Ostoma Care
DISUSUN OLEH
Nama : Janatia Anggraini
NIM
: 04064821517022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Ostoma
Care
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya bimbingan serta bantuan
dari berbagai pihak baik itu secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa
moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fuji
Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen reseptor pada materi ini, dan kepada
teman-teman yang telah membantu
Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam memahami materi tentang
postural drainage dan fisioterapi dada.
Wassalamualaikum wr.wb
Indralaya,
Penulis
Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.
Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A.
Anatomi Colon................................................................................... 3
B.
Definisi stoma.................................................................................... 4
C. Jenis-jenis Stoma............................................................................... 4
D.
Indikasi Stoma....................................................................................... 6
E.
Komplikasi Stoma.............................................................................. 7
F.
Kesimpulan......................................................................................... 14
B.
Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diversi usus atau fekal secara umum disebut pembedahan ostomi, dapat
permanen atau sementara. Ini dilakukan terutama pada obstruksi usus mekanis,
paling umum adalah kanker kolon, kolitis ulseratif, penyakit divertikular, dan
trauma pada usus.
Ostomi dibuat melalui pembedahan dengan membuat lubang (stoma) melaui
dinding abdomen dengan menggunakan segmen proksimal dari usus. Feses
kemudian dikeluarkan melalui stoma. Perawatan pada proses evakuasi kotoran
melalui stoma ini harus diperhatikan, agar pasien merasa nyaman dan tidak terjadi
komplikasi di daerah sekitar stoma (Nurachmah & Sudarsono, 2000)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
dirumuskan masalah umum makalah ini sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui anatomi kolon
2. Untuk mengidentifikasi pengertian stoma
3. Untuk mengetahui jenis-jenis stoma
4. Untuk mengidentifikasi indikasi dilakukan stoma
5. Untuk mengetahui komplikasi dilakukannya stoma
6. Untuk menjelaskan persiapan pre operasi dan stoma sitting
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Colon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Usus ini merupakan saluran yang berhubungan dengan ileum dan
berakhir di anus. Panjangnya sekitar 1,5 m, diameternya 6,3 cm, pH nya 7,5-8.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri
dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun
(descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hinggapertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan",
sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
2
B. Definisi stoma
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang
menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi,
kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006). Stoma adalah lubang buatan pada
abdomen utnuk mengalirkan urine atau faeces keluar dari tubuh. Pembuatan stoma
ini sering bersamaan melalui operasi pembukaan dinding perut (laparotomi)
dengan insisi di atas garis tengah perut (midline incision). Keberadaan stoma ini
3
C. Jenis-jenis Stoma
1. Colostomy (Lubang buatan di usus besar)
Colostomy berasal dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang
artinya mulut diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan
lebih dikenal sebagai anus buatan. Kolostomi dikerjakan / dibuat pada keadaan :
a. Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari
batas anus)
b. Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
c. Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5 cm
diatas anus
Jenis Jenis Kolostomi
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan dekompresi kolon
atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
ditakutkan adanya resiko kegagalan pada sambungan usus, pada kasus dimana
tidak terdapat usus pada bagian distal seperti pada pasien pasca reseksi
abdominoperineal. Indikasi untuk dilakukan ostomi, yaitu cancer, diverticular
disease, inflamatory bowel disease-ulcurative colitis, crohns disease, radiation
enteritis, complex perirectal, rectovaginal, or rectourethtal fistulas, trauma,
obstruction, perforation, motality and functional disorder including idiopathic
megarectum and megacolon, infection-necrotizing facilities, fourniers gangrene,
congenital disorder-imperforate anus, hirschsprungs disease, necrotizing
enterocolitis, intestinal atresias.
E. Komplikasi Stoma
1. Ciri-ciri stoma sehat
a. Berwaran merah muda :
b. Lembab
c. Tidak nyeri
d. Dapat Bergerak
2. Ciri-ciri stoma yang komplikasi
a. Komplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip
b.
c.
d.
e.
f.
1.
b. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang
terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka
dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
c. Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit
dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang
mengalami pengkerutan.
d. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur
penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
e. Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma
f. Perdarahan stoma
Bedah
preferensi,
preferensi
pasien,
jenis
ostomy
atau
G.
c.
penyembuhan.
Pertahankan cairan intravena ketika masih dilakukan suction naso
gastrik. Klien dengan suction NGT tidak mampu untuk makan dan minum
peroral dan, selebihnya, kehilangan elektrolit dan cairan melalui NGT.
Bila tidak dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, klien berisiko
dehidrasi; ketidakseimbangan sodium, potasium, dan chloride; dan
alkalosis metabolik.
i. Pemberian antasid, antagonis histamin2-reseptor, dan terapi antibiotik
dianjurkan. Tergantung pada prosedur yang dilakukan. Terapi antibiotik
10
pengarahan.
Setelah peralatan sudah siap. Pakai hanscoon steril. Lalu buka kantong
e.
kuatdapat dibasahi dengan alkohol agar mudah dibuka dan tidak sakit.
Bersihkan luka operasi dan sekitarnya dengan kassa steril yang sudah
steril.
Pada luka yang infeksius dan basah dapat diberikan antiseptik
(Hemolok).
i. Pada luka dehisance/menggaung dan produksi pus masih banyak dapat
digunakan kassa basah untuk menyerap pus agar cepat kering.
j. Tutup luka operasi dengan kassa steril 2 sampai tiga lapis dan difiksasi
dengan plester. Penulis menyarankan memakai plester putih (hypafik)
k.
karena lebihkuat daya rekatnya dan tidak menimbulkan alergi pada kulit.
Selanjutkan bersihkan kembali luka sekitar stoma dan keringkan dengan
l.
luka operasi.
m. Jahitan luka laparotomi dapat diangkat pada hari ke 10 post op.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stoma merupakan pembuatan lubang dari kolon ke permukaan abdomen.
Feseskeluar melalui stoma dengan aksi peristaltik. Stoma tidak mempunyai
spincter, maka flatus dan feses keluar tidak terkontrol. Stoma yangnormal adalah
segar, lembab, merah mengkilap, sama dengan mukosa bibir. Lokasistoma bisa
dimana saja ditentukan oleh lesi kolon seperti : sekum, tranverse, dansigmoid.
B. Saran
Diharapkan coners dapat mempraktekan ostoma care pada saat menjalani
praktik klinik dengan tepat dan benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Azza Upi. Stoma Care. (2011, https://www.scribd.com/doc/129970613/95854328Makalah-Stoma). Diakses 10 Oktober 2015.
Nurachmah, Elly & Ratna S, Sudarsono. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setyorani, Dyah. 2007. Pemilihan Kantong Stoma yang Tepat Bagi Ostomate. Staf
Keperawatan Dasar FIK-UNPAD.
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan
Sudarth., Edisi 8, EGC: Jakarta.
Sudiyatmo, ( 2013, http://drsudiyatmo.blogspot.co.id/2013/02/intestinal-stoma.html).
diakses 10 Oktober 2015.
Udjanti,
Wajan
Juni..
Perawatan
Ostomy.
(2014,
http://www.scribd.com/doc/202441218/SOP-Ostomy-2014-Wajan#scribd).
Diakses 09 Oktober 2015.
13
14
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Persiapan Alat
Hikayati
Nip.
Serangkaian tindakan melepas kantung stoma lama, merawat
stoma dan kulit peristoma serta mengaplikasikan kantung stoma
baru yang terdiri atas wafer (dengan bahan dasar hydrocolloid) dan
kantung drainable yang terpisah (two piece system).
1. Mengukur effluent untuk pengkajian akurat terhadap haluaran
stoma selama di rawat di RS.
2. Mencegah iritasi, lecet dan infeksi di kulit sekitar stoma.
3. Menampung effluent (feces) untuk kenyamanan klien.
4. Menampung drainase dan bau sehingga klien merasa nyaman
bahwa keberadaannya secara sosial
5. dapat diterima
6. Melindungi pakaian klien dari kontaminasi feces
Pasca operasi pembuatan stoma.
Setiap kali wafer telah bocor/ terlepas dari kulit pasien.
Sesuai jadwal penggantian wafer dan kantung stoma (setelah 3 7
hari pemakaian)
1. Handuk kecil lembut
2. Kertas tisu basah dan kertas tisu kering.
3. Air hangat atau air mengalir atau NaCl 0,9%
4. Pengukur stoma (stoma measuring guide)
5. Gunting bengkok (curve scissor)
6. Pensil atau Spidol OHP / permanen dan plastik transparan
7. Convacare Remover wipe
8. Stomahesive wafer atau Durahesive wafer (diameter ring 38
mm, 45 mm, 57 mm, 70 mm sesuai kebutuhan).
9. Drainable pouch transparent atau opaque (diameter ring pouch
= diameter ring wafer) ukuran
10. panjang 10 inchi (colostomi) atau 12 inchi (ileostomi)
11. Tail Closure (penjepit kantung stoma)
12. Powder Stomahesive
13. Paste Stomahesive
14. Convacare Barrier wipe
15. Sarung tangan non steril
16. Underpad
Prosedur
buat pola ukuran stoma dengan plastik dan spidol OHP lalu
guntinglah plastik yang telah tertera pola ukuran stoma
secara tepat.
17. Tempatkan kertas tisu di atas stoma selama wafer baru
belum di pasang.
18. Buatlah pola ukuran stoma di sisi belakang wafer
Stomahesive atau wafer Durahesive sesuai dengan ukuran
stoma
19. Gunting pola ukuran stoma pada wafer secara tepat.
20. Haluskan tepi lubang guntingan wafer dengan menggosok
permukaannya secara merata.
21. Buka release paper di bagian belakang wafer dan beri Pasta
Stomahesive di sekeliling lubang diameter yang telah
dibuat.
22. Angkat kertas tisu yang menutupi stoma dan buang ke
kantung sampah.
23. Jika ada iritasi, lecet/ulkus di kulit sekitar stoma, taburi area
tersebut dengan stomahesive powder secara merata. Buang
sisa powder yang tidak melekat dari permukaan kulit
pasien.
24. Jika ada riwayat alergi kontak, oleskan Convacare Bariier
wipe di kulit sekitar stoma secara merata dan biarkan
selama 10 detik atau sampai teraba lengket
25. Tempatkan wafer Stomahesive atau wafer Durahesive
dengan tepat di kulit sekitar stoma, berikan penekanan
merata di seluruh permukaan wafer selama 30 detik sampai
wafer melekat kuat di kulit sekitar stoma.
26. Jika perlu - tambahkan fixasi plester yang ditempel
mengelilingi tepi wafer seperti micropore/hipafix
(membentuk bingkai).
27. Ambil drainable pouch baru dan pasangkan ringkantung
ke
ring-wafer
secara
tepat
sambil
mendengarkan suara klik. Pastikan seluruh permukaan
ring-wafer dan kantung telah rapat.
28. Pasang Tail Closure atau penjepit secara tepat di ujung
drainable pouch.
29. Bersihkan lingkungan klien, dan rapikan kembali baju
klien.
30. Ikat kantung sampah dan buang ke tempat sampah.
31. Cuci/bersihkan peralatan dan rapikan kembali.
32. Cuci dan bilas drainable pouch lama dengan air hangat atau
larutan cuka lalu tiriskan atau diangin33. anginkan agar kering.
34. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan secara medikal
asepsis
35. Catat hasil pengamatan terhadap stoma, kulit sekitar dan
produksi effluent.
D. Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan
2. memberikan reinforcement positif pada klien
Evaluasi
Dokumentasi
Kulit sekitar stoma klien bebas dari iritasi, lecet dan infeksi
Base plate dan kantung tetap utuh dan melekat, tanpa kebocoran
selama 3-7 hari.
3. Sistem pengantungan tetap kedap bau selama 3-7 hari.
4. Klien secara bertahap berperan aktif dalam aplikasi base plate
dan kantung stoma.
Catat jam, hari, tanggal, serta respon pasien setelah dilakukan
tindakan postural drainage
1.
2.
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Persiapan Alat
Hikayati
Nip.
Serangkaian tindakan melepas kantung stoma lama, merawat
stoma dan kulit peristoma serta mengaplikasikan kantung stoma
baru yang terdiri atas wafer (dengan bahan dasar hydrocolloid) dan
kantung drainable menyatu (one piece system).
1. Mengukur effluent untuk pengkajian akurat terhadap
haluaran stoma selama di rawat di RS.
2. Mencegah iritasi, lecet dan infeksi di kulit sekitar stoma.
3. Menampung effluent (feces) untuk kenyamanan klien.
4. Menampung drainase dan bau sehingga klien merasa
nyaman bahwa keberadaannya secara sosial dapat diterima
5. Melindungi pakaian klien dari kontaminasi feces
1. Pasca operasi pembuatan stoma.
2. Setiap kali wafer telah bocor/ terlepas dari kulit pasien.
3. Sesuai jadwal penggantian wafer dan kantung stoma
(setelah 3 7 hari pemakaian)
1. Handuk kecil lembut
2. Kertas tisu basah dan kertas tisu kering.
3. Air hangat atau air mengalir atau NaCl 0,9%
4. Pengukur stoma (stoma measuring guide)
5. Gunting bengkok (curve scissor)
6. Pensil atau Spidol OHP/permanen, plastik transparan.
7. Convacare Remover wipe
8. ActiveLife Costum Cut atau Stoma Dress Plus (drainable
pouch).
9. Tail closure (penjepit kantung)
10. Powder Stomahesive
11. Paste Stomahesive
12. Convacare Barier wipe
13. Sarung tangan
14. Underpad
15. Kantung sampah
16. Kertas koran
17. Pispot (bedpan) + tutupnya
Prosedur
A. Pra Interaksi
1. Mengecek dokumentasi/data klien
2. mencuci tangan
3. menyiapkan alat
B. Orientasi
1. memberikan salam
2. kepada klien, siapa nama pasien
3. memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
4. menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. memberikan kesempatan klien untuk bertanya
2. menanyakan keluhan utama klien
3. jaga privasi klien
4. Kenakan sarung tangan.
5. Dekatkan alat untuk memudahkan prosedur.
6. Tempatkan underpad di bawah tubuh klien/atau di bawah
area stoma.
7. Atur pakaian klien agar tidak terkena tumpahan feces saat
penggantian wafer /baseplate.
8. Observasi lokasi stoma, konsistensi feces dan jumlah feces.
9. Buka Tail closure (penjepit) dan buang feces dari kantung
ke dalam pispot/bedpan. Bilas ujung pouch (kantung)
dengan air mengalir.
10. Letakkan penjepit di tempat yang aman agar tidak terbuang.
Lepaskan wafer ActiveLife / Stoma Dress Plus (kantung
lama) dengan mengusapkan Convacare Remover wipedi
antara kulit dan wafer. Satu tangan menekan kulit klien
sementara tangan yang lain menarik wafer. Lepaskan dari
sisi atas ke arah sisi bawah wafer.
11. Bungkus kantung lama dengan kertas koran dan buang ke
kantung sampah.
12. Bersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan air hangat dan
handuk lembut atau kertas tisu basah /kapas basah sampai
bersih. Jangan menggosok stoma agar tidak berdarah.
13. Jika ada residu pasta yang melekat di kulit sekitar stoma,
dibersihkan dengan convacare remover.
14. Observasi stoma dan kulit sekitarnya, amati dan catat
perubahan ukuran, warna dan tinggi stoma serta kelainan
kulit sekitar stoma seperti iritasi, lecet atau ulkus.
15. Tempatkan kertas tisu di atas stoma selama wafer dan
kantung baru belum di pasang.
16. Ganti sarung tangan.
17. Ukur diameter stoma dengan Stoma Measuring Guide atau
buat pola ukuran diameter stoma dengan plastik dan spidol
OHP kemudian gunting plastik pola ukuran stoma secara
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
tepat.
Buatlah pola ukuran stoma di sisi belakang wafer
ActiveLife atau Stoma Dress Plus sesuai dengan ukuran
stoma.
Kembungkan kantung atau jauhkan sisi kantung yang lain
sebelum menggunting wafer.
Gunting ukuran stoma pada wafer ActiveLife atau Stoma
Dress Plus secara tepat.
Haluskan tepi lubang guntingan wafer dengan menggosok
permukaannya secara merata.
Buka release paper di bagian belakang wafer dan beri Pasta
Stomahesive di sekeliling lubang yang telah dibuat.
Angkat kertas tisu yang menutupi stoma dan buang ke
kantung sampah.
Jika ada iritasi, lecet/ulkus di kulit sekitar stoma, taburi area
tersebut dengan Powder Stomahesive
secara merata. Buang sisa powder yang tidak melekat dari
permukaan kulit sekitar stoma.
Jika terdapat riwayat alergi kontak, usapkan Convacare
Barrier wipe di kulit sekitar stoma dan biarkan selama 10
detik atau sampai teraba lengket.
Pasang wafer/baseplate secara tepat, dan berikan penekanan
merata di seluruh permukaan wafer selama 30 detik sampai
wafer melekat kuat di kulit sekitar stoma.
Buka release paper di area collar wafer (ActiveLife) dan
lekatkan di kulit.
Pasang Tail Closure / penjepit secara tepat di ujung
drainable pouch.
Bersihkan lingkungan klien, dan rapikan kembali baju
klien.
Ikat kantung sampah dan buang ke tempat sampah.
Cuci/bersihkan peralatan dan rapikan kembali.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan secara medikal
asepsis
Catat hasil pengamatan terhadap stoma, kulit sekitar dan
produksi effluent.
D. Terminasi
6. Mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan
7. memberikan reinforcement positif pada klien
8. Merapikan dan kembalikan alat
9. Mencuci tangan
10. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Evaluasi
1. Kulit sekitar stoma klien bebas dari iritasi, lecet dan infeksi
2. Base plate dan kantung tetap utuh dan melekat, tanpa
kebocoran selama 3-7 hari.
3. Sistem pengantungan tetap kedap bau selama 3-7 hari.
Dokumentasi