yaitu :
1. Faktor genetik
Hipertensi merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu orang
tuanya hipertensi maka keturunannya memiliki resiko 25% terkena
hipertesi, tetapi bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka 60 %
keturunannya menderita hipertensi.
2. Ras, suku yang berkulit hitam lebih cenderung terkena hipertensi.
3. Jenis kelamin, laki - laki cenderung lebih sering terkena penyakit
hipertensi.
4. Usia
5. Gaya hidup moderen
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini
menyebabkan stress berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai
penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan
hipertensi.Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya
aktivitas fisik (olah raga).Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi,
merokok.Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan
darah.
6. Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan
mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah
akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume
darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap
makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan yang segar.
Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba instan,
termasuk konsumsi makanan.Padahal makanan instan cenderung
menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa
seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang
mengandung zat tersebut apabila dikonsumsi secara terus menerus akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang
berlebihan di dalam tubuh.
7. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya
melalui air seni. Tetapi proses ini bias terhambat, karena kurang minum
air putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan
hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih akan
membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah. Obesitas dapat ditentukan dari hasil
indeks massa tubuh (IMT).
D. Manifestasi Klinis Hipertensi
Hipertensi kadang di sebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya
orang yang menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya
baru muncul setelah sistem organ tertentu mengalami kerusakan pembuluh
darah (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010 ). Dalmartha , Purnama,
Sutarni, Mahendra & Darmawan (2008) menyatakan bahwa gejala
hipertensi yang umum di jumpa yaitu :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdenging
4. Mimisan (jarang)
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Rasa berat di tengkuk
8. Mudah lelah
9. Mata berkunang-kunang
Menurut Nurarif & Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi:
a. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
WHO (2011) juga menyatakan bahwa hipertensi biasanya tanpa
gejala, tapi bila menimbulkn sakit kepala di pagi hari, mimisan, denyut
jantung yang tidak teratur dan berdengung di telinga.sementara gejla
hipertensi berat meliputi kelelahan, mual, muntah, kebingungan,
kecemasan, nyeri dada dan tremor otot.
E. Patofisiologi Hipertensi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada faktor cardiac output
dan tekanan perifer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan
cardiac output dan tekanan perifer menurun.
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan preload sehingga meningkatkan cardiac
ouput. Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis
hipertensi, glandula suprarenal juga menjadi faktor penyebab oleh karena
faktor hormon.
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym
(ACE).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus
pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek
langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal
tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan
meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini
semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac
output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999).
F. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Hct : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glucosa :Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2. CT Scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. EKG
Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP
Mengidentifikasikan penyebab hipertensis eperti :Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
5. Photo Thorax
Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
G. Penatalaksanaan Hipertansi
a. Arti hipertensi non Farmokologis
Tindakan pengobatan supparat, sesuai anjuran dari natural cammitoe
dictation evalution treatmori of high blood preasure (2013) yaitu :
1. Tumpukan berat badan obesitas
2. Konsumsi garam dapur
3. Kurangi alkohol
4. Menghentikan merokok
5. Olaraga teratur
6. Diet rendah lemak penuh
7. Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah
b. Obat anti hipertensi
1. Dioverika, pelancar kencing yang diterapkan kurangin volume input
2. B.Blocker
3. Antoganis kalsium
4. Lanbi ACE (Anti Canvertity Enzyine)
5. Obat anti hipertensi santral (simpatokolim)
6. Obat penyekar ben Vasodilatov
c. Perubahan gaya hidup
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya
penyakit hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
1. Mengkurangi konsumsi garam
2. Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik
3. Menghentikan kebiasaan merokok
4. Menjaga kestabilan BB
5. Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka
sebagai salah satu upayahnya.
H. Komplikasi Hipertensi
Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan. Hal ini dapat mengeraskan
arteri, mengurangi aliran oksigen darah ke jantung yang dapat menyebabkan
nyeri dada (angina), gagal jantunmg ( jantung tidak dapat memompa darah
dan oksigen ke orang lain ), serangan jantung (terjadi ketika pasokan darah
ke jantung tersumbat dan mneyebabkan kematian otot jantung karena yang
tidak adekuat, semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar
kerusakan pada jantung), dan stroke ( terjadi ketika pembuluh darah di otak
pecah dan memblock arteri yang mengalirkan darah dan oksigen ke otak).
Menurut AHA (2016) menyatakan bahwa hipertensi yang tidak
terkontrol atau tidak terdeteksi akan menyebabkan serangan jantung, sroke,
gagal jantung, penyakit ginjal atau gagal ginjal, kehilangan penglihatan,
disfungsi seksual, angina dan penyakit areri perifer ( Peripheral Artery
Disease/ PAD).
I. Phatway Hipertansi

Faktor genetik, ras, suku, usia dan gaya hidup

Hipertensi

Tekanan darah ,
pusing,lemah dan lelah

Kencenderungan keluarga CVP meningkat Gagal mencapai Pola perilaku kurang


ke prilaku busuk kesehatan yang optimal mencari bantuan
kesehatan
Nadi perifer
Tidak menunjukkan teraba lemah Kurangnya informasi
minat pada perhatian Tidak peduli dengan
prilaku sehat kebutuan klien
CRT < 3 detik Tidak mengetahui
diet hipertensi
Pola prilaku kurang, mencari Menggabaikan
bantuan kesehatan PENURUNAN hubungan dengan
CURAH anggota keluarga
DEFISIT
JANTUNG
Ketidakmampuan PENGETAHUAN
bertanggung jawab untuk Hubungan keluarga
kesehatan terganggu

PEMELIHARAAN
Mengabaikan program
KESEHATAN TIDAK
pengobatan
EFEKTIF

KETIDAKEFEKTIFAN
KOPING KELUARGA
Kosep Keperawatan Kesehatan Keluarga
A. Definisi Keluarga
Menurut Depkes. RI. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ke tergantungan.
Menurut S .G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1989, keluarga adalah dua
atau lebih dari individu yangtergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul Effendi
,1998 : 33).
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978), perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana
penyalur (Nasrul Effendi,1998:39).
B. Tipe Keluarga
Menurut Aracelis Maglaya (1978) tipe keluarga terdiri dari :
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, anak-anak.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya.
3. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
6. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
C. Keluarga Sebagai Unit Keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan R.B freedman (1981) adalah
sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah - masalah dalam kelompoknya.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (
pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
6. Faktor yang mempengaruhi sehat – sakit.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sehat Sakit
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga
menurut H. L Bloom yaitu :
1. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi
adalah dengan cara menghindari adanya stres.
2. Faktor social budaya
Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
adalah :
1) Kebiasaan merokok
2) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
3) Pola diet tidak teratur
4) Bila sakit tidak segera berobat
Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada
kasus hipertensi adalah :
1) Menghindari kebiasaan merokok
2) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam
3) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
4) Melakukan konril yang teratur
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat hipertensi.
4. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetik.
E. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugas
memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya
menderita penyakit hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
F. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi
maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
1. Pengenalan tentang gejala hipertensi
2. Perawat membantu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi.
3. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam
melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
4. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
5. Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui
masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian
masalah penyakit yang sedang dihadapi.
6. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari
alternatif pemecahanya.
7. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit hipertensi.
8. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.
G. Asuhan Keperawatan Teori
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta
implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah
direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan.
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
b) Anggota-anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
c) Data demografi : umur, jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
d) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
e) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
f) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
g) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
h) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur, kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
i) Faktor sosial budaya dan ekonomi
2) Pekerjaan
3) Penghasilan
4) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer.
5) Jam kerja ayah dan ibu
6) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
b. Faktor lingkungan
1) Perumahan :
 Luas rumah
 Pengaturan dalam rumah
 Persediaan sumber air
 Adanya bahan kecelakaan
 Pembuangan sampah
2) Macam lingkungan / daerah rumah
3) Fasilitas social dan lingkungan
4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan
4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan
5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
d. Cara pengumpulan data
1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung
 Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga
 Komunikasi dari tiap anggota keluarga
 Peran dari tiap anggota keluarga
 Keadaan rumah dan lingkungan
2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
 Aspek fisik
 Aspek mental
 Sosial budaya
 Ekonomi
 Kebiasaan
 Lingkungan
3) Studi dokumentasi antara lain
 Perkembangan kesehatan anak
 Kartu keluarga
4) Catatan kesehatan lainnya
 Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan.
 Tanda-tanda penyakit
 Kelainan organ tubuh
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family health care.
a. Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan.
Contoh :
 Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
 Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
2) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
 Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
?
 Siapakah yang menderita penyakit hipertensi ?
3) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber
daya mereka.
Contoh :
 Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi ?
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut :
Keriteria Masalah Skore Botot
1. Sifat masalah 1
Skala :
3
Aktual
Resiko 2
Potensial
1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
diubah Skala :
2
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian 1
c. Tidak dapat
0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala :
3
a. Tinggi
b. Cukup 2
c. Rendah
1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
2
a. Masalah berat harus ditangani.
b. Ada masalah tapi tidak perlu 1
segera ditangani.
0
c. Masalah tidak dirasakan

4. Intervensi
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ).
5. Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara
lain:
a. Deteksi dini kasus baru
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c. Melakukan rujukan
d. Bimbingan dan penyuluhan ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6).
6. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out
put) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat
meliputi penilaian input dan porses. Evaluasi sebagai suatu proses yang
dipusatkan pada beberapa dimensi :
a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Health
Care, 1989:97).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN
A. Identitas Umum Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga :
Nama :Ny. N
Pendidikan :SMP
Umur :54 thn
Pekerjaan :IRT
Agama :Islam
Alamat :Banjaran RT 04/RW 01
Suku : Jawa
2. Komposisi Keluarga
Hub.
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidkan
Klg
1 Tn K L 56 Suami Pengurus SMA
Pondok
Pesantren
2 Ny. N P 54 Istri Ibu Rumah SMA
Tangga
3 An. T P 32 Anak Ibu Rumah SMA
Tangga
4 An. A P 27 Anak Ibu Rumah SMA
Tangga
5 An. P L 22 Anak Mahasiswa SMA
6 An. PK P 17 Anak Siswi SMP
7 An. PA L 14 Anak Siswa SD

3. Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Klien
: Laki-laki
: Hubungan Perkawinan
: Hubungan Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
4. Type Keluarga
a. Jenis type keluarga : Keluarga Inti (Bapak, ibu dan 3 orang anak)
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Kurang komunikasi
5. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : Jawa
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Tidak berkenan memasang
KB
6. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan:
Klien berkeyakian bahwa penyakitnya akan sembuh dengan sendiri nya
dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Status Sosial Ekonomi Keluarga : Menengah
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah :Suami pasien
b. Penghasilan : Rp.3.500.000,-
c. Upaya lain : Tidak ada
d. Harta benda yang dimiliki : Rumah, perabot rumah tangga, sepetak tanah
dan motor
e. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan : Belanja bulanan, uang saku
anak dan untuk kebutuhan sehari-hari
7. Aktvitas Rekreasi Keluarga :
Rekreasi keluarga Ny. N hanya dengan menonton Tv dan mendengarkan
radio, satu tahun sekali berziarah ke makam wali lima.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap keluarga dengan anak dewasa, dimana kedua anaknya (anak pertama
dan kedua) sudah berumah tangga dan memiliki rumah sendiri, sementara
ketiga anaknya masih tinggal satu rumah bersama orang tua.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Riwayat keluarga saat ini : Ny.N mentakan pusing pada tengkuknya
b. Riwayat penyakit keturunan : Hipertensi
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (Bcg/Poli kesehatan yang telah
o/Dpt/Hb/ dilakukan
Campak)
1 Tn. K 56 70 kg Sehat √ - -

2 Ny. N 54 67 kg Kurang √ Hipertensi


Sehat
3 An. P 22 60 kg Sehat √ - -

4 An. PK 17 48 kg Sehat √ - -

5 An. PA 14 50 kg Sehat √ - -

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Puskemas


3. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : An. PK pernah mengalami sakit
DBD pada tahun lalu.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 8x10 m2
b. Type rumah : Semi permanen
c. Kepemilikan : Kepemilikan dari Ny.N
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 1 kamar mandi dan 3 kamar tidur
e. Ventilasi / jendela : Terdapat 8 jendela
f. Pemanfaatan ruangan : Semua ruangan terpakai berdasarkan fungsinya
g. Septic tank : Ada,letak di belakang rumah
h. Sumber air minum : Air gallon dan PDAM
i. Kamar mandi /WC : terdapat 1 kamar mandi dan 1 wc
j. Sampah : Pembuangan sampah di buang ke tempat sampah di depan
rumah dan kemudian diangkut oleh tukang sampah
k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan sekitar rumah klien tampak bersih
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
a. Kebiasaan : Kerja bakti setiap satu bulan sekali minggu pertama
b. Aturan.kesepakatan : Tidak boleh menyalakan motor di dalam gang dan
pos ronda
c. Budaya : Lingkungan sekitar rumah tiap malam jumat diadakan yasinan
bergilir.
3. Mobilitas geografis keluarga : Suami selalu bekerja diluar sementara istri
mengurus pekerjaan dirumah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga jarang
berinteraksi dengan masyarakat sekitar kecuali ada acara yasinan
5. Sistem pendukung keluarga: Tidak ada
D. Struktur Keluarga
1. Pola / cara komunikasi keluarga : Keluarga melakukan komunikasi dengan
cara langsung dan melalui telepon, tetapi komunikasi tersebut jarang
dilakukan karena suami setiap hari sibuk bekerja dan istri dirumah sibuk
mengurus rumah dan anak.
2. Struktur kekuatan keluarga : Struktur tidak kuat karena kurang komunikasi
3. Struktur peran : Masing-masing anggota keluarga mejalankan peran
4. Nilai dan norma keluarga : Keluarga menjujung tinggi nilai dan norma.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
a. Psikologis: Dalam keluarga, setiap keluarga terkesan tidak perduli
dengan masalah kesehatan keluarga
b. Fisik : Tn. K merokok dalam rumah namun tiap hari keluarga
membersihkan rumah secara terartur.
2. Fungsi sosialiasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga :Keluarga tampak tidak rukun
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga :Keluarga jarang berinteraksi,
jika perlu saja, karena sibuk masing-masing
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :Tn.K
d. Kegiatan keluarga waktu senggang :Menoton Tv
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial :Membantu jika ada kejra bakti saja
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya :Keluarga tampak acuh dengan masalah kesehatan
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat :Keluarga cenderung menunda nunda untuk berobat
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :Keluarga
jika ada anggota keluarga nya yang sakit hanya di belikan obat di warung
terdekat
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Banyak barang-barang tak terpakai terbengkalai
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan dimasyaratkat :
Keluarga tidak mau mengantar Ny.N control mengganggap sudah
sembuh
4. Fungsi reproduksi :
a. Perencanaan jumlah anak : Tidak ada
b. Akseptor : Tidak ada, alasannya karena keluarga berkeyakinan bahwa
tidak di perbolehkan dalam agama
c. Keterangan lain : -
5. Fungsi ekonomi :
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Keluarga membeli baju baru hanya
setiap lebaran dan makan 2 kali sehari
b. Pemanfaatan sumber dimasyarakat : Keluarga sering memanfaatkan
misalkan ke pasar
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek :Ny.N tidak berhubungan baik dengan anaknya
2. Stressor jangka panjang :Tidak ada
3. Respon keluarga terhadap stressor :Anggota keluarga yang lain sudah
mencoba menasehati anak
4. Strategi koping : -
5. Strategi adaptasi disfungsional:-
G. Keadaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi : Gizi baik, setiap hari makan sayur dan lauk (tempe tahu dan
terkadang daging ayam/ sapi) dan keluarga makan 3x dalam sehari.
Upaya lain :-
H. Pemeriksaan Fisik
1. Identitas :Ny.N
2. Keluhan riwayat penyakit saat ini :Klien mengeluh pusing pada tengkuknya
3. Riwayat penyakit sebelumnya :Hipertensi
4. Tanda-tanda vital:
TD : 150/110 mmHg
RR : 26x/m
S : 37 c
N : 90 x/m
5. Sistem cardio vaskuler :normal
6. Sistem respirasi :normal
7. Sistem gastrointestinal :normal
8. Sistem persyarafan :normal
9. Sistem muskuloskeletal :Klien pernah mengalami fraktur pada kaki kiri
10. Sistem genetalia :Normal/menopause
I. Harapan Keluarga
1. Terhadap maslah kesehatannya
Keluarga berharap tekanan darah Ny.N dapat stabil
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berharap petugas datang setiap minggu untuk memeriksa Ny.N

Kediri,…………..

(………………………)
ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan
1. Ds: Defisit pengetahuan berhubungan
 Klien tidak tahu makanan apa saja dengan kurang terpapar informasi
yang tidak boleh di makan
 Klien mengatakan dia masih makan
sembarangan
 Klien mengatakan masih
menggunakan garam ketika
memasak sayur dengan alasan juka
tidak diberi garam rasanya hambar
dan tidak enak
Do:
 Klien menujukan persepsi jika
sudah minum obat penyakitnya
sembuh total
 Klien tampak apatis
 TTV:
TD : 150/110 mmHg
RR : 26x/m
S : 37 c
N : 90 x/m

2. Ds: Pemeliharaan kesehatan tidak


 Klien mengatakan tidak pernah efektif berhubungan dengan
kontrol ke puskesmas lagi ketidakmampuan menghadapi
 Klien mengatakan tidak pernah masalah keluarga
berolahraga

Do:
 klien kurang menunjukan minat
 hubungan klien dengan anggota
keluarga yang lain tidak harmonis
 anggota keluarga yang lain sibuk
dengan akivitasnya masing-masing
 klien tampak pasrah dengan
keadannya

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


No Diagnosa Keperawatan Keluarga ( P E S )
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan menghadapi masalah keluarga
SKORING PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
No Kriteria Kriteria Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah Aktual = 3 1 Klien tidak
Aktual: 3 Resiko =2 (3/3x1=1) mengetahui
Potensial =1 tentang penyakit
hipertensi dan
diet yang baik
untuk penyakit
tersebut.

2 Kemungkinan Mudah = 2 2 Masalah dapat


masalah dapat Sebagian =1 (1/2x2=1) diubah sebagian
diubah Tidak dapat =0 apabila klien
sebagian: 1 berkeinginan
untuk mencapai
kesehatan.

3 Potensi masalah Tinggi =3 1 Klien tidak


bisa dicegah Cukup =2 (2/3x1= 2/3) begitu tertarik
cukup: 2 Rendah =1 untuk
mengetahui diet
yang baik untuk
penyakit
hipertensi
4 Menonjolnya Segera =2 1 Klien menyadari
masalah: ada Tidak Perlu (0/2x1= 0) masalah tersebut
masalah tapi tidak Segera =1 tetapi pasien
dirasakan: 0 Tida dirasakan =0 tidak
berkeinginan
memeriksakan
ke Pukesmas/
Postu terdekat.
JUMLAH 2,67
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
menghadapi masalah keluarga
No Kriteria Kriteria Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah: Aktual = 3 1 Klien
Resiko: 2 Resiko =2 (2/3x1= 2/3) mengatakan
Potensial =1 tidak pernah
kontrol ke
puskesmas lagi.
2 Kemungkinan Mudah = 2 2 Masalah dapat
masalah dapat Sebagian =1 (1/2x2=1) diubah sebagian
diubah Tidak dapat =0 apabila klien
Sebagian: 1 berkeinginan
untuk mencapai
kesehatan.
3 Potensi masalah Tinggi =3 1 Klien dan
bisa dicegah Cukup =2 (1/3x1=1/3) keluarga tidak
Rendah =1 Rendah =1 begitu tertarik
untuk
mengetahui diet
yang baik untuk
penyakit
hipertensi dan
untuk
melakukan
control ke
puskesmas
4 Menonjolnya Segera =2 1 Klien menyadari
masalah Tidak Perlu (0/2x1=0) masalah tersebut
ada masalah tapi Segera =1 tetapi pasien
tidak dirasakan: 0 Tida dirasakan =0 tidak
berkeinginan
memeriksakan
ke Pukesmas/
Postu terdekat
JUMLAH 2

INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
keperawatan Keriteria hasil
1. Defisit Setelah diberikan Edukasi kesehatan
pengetahuan b.d tindakan keperawatan 1. Observasi
kurang terpapar 1 x 24 jam diharapkan  Identifikasi kesiapan dan
informasi pasien dapat kemampuan menerima
pengetahuan pasien informasi
meningkat dengan.  Identifikasi faktor-faktor
Keriteria Hasil : yang dapat meningkatkan
1. Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
dengan anjuran perilaku hidup sehat
meningkat 2. Terapeutik
2. Kemampuan  Sediakan materi dan
menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan  Jadwalkan pendidikan
tentang suatu topik kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
3. Peilaku sesuai  Berikan kesiapan untuk
dengan bertanya
pengetahuan
meningkat 3. Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang
dapat memperngaruhi
kesehatan
 Anjurkan prilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan perilaku strategi
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
4. Kolaborasi Pemberian Obat
antihipertensi

2. Pemeliharaan Setelah diberikan Edukasi kesehatan


kesehatan tidak tidakan keperawatan 1. Observasi
efektif b.d selama 1 x 24  Identifikasi kesiapan dan
ketidakmampuan diharapkan pasien kemampuan menerima
menghadapi dapat meningkatkan informasi
masalah pemeliharaan  Identifikasi faktor-faktor
kesehatannya dengan. yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi
Keriteria Hasil : perilaku hidup sehat
1. Menunjukan 2. Terapeutik
perilaku adaptif  Sediakan materi dan
meningkat pendidikan kesehatan
2. Menunjukan  Jadwalkan pendidikan
pemahaman kesehatan sesuai
perilaku sehat kesepakatan
meningkat  Berikan kesiapan untuk
3. Kemampuan bertanya
menjalankan 3. Edukasi
perilaku sehat  Jelaskan faktor resiko yang
meningkat dapat memperngaruhi
kesehatan
 Anjurkan prilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan perilaku strategi
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

Kontrak perilaku positif


1. Observasi
 Identifikasi kemampuan
mental dan kognitif untuk
membuat kontrak.
 Identifikasi hambatan dalam
menerapkan perilaku positif
2. Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang
terbuka untuk membuat
kontrak perilaku.
 Diskusikan perilaku
kesehatan yang ingin
diubah.
 Diskusikan tujuan positif
jangka pendek dan jangka
panjang yang realistis dan
dapat dicapai.
 Diskusikan pengerahan
yang diinginkan ketika
tujuan tercapai, jika perlu.
 Libatkan keluarga dalam
proses kontrak, jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan menuliskan tujuan
sendiri, jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO. IMPLENTASI EVALUASI
DX
1 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S:
kemampuan menerima informasi  Klien mengatakan
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang setelah diberikan
dapat meningkatkan dan menurunkan pendidikan kesehatan
motivasi perilaku hidup sehat. mengenai hipertensi
3. Menyediakan materi dan pendidikan klien mengetahui
kesehatan. makanan apa saja yang
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan tidak boleh di makan.
sesuai kesepakatan.  Klien mengatakan dia
5. Memberikan kesempatan untuk masih makan
bertanya. sembarangan.
6. Menjelaskan faktor resiko yang dapat  Klien mengatakan masih
memperngaruhi kesehatan. menggunakan garam
7. Menganjurkan prilaku hidup bersih ketika memasak sayur
dan sehat. dengan alasan juka tidak
8. Mengajarkan perilaku strategi yang diberi garam rasanya
dapat digunakan untuk meningkatkan hambar dan tidak enak.
perilaku hidup bersih dan sehat. O:
9. Mengkolaborasi pemberian obat  Klien tampak masih
antihipertensi apatis dan cuek
 TTV:
TD : 150/90 mmHg
RR : 20 x/m
S : 37 c
N : 80 x/m
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjut intervensi 4, 5, 6, 7,
8, 9
2 1. Mengidentifikasi kemampuan mental S:
dan kognitif untuk membuat kontrak.  Klien mengatakan tidak
2. Mengidentifikasi hambatan dalam pernah kontrol ke
menerapkan perilaku positif puskesmas lagi
3. Menciptakan lingkungan yang terbuka  Klien mengatakan tidak
untuk membuat kontrak perilaku. pernah berolahraga
4. Mendiskusikan perilaku kesehatan O:
yang ingin diubah.  klien kurang menunjukan
5. Mendiskusikan tujuan positif jangka minat
pendek dan jangka panjang yang  hubungan klien dengan
realistis dan dapat dicapai. anggota keluarga yang
6. Mendiskusikan pengerahan yang lain tidak harmonis
diinginkan ketika tujuan tercapai, jika  anggota keluarga yang
perlu. lain sibuk dengan
7. Melibatkan keluarga dalam proses akivitasnya masing-
kontrak, jika perlu masing
8. Menganjurkan menuliskan tujuan  klien tampak pasrah
sendiri, jika perlu dengan keadannya
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2014). Retrieved 2015, from American Heart


Association:http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPr
essure/PreventionTreatmentofHighBloodPressure/Potassium-and-High-
Blood-Pressure_UCM_303243_Article.jsp#
Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina N, Mahendra B, Darmawan R. 2008. Care
Your Self Hypertension. Depok: Penebar Plus.
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher.(2014).Medical surgical
nursing.assessment and mangement of clinical problems (9thedition).St.
Louis :Mosby.
Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
BerdasarkanDiagnosa Medis & NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner And
Suddarth’s Text Book Of Medical Surgical Nursing. 11th ed. Lippincott
Williams & Wilkins, Inc.
Supariasa. 2012. Pendidikan Dan KonsultasiGizi. Jakarta : EGC
Tanto, chris. 2014.Kapita selekta kedoteran (2Thed).Jakarta : MediaAesculapius.
World Health Organization. The World Medicine Situation 2011 3ed.
Rational Use of Medicine. Geneva, 2011.

Anda mungkin juga menyukai