Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Gawat Darurat yang di ampu oleh : Nur Intan Hayati H.K S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh : Robi Muhammad Fazriansyah AK118155
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2021 Resume peran perawat gawat darurat
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhka melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. 2. Sebagai advokat klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien meliputi : − Hak atas pelayanan sebaik-baiknya − Hak atas informasi tentang penyakitnya − Hak atas privacy − Hak untuk menentukan nasibnya sendiri − Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian 3. Sebagai educator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendididkan kesehatan. 4. Sebagai koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5. Sebagai kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll. Dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan. 6. Sebagai konsultan Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. 7. Sebagai pembaharu Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Pengkajian airway, breathing, dan circulation
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pertolongan. Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula pasien tersebut mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian. Kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawatdarurat sehingga memerlukan pertolongan segera apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu pengkajian pernafasan pada penderita gawat darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien. Tahap kegiatan dalam penanggulangan penderita gawat darurat telah mengantisipasi hal tersebut. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan kegiatan meliputi : A : Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal B : Breathing mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat C : Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan D : Diability, mengecek status neurologis E : Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia
1. Pengkajian airway ( jalan nafas )
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten ( longgar ) atau mengalami obstruksi total atau partial sambil mempertahankan tulang servikal. Sebaiknya ada teman anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang servikal. Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala head tilt dan chin lift (hiperekstensi) sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus control atau mempertahankan tulang servikal posisi kepala. Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat : apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; apakah ada secret, darah, muntahan; apakah ada benda asing seperti gigi yang patah; apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk membebaskan jalan nafas. Jalan nafas adalah pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran nafas. Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses ventilasi (pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas seringkali mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat fraktur pada wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya lidah ke belakang. Selama memeriksa jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, barangkali terjadi trauma pada leher. Oleh karena itu langkah awal untuk membebaskan jalan nafas adalah dengan melakukan manuver head tilt dan chin lift Data yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah : − Sianosis ( mencerminkan hipoksemia ) − Retraksi interkota ( menandakan peningkatan upaya nafas ) − Pernafasan cuping hidung − Bunyi nafas abnormal ( menandakan ada sumbatan jalan nafas ) − Tidak adanya hembusan udara ( menandakan obstruksi total jalan nafas atau henti nafas ) 2. Pengkajian breathing (pernafasan) Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan perkusi. Inspeksi dada korban : jumlah, ritme dan tipe pernafasan; kesimetrisan pengembangan dada; jelas/kerusakan kulit; retraksi intercostalis, palpasi dada korban : adakah nyeri tekan; adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi : bagaimana bunyi nafas (normal atau vaskuler menurun); adakah suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksion rub. Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut : sonor (nrmal); hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak; pekak atau dullnes bila ada konsolidasi atau cairan. Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat bernafas secara adekuat.Inspirasi dan ekspirasi penting untuk terjadinya pertukaran gas, terutama masuknya oksigen yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Inspirasi dan ekspirasi merupakan tahap ventilasi pada proses respirasi. Fungsi ventilasi menceriminkan fungsi paru, dinding dada dan diafragma. Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi : − Pergerakan dada − Adanya bunyi nafas − Adanya hembusan/aliran udara 3. Pengkajian circulation (sirkulasi) Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi : tekanan darah; jumlah nadi; keadaan akral: dingin atau hangat; sianosis; bendungan vena jugularis. Sirkulasi yang adekuat menjamin distribusi oksigen ke jaringan dan pembuangan karbondioksida sebagai sisa metabolisme. Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem kardiovaskuler. Status hemodinamik dapat dilihat dari : − Tingkat kesadaran − Nadi − Warna kulit Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada arteri karotis dan arteri femoral.