Anda di halaman 1dari 7

RESUME

KOLOSTOMI

Oleh:

Vrima Ayu F

NIM. 19631831

PRAKTIKUM SKILL LABORATORIUM 1

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama :Vrima Ayu Febriani

Judul :Resume Kolostomi

Tanggal :15 Desember 2021

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Skill Laboratorium 1 di Laboratorium Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pembimbing Penyusun

Sri Andayani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Vrima Ayu Febriani


NIDN. 0711128601 NIM.19631831
KOLOSTOMI

A. PENGERTIAN
Kolostomi merupakan sebuah tindakan pembedahan kolon (usus besar) yang
diangkat ke dinding perut yang disebut dengan stoma. Stoma sebagai tempat pengeluaran
feses melalui saluran usus yang akan langsung keluar ke sebuah kantung (UOAA, 2017).
Kolostomi dapat permanen atau sementara (Basuki, 2019).
B. TUJUAN
Tujuan dalam perawatan kolostomi meliputi menjaga kebersihan pasien,
mencegah infeksi, mencegah iritasi kulit sekitar stoma, mempertahankan kenyamanan
pasien dan lingkungannya, serta mengganti kantong kolostomi. Prosedur kolostomi
dilakukan bila usus besar, rektum, atau anus tidak mampu berfungsi secara normal akibat
penyakit, cedera, atau harus diistirahatkan untuk sementara waktu. Tujuannya adalah agar
pasien tetap dapat mengeluarkan tinja dan gas dari saluran cerna (kentut) dari dalam
tubuh.
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan sifatnya
1.Kolostomi permanen

Kolostomi permanen sering kali dilakukan pada pasien yang sudah tidak bisa
buang air besar dengan normal karena kerusakan usus yang parah, bersifat permanen,
atau sudah tidak bisa diperbaiki.

Kolostomi permanen biasanya dilakukan pada pasien yang menderita kanker usus
besar, penyakit Crohn, diverkulitis, polip usus besar, dan orang yang mengalami cedera
atau penyumbatan total pada usus besarnya.

2.Kolostomi sementara

Kolostomi sementara dilakukan untuk membantu pemulihan usus besar yang


bermasalah, namun masih dapat diperbaiki. Prosedur ini dilakukan agar bagian usus yang
sedang dalam pemulihan tidak dilalui kotoran sampai kembali pulih dan berfungsi secara
normal.
Kolostomi sementara biasanya dilakukan pada anak-anak dengan cacat lahir di anus dan
usus besar, seperti pada penyakit Hirschsprung.

Berdasarkan bentuknya
1. Single Colostomy ( Tunggal / Ujung )
Kolostomi ujung merupakan tipe umum dari temporary colostomy. Kolostomi jenis
ini hanya memiliki sebuah stoma yang muncul di bagian proksimal usus dan dilakukan pada
kerusakan kolon sebagian.
2. Double Barreled Colostomy ( Tabung Ganda)
Kolostomi tabung ganda memiliki dua stoma yang terpisah yaitu satu stoma berada di
proksimal dan berfungsi, sedangkan stoma yang lain berada di distal dan tidak berfungsi.
Stoma umumnya berdekatan antara satu stoma dengan yang lainnya, satu stoma berada di
atas stoma yang lainnya atau saling berdampingan.
3. Devine Devided Colostomy ( Kolostomi Pemisahan)
Kolostomi pemisahan merupakan kolostomi yang memiliki dua stoma yang
dipisahkan oleh kulit di atas dinding abdomen.
4. Loop Colostomy ( Colostomy Lengkung )
Untuk kolostomi lengkung , sebuah usus dibawa keluar dari abdomen dan
disangga dengan batang plastik. Apabila dibuat dua lubang, lubang proksimal (ujung)
berfungsi mengeluarkan materi feses dan lubang distal yang tidak berfungsi hanya
mengeluarkan mucus / lendir saja.
Berdasarkan letaknya
1. Colostomy Asenden
Hampir sama dengan ileostomi yaitu drainase feses cair dan tidak dapat diatur, serta
terdapat enzim-enzim pencernaan. Berfungsi mengosongkan kolon asenden.
2. Colostomy Tranversal
Kolostomi transversal menghasilkan drainase yang agak kental karena telah terjadi
penyerapan cairan kembali dan berfungsi untuk mengosongkan kolon tranversal.
3. Colostomy Desenden
Kolostomi desenden menghasilkan drainase feses yang lebih padat. Feses ini
memiliki konsistensi normal dan pengeluarannya dapat dikontrol. Kolostomi ini berfungsi
untuk mengosongkan kolon desenden.
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar
getah bening regional, M = jarak metastese). a. T Tumor primer
b. TO Tidak ada tumor

c. TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa


d. T2 Invasi ke dinding otot T3 Tumor menembus dinding otot
e. N Kelenjar limfa
f. N0 tidak ada metastase
g. N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
h. N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
i. Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
j. M Metastasis jauh
k. MO Tidak ada metastasis jauh

D. INDIKASI

1. Pada kasus keganasan meliputi: kanker kolon distal, kanker ekstrakolon yang menyebabkan
kolon distal tersumbat/tidak berfungsi (kanker pada pelvis), perforasi kolon distal karena kanker.

2. Pada kasus nonkeganasan meliputi: sumbatan di lumen rectum, anus karena infeksi berat lama,
fibrosis pasca infeksi, sumbatan di luar lumen (proses infeksi pada pelvis), trauma anus-rektum.

E. KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi perawatan kolostomi adalah


1. Irritable bowel syndrome

2. Stoma pada kolon asenden dan transversum

3. Stoma prolaps dan hernia peristoma

4. Pasien dengan urostomi, ileostomy

F. LAIN – LAIN

Beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan kolostomi, di antaranya:

 Perdarahan
 Infeksi
 Kerusakan organ di sekitar lokasi kolostomi
 Terbentuknya jaringan parut yang menyumbat usus besar
 Hernia
 Terbukanya kembali luka bekas operasi

KONDISI YANG MEMBUTUHKAN KOLOSTOMI


1. Penyumbatan pada usus besar, baik total maupun sebagian

2. Cedera pada usus atau rectum


3. Radang usus (inflammatory bowel disease)
4. Penyakit Crohn, yakni peradangan pada usus besar yang disebabkan penyakit autoimun
5. Kanker kolorektal
6. Polip usus besar
7. Kanker rektum
8. Kanker usus besar
9. Kanker anus
10. Kanker vagina atau kanker Rahim
11. Divertikulitis, yaitu terbentuknya diverticula atau kantung-kantung kecil di usus besar yang
terinfeksi dan meradang

12. Infeksi dalam rongga perut akibat perforasi yang disebabkan divertikula yang pecah atau
karena terbentuk abses (kantong nanah)

13. Luka atau fistula (jaringan penghubung) di area perineum (area yang menghubungkan anus
dan kelamin)
14. Penyakit Hirschsprung, yakni kondisi bawaan yang menyebabkan tinja tertahan di dalam usus
karena hilangnya gerak usus. Umumnya, kondisi ini terjadi pada anakanak.

15. Atresia ani, yakni cacat lahir yang menyebabkan bayi lahir tanpa anus atau lokasinya tidak di
tempat semestinya.
PROSES KOLOSTOMI BERLANGSUNG
Operasi ini dilakukan dengan cara membuka salah satu ujung usus besar, lalu
dihubungkan pada bukaan atau lubang (stoma) pada dinding perut, biasanya sisi kiri. Feses
tidak akan lagi keluar melalui anus, tapi melalui stoma pada dinding perut tadi. Setelah itu,
pada lubang perut akan ditempelkan sebuah kantung kolostomi untuk menampung feses yang
keluar. Kantung ini perlu diganti secara rutin setelah kotorannya penuh supaya tidak
menimbulkan infeksi.
Bergantung pada kondisi Anda, kolostomi akan dilakukan pada salah satu dari empat bagian
usus besar: transversal, asenden, desenden, atau sigmoid.
1. Kolostomi transversal akan dilakukan di bagian tengah usus besar yang melintang horizontal,
di sekitar perut bagian atas. Biasanya jenis ini dilakukan untuk kolostomi yang bersifat
sementara.

2. Kolostomi asenden akan dilakukan pada bagian usus besar yang berada di sisi kanan perut.
Operasi ini akan menyisakan hanya sebagian kecil dari usus besar yang dibiarkan aktif.
Umumnya dilakukan untuk kasus penyumbatan atau penyakit yang lebih parah.

3. Pada kolostomi desenden, operasi dilakukan pada bagian usus besar yang berada di sisi kiri
bawah perut.

4. Sisanya yaitu kolostomi sigmoid, yang ditempatkan beberapa inci lebih rendah dibandingkan
desenden.

Anda mungkin juga menyukai