Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN DAN KONSEP PERAWATAN PALIATIF

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Fera Oktafia
2. Shalli Shavira Rusfendi
3. Shalsabilla Rahmadini

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULUPRODI SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN DAN NERS TK.II

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat
sehat beserta kesempatan dalam membagi waktu, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal mengenai “ Perspektif Keperawatan dan
Konsep Perawatan Paliatif ” dengan lancar dan terkoordinir demi pencapaian nilai sesuai
tugas yang telah diberikan kepada kami.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Keperawatan Paliatif dan
Menjelang Ajal yaitu Miss/Ibu Erni Buston SST,M.Kes yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk bisa menyusun makalah ini. Tentunya pembuatan makalah ini tidak lepas
dari kesulitan-kesulitan ataupun permasalahan yang harus diselesaikan. Namun dengan
kebersamaan dan mengerahkan kemampuan, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
kami ini. Semoga Bapak dapat menerima tugas kami dengan nilai yang sesuai atas usaha dari
kelompok kami.Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 10 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................7

2.1 Perspektif Keperawatan.......................................................................................7

2.2 Perspektif Perawatan Paliatif...............................................................................7

2.3 Konsep Perawatan Paliatif ..................................................................................8

a. Definisi perawatan paliatif............................................................................8


b. Tujuan perawatan paliatif ............................................................................9
c. Kriteria/indikasi perawatan paliatif...............................................................9
d. Peran perawat dalam perawatan paliatif.......................................................10
e. Tim dan Tempat program paliatif................................................................11
f. Ruang lingkup perawatan paliatif.................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang belum bisa diesembuhkan adalah kanker,kanker


adalah proses yang bermula ketika sel abnormal diubah mutasi genetic dari DNA seluler.Pada
saat stadium akhir yaitu stadium IV terjadi penurunan yang sangat signifikan di dalam fisik,
social dan spiritual sel-sel dapat terbawa karena lain dalam tubuh untuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain(Brunner and Suddart, 2011).Menurut Aziz
(2005) penderita kanker terbanyak diIndonesia adalah kanker servik, merupakan urutan
pertama dengan jumlah 3686 (17,85%).Sementara itu, secara keseluruhan di seluruh kanker
didunia adalah kanker serviks
merupakan penyebab kematian ke dua dengan perkiraan kasus baru 510.000 dan 288.000
dintaranya meninggal (Jemal,2006).

Berdasarkan data Depkes Profil kesehatan 2007 (2008) dari 10 jenis kanker terbanyak di
Indonesia kanker payudara merupakan urutan pertama dengan jumlah8.328 pasienn (19,64),
kanker serviks uteri merupakan ururtan kedua jumlah 4649 pasien(11,07%). Kejadian kanker
serviks uteri di Jawa tengah pada tahun 2009 sebesar 9.113 kasus(37.65%) dari 24.204 kasus
semua kanker (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).Dapat disimpulkan bahwa
kanker serviks merupakan penyakit terbanyak ke dua setelah kanker payudara, namun
merupakan penyebab kematian ke dua dari seluruh dunia.

Kanker merupakan salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan, berbagai masalah
fisik yang muncul yaitu sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga
mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarganya. Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang
terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas
hidup dan bukankesembuhan dari penyakit pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah
meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal, tidak
mempercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita
tetap aktif sapai akhir hayatnya dan danmengusahakanmembantu mengatasi duka cita pada

4
keluarga. Namun masih jarang terdapat perawatan paliatif dirumah sakit berfokus kepada
kuratif

Perawatan paliatif menurut world health organization (WHO) tahun 2002 dalam Sudarsa
(2020) merupakan suatu pendekatan yang memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga
mereka dalam menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan menghilangkan nyeri dengan cara mengidentifikasi, memeriksa dan
mengobati nyeri dan masalah lain dari fisik, psikososial dan spiritual. Sedangkan kunci
paliatif menurut WHO dalam Sudarsa (2020) adalah menghilangkan nyeri dan gejala lain
yang membuuat menderita pasien,memandang bahwa kehidupan dan kematian adalah suatu
proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, mengintegrasikan aspek
psikologik dan spiritual dari perawatan pasien, membantu pasien tetap aktif sampai datang
nya kematian, memberikan sokongan kepada keluarga selama masa sakit dan saat dukacita
serta menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya,
termasuk konseling dalam masa dukacita.

Pada dasarnya perawatan paliatif sebagai bagian dari sistem perawatan kesehatan dan
elemen fundamental yang menjadi hak setiap individu masyarakat yang harus kita utamakan
kebutuhan pasien dengan pertimbangan nilai-nilai yang ada pada pasien, martabatnya, dan
otonomi atas halnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud perspektif keperawatan?
2. Bagaimana perspektif perawatan paliatif?
3. Apa definisi dari perawatan paliatif ?
4. Apa tujuan dari perawatan paliatif?
5. Apa saja kriteria dari perawatan paliatif?
6. Apa saja peran perawat paliatif?
7. Apa saja prinsip perawatan paliatif ?
8. Siapa saja tim dan dimana saja tempat program perawatan paliatif?
9. Apa saja ruang lingkup perawatan paliatif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dan macam-macam perspektif keperawatan

5
2. Untuk mengetahui bagaimana perspektif perawatan paliatif
3. Untuk mengetahui definisi dari perawatan paliatif
4. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan paliatif
5. Untuk mengetahui kriteria dari perawatan paliatif
6. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat paliatif
7. Untuk mengetahui apa saja prinsip perawatan paliatif
8. Untuk mengetahui tim dan tempat program perawatan paliatif
9. Untuk mengetahui ruang lingkup perawatan paliatif

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perspektif Keperawatan

Perspektif adalah penilaian seseorang mengenai suatu fenomena yang terjadi atau
sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga
menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu. Sedangkan Keperawatan
merupakan upaya pemberian pelayanan atau asuhan, dengan berpegang teguh kepada kode
etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perspektif keperawatan adalah cara pandang terhadap
suatau pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan yang bersifat holistic dan professional
dengan tetap berpegang pada kode etik. Macam-macam perspektif keperawatan yaitu :

a. Perspektif Keperawatan anak


b. Perspektif Keperawatan Maternitas
c. Perspektif Keperawatan Jiwa
d. Perspektif Keperawatan Komunitas
e. Perspektif Keperawatan Medikal Bedah
f. Perspektif Keperawatan Gerontik

2.2 Perspektif Perawatan Paliatif (Paliatif Care)

Perspektif perawatan paliatif pada kasus medikal bedah berarti bagaimana memberi
ketenangan kepada pasien dengan fase terminal atau unresponsibel terhadap pengobatan.
Komunikasi, penjelasan serta informasi yang akan membuat merasa pasien merasa nyaman
dan mulai menerima kondisinya. (Muckaden, 2011). Perspektif merupakan sekumpulan
asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan
tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu.

Beberapa perspektif perawatan paliatif yaitu:

1. Masyarakat menganggap perawatan paliatif tujuannya untuk kesembuhan penyakit

2. Perawatan paliatif hanya berfokus pada pasien, padahal keluarga juga membutuhkan
paliatif care

7
3. Perawatan paliatif diberikan hanya untuk pasien kanker dan menjelang ajal

4. Pasien yang mengidap penyakit terminal akan memiliki efek kecemasan dan depresi.
Oleh karena itu, yang dapat dilakukan adalah membantu pasien untuk beradaptasi dengan
penyakitnya dan mendapatkan perawatan paliatif

5. Dari perspektif sosial budaya, masih banyak masyarakat yang takut atau tidak berani
membicarakan hal tentang kematian ( Anita, 2016)

Ada perspektif pasien dan dokter :

a. Dari perspektif pasien


Pasien seringkali memiliki trauma menerima berita buruk, pengalaman negatif dapat
memiliki efek kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, penyampaian berita buruk
dapat dilakukan dengan membantu adaptasi terhadap penyakit mempererat hubungan
pasien dan dokter.
b. Dari perspektif dokter
Dokter biasanya Belajar untuk menyampaikan berita buruk kepada pasien melalui
pengalaman dan dengan melihat dokter-dokter senior. Kelihatannya mungkin bisa
untuk memperoleh keterampilan hanya dengan menonton senior. Namun pada
kenyataannya hal ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu kemampuan dalam
menyampaikan berita buruk dapat membantu kinerja dokter (Sudarsa, I Wayan,
2020).

2.3 Konsep Perawatan Paliatif (Palliative Care)


A. Definisi Perawatan Paliatif

Paliatif berasal dari kata “palliate” (bahasa inggris) yang artinya meringankan, dan
“palliare” (bahasa latin, yang artinya menyelubungi atau menutupi). Perawatan paliatif adalah
jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala pasien, bukan
menyembuhkan. Menurut Wijayanti (2018), perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif
guna meringankan beban penderita, terutama untuk pasien kanker yang tidak bisa
disembuhkan, dan juga untuk penderita yang memiliki harapan untuk sembuh dengan
tindakan kuratif (menghilangkan nyeri dan keluhan 9 lain, dan mengupayakan perbaikan
dalam aspek psikologis, sosial, dan spiritual) (Wijayanti, 2018). Perawatan paliatif adalah

8
pencegahan, pembebasan, pengurangan atau penstabilan dari gejala penyakit atau gangguan
sepanjang keseluruhan perjalanan penyakit, termasuk perawatan individu yang sekarat dan
tindak lanjut kehilangan keluarga (Supinganto, 2021).

Definisi Palliative Care telah mengalami beberapa evolusi. Menurut WHO pada 1990
Palliative Care adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidak
lagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas Palliative
Care hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap
pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun.
Tetapi definisi Palliative Care menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi Palliative Care yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan paliatif
adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.

B. Tujuan Perawatan Paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan


pasien,memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal diasudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
1.Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
2.Menegaskan hidup dan mempercepat atau menunda kematian.
3.Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4.Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5.Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6.Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasiendan
kehilangan mereka.

C. Kriteria/indikasi Perawatan Paliatif

9
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga dalam
mengoptimalkan kualitas hidup yang mengantisipasi, mencegah dan menghilangkan
penderitaan. perawatan paliatif mencakup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik,
intelektual, emosional, dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasiotonomi pasien,
mengakses informasi dan pilihan.Kriteria atau indikasi pasien yang menerima perawatan
paliatif yaitu ;
a. Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi.
b. Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis atau terapi kanker.
c. Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya.
d. Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan.
e. Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur
rujukan).
f. Angka harapan hidup 3 atau Karnofsky

D. Peran Perawat dalam perawatan paliatif


Peran perawat dalam perawatan paliatif yaitu :

o Memberikan rasa nyaman


o Responsif selama proses kematian
o Respon terhadap rasa marah pasien atau keluarga
o Memberikan support perkembangan individu
o Meningkatkan kualitas hidup atau kualitas meninggal dengan damai
o Respon terhadap keluarga

Peran perawat dalam perawatan paliatif juga meliputi berbagai dimensi yang saling
berhubungan,antara lain ;

o Valuing
Valuing berarti perawat memiliki kepercayaan dasar yang layak melekat dalam
kesejahteraan manusia tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dari beberapa
individual. Valuing mengijinkan perawat terus menghormati dan memberikan
perawatan kepada pasien,walaupun dalam kondisi yang berbeda.

10
o Finding meaning
Finding meaning berarti perawat mampu mendampingi pasien menemukan arti dalam
situasi membantu pasien memfokuskan kehidupan sampai mereka mati,
o Empowering
Empowering meliputi memfasilitasi, mengakui, memperbaiki, dan memberikan
informasi, memfasilitasi kekuatan individual dan keluarga.
o Connecting
Connecting adalah salah satu kegiatan perawat membuat kontak dengan pasien dan
membangun hubungan teraupetik.
o Doing for
Doing for fokus pada perawatan fisik pasien. Intervensi ini meliputi mengontrol nyeri
dan gejalanya, membuat discharge planning dan membantu keluarga untuk mengakses
peralatan, dan membantu perawatan langsung.
o Preserving ownintegrity
Intervensi preserving ownintegrity identik dengan kemampuan perawat
menyeimbangkan rasa bersalah terhadap diri sendiri, harga diri, dan tingkat energi.

Prinsip Perawatan Paliatif


a. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
b. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses
normal
c. Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
d. Mengintegrasikan aspek psikologis, social dan spiritual
e. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
f. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
g. Menggunakaan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
h. Menghindari tindakan sia-sia.
i. Bersifat individual tergantung kebutuhan pasien.

E. Tim dan Tempat Program Paliatif


Tim paliatif dibentuk berdasarkan ketersediaan sumber daya pada tempat layanan paliatif.
Komposisi tim paliatif terdiri :
11
a. Dokter
1) Dokter umum
o Mengkoordinir tim paliatif di tingkat layanan primer
o Mengantisipasi dan mencegah timbulnya gejala dengan obat dan modalitas lain
o Mengidentifikasi gejala secara dini dan masalah psikologis, sosial dan spiritual
o Mengatur penggunaan obat sehingga kepatuhan pasien dapat terjaga
o Menggunakan modalitas non farmakologi
o Menyusun program paliatif
o Membangun hubungan kerja dengan tim paliatif di tingkat sekunder dan
mengkonsulkan pasien yang memerlukan
o Membangun kerjasama dan menggunakan sumber daya yang tersedia di wilayah
layanan primer untuk mengembangkan program paliatif.
2) Dokter Paliatif
o Bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan pasien paliatif
o Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila terapi kausatif belum
atau tidak dilakukan
o Mengkoordinasikan dengan tim penatalaksana nyeri dan gejala lain yang
memerlukan keahlian spesialis lain
o Melakukan tatalaksana gejala pada pasien stadium terminal fase menjelang akhir
kehidupan
o Mengkoordinasikan kasus dengan dokter primer
o Memberikan konsultasi dari layanan primer
3) Dokter Spesialis
o Melakukan identifikasi dan menentukan pasien dalam stadium terminal dan
mengkonsulkan kepada dokter paliatif
o Melakukan tatalaksana gejala sesuai konsul dari dokter paliatif apabila modalitas
diperlukan (misalnya radioterapi untuk penatalaksanaan nyeri dan perdarahan,
gangguan psikiatri, tindakan bedah, fungsi paru dan ascites, dll)

b. Perawat Paliatif

1) Perawat sebagai koordinator layanan paliatif:


a. Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan, rawat inap atau rawat
rumah.
12
b. Menyiapkan peralatan medis yang diperlukan.
c. Mendistribusikan dan menghubungi tenaga pelaksana kepada anggota tim atau ke unit
layanan lain.
d. Menyusun jadwal kunjungan dan tenaga paliatif yang diperlukan.
e. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program paliatif.

2) Perawat sebagai tenaga pelaksana:


a. Menerima permintaan asuhan keperawatan dari koordinator program paliatif.
b. Berkoordinasi dengan anggota tim lain.
c. Menganalisa, menegakkan dan melakukan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien
d. Menginformasikan dan mengedukasi pelaku rawat atau penanggung jawab pasien
e. Melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penanggung jawab dan
koordinator program paliatif
f. Evalusi asuhan keperawatan yang telah dilakukan secara langsung atau tidak langsung
melalui laporan harian pelaku rawat
g. Mengusulkan asuhan keperawatan baru atau lanjutan kepada dokter penanggung
jawab atau koordinator bila diperlukan
h. Merubah asuhan keperawatan sesuai kesepakatan dan persetujuan dokter penanggung
jawab serta menginformasikan kepada pelaku rawat
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan j) Mengontrol pemakaian obat dan
pemeliharaan alat medis
3) Perawat Homecare:
a. Menerima permintaan perawatan homecare dari dokter penanggung jawab pasien
melalui koordinator program paliatif.
b. Berkoordinasi dan menganalisa program homecare dan dokter penanggung jawab dan
koordinator program paliatif.
c. Melakukan asuhan keperawatan sesuai program yang direncanakan.
d. Reevaluasi atau evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
e. Melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penangung jawab pasien.
f. Mengusulkan asuhan keperawatan baru bila diperlukan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

13
4) Pelaku rawat (caregiver)
a. Melakukan atau membantu pasien melakukan perawatan diri dan kegiatan sehari hari
(memandikan, memberi makan, beraktifitas sesuai kemampuan pasien, dll)
b. Memberikan obat dan tindakan keperawatan sesuai anjuran dokter
c. Melaporkan kondisi pasien kepada perawat
d. Mengidentifikasi dan melaporkan gejala fisik dan gejala lain kepada perawat

5) Apoteker ,Keahlian apoteker dibutuhkan untuk memberikan informasi yang tepat


mengenai dosis, cara pemberian, efek samping dan interaksi obat-obatan kanker, morfin dan
anti nyeri lainnya yang diberikan kepada pasien untuk menjalani terapi paliatifnya.

Pelayanan paliatif dapat dilakukan di:


1. Rumah Sakit
Indikasi pelayanan paliatif di rumah sakit :
1) Pasien dengan gejala dan tanda yang belum teratasi.
2) Pasien stadium terminal dan keluarga pasien menghendaki perawatan di rumah sakit.
3) Pasien kanker yang memerlukan tindakan medis seperti pungsi peritoneum, pungsi pleura
4) Pasien yang memerlukan perawatan respite karena keluarga tidak sanggup (kelelahan)
melakukan perawatan di rumah dalam jangka waktu tertentu (1-3 hari).
5) Pasien dengan krisis psikososial yang harus segera ditangani.
6) Pasien yang dirujuk untuk persiapan perawatan di rumah.

2. Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.


3. Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
4. Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin
dilakukan oleh keluarga.

F. Ruang Lingkup Perawatan Paliatif


Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :
a. Penatalaksanaan nyeri
14
b. Penatalaksanaan keluhan fisik lain
c. Asuhan keperawatan d. Dukungan psikologis
e. Dukungan sosial
f. Dukungan kultural dan spiritual
g. dukungan persiapan dan selama masa duka cita (bereavement)

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut WHO perawatan paliatif ialah pendekatan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam
jiwa, melalui pencegahan dan penghentian penderitaan dengan identifikasi dini, penilaian dan
perawatan yg optimal dari rasa sakit dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual.
Fokus perawatan paliatif adalah mengurangi penderitaan karena penyakit yang diderita pasien
dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Perawatan paliatif ini memiliki peran,
terutama pada pasien dengan kondisi terminal. Selain pasien, keluarga pasien dan
pendamping (caregiver) juga perlu perhatian khusus dalam kaitannya dengan perawatan
paliatif. Peran perawat dalam perawatan paliatif meliputi berpastisipasi aktif dalam perawatan
klinis, pendidikan, kolaborasi interprofesional, sistem kapasitas, kompetensi dalam perawatan
paliatif, penelitian, dan pengembangan kebijakan.
Perawatan palitif pada dasarnya dipandu oleh prinsip perawatan kesehatan primer
yang melanjutkan peran perawat untuk menenuhi peran sebagai advokat. Perawat juga
memiliki peran dalam mendukung keluarga dan tim interprofesional. Perawatan paliatif
adalah pusat untuk mengekspresikan dan merefleksikan esensi dari keperawatan dan
perawatan perawat karena meliputi dimensi spiritual, emsoinal, keluarga, dan klinisi lain.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.1.
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada
pasien paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan
menjelang ajal

Kami mengetahui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa
menjadi pembelajaran untuk kami.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/
http://www.parkwaycancercentre.com/id/services/palliative-medicine/
Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford
Medical

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan


Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia

53 Hasjmy, M.A. (2006). Panduan asuhan keperawatan paliatif di rumah. Depkes RI: Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai