Anda di halaman 1dari 19

Konsep Pemeriksaan

Fisik Abdomen,
Punggung, Genetalia,
Ekstremitas

NAMA :
Arlin Anesty
(P05120320006)
Sri Indah Mentari
(P05120320041)
KONSEP PEMERIKSAAN FISIK
• Pengertian : Pemeriksaan fisik adalah
pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan
atau hanya bagian tertentu yang dianggap
perlu oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat,
bidan, dll) yang bersangkutan.

Tujuan pemeriksaan fisik:


Memperoleh data yang berhubungan
dengan keadaan klien dalam rangka
menegakkan diagnosa.
Memastikan/membuktikan hasil anamnesa.
Tindakan pengobatan dan asuhan
keperawatan
A. Teknik Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Teknik pemeriksaan fisik abdomen dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:
• Dengan anamnesis berkaitan dengan keluhan
pasien, baik yang berhubungan dengan
keluhan gastrointestinal, urogenital, maupun
keluhan lainnya.
• Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan
untuk mendapatkan gambaran klinis organ-
organ dan ruang intraabdomen.
1. Amnesa

Perawat mulai dengan mengambil riwayat


lengkap, memfokuskan pada gejala-gejala umum
disfungsi gastrointestinal.
- Nyeri
- Indigesti
- Sendawa dan flatulensi
- Mual dan muntah
- Diare dan konstipasi
- Riwayat kesehatan terdahulu, kesehatan
keluarga dan riwayat psikososial.
2. Pemeriksaan Fisik Abdomen

 Posisi supine
 Inspeksi
 Auskultasi dilakukan sebelum palpasi dan
perkusi untuk mencegah terjadi perubahan
motilitasi usus
 Perkusi
 Palpasi
 Adanya temuan abnormal harus dicatat
berdasarkan kwadran atau regio-regio untuk
menggambarkan abdomen.
Kwadran Abdomen

Regio Abdomen
B. Konsep Pemeriksaan Fisik
Punggung
Pemeriksaan punggung ini, meliputi tulang
belakang yaitu:
 Kifosis, orang dengan kifosis ini tampak dari
postur tubuhnya yang bungkuk. Tulang
belakang melengkung ke depan dan tampak
bungkuk.
 Lordosis, secara normal, tulang belakang
manusia memang melengkung. Namun pada
penderita lordosis lekukan terlalu menjorok ke
depan.
 Scoliosis, kelainan ini membuat tulang
belakang tampak melengkung ke samping.
Sehingga tulang belakang seperti huruf S atau
C.
C. Pemeriksaan Fisik Genetalia

Pemeriksaan Genetalia bertujuan


untuk mengetahui adanya lesi, untuk
mengetahui adanya infeksi (gonorea,
shipilis, dll), dan untuk mengetahui
kebersihan genetalia. Tindakan yang
dilakukan dalam pemeriksaan
genetalia yaitu dengan cara:
• Inspeksi
• Palpalasi
D. Pemeriksaan Fisik Ekstremitas

• Pemeriksaan ekstermitas atas


(bahu, siku, tangan)
• Tujuan : Memperoleh data dasar
tetang otot, tulang dan persendian
Mengetahui adanya mobilitas,
kekuatan atau adanya gangguan
pada bagian-bagian tertentu.
1. Pemeriksaan Fisik Shoulder/ Bahu

Inspeksi pada shoulder dari anterior, lateral,


dan posterior
- Membandingkan shoulder kanan dan kiri
- Melihat adanya perubahan warna kulit :
hematom, echymosis, dll.
- Menilai adanya deformitas pada shoulder yang
mengalami dislokasi
Dislokasi Anterior : Dislokasi Posterior:
Abduksi dan rotasi external Adduksi dan rotasi internal
Palpasi pada shoulder; dilakukan pada kedua sendi,
dimulai dengan sendi yang tampak sehat dulu
 Meraba kulit untuk menilai suhu pada daerah sendi
dengan daerah sekitarnya
 Melakukan palpasi di axilla untuk menilai letak caput
humerus. Melakukan penekanan ringan pada: Sendi
acromioclavicular pada ujung clavicula, Tendon
supraspinatus pada daerah acromion, dan Tuberositas
mayor pada tonjolan pada caput humerus lateral
 Menilai axillary nerve injury, menilai sensasi dengan pin
prick test di daerah deltoid
Menilai ROM secara aktif dan pasif kedua shoulder

- Menilai gerak flexi 0°-180° dan extensi 0°- 60°


- Menilai gerak rotasi eksternal dan internal 0°-90°
- Menilai gerak abduksi 0°-180° dan adduksi 0°-30°.
2. Pemeriksaan Fisik Elbow

1. Inspeksi
a. Membandingkan elbow kanan dan kiri
b. Menilai adanya perubahan warna: hematom, echymosis, dll
c. Menilai adanya edema dan instabilisasi dari elbow
d. Menilai adanya tanda-tanda deformitas:
- Cubitus Varus: Ekstremitas distal berdeviasi secara medial
terhadap sendi elbow
- Cubitus valgus: Extremitas distal berdeviasi secara lateral
terhadap sendi elbow
2. Palpasi Elbow, dilakukan pada kedua elbow
 Meraba kulit untuk menilai suhu pada daerah
sendi dengan daerah sekitarnya.
 Melakukan palpasi pada daerah epicondylus dan
olecranon dan membentuk segitiga sama sisi
untuk menilai ada tidaknya subluksasi elbow
 Melakukan palpasi pada epicondylus median
dan garis supracondylar, jika terdapat nyeri tekan
mengindikasikan adanya epicondylitis medial
(golfer elbow) atau fraktur
 Melakukan palpasi pada epicodylus lateralis dan
garis supracondylar, jika terdapat nyeri tekan
mengindikasikan adanya epicondylitis lateralis
(tennis elbow) atau fraktur.
 Menilai status neurovaskular
3. Pemeriksaan Fisis pada Telapak Tangan
1. Inspeksi Telapak Tangan, dilakukan baik kanan maupun kiri
Pada daerah dorsal manus:
- Membandingkan telapak tangan kanan dan kiri
- Menilai ada tidaknya amputasi jari:

- Menilai perubahan warna pada telapak tangan dan ujung jari:


Sianosis:

Tanda gangrene:
- Menilai adanya tanda-tanda deformitas
Osteoarthritis: adanya Nodus Herbenden (DIP) atau
Bouchard (PIP)

Rheumatoid Arthritis
Pada daerah palmar:
 Menilai warna kulit
 Menilai ada tidaknya nodul, atrofi otot-otot
thenar dan hypothenar dan deskripsikan
sesuai “web space” lokasinya
 Menilai tanda “cascade”: Fleksikan jari-jari
pada PIP: positif jika semua jari mengarah
pada daerah scaphoid
 Normal
Pemeriksaan ROM telapak tangan, dilakukan
baik pada kanan dan kiri
• Flexi dan Extensi pada sendi MCP, PIP, dan
DIP: mengepalkan jari-jari, membuka jari-jari,
menggerakkan jari pada MCP, PIP, dan DIP.
• Abduksi dan adduksi pada sendi MCP:
gerakan menjauhkan dan mendekatkan
sesama jari-jari.
SEKIAN
&
TERIMAKAnhsn

Anda mungkin juga menyukai