Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

( DIAGNOSA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN STOMA )

Disusun oleh :
Aulia Noer Hanifah (20360
Gusti Sri Wahyuningsih (20360
Mohamad Riyan Subarkah (20360
Putri Anggelina (20360
Siti Ruhama Dewi (2036049)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO
JAKARTA PUSAT
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan fisik dan fikiran, tenaga serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Stoma” tepat pada waktunya. Ada pun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan dosen pengampu Ns. Siti
Anisah,S.Kep,M.Kep. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang salah satu infeksi yang terjadi di rumah sakit yaitu Stoma.

Kami juga berterima kasih kepada Ns. Siti Anisah,S.Kep,M.Kep. selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 23 September 2021

Tim penyusun
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Diversi usus atau fekal secara umum disebut pembedahan ostomi,
dapat permanen atau sementara. Ini dilakukan terutama pada obstruksi
usus mekanis, paling umum adalah kanker kolon, kolitis ulseratif,
penyakit divertikular, dan trauma pada usus. Ostomi dibuat melalui
pembedahan dengan membuat lubang (stoma) melaui dinding abdomen
dengan menggunakan segmen proksimal dari usus. Feses kemudian
dikeluarkan melalui stoma. Perawatan pada proses evakuasi kotoran
melalui stoma ini harus diperhatikan, agar pasien merasa nyaman dan
tidak terjadi komplikasi di daerah sekitar stoma (Nurachmah &
Sudarsono, 2000)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, dirumuskan masalah umum makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan stoma?
2. Apa saja jenis-jenis stoma?
3. Apa saja komplikasi yang terdapat pada stoma?
4. Apa saja penyebab stoma?
5. Bagaimana diagnosa tentang stoma yang berhubungan dengan
masalah psikis?
6. Bagaimana cara mencegah stoma?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi pengertian stoma
2. Untuk mengetahui jenis-jenis stoma
3. Untuk mengetahui komplikasi stoma
4. Untuk mengetahui penyebab stoma
5. Untuk mengetahui diagnosa stoma yang berhubungan dengan masalah
psikis
6. Untuk mengetahui cara pencegahan stoma
BAB II

Pembahasan

2.1 Stoma

Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang


menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi,
kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006). Stoma adalah lubang buatan
pada abdomen utnuk mengalirkan urine atau faeces keluar dari tubuh.
Pembuatan stoma ini sering bersamaan melalui operasi pembukaan dinding
perut (laparotomi) dengan insisi di atas garis tengah perut (midline incision).
Keberadaan stoma ini sangat penting karena merupakan pengganti lubang anus
sebagai saluran pembuangan sementara atau bahkan permanen seumur hidup.
Pada stoma yang berfungsi dengan baik, kotoran akan keluar dari lubang stoma
masuk ke kantong stoma (kolostomi bag), namun tidak jarang kantong stoma
bocor karena kurang rapat yang menyebabkan iritasi kulit di sekitar stoma
bahkan sampai menyebabkan kontaminasi luka operasi laparotomi. Agar stoma
dapat berfungsi dengan baik dan luka operasi laparotomi dapat cepat sembuh
maka perlu perawatan yangbaik dan benar paska operasi.

2.2 Jenis-jenis Stoma

1. Colostomy (Lubang buatan di usus besar)


Colostomy berasal dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma
yang artinya mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal sebagai
anus buatan. Colostomi adalah membuat ostomi di kolon dibentuk bila
usus tersumbat oleh tumor (harapan, 2006). Colostomi adalah Sebuah
lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dindinga!domen
untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) Kolostomi
dikerjakan/dibuat pada keadaan :
a) Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari
batas anus)
b) Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
c) Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5
cm diatas anus

Jenis – Jenis Kolostomi Berdasarkan lubang colostomy dibagi menjadi


3, yaitu :

a. Single barreled stoma Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen
distal dapat dibuang atau ditutup.
b. Double barreled Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung
kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal
mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan
stoma proksimal mengalirkan feses.
c. Kolostomi lop-lop Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui
dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10
hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat
dipermukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien.
 Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara :
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien
sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu
ujung lubang).
b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan dekompresi
kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

Indikasi Colostomi
a. Atresia Ani
adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka
yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah
terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
b. Penyakit peradangan usus akut

Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian


bawah yang membuat tak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar
ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi radang usus.
c. Tidak memiliki anus (imperforata anus)
Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi
infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus ke anus tidak
lengkap hingga atau karena kelainan genetik.
d. Hirschsprung,
Yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar
yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus
bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan.
Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama
berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang
tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.

Komplikasi Colostomi
Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi
dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah
prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit.
Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus
mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus
menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta
tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth,
2000). Pasien dengan kolostomi harus menghubungi dokter atau perawat
bila ditemukan
komplikasi seperti:
a) bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.
b) perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa
c) Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.
d) perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah
sedang dalam kantong
e) cedera yang parah dari stoma.
f) perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
g) iritasi kulit kronis.
h) Stenosis dari stoma (penyempitan)

2. Ileostomi
Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan
dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan
lebih proximal dari usus halus. Limbah usus keluar dari ileostomi dan
dikumpulkan dalam suatu sistem pouching eksternal menempel di kulit.
Ileostomi biasanya diletakkan di atas pangkal paha di sisi kanan perut.
ileostomi adalah pembuatan lubang kedalam ileum melalui pembedahan
atauusus halus biasanya dengan stoma ileum pada dinding abdomen.
tindakan ini memungkinkan drainase bahan fekal (efluen) dari ileum
keluar tubuh.
a. Tujuan

Tujuan prosedur ini untuk mencegah kebocoran, mengkaji integritas


kulit di sekitar stoma, membimbing klien mengendalikan bau.

b. Waktu Perawatan
 Setiap pagi, sebelum sarapan atau 2-4 jam setelah sarapan
 Bila perlu, terutama jika klien mengeluh panas atau gatal-gatal
pada area stoma.

3. Urostomy (Lubang buatan di kandung kemih)


Urostomy adalah ( pembukaan buatan ) stoma untuk sistem kemih.
Sebuha urostomy di buat untuk memanfaatkan pengalihan kemih dalam
kasus dimana drainase urin melalui kandung kemih dan uretra tidak
mungkin bekerja kembali, misalnya setla operasi yang luas atau dalam
kasus obstruksi. Penyabab dilakukan urostomy adalah Kanker kandung
kemih, cedera tulang belakang, kerusakan dari cacat kandung kemih dan
lahir seperti spina bifida.

 Tujuan

a. Mengalirkan urine ke lubang kecil rongga perut yang akan


menghubungkan system perkemihan untuk stoma dikulit.
b. Urine dapat keluar dari stoma secara bebas
 Indikasi
a. Kanker kandung kemih
b. Cacat lahir
c. Peradangan kronis
d. Masalah neuromuscular
 Kontraindikasi
a. Irritable bowel syndrome
b. Stoma pada kolon asenden dan transfersum
c. Hernia peristoma
d. Pasien kemoterapi
e. Radiasi pelvis
f. Pasien ileustomi

4. Trakeostomi
Trakeostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan
membuat lubang pada trakea (batang tenggorokan) di depan leher, untuk
selanjutnya memasangkan tabung guna membantu pernapasan. Proses
bicara, makan, dan minum akan terpengaruh akibat trakeostomi.
Indikasi dilakukannya trakeostomi :
a. Indikasi Beberapa kondisi yang menjadi indikasi untuk trakeostomi
antara lain:
 Kondisi medis yang mengharuskan penggunaan ventilator (mesin
pernapasan) untuk jangka waktu lama, biasanya lebih dari satu atau
dua minggu.
 Kondisi yang menghalangi atau mempersempit saluran napas,
seperti kelumpuhan laring atau kanker tenggorokan. S T O M A |
Kelumpuhan, masalah saraf, atau kondisi lainnya yang membuat
sulit untuk mengeluarkan cairan dari tenggorokan dan membutuhkan
penyedotan langsung dari trakea untuk membersihkan saluran napas
 Persiapan untuk operasi pada bagian kepala atau leher untuk
membantu pernapasan selama pemulihan.
 Trauma berat pada kepala atau leher yang menghalangi pernapasan.
 Situasi darurat lainnya ketika pernapasan terhalang dan petugas
tidak dapat memasang tabung trakeostomi melalui mulut.
b. Komplikasi trakeostomi
Beberapa kemungkinan risiko dan komplikasi trakeostomi
meliputi:
 Pendarahan hebat
 Kerusakan pada laring
 Kerusakan esofagus (jarang)
 Udara terperangkap di jaringan di bawah kulit leher (emfisema
subkutan), yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan
kerusakan pada trakea atau esofagus
 Penumpukan udara antara dinding dan paru-paru (pneumotoraks),
yang menyebabkan nyeri, masalah pernapasan hingga kolaps paru-
paru. Penyumbatan tabung trakeostomi oleh pembekuan darah, lendir,
atau tekanan dinding saluran pernapasan
 Tabung trakeostomi salah posisi.

2.3 Komplikasi Stoma

a. Ciri-ciri stoma sehat


1) Berwaran merah muda
2) Lembab
3) Tidak nyeri
4) Dapat “Bergerak”
b. Ciri-ciri stoma yang komplikasi
a) Komplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip
pita, sulit buang air besar dan platus).
b) Obstruksi intestinal atau konstipasi
c) Krolaps sekmen proksimal
d) Perdarahan
e) Peningktan defekasi
f) Infeksi
g) Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya erithema,
maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh
BAB III
Isi

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMA YANG BERHUBUNGAN


DENGAN MASALAH PSIKIS

1. Diagnosa keperawatan pada pasien dengan kanker rektum

Selanjutnya pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan


pemeriksaan fisik, respon klien terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan. Pada pemeriksaan fisik dengan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada tubuh klien untuk mengetahui kelainan yang
dirasakan oleh klien.

ditemukan data dari identitas klien. Pada klien bernama Ny. S berusia 50 tahun,
berjenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 22 Oktober 2019 dan
dilakukan pengkajian pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan diagnosa medis Ca Rektum.Pada
pengkajian riwayat kesehatan pada Klien keluhan utama ditemukan klien mengeluh nyeri saat
BAB, konsistensi padat dan berdarah.

Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data Klien dirawat untuk kemoterapi
kedua dengan keluhan nyeri di anus saat BAB, konsistensi padat dan berdarah, klien pernah
dilakukan tindakan keperawatan operasi besar laparotomy dan dipasang colostomy selama 3
bulan, sekarang colostomy sudah tidak terpasang.

Pada riwayat penyakit keluarga Klien ditemukan masalah, keluarga tidak ada yang
memiliki kelainan / kecacatan dan menderita suatu penyakit yang berat. Pada pengkajian data
psikososial pada Klien tidak ditemukan masalah keperawatan, pola komunikasinya baik,
klien dapat berinteraksi dengan kooperatif dan tidak ada gangguan pada konsep diri. Pada
pengkajian data personal hygiene dan kebiasaan Klien tidak ditemukan masalah. Klien tidak
merokok dan tidak memiliki kebiasaan meminum minuman beralkohol. Pada pengkajian
spiritual pada Klien tidak ditemukan masalah, sebelum sakit dan selama di rumah sakit klien
selalu beribadah.
Diagnosa Keperawatan Klien dengan Pre, Intra, dan Post Kemoterapi Ca Rektum

Pre Kemoterapi

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan


1. Jumat ,24 September 2021 Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik, Batasan
karakteristik :
a. Subjektif :
Klien mengeluh nyeri di daerah anus
b. Objektif :
- Klien tampak gelisah
- KU : Sedang, kesadaran compos mentis
- TD : 110/70 mmHg Nadi : 98x/menit Suhu : 36,6oC
RR:20x/menit

Post Kemoterapi

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan


1. Jumat ,24 September 2021 Defisit Nutrisi b.d Peningkatan kebutuhan metabolisme
(faktor risiko) :
a. Subjektif :
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
b. Objektif :
- Berat badan menurun 5 kg
- IMT kategori berat badan kurang

setelah melakukan pengkajian dan menganalisis data pada Klien ditegakkan 1


diagnosa keperawatan pada pre kemoterapi dan 1 diagnosa keperawatan pada post
kemoterapi dan pada intra kemoterapi tidak ditemukan diagnosa keperawatan. Urutan
diagnosa keperawatan pada pre kemoterapi yaitu, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik dan defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai