Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ASMA BRONKIAL

DI RUANG PERAWATAN IGD RS.SARI MULIA BANJARMASIN

DI SUSUN OLEH :
Devi Cahyana (17IK512)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASMA BRONKIAL

TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : RUANG IGD RS. SARI MULIA BANJARMASIN

NAMA : DEVI CAHYANA

Banjarmasin, 21 Februari 2019

Menyetujui,

RS.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Sarjana Keperawatan


Universitas Sari Mulia
Preseptpr Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Parso,S.Kep Onieqie Ayu Dhea Manto,Ns.,M.Kep

NIK……………….. NIK……………………………………
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASMA BRONKIAL

TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : RUANG IGD RS. SARI MULIA BANJARMASIN

NAMA : DEVI CAHYANA

Banjarmasin,21 Februari 2019

Menyetujui,

RS.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Sarjana Keperawatan


Universitas Sari Mulia
Preseptpr Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Parso,S.Kep Onieqie Ayu Dhea Manto,Ns.,M.Kep


NIK NIK
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Asma adalah penyakit dengan karakteristik sesak napas dan wheezing, dimana frekuensi dan
keparahan dari tiap orang berbeda. Kondisi ini akibat kelainan dari jalan napas di paru dan
memengaruhi sensitivitas saraf pada jalan napas sehingga mudah teriritasi. Pada saat serangan,
alur jalan napas membengkak karena penyempitan jalan napas dan pengurangan aliran udara
yang masuk ke paru (Rosalina, 2015).
Penyakit asma adalah efek peradangan paru yang menyebabkan menyempitnya jalan napas,
sehingga pengeluaran udara dari paru-paru terhambat, dan demikian pula dengan udara yang
dihembuskan ke paru-paru (Setiono, 2005 dalam Aspar, 2014). Reaksi tubuh untuk memenuhi
kebutuhan O2 adalah dengan menambah frekuensi pernapasan sehingga menimbulkan gejala
sesak napas (Haryanto, 2014).
Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita
asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang
setiap tahun Depkes RI (2008) menyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta orang
diseluruh dunia dan terus meningkat selama 20 tahun belakangan ini.
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan
asma bronkhial.
 Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita
sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

 Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga,
spora jamur, bakteri dan polusi
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam
tangan
 Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir
yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
 Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
 Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
C. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar
bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda
asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai
berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig
E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat
pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila
seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi
dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua
faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi
mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi
karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus.
Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru
menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara
ekspirasi dari paru.

D. Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada
saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga
ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada
sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada.
Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat
gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi
pada malam hari.

E. Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :


1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas thoraks
7. Gagal nafas

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Lab
2. Radiologi

G. Penatalaksanaan
1. Medis
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik:
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari faktor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik
 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan:
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,
suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose
inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin
Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,
Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi
aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
b. Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara
kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling
memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan
asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah.
Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya
diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam
bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus.
Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum
teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
 Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak.
Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan
efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
 Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya
diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat
diberika secara oral.
2. Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1 Gangguan pertukaran NOC : NIC :


gas yang berhubungan
v Respiratory Status : Airway Management
dengan ketidaksamaan
Gas exchange
perfusi-ventilasi ·Buka jalan nafas, guanakan
v Respiratory Status : teknik chin lift atau jaw thrust
ventilation bila perlu
Definisi : Kelebihan
v Vital Sign Status · Posisikan pasien untuk
atau kekurangan dalam
memaksimalkan ventilasi
oksigenasi dan atau Kriteria Hasil :

pengeluaran · Identifikasi pasien perlunya


v Mendemonstrasikan
karbondioksida di dalam peningkatan pemasangan alat jalan nafas

membran kapiler alveoli ventilasi buatan


dan
oksigenasi yang · Pasang mayo bila perlu
adekuat
Batasan karakteristik : · Lakukan fisioterapi dada jika
v Memelihara perlu
 Gangguan
kebersihan paru
penglihatan · Keluarkan sekret dengan
paru dan bebas dari
batuk atau suction
 Penurunan CO2 tanda tanda distress
pernafasan · Auskultasi suara nafas, catat
 Takikardi
adanya suara tambahan
v Mendemonstrasikan
 Hiperkapnia
batuk efektif dan · Lakukan suction pada mayo
 Keletihan suara nafas yang · Berika bronkodilator bial
 somnolen bersih, tidak ada perlu
sianosis dan
 Iritabilitas · Barikan pelembab udara
dyspneu (mampu
mengeluarkan
 Hypoxia sputum, mampu · Atur intake untuk cairan
bernafas dengan mengoptimalkan
 kebingungan
mudah, tidak ada keseimbangan.
 Dyspnoe pursed lips)
· Monitor
 nasal faring v Tanda tanda vital respirasi dan status O2

 AGD Normal dalam rentang Respiratory Monitoring


normal
 sianosis · Monitor rata – rata,
kedalaman, irama dan usaha
 warna kulit abnormal
respirasi
(pucat, kehitaman)
· Catat pergerakan dada,amati
 Hipoksemia
kesimetrisan, penggunaan otot
 hiperkarbia tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
 sakit kepala ketika
bangun · Monitor suara nafas, seperti
dengkur
frekuensi dan
kedalaman nafas · Monitor pola nafas :
abnormal bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Faktor faktor yang
· Catat lokasi trakea
berhubungan :
· Monitor kelelahan otot
 ketidakseimbangan
diagfragma (gerakan
perfusi ventilasi
paradoksis)
perubahan membran
· Auskultasi suara nafas, catat
kapiler-alveolar
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
· Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan napas
utama

· auskultasi suara paru setelah


tindakan untuk mengetahui
hasilnya

2 Bersihan jalan nafas NOC : NIC :


tidak efektif
v Respiratory status : Airway Management
berhubungan
Ventilation
denganbronkokonstriksi, · Buka jalan nafas, guanakan

peningkatan produksiv Respiratory status : teknik chin lift atau jaw thrust

lender, batuk tidak Airway patency bila perlu

efektif dan infeksiv Aspiration Control · Posisikan pasien untuk


bronkopulmonal. memaksimalkan ventilasi

· Identifikasi pasien perlunya


Kriteria Hasil :
Definisi : pemasangan alat jalan nafas
vMendemonstrasikan buatan
Ketidakmampuan untuk
batuk efektif dan
membersihkan sekresi · Pasang mayo bila perlu
suara nafas yang
atau obstruksi dari
bersih, tidak ada · Lakukan fisioterapi dada jika
saluran pernafasan
sianosis dan perlu
untuk mempertahankan
dyspneu (mampu
kebersihan jalan nafas. · Keluarkan sekret dengan
mengeluarkan
batuk atau suction
sputum, mampu

Batasan Karakteristik : bernafas dengan · Auskultasi suara nafas, catat


mudah, tidak ada adanya suara tambahan
- Dispneu, Penurunan
pursed lips) · Lakukan suction pada mayo
suara nafas
- Orthopneu vMenunjukkan jalan · Berikan bronkodilator bila
nafas yang paten perlu
- Cyanosis
(klien tidak merasa
· Berikan pelembab udara
- Kelainan suara nafas tercekik, irama
Kassa basah NaCl Lembab
(rales, wheezing) nafas, frekuensi

- Kesulitan berbicara pernafasan dalam · Atur intake untuk cairan

rentang normal, mengoptimalkan


- Batuk, tidak efekotif
tidak ada suara keseimbangan.
atau tidak ada
nafas abnormal) · Monitor respirasi dan status
- Mata melebar O2
vMampu
- Produksi sputum mengidentifikasikan
dan mencegah
- Gelisah
factor yang dapat
- Perubahan frekuensi
menghambat jalan
dan irama nafas
nafas

Faktor-faktor yang
berhubungan:

- Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok,
perokok pasif-POK,
infeksi

- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.

- Obstruksi jalan nafas :


spasme jalan nafas,
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.

3 Pola pernafasan tidak NOC : NIC :


efektif berhubungan
v Respiratory status :
dengannafas pendek, Airway Management
Ventilation
lender, bronkokonstriksi · Buka jalan nafas, guanakan
dan iritan jalan nafas. v Respiratory status :
teknik chin lift atau jaw thrust
Airway patency
bila perlu
v Vital sign Status
Definisi : Pertukaran · Posisikan pasien untuk

udara inspirasi dan/atau Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi

ekspirasi tidak adekuat v Mendemonstrasikan · Identifikasi pasien perlunya


batuk efektif dan pemasangan alat jalan nafas
suara nafas yang buatan
Batasan karakteristik :
bersih, tidak ada
· Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan sianosis dan
inspirasi/ekspirasi dyspneu (mampu · Lakukan fisioterapi dada jika
mengeluarkan perlu
- Penurunan pertukaran
sputum, mampu · Keluarkan sekret dengan
udara per menit
bernafas
dengan batuk atau suction
- Menggunakan otot mudah, tidak ada
pernafasan tambahan · Auskultasi suara nafas, catat
pursed lips)
adanya suara tambahan
- Nasal flaring v Menunjukkan jalan
· Lakukan suction pada mayo
- Dyspnea nafas yang paten
(klien tidak merasa
- Orthopnea tercekik, irama · Berikan bronkodilator bila
nafas, frekuensi perlu
- Perubahan
pernafasan dalam
penyimpangan dada · Berikan pelembab udara
rentang normal,
Kassa basah NaCl Lembab
- Nafas pendek tidak ada suara
nafas abnormal) · Atur intake untuk cairan
- Assumption of 3-point
mengoptimalkan
position v Tanda Tanda vital
keseimbangan.
- Pernafasan pursed-lip dalam rentang
normal (tekanan · Monitor respirasi dan status
- Tahap ekspirasi
darah, nadi, O2
berlangsung sangat lama
pernafasan) Terapi Oksigen
- Peningkatan diameter
vBersihkan mulut, hidung dan
anterior-posterior
secret trakea
- Pernafasan rata-
vPertahankan jalan nafas yang
rata/minimal
paten
§ Bayi : < 25 atau > 60
vAtur peralatan oksigenasi
§ Usia 1-4 : < 20 atau >
vMonitor aliran oksigen
30
vPertahankan posisi pasien
§ Usia 5-14 : < 14 atau >
25 vOnservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
§ Usia > 14 : < 11 atau >
24 vMonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
- Kedalaman pernafasan
Vital sign Monitoring
§ Dewasa volume tidalnya
500 ml saat istirahat § Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
§ Bayi volume tidalnya 6-
8 ml/Kg
- Timing rasio § Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
- Penurunan kapasitas
vital § Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri

§ Auskultasi TD pada kedua


Faktor yang
lengan dan bandingkan
berhubungan :
§ Monitor TD, nadi, RR,
- Hiperventilasi
sebelum, selama, dan setelah
- Deformitas tulang aktivitas
- Kelainan bentuk § Monitor kualitas dari nadi
dinding dada
§ Monitor frekuensi dan irama
- Penurunan pernapasan
energi/kelelahan
§ Monitor suara paru
- Perusakan/pelemahan
§ Monitor pola pernapasan
muskulo-skeletal
abnormal
- Obesitas
§ Monitor suhu, warna, dan
- Posisi tubuh kelembaban kulit

- Kelelahan otot § Monitor sianosis perifer


pernafasan
§ Monitor adanya cushing triad
- Hipoventilasi sindrom (tekanan nadi yang melebar,

- Nyeri bradikardi, peningkatan


sistolik)
- Kecemasan
§ Identifikasi penyebab dari
- Disfungsi
perubahan vital sign
Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif

- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang

- Imaturitas Neurologis

4 Defisit perawatan diri NOC : NIC :


berhubungan dengan
v Self care : Activity of Self Care assistane : ADLs
keletihan sekunderakibat
Daily Living
peningkatan upaya § Monitor kemempuan klien
(ADLs)
pernafasan dan untuk perawatan diri yang

insufisiensi pernafasan Kriteria Hasil : mandiri.

dan oksigenasi v Klien terbebas dari § Monitor kebutuhan klien untuk


bau badan alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian,
Definisi : v Menyatakan
berhias, toileting dan makan.
kenyamanan
Gangguan kemampuan
terhadap § Sediakan bantuan sampai klien
untuk melakukan ADL
kemampuan untuk mampu secara utuh untuk
pada diri
melakukan ADLs melakukan self-care.

v Dapat melakukan § Dorong klien untuk melakukan


Batasan karakteristik : ADLS dengan aktivitas sehari-hari yang
ketidakmampuan untuk bantuan normal sesuai kemampuan
mandi, ketidakmampuan yang dimiliki.
untuk berpakaian,
§ Dorong untuk melakukan
ketidakmampuan untuk
secara mandiri, tapi beri
makan,
ketidakmampuan untuk bantuan ketika klien tidak
toileting mampu melakukannya.

§ Ajarkan klien/ keluarga untuk


mendorong kemandirian,
Faktor yang
untuk memberikan bantuan
berhubungan :
hanya jika pasien tidak mampu
kelemahan, kerusakan
untuk melakukannya.
kognitif atau perceptual,
kerusakan § Berikan aktivitas rutin sehari-
neuromuskular/ otot-otot hari sesuai kemampuan.
saraf
§ Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.

5 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :Energy Management


berhubungan dengan
v Energy conservation vObservasi adanya pembatasan
keletihan, hipoksemia,
klien dalam melakukan
dan pola pernafasan v Self Care : ADLs
aktivitas
tidak efektif. Kriteria Hasil :
vDorong anak untuk
v Berpartisipasi dalam mengungkapkan perasaan

Definisi : aktivitas fisik tanpa terhadap keterbatasan


Ketidakcukupan energu disertai peningkatan
vKaji adanya factor yang
secara fisiologis tekanan darah, nadi
menyebabkan kelelahan
maupun psikologis dan RR

untuk meneruskan atau v Mampu melakukan vMonitor nutrisi dan sumber


menyelesaikan aktifitas aktivitas sehari hari energi tangadekuat
yang diminta atau (ADLs) secara vMonitor pasien akan adanya
aktifitas sehari hari. mandiri kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
Batasan karakteristik : vMonitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
a. melaporkan secara
verbal adanya kelelahan vMonitor pola tidur dan
atau kelemahan. lamanya tidur/istirahat pasien

b. Respon abnormal dari


tekanan darah atau nadi
Activity Therapy
terhadap aktifitas
vKolaborasikan dengan Tenaga
c. Perubahan EKG yang
Rehabilitasi Medik
menunjukkan aritmia
dalammerencanakan progran
atau iskemia
terapi yang tepat.
d. Adanya dyspneu atau
vBantu klien untuk
ketidaknyamanan saat
mengidentifikasi aktivitas
beraktivitas.
yang mampu dilakukan

vBantu untuk memilih aktivitas


Faktor factor yang konsisten yangsesuai dengan
berhubungan : kemampuan fisik, psikologi
dan social
· Tirah Baring atau
imobilisasi vBantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
· Kelemahan
yang diperlukan untuk
menyeluruh
aktivitas yang diinginkan
· Ketidakseimbangan
vBantu untuk mendpatkan alat
antara suplei oksigen
bantuan aktivitas seperti kursi
dengan kebutuhan
roda, krek
· Gaya hidup yang
vBantu untu mengidentifikasi
dipertahankan.
aktivitas yang disukai
vBantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang

vBantu pasien/keluarga untuk


mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas

vSediakan penguatan positif


bagi yang aktif beraktivitas

vBantu pasien untuk


mengembangkan motivasi diri
dan penguatan

vMonitor respon fisik, emoi,


social dan spiritual

6 Koping individu tidak Koping Peningkatan koping


efektif berhubungan
Indicator : · hargai pemahaman pasien
dengan kurang
tentang proses penyakit dan
sosialisasi, ansietas,· Menunjukan
konsep diri
depresi tingkat aktivitas fleksibilitas peran
rendah dan· keluarga · hargai dan diskusikan

ketidakmampuan untuk menunjukan alternative respon terhadap

bekerja. situasi
fleksibilitas peran
para anggotanya · hargai sikap klien terhadap
perubahan peran dan
Batasan karakteristik : · pertentangan
hubungan
masalah
· Gangguan tidur
· dukung penggunaan sumber
· nilai keluarga
· Penyalahgunaan spiritual jika diminta
dapat mengatur
bahan kimia
masalah-masalah · gunakan pendekatan yang
tenang dan berikan jaminan
· memanaj masalah
· Penurunan · melibatkan · sediakan informasi actual
penggunaan dukungan anggota keluarga tentang diagnosis, penangan
social dalam membuat dan prognosis
keputusan
· Konsentrasi yang · sediakan pilihan yang
buruk · mengekspresikan realistis tentang aspek
perasaan dan perawatan saat ini
· Kelelahan
kebebasan
· dukung penggunaan
· Mengeluhkan emosional
mekanisme defensive yang
ketidakmampuan koping
· menunjukan tepat
· Perilaku merusak strategi untuk
· dukung keterlibatan
terhadap diri/orang lain memanaj masalah
keluarga dengan cara yang
· Ketidakmampuan · menggunakan tepat
memenuhi harapan strategi penurunan
· Bantu pasien untuk
peran stress
mengidentifikasi strategi
· peduli terhadap positif untuk mengatasi

Factor yang kebutuhan anggota keterbatasan dan mengelola

berhubungan : keluarga gaya hidup dan perubahan


peran
· Perbedaan gender · menentukan

dalam strategi koping prioritas · Bentu klien


mengidentifikasi
· Tingkat percaya diri · menentukan
kemungkinan yang dapt
tidak adekuat jadwal untuk
terjadi
rutinitas danm
· Ketidak pastian
aktivitas keluarga] · Bantu klien beradaptasi dan
· Support social tidak mengantisipasi perubahan
· menjadwalkan
efektif klien
untuk respite care
· Derajat pengobatan
tingkat tinggi
Krisis · mempunyai
situasional/maturasional perencanaan pada
kondisi kegawatan

· memelihara
kestabilan financial

· mencari bantuan
ketika dibutuhkan

· menggunakan
support social

keterangan
penilaian NOC

1= tidak dilakukan
sama sekali

2= jarang dilakukan

3= kadang
dilakukan

4= sering dilakukan

5= selalu dilakukan

7 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari
v Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d
food and Fluid
dyspneu § Kaji adanya alergi makanan
Intake
Definisi : Intake nutrisi § Kolaborasi dengan ahli gizi
v Nutritional Status :
tidak cukup untuk untuk menentukan jumlah
nutrient Intake
keperluan metabolismev Weight control kalori dan nutrisi yang
tubuh. dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil :
§ Anjurkan pasien untuk
v Adanya peningkatan
meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : berat badan sesuai
dengan tujuan § Anjurkan pasien untuk
- Berat badan 20 % atau
meningkatkan protein dan
lebih di bawah ideal v Berat badan ideal
vitamin C
sesuai dengan tinggi
- Dilaporkan adanya
badan § Berikan substansi gula
intake makanan yang
kurang dari RDA v Mampu § Yakinkan diet yang dimakan
(Recomended Daily mengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
Allowance) kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi

- Membran mukosa danv Tidk ada tanda tanda § Berikan makanan yang terpilih
konjungtiva pucat malnutrisi ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang v Menunjukkan
digunakan untuk peningkatan fungsi § Ajarkan pasien bagaimana
menelan/mengunyah pengecapan dari membuat catatan makanan
menelan harian.
- Luka, inflamasi pada
rongga mulut v Tidak terjadi § Monitor jumlah nutrisi dan
penurunan berat kandungan kalori
- Mudah merasa
badan yang berarti
kenyang, sesaat setelah § Berikan informasi tentang
mengunyah makanan kebutuhan nutrisi

- Dilaporkan atau fakta § Kaji kemampuan pasien untuk


adanya kekurangan mendapatkan nutrisi yang
makanan dibutuhkan

- Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring


perubahan sensasi rasa
§ BB pasien dalam batas normal
- Perasaan § Monitor adanya penurunan
ketidakmampuan untuk berat badan
mengunyah makanan
§ Monitor tipe dan jumlah
- Miskonsepsi aktivitas yang biasa dilakukan

- Kehilangan BB dengan § Monitor interaksi anak atau


makanan cukup orangtua selama makan

- Keengganan untuk § Monitor lingkungan selama


makan makan

- Kram pada abdomen §Jadwalkan pengobatan dan


tindakan tidak selama jam
- Tonus otot jelek
makan
- Nyeri abdominal
§ Monitor kulit kering dan
dengan atau tanpa
perubahan pigmentasi
patologi
§ Monitor turgor kulit
- Kurang berminat
terhadap makanan § Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh § Monitor mual dan muntah

- Diare dan atau § Monitor kadar albumin, total


steatorrhea protein, Hb, dan kadar Ht

- Kehilangan rambut § Monitor makanan kesukaan


yang cukup banyak
§ Monitor pertumbuhan dan
(rontok)
perkembangan
- Suara usus hiperaktif
§ Monitor pucat, kemerahan, dan
- Kurangnya informasi, kekeringan jaringan
misinformasi konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Faktor-faktor yang
berhubungan : § Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
Ketidakmampuan
lidah dan cavitas oral.
pemasukan atau
mencerna makanan atau § Catat jika lidah berwarna
mengabsorpsi zat-zat magenta, scarle
gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Hasana, R. (2016). Askep Klien dengan Gangguan Pemenuhan Kebetuhan O2
pada penderita Asma Bronkial Di RSUD . Prof. DR. Soekardar Mojosari, Reposetory.
Poltekes Majapahit. Retrived maret 16, 2018.
Baratawidjaja, K. (2013) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta : FK UI.
Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah.
Jakarta : EGC
Ns. Andra S.W, S.kep & Ns. Yessi M.P, S.kep. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Sundaru, H. Sukamto. (2014), Asma Bronkial, In: Sudowo, AW. Setiyohadi, B. Alwi, I.
Simadibrata, M. Setiati, S. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Keempat,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, pp: 247-252.

Anda mungkin juga menyukai