TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Stoma
Definisi
Kata stoma berasal dari bahasa Yunani yaitu mulut atau pembukaan.
Sebuah stoma bedah adalah pembukaan buatan yang mungkin timbul pada
dinding perut (Swan, 2011). Stoma adalah hubungan buatan antara organ dalam
penyakit, stoma mungkin sementara atau permanen (Salome, Almeida, & Silveira,
adalah operasi yang dibuat pembukaan dari kolon (colostomy, ilestomy) atau
operasi dibuat antara organ dan tubuh permukaan berongga atau antara setiap 2
organ berongga. Kata, ostomi, berasal dari bahasa Latin, ostium, yang berarti
mulut atau pembukaan. Kata stoma, berasal dari bahasa Yunani yaitu mulut dan
digunakan secara bergantian dengan ostomi. Untuk memahami ostomi dan stoma
melalui lambung, usus kecil, usus besar (kolon), rektum, dan anus. Setelah
10
11
kecil sebagai cairan, usus besar menyerap air dari bahan cair dan menyimpan
sisanya sebagai kotoran terbentuk sampai dilewatkan secara sukarela keluar dari
tubuh melalui dubur. Dari semua definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan
bahwa stoma adalah lubang yang sengaja dibuat di atas permukaan dinding perut
Penyebab
Caecostomy
Colostomy
berkenaan dengan adanya bagian kolon, berada pada dinding abdomen anterior,
berbentuk lubang pada abdomen yang disebut stoma. Berikut ini adalah macam-
Jenis kolostomi ini merupakan jenis kolostomi yang jarang. Produksi dari
kolostomi berbentuk cair hingga semi cair dan dapat menyebabkan iritasi dari
kulit. Stoma jenis ini biasanya diletakkan pada sisi kanan dari abdomen.
Produksi yang dihasilkan dari jenis kolostomi ini berbentuk semi padat
dan biasanya merupakan jenis loop kolostomi dan diletakkan pada bagian atas
area pada kolon yang mengalami inflamasi, infeksi atau untuk membantu
Produksi stoma yang dihasilkan oleh kolostomi jenis ini berupa semi
padat. Hal ini dikarenakan air telah lebih dahulu di reabsobsi di colon ascenden
dan transversum. Stoma pada kolostomi kolon desenden diletakkan pada bagian
Kolostomi sigmoid
Produksi stoma pada kolostomi jenis ini memiliki konsitensi padat dan
biasanya diletakkkan pada kiri bawah abdomen. Jenis kolostomi ini merupakan
kolostomi yang tersering Pada kolostomi sigmoid stoma dapat berupa singel
barrel ataupun double barrel walaupun jenis single barrel merupakan jenis yang
13
lebih sering dilakukan. Komplikasi yang sering terjadi pada jenis kolostomi
desenden dan sigmoid adalah konstipasi oleh karena itu peting untuk sering
dilakukan irigasi.
Apendikostomi
pada usus buntu (vermiform appendix) untuk mengirigasi atau mengalirkan dari
usus besar.
Duodenostomi
Ileostomi
Jejunostomi
Stoma temporer/sementara
kemih, dimana beberapa jenis stoma dibuat untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi seperti ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
Stoma sementara digunakan untuk membuat jalan feses dari usus bagian
dikarenakan: kesulitan secara teknik, adanya sepsis, suplai darah yang kurang, dan
Stoma permanen/menetap
kemih telah dikeluarkan atau dilakukan bypass. Stoma ini akan menetap pada
End stoma
End stoma dibuat dengan cara ahli bedah memotong bowel (usus) dan
membuatnya menjadi end (akhir) sebagai stoma tunggal (single stoma). Dalam hal
ini, untuk end stoma. Usus dipotong, dan ujung proksimal dikeluarkan lewat
2.5 cm di atas permukaan kulit. Teknik ini paling sering dibuat untuk membuat
stoma pada sigmoid dan kolon desenden, ileum, atau jika membuat diversi
urinary ileal atau kolon eksternal. End stoma dapat bersifat temporer (sementara)
atau permanen.
Loop stoma
Loop stoma dibuat jika seluruh loop of bowel (ikatan bagian usus)
dikeluarkan ke permukaan kulit, di mana pada dinding anterior usus dibuka secara
melalui lubang pembedahan yang dibuat di dinding abdomen. Dalam hal ini, loop
stoma dibuat dengan mematangkan segmen usus di atas sebuah tabung tanpa
Dengan ini tercipta satu stoma yang distal sebagai lubang nonfungsional
(disebut mukus fistula karena hanya menghasilkan mukus/lendir normal), dan satu
cairan/kotoran. Loop stoma sering dibuat pada kolon transversum atau ileum
Tujuan loop stoma adalah untuk mengalihkan aliran feses dari usus yang
tersumbat, traumatik atau berpenyakit atau dari tempat adanya anastomosis. Jika
stoma dibuat pada usus yang tidak sepenuhnya dicabangkan (divided), tetapi
tidak secara komplet mengalirkan isi lumen karena isi di proksimal dapat
mengalirkan masuk ke distal. Jadi loop stoma dibuat dengan risiko menimbulkan
Double-barrel stoma
Double-barrel stoma mirip seperti loop stoma, tetapi tidak terlalu sering
digunakan, hanya jika ahli bedah berkeinginan untuk mendiversi usus secara total.
Stoma ini membagi usus dan membawa kedua ujungnya (ends) ke permukaan
kulit sebagai dua bagian terpidah end stoma. Ujung-ujung proksimal dan distal,
dieversikan dan dijahit ke kulit untuk membentuk dua stoma yang letaknya
berdampingan/bersebelahan.
Komplikasi stoma
Hernia peristomal
bahwa satu atau lebih loop dari usus telah melewati wilayah membedah fasia dan
yang terlalu besar pada dinding otot abdomen; 2) kelemahan pada otot abdomen;
penempatan stoma dimana dinding abdomen lemah atau pembuatan lubang yang
sangat besar pada dinding abdomen; 7) inadekuat pada proses atau teknik
pembedahan; 8) penempatan stoma yang buruk (di luar otot rektus abdominus);
dan 9) usia (lebih sering terjadi pada lanjut usia) (Maryunani & Haryanto, 2016).
(2016) adalah sebagai berikut: 1) hindari aktivitas yang berlebihan; 2) pilih alat
stoma yang tepat yang bisa menyesuaikan kontur hernia (seperti: gunakan
integritas kulit, dan pakai alat/kantong stoma yang fleksibel); 3) manual reduksi
bila mungkin; 4) pakai hernia belt atau adominal hinder untuk penopang dan
Laserasi
Laserasi stoma adalah potongan atau sobekan yang paling sering terjadi
terhadap bagian dari sistem kantong). Laserasi juga dapat diakibatkan karena
Mucocutaneous separation
infeksi yang terjadi pada lokasi jahitan; dan 5) jahitan yang terlalu kencang.
20
feses dengan kulit atau jahitan yang terbuka; 2) luka ini perlu dibalut dan diisolasi
dari output feses; 3) cuci bersih dan keringkan; 4) ratakan sekitar kulit dengan
pasta/seal sehingga seluruh bekas jahitan tertutup pasta; 5) pasang skin barrier
dengan tepat; dan 6) kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi infeksi, dan revisi
Nekrosis
Nekrosis adalah kematian jaringan yang terjadi ketika aliran darah ke atau
Penyebab dari nekrosis ini antara lain: 1) suplai darah yang tidak adekuat,
komplikasi ini biasanya tampak 12-24 jam setelah operasi dan bisa memerlukan
keperawatan adalah sebagai berikut: 1) observasi warna dan fungsi stoma: bila
warna dan turgor makin memburuk, kolaborasi dengan tim bedah untuk reoperasi;
21
Haryanto, 2016).
Prolap
stoma.
lubang yang sangat besar pada dinding abdomen; 5) insisi yang terlalu besar; dan
dilakukan pada komplikasi prolap antara lain: 1) untuk beberapa kondisi prolap,
stoma bisa dimanipulasi kembali dengan tekan kuat prolap dengan menggunakan
handuk yang telah direndam pada air dingin; 2) reduksi manual sebelum
memasang skin barrier; 3) saat mengukur stoma ukur juga kedalaman stoma; 4)
turunkan kondisi edema; 5) gunakan kantong stoma yang fleksibel dan ukuran
lebih besar; 6) topang stoma dengan stoma belt; dan 7) perbaikan dan fiksasi
Retraksi
Retraksi terjadi ketika stoma tertarik atau ditarik di bawah lapisan kulit.
mukokutan. Retraksi lebih umum pada pasien dengan ileostomi atau dengan
penyakit crohn, mungkin karena pendek dan mesenterium yang kaku mesenterium
karena kantong stoma yang terlalu sempit; 2) adanya jaringan skar yang terbentuk
saat fase segera setelah operasi, stoma seharusnya dimonitor terus-menerus untuk
2) pilih alat stoma yang tepat agar tidak menyebabkan kebocoran (leakage); 3)
revisi pembedahan untuk stoma atau letak stoma; dan 4) evaluasi penggunaan
23
(misalnya: barrier strips, pasta, dan rings) (Maryunani & Haryanto, 2016).
Stenosis
yang mungkin terjadi pada kulit atau lapisan fasial. Hal ini dianggap komplikasi
awal, tetapi juga bisa menjadi komplikasi akhir stoma. Dengan adanya stenosis,
pembedahan jika stenosis berlokasi di fasia atau pada level kulit; 5) bisa dilakukan
dilatasi dengan tangan (digital) atau dengan alat (instrument/dilator probe) agar
tetap berfungsi; dan 6) ouput feses seharusnya dijaga supaya tetap lembek dan
Perawatan stoma
Bare (2002) ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menangani kolostomi,
antara lain:
Perawatan kulit
Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe ostomi. Pada kolostomi
transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada
kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit
waslap lembab serta lembut. Adanya kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun
bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk mengangkat residu enzim dari tetesan
fekal. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma.
Memasang kantong
kantong harus sekitar 0.3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih
dahulu. Barier kulit peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara
25
membuka kertas perekat dan menekannya di atas stoma. Iritasi kulit ringan
melindungi kulit (tidak ada feses yang kontak dengan kulit, kondisi kulit yang
aman, tidak ada kebocoran dari bawah base plate, tidak ada kebocoran dari
Nyaman
Mudah
digunakan
Leluasa
Perlindungan
terhadap kulit
Aman
Kantong stoma dapat digunakan segera setelah irigasi, dan diganti dengan
seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari
diskus perekatnya dan keluar isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau
berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari
permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma.
Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal
Mengirigasi kolostomi
gas, mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan
bisnis tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada
waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.
komleks, protein 15-20%, lemak 30%, zat gizi spesifik terpenuhi, seperti vitamin
dan mineral); dan 3) jadwal (waktu makan terjadwal dengan baik, yaitu 3 makan
utama dan 2-3 kali snack, jangan melewatkan waktu makan, sarapan sangat
2016).
menyebabkan gas yang berlebih : bawang merah, kacang polong, buncis dan kol,
buah jeruk, telur, jamur muniman bersoda, mengunyah permen karet. Cara
mengurangi produksi gas dan angin berlebih : makan makanan anda dengan
perlahan, kunyah dengan mulut tertutup dan hindari menelan makanan dengan
tergesa-gesa, hindari makan makanan dengan porsi yang banyak pada setiap kali
makan, makan secara teratur, telat makan berisiko meningkatkan produksi gas.
Makanan yang bisa membantu memadatkan feses: pasta, labu, kue bola,
pudding, tapioka, pancake, kue kering yang asi, nasi putih, pisang, roti panggang,
kentang pure/tumbuk, saus apel, roti putih, bubur jagung, selai kacang, dan apel
feses: buah segar, sayuran berdaun hijau, minuman yang berdesis, alcohol, jus,
makanan yang digoreng kering, makanan pedas, dan obat-obatan (Maryunani &
Haryanto, 2016).
28
Hak ostomate
Menurut InOA dalam Maryunani dan Haryanto (2016) ada sepuluh hak
yang perlu diketahui oleh ostomate adalah sebagai berikut : 1) konseling pra-
mendapatkan tindak lanjut dan pengawasan dari perawat stoma atau Enterostomal
Therapy Nurse (ETN); dan 10) mendapatkan manfaat dari upaya tim kesehatan
yang professional.
kebutuhan khusus kelompok ini dan perawatan yang mereka perlukan. Mereka
hidup secara mandiri, independen, dan turut serta dalam semua proses
operasi dan kenyataaan yang penting tentang hidup dengan stoma; 2) mempunyai
stoma yang dibuat dengan benar dan pada tempat yang sesuai pertimbangan yang
penuh dan tepat untuk kenyamanan ostomate; 3) menerima dukungan medis yang
psikososial, dalam masa praoperasi dan pascaoperasi baik di rumah sakit maupun
lengkap dan tidak memihak tentang segala persediaan yang relevan dan produk-
Persatuan Ostomi Nasional serta pelayanan dan dukungan yang dapat disediakan;
dan 8) dilindungi dari segala bentuk diskriminasi (Maryunani & Haryanto, 2016).
30
Definisi
dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai yang mana mereka hidup
Berdasarkan perspektif ini, kualitas hidup adalah sebuah konsep subjek yang
sebagai dasar bagi kehidupan individu (Kimura, Kamada, Guilhem, Modesto, &
Abrue, 2016).
kehidupan dikontes budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dalam
merupakan terbebas dari nyeri, mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan
berjuang untuk hidup (Wiq et al., 2006). Kualitas hidup merupakan derajat
bekerja, belajar, beraktivitas lain seperti atau mendekati normal (Staquet, 1998
dalam Erdiana, Effendy, & P, 2007). The Centre For Health Promotion (2007)
karakteristik orang tersebut terhadap kesenanagn. Lebih lanjut The Centre for
personal (being), kepemilikan (belonging) dan tujuan hidup (becoming). Hal yang
sama dilaporkan oleh Hampton dan Qin-Hilliard (2004) yang menemukan bahwa
dimensi kualitas hidup pada pasien injuri pada tulang belakang adalah meliputi
hidup damai.
pengalaman hidupnya sesuai dengan kapasitas dari orang tersebut. Orang dengan
kesenangan dan pencapaian hidup yang lebih baik sesuai dengan seting yang
mereka buat akan menyatakan kualitas hidupnya baik sementara orang dengan
kualitas hidup kurang baik bilamana apa yang mereka telah tentukan dalam
mempengaruhi kualitas hidup pasien stoma. Faktor fisik, dan fungsional sangat
budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengan apa
yang dikatakan Fadda dan Jiron (1999) bahwa kualitas hidup bervariasi antara
individu yang tinggal di kota/wilayah satu dengan yang lain bergantung pada
konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah tersebut.
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain et al. (2003)
perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas
hidup perempuan. Fadda dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap
perempuan juga akan berbeda. Ryff dan Singer (dalam Papalia, Harvey, Ruth, &
perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan
aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria
lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
Usia
33
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang
dilakukan oleh Wagner, Abbot, dan Lett (2004) menemukan adanya perbedaan
yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting bagi
individu. Ryff dan Singer (dalam Papalia, Harvey, Ruth, & Cameron, 2007)
tinggi pada usia dewasa madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, Warner,
Bisoffi, dan Fontecedro (2001) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua
Pendidikan
pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal, dan
Moum (2004) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan
lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Penelitian yang
adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun
tidak banyak.
Pekerjaan
penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari
pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity
34
tertentu). Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal, dan Moum (2004) menemukan bahwa
status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria maupun
wanita.
Status pernikahan
perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai
ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi. Penelitian empiris di
kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai,
yang dilakukan oleh Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal, dan Moum (2004)
menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status
Penghasilan
penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Penelitian yang
dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan
adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup
berupa faktor jaringan sosial dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif.
Myers, dalam Kahneman, Diener, dan Schwarz (1999) mengatakan bahwa pada
35
saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui
manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, baik secara fisik maupun
Kermani (2007) juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang lain
memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.
hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan
Domain fisik
WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu: 1) nyeri dan
ketidak nyamanan, aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan
yang dialami individu, dan berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan
meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit
gatal. Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada
alasan medis yang membuktikan (WHO, 1998). 2) tenaga dan lelah, aspek
tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk merasakan hidup yang
sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit, depresi,
atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998). 3) tidur dan istirahat, aspek yang
36
berfokus pada tidur dan istirahat. Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi
tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur
Domain psikologis
perasaan positif, aspek ini menguji pengalaman perasaan positif individu dari
kenikmatan dari hal yang baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan
pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998). 2)
dalam membuat keputusan. Keadaan ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan
individu memberikan gagasan (WHO, 1998). 3) harga diri, aspek ini menguji apa
yang individu rasakan yang memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan
yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga
sebagai individu dieksplor. Aspek dari harga diri berfokus dengan perasaan
individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri (WHO, 1998).
4) gambaran diri dan penampilan, aspek ini menguji pandangan individu dengan
tubuhnya. Apakah penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif. Fokus pada
Keadaan ini termasuk perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan
hidup. Segi ini termasuk pertimbangan dari perasaan negatif yang menyedihkan
kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar
rumah, bergerak di sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan transportasi
diri dan perhatian yang tepat pada kepemilikan. Tingkatan dimana individu
tergantung pada yang lain untuk membantunya dalam aktivitas keseharian juga
pada medis atau pengobatan alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk
dapat berakibat negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari
kemoterapi) di saat yang sama pada kasus lain menambah kualitas hidup individu
Kapasitas pekerjaan yaitu aspek yang menguji penggunaan energi individu untuk
upah, pekerjaan sukarela untuk masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat
pada persahabatan, cinta, dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam
mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosi dan fisik.
Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi pengalaman baik senang
maupun sedih dengan orang yang dicintai. (WHO, 1998). 2) dukungan sosial
merupakan aspek yang menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab,
dukungan, dan bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini berfokus pada banyak
yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya pada
tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit (WHO, 1998). 3)
aktivitas seksual merupakan aspek yang berfokus pada dorongan, dan hasrat pada
seks, serta tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan
Domain lingkungan
keamanan fisik dan keamanan, aspek ini menguji perasaan individu pada
keamanan dari kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bisa timbul dari
beberapa sumber seperti tekanan orang lain atau politik. Aspek ini berhubungan
rumah, aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat
berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah rumah dapat dinilai pada
(dan sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu dapat
mengahasilkan atau tidak dimana berakibat pada kualitas hidup (WHO, 1998). 4)
kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas, aspek ini menguji
pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial di sekitar (WHO, 1998).
baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang terjadi, misalnya
Domain spritual
kepercayaan individu dan bagaimana dampaknya pada kualitas hidup yang dapat
pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu dengan perbedaan agama (Buddha,
Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu dengan kepercayaan individu dan
kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan orientasi agama (WHO, 1998).
40
Domain kualitas hidup sangat luas dan sangat abstrak. The Centre for
Being
Being yaitu berkaitan dengan kapasitas diri. Being terdiri dari tiga
dan kontrol diri. Spiritual being yaitu nilai personal, standar personal, dan
kepercayaan.
Belonging
Social belonging yaitu keintiman hubungan dengan orang lain, keluarga, teman,
dan rekan kerja. Community belonging meliputi pendapatan, pelayanan sosial dan
Becoming
domestik, aktifitas sekolah dan sosial, pencarian bantuan kesehatan dan kebutuhan
terhadap perubahan.
pasien merasa tidak nyaman, malu, nyeri, cemas, dan masalah-masalah lainnya.
pasien bisa putus asa, depresi, dan jatuh pada kondisi buruk kesehatannya. Hal ini
akan menrunkan kemampuan bertahan hidup pasien. Studi yang dilakukan oleh
negatif yang sangat berat pada kualitas hidup pasien. Beberapa masalah yang
sekitar lokasi stoma, gangguan tidur, bau, emisi gas, dan penurunan berat badan
emosional dan mental yang digambarkan oleh pasien dalam penelitian Salome,
kebocoran, bau, dan kebisingan dari kantong adalah sumber utama rasa malu yang
dirasakan oleh pasien. Kesehatan fisik menurun khususnya pada kekuatan saraf
dan otot, iritasi pada kulit karena reaksi alergi terhadap kantong stoma (Erdiana,
bulan setelah kolostomi. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan pasien dalam
menemui keluarga atau teman sekolah karena takut akan kebocoran kantong dan
emisi gas yang ofensif begitu juga dengan keluarga yang menghindari pasien
(Dabirian, Yaghmaei, Rassouli, & Tafreshi, 2011). Pembuatan stoma dan masalah
mereka (Nichols & Riemer, 2008), dan cenderung cemas tentang masalah
Tantangan ekonomi
pekerjaan sebagai salah satu konsekuensi stoma. Pernyataan yang sama dari
harus mengganti atau meninggalkan pekerjaan mereka setelah kolostomi, hal ini
Masalah nutrisi
Kebiasaan pasien stoma tidak menerima pendidikan tentang status diet dan
2011). Kehilangan nafsu makan juga masalah penting pada kelompok stoma
Aktivitas fisik
keterbatasan aktivitas fisik setelah ostomi. Pasien sadar bahwa mereka telah
benda berat, karena dapat membuat hernia peristom sebagai salah satu jenis
kualitas hidup, namun dalam studi Dabirian, Yaghmaei, Rassouli, & Tafreshi,
masalah bagi pasien stoma tersebut. Meskipun sebagian besar peserta menyatakan
bahwa mereka tidak memiliki masalah besar dengan dimensi spritual, tapi masih
sangat penting bagi perawat untuk memperhatikan dimensi spiritual dan ritual
keagamaan klien mereka. Seperti banyak agama, penting bagi Islam untuk
menjadi bersih dan bebas dari bahan tinja, terutama saat sholat. (Dabirian,
Fungsi seksual
itu sendiri, yang dapat menyebabkan disuria, nyeri saat berhubungan intim,
Guihem, & Monteiro, 2013). Dalam sebuah studi oleh Dabirian, Yaghmaei,
44
Rassouli, & Tafreshi (2011), peserta yang menikah mengalami beberapa masalah
seksual, terutama sejak dini dalam perjalanan penyakit atau setelah operasi, juga
Symms et al. (2008), hal itu menunjukkan bahwa hampir setengah dari pasien
yang aktif secara seksual sebelum operasi stoma menjadi tidak aktif setelah
prosedur.
45
Stoma permanen/
end stoma
Kualitas Hidup
dengan 3 domain
Belonging Becoming
Being
- Physical - Practical
- Physical being
belonging becoming
- Psychological
- Social belonging - Leisure becoming
being
- Community - Growth becoming
- Spritual being
belonging
(Swan, 2011; Dabirin, Yaghmaei, Rossouli, & Tafreshi, 2011; Anaraki et al.,
Konsep Fenomenologi
logos. Fenomena berasal dari kata kerja Yunani phainesthai yang berarti
menampak, dan terbentuk dari akar kata fantasi, fantom, dan fosfor yang artinya
sinar atau cahaya. Dari kata itu terbentuk kata kerja, tampak, terlihat karena
bercahaya. Dalam bahasa kita berarti cahaya. Secara harfiah fenomena diartikan
realitas di luar pikiran. Kedua, fenomena dari sudut kesadaran kita, karena
fenomenologi selalu berada dalam kesadaran kita. Oleh karena itu dalam
digunakan dalam filsafat tetapi juga dalam ilmu-ilmu sosial dan kesehatan
(Hajaroh, 2013)
47
fenomenologi adalah makna. Makna merupakan isi penting yang muncul dari
Setiap hari manusia sibuk dengan aktifitas dan aktifitas itu penuh dengan
pengalaman. Esensi dari pengalaman dibangun oleh dua asumsi (Smith, Flowers,
& Larkin, 2009). Pertama, setiap pengalaman manusia sebenarnya adalah satu
memiliki mobil seperti itu, kemudian menginginkan pergi dengan mobil itu. Sama
kuatnya antara ingin bepergian dengan mobil seperti itu, ketika itu pula tidak
dapat melakukannya. Itu semua adalah aktifitas yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, sebuah sikap yang natural. Kesadaran diri merefleksikan pada sesuatu
yang dilihat, dipikirkan, diingat dan diharapkan, inilah yang disebut dengan
menjadi fenomenologi.
48
kesadaran dengan objek yang menjadi perhatian pada proses itu. Dalam istilah
menilai sesuatu. Sesuatu itu adalah objek dari kesadaran yang telah distimulasi
oleh persepsi dari sebuah objek yang real atau melalui tindakan mengingat atau
daya cipta (Smith, Flowers, & Larkin, 2009). Intensionalitas tidak hanya terkait
dengan tujuan dari tindakan manusia, tetapi juga merupakan karakter dasar dari
pikiran itu sendiri. Pikiran tidak pernah pikiran itu sendiri, melainkan selalu
merupakan pikiran atas sesuatu. Pikiran selalu memiliki objek. Hal yang sama
pandangan lain dalam konsep fenomenologi adalah mengenai person (orang) yang
Polit dan Beck (2012) menyatakan bahwa terdapat dua jenis penelitian
Descriptive Phenomenology
Jenis penelitian ini menekankan pada deskripsi pengalaman yang dialami oleh
memperoleh data yang murni. Intuiting terjadi ketika para peneliti tetap terbuka
tema atau makna penting dari fenomena tersebut). Analyzing merupakan proses
analisa data yang dilakukan melalui beberapa fase seperti; mencari pernyataan-
esensial dari fenomena yang dialami. Describing merupakan tahap terakhir dalam
fenomenologi deskriptif. Langkah ini peneliti membuat narasi yang luas dan
adalah Giorgi (1985, 2005), Colaizzi (1973, 1978), dan Van Manen (1990).
Interpretive Phenomenology
1962. Filosofi yang dianut oleh Heidegger berbeda dengan Husserl. Inti
proses interpretif dan pemahaman yang merupakan ciri dasar keberadaan manusia.
2012).
Van Manen (2006, dalam Polit & Beck, 2012) menekankan bahwa
Penulisan hasil analisa kualitatif merupakan suatu upaya aktif untuk memahami
dan mengenali makna hidup dari fenomena yang diteliti yang dituangkan dalam
bentuk teks tertulis. Teks tertulis yang dibuat oleh peneliti harus dapat
Manen juga mengatakan identifikasi tema dari deskripsi partisipan tidak hanya
diperoleh dari teks tertulis hasil transkrip wawancara, tetapi juga dapat diperoleh
dari sumber artistik lain seperti literatur, musik, lukisan, dan seni lainnya yang