Disusun oleh :
Aulia Noer Hanifah (20360
Gusti Sri Wahyuningsih (20360
Mohamad Riyan Subarkah (20360
Putri Anggelina (20360
Siti Ruhama Dewi (2036049)
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan fisik dan fikiran, tenaga serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Stoma” tepat pada waktunya. Ada pun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan dosen pengampu Ns. Siti
Anisah,S.Kep,M.Kep. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang salah satu infeksi yang terjadi di rumah sakit yaitu Stoma.
Kami juga berterima kasih kepada Ns. Siti Anisah,S.Kep,M.Kep. selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Tim penyusun
Bab 1
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi pengertian stoma
2. Untuk mengetahui jenis-jenis stoma
3. Untuk mengetahui komplikasi stoma
4. Untuk mengetahui penyebab stoma
5. Untuk mengetahui diagnosa stoma yang berhubungan dengan masalah
psikis
6. Untuk mengetahui cara pencegahan stoma
BAB II
Pembahasan
2.1 Stoma
a. Single barreled stoma Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen
distal dapat dibuang atau ditutup.
b. Double barreled Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung
kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal
mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan
stoma proksimal mengalirkan feses.
c. Kolostomi lop-lop Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui
dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10
hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat
dipermukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien.
Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara :
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien
sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu
ujung lubang).
b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan dekompresi
kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Indikasi Colostomi
a. Atresia Ani
adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka
yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah
terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
b. Penyakit peradangan usus akut
Komplikasi Colostomi
Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi
dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah
prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit.
Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus
mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus
menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta
tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth,
2000). Pasien dengan kolostomi harus menghubungi dokter atau perawat
bila ditemukan
komplikasi seperti:
a) bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.
b) perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa
c) Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.
d) perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah
sedang dalam kantong
e) cedera yang parah dari stoma.
f) perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
g) iritasi kulit kronis.
h) Stenosis dari stoma (penyempitan)
2. Ileostomi
Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan
dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan
lebih proximal dari usus halus. Limbah usus keluar dari ileostomi dan
dikumpulkan dalam suatu sistem pouching eksternal menempel di kulit.
Ileostomi biasanya diletakkan di atas pangkal paha di sisi kanan perut.
ileostomi adalah pembuatan lubang kedalam ileum melalui pembedahan
atauusus halus biasanya dengan stoma ileum pada dinding abdomen.
tindakan ini memungkinkan drainase bahan fekal (efluen) dari ileum
keluar tubuh.
a. Tujuan
b. Waktu Perawatan
Setiap pagi, sebelum sarapan atau 2-4 jam setelah sarapan
Bila perlu, terutama jika klien mengeluh panas atau gatal-gatal
pada area stoma.
Tujuan
4. Trakeostomi
Trakeostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan
membuat lubang pada trakea (batang tenggorokan) di depan leher, untuk
selanjutnya memasangkan tabung guna membantu pernapasan. Proses
bicara, makan, dan minum akan terpengaruh akibat trakeostomi.
Indikasi dilakukannya trakeostomi :
a. Indikasi Beberapa kondisi yang menjadi indikasi untuk trakeostomi
antara lain:
Kondisi medis yang mengharuskan penggunaan ventilator (mesin
pernapasan) untuk jangka waktu lama, biasanya lebih dari satu atau
dua minggu.
Kondisi yang menghalangi atau mempersempit saluran napas,
seperti kelumpuhan laring atau kanker tenggorokan. S T O M A |
Kelumpuhan, masalah saraf, atau kondisi lainnya yang membuat
sulit untuk mengeluarkan cairan dari tenggorokan dan membutuhkan
penyedotan langsung dari trakea untuk membersihkan saluran napas
Persiapan untuk operasi pada bagian kepala atau leher untuk
membantu pernapasan selama pemulihan.
Trauma berat pada kepala atau leher yang menghalangi pernapasan.
Situasi darurat lainnya ketika pernapasan terhalang dan petugas
tidak dapat memasang tabung trakeostomi melalui mulut.
b. Komplikasi trakeostomi
Beberapa kemungkinan risiko dan komplikasi trakeostomi
meliputi:
Pendarahan hebat
Kerusakan pada laring
Kerusakan esofagus (jarang)
Udara terperangkap di jaringan di bawah kulit leher (emfisema
subkutan), yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan
kerusakan pada trakea atau esofagus
Penumpukan udara antara dinding dan paru-paru (pneumotoraks),
yang menyebabkan nyeri, masalah pernapasan hingga kolaps paru-
paru. Penyumbatan tabung trakeostomi oleh pembekuan darah, lendir,
atau tekanan dinding saluran pernapasan
Tabung trakeostomi salah posisi.
ditemukan data dari identitas klien. Pada klien bernama Ny. S berusia 50 tahun,
berjenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 22 Oktober 2019 dan
dilakukan pengkajian pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan diagnosa medis Ca Rektum.Pada
pengkajian riwayat kesehatan pada Klien keluhan utama ditemukan klien mengeluh nyeri saat
BAB, konsistensi padat dan berdarah.
Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data Klien dirawat untuk kemoterapi
kedua dengan keluhan nyeri di anus saat BAB, konsistensi padat dan berdarah, klien pernah
dilakukan tindakan keperawatan operasi besar laparotomy dan dipasang colostomy selama 3
bulan, sekarang colostomy sudah tidak terpasang.
Pada riwayat penyakit keluarga Klien ditemukan masalah, keluarga tidak ada yang
memiliki kelainan / kecacatan dan menderita suatu penyakit yang berat. Pada pengkajian data
psikososial pada Klien tidak ditemukan masalah keperawatan, pola komunikasinya baik,
klien dapat berinteraksi dengan kooperatif dan tidak ada gangguan pada konsep diri. Pada
pengkajian data personal hygiene dan kebiasaan Klien tidak ditemukan masalah. Klien tidak
merokok dan tidak memiliki kebiasaan meminum minuman beralkohol. Pada pengkajian
spiritual pada Klien tidak ditemukan masalah, sebelum sakit dan selama di rumah sakit klien
selalu beribadah.
Diagnosa Keperawatan Klien dengan Pre, Intra, dan Post Kemoterapi Ca Rektum
Pre Kemoterapi
Post Kemoterapi