USULAN
PENELITIAN TERAPAN
UTARA
Daftar Isi i
Ringkasan ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan . 3
1.3 Urgensi Penelitian .3
1.4 Luaran Penelitian ...4
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN 17
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian .. 17
Lampiran 2. Susunan Tim Peneliti dan Pembagian Tugas . 21
Lampiran 3. Biodata Ketua Dan Anggota Peneliti . 23
BAB I
PENDAHULUAN
mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi, serta
dilakukan oleh berbagai negara, tak terkecuali Indonesia yang juga terus berupaya
Jumlah perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama
yaitu :
Apabila kita melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan
mencapai 1,6 milyar orang, di antaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan
Asia-Pasifik dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah yang demikian besar,
Indonesia yang juga memiliki potensi pariwisata perlu merebut pangsa pasar wisata
tersebut. Pada tahun 2002, pengeluaran wisatawan internasional di seluruh dunia
mencapai USD 474 miliar, dimana USD 94,7 miliar di antaranya diterima oleh
negara-negara di kawasan Asia Pasifik (WTO, 2003). Dengan perolehan sebesar USD
4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata Indonesia baru
mewakili 0,95% dari pengeluaran wisatawan dunia. Angka tersebut dinilai masih
internasional ke Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 8 juta orang pada tahun
2004 diperkirakan terdapat 103 juta wisatawan Nusantara yang menghasilkan 195 juta
wisatawan nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 150 juta orang
Pariwisata di Kepulauan Nias juga memiliki peran yang sama, daerah paling ujung
pulau Sumatera yang menyimpan banyak potensi dalam berbagai aspek. Potensi
pariwisata merupakan salah satu endapan yang terkandung di Pulau Nias yang
memang wajar dan pantas diangkat ke permukaan. Sejarah Nias mengisahkan banyak
peninggalan sejarah di masa lalu yang dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata,
Penduduk asli menyebut dirinya Oru> Niha (anak manu-sia), sedangkan pulau Nias
diberi nama Tano Niha (tanah manusia). Hal ini menunjukkan babwa suku Nias
sangat terisolir dari pulau-pulau lain di Indonesia. Karena hanya dikelilingi Iaut,
maka nenek moyang suku Nias beranggapan bahwa hanya daerah ini yang.didiami oleh
manusia. Orang. Nias secara lahiriah mempunyai warna kulit lebih kuning dari orang
Indonesia lainnya. Sebenarnya masalah kepariwisataan bukanlah hal yang baru bagi
masyarakat di Kepulauan Nias. Karena sulitnya moda trasportasi baik melalui jalur
laut maupun udara selama berapa dekadelah yang membuat seolah-olah pariwisata
kepariwisataan di Nias masa sebelum dan beberapa daerah lainnya telah mempunyai
akses sendiri untuk wisatawan mancanegara. Pasca gempa dan tsunami 26 Desember
2004 dan era reformasi adalah sebagai titik balik Nias untuk menata kehidupan.
Berbagai simpati dunia tertuju pada Nias yang secara tidak langsung kembali
memperkenalkan Nias sebagai daerah yang kaya budaya dan keindahan alamnya.
Hikmah desentralisasi dan keadaan damai hingga saat ini dapat dirasakan oleh semua
Di Pulau Nias pariwisata telah lama dilaksanakan oleh masyarakat Nias sendiri
Barat- Selatan menunjungi objek-objek wisata pantai dan objek-objek wisata sejarah
dan budaya yang dulu dikenal dengan istilah "piknik". Gejala ini menunjukkan bahwa
berwisata telah menjadi kebutuhan masyarakat Nias sejak dahulu, namun dalam
dilakukan secara berkelompok (rombongan) seperti satu keluarga, satu desa tertentu
dengan membawa perbekalan yang telah mereka persiapkan dan duduk pada suatu
tempat dengan acara tersendiri yang semata-mata menikmati objek atraksi atau
keindahan alam.
pariwisata seperti perhotelan, biro perjalanan wisata serta pengusahaan objek wisata
yang sebahagian dinilai telah memisahkan diri dengan masyarakat. Keadaan ini mulai
wisatawan telah berbuat maksiat pada objek wisata dan usaha pariwisata seperti
perhotelan yang digunakan sebagai tempat aman untuk melakukan hal-hal yang
Kondisi seperti di atas menjadikan pariwisata dianggap tidak sesuai dengan etika
dan budaya masyarakat Nias. Bagi pemerintah daerah di Kepulauan Nias hal ini
menjadi dilema di satu sisi potensi alam dan kebudayaan sangat strategis untuk
di sisi lain pariwisata juga banyak dianggap bertentangan dengan Norma adat .
Perumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, maka lebih khususnya penulis mengemukakan
perumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan kepariwisataan di Kepulauan Nias Khususnya wilayah
Utara
2. Bagaimana Dinamika budaya masyarakat Kepulauan Nias guna mendukung
kepariwisataan
3. Bagaimana Kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan kepariwisataan di
Kepulauan Nias Utara.
1.3 Urgensi Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka agar pembahasan tidak
meluas, penelitian ini difokuskan di destinasi wisata yang ada di Kepulauan Nias.
Adapun penelitian ini hanya memetakan tentang kebijakan pembangunan pariwisata
di Kepulauan Nias Utara.
Dinamika
Sejarah Pasang Surut
Kepariwisataa Kepariwisataan Kunjungan
DTW
n di diKepulauan wisatawan
Kepulauan
Nias
Nias
Perkembangan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Observasi
Wawancara Perkembangan
Kepariwisataan Pendekatan
terstruktur
Fenome-
Indepth nologis
Dinamika Budaya
Interview
Masyarakat Kepulauan
Nias
Telaah Analisis
pustaka Kebijakan Pemerintah
Kebijakan
dalam Bidang
Sosial
Kepariwisataan
Rekonstruksi
Indepth
Interview fakta sosiokultural
Asumsi
Paradigma Analisis
Draft nilai kearifan lokal fenomenologis
Focused Persepsi
Group Konsep Sejarah Pembangunan masyarakat
Discussion Pariwisata Dalam Bentuk terhadap fakta
Buku kebijakan
kepariwisataan
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian mengenai Sejarah dan Dinamika Budaya Masyarakat dalam
Perkembangan Kepariwisataan di Kepulauan Nias ini, merupakan jenis deskriptif
analisis dengan teknik analisa data secara kualitatif. Pilihan terhadap metode
deskriptif-kualitatif ini dimaksudkan agar dapat dikumpulkan data atau informasi
tentang situasi dari kondisi terakhir berdasarkan fakta secara akurat.
Penelitian deskriptif sebagaimana dikemukakan oleh Narbuko dan Achmadi
merupakan penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan
mengintepretasikan. Seiring dengan itu, Travers dalam Sevilla, dkk (1993)
menyatakan bahwa tujuan utama menggunakan metode ini adalah untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Di lain pihak,
Supranto (1997) berpendapat bahwa penggunaan desain atau metode deskriptif-
kualitatif adalah untuk mencari fakta dengan intepretasi yang tepat, dengan tujuan
untuk mencari gambaran yang sistematis disertai fakta yang akurat.
Memperhatikan uraian tersebut maka maksud kajian dalam studi ini ialah
untuk mendiagnosis konsep pembangunan yang berbasis pada budaya di Kepulauan
Nias dihubungkan dengan kepariwisataan yang berbasis budaya. Mampukah satu
sama lain saling mengisi, disatu sisi kepariwisataan selalu dikonotasikan dengan sifat
yang pleesure kesenangan sementara objek wisata alam yang menjadi andalanya.
Pengertian pariwisata ditinjau dari segi ekonomi pada mulanya tidaklah begitu jelas
dan mudah. Ini disebabkan oleh tidak adanya konsep atau batasan (definisi) yang jelas
mengenai bidang, bentuk atau jenis pariwisata dewasa ini. Demikian pula industri-
industri yang tergolong mana dan siapa-siapa saja sebenarnya dapat dianggap sebagai
seorang wisatawan. Pada permulaan abad 21 timbul keinginan untuk merumuskan
suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk
membangun industri, yang dinamakan industri pariwisata.
Definisi kepariwisataan kemungkinan akan terus berubah, namun yang pasti
kepariwisataan memiliki dimensi-dimensi lain selain kegjatan ekonomi, artinya
terdapat kompleksitas interaksi dan akibat-akibat yang terjadi sebelumnya,
selama dan sesudah suatu perjalanan pariwisata. Lebih dari itu, terdapat dampak-
dampak psikologis, sosiologis, ekologis dan politis. Misi dalam konteks
kepariwisataan. Thoha memberikan pengertian konseptual mengenai arti
pengembangan sebagai suatu tindakan, proses, hasil atau peryataan menjadi lebih
baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan,
evolusi atas berbagai kemungkinan berkembangnya atau peningkatan atas sesuatu.
Kemajuan di bidang kepariwisataan juga didukung adanya objek wisata.
Objek wisata adalah tempat atau kedudukan yang memiliki sumber daya wisata yang
dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai
tempat yang dikunjungi wisatawan. Objek wisata juga merupakan salah satu bagian
dari berbagai macam yang termasuk dalam produk wisata, dimana objek wisata
merupakan hal yang terutama dari sebuah daerah tujuan wisata, karena objek wisata
pada umumnya memiliki daya jual tersendiri, dimana masing-masing objek wisata
memiliki kekuatan-kekuatan karakter atau daya tarik tersendiri yang mampu menarik
wisatawan. Upaya pengembangan objek-objek wisata didukung oleh faktor-faktor
yang tidak kalah pentingnya yaitu :
1. Potensi wisata, yaitu potensi yang meliputi alamnya yang indah, adat-istiadatnya,
kesenian, budaya serta peninggalan-peninggalan sejarah.
2. Fasilitas, mencakup sarana dan prasarana transportasi, penginapan, restoran dan
kelengkapan wisata lainnya.
3. Pemasaran; merupakan usaha yang dilakukan agar apa yang diperlukan dapat
mendatangkan keuntungan, dengan demikian pemasaran akan mempengaruhi
usaha yang dilakukan.
4. Partisipasi masyarakat, dalam upaya pengembangan objek wisata ini, mutlak
diperlukan adanya partisipasi dan dukungan masyarakat, karena tanpa adanya
dukungan masyarakat upaya pengembangan tersebut tidak akan berhasil.
5. Dana, adalah faktor terpenting dalam upaya pengembangan objek wisata.
Pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang ditetapkan dengan undang-undang berfungsi materiil, artinya anggaran
pembiayaan dan pembangunan ini merupakan suatu perencanaan yang
diwujudkan dalam nilai nominal yang berisi jumlah-jumlah pengeluaran negara
maksimum, untuk membayar kegiatan-kegiatan non proyek untuk masa satu tahun
mendatang, dengan asumsi bahwa pengoperasian suatu program tidak akan
berjalan atau bekerja dengan baik tanpa adanya aset atau dana. Faktor dana ini
sangat menentukan kelanjutan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
proyek/program pengembangan objek wisata.
Setiap daerah kunjungan wisata harus menganalisis dengan baik dan
mengevaluasi sumber-sumber wisatanya atau kekuatan karakter objek wisatanya agar
dapat mengetahui kekuatan suatu objek dalam menyerap wisatawan. Spillane
menjelaskan bahwa di setiap objek wisata sebetulnya ada berbagai unsur yang saling
tergantung, semua ini diperlukan agar wisatawan dapat menikmati suatu pengalaman
yang memuaskan pada liburan mereka. Lima unsur yang harus dimiliki oleh suatu
objek wisata yaitu :
1. Attraction hal-hal yang menarik para wisatawan.
2. Fasilitas, adanya fasilitas yang diperlukan
3. Infrastruktur
4. Transportasi, jasa pengangkutan
5. Keramahtamahan atau kesediaan untuk menerima tamu.
Fasilitas ini bermakna bahwa pentingnya pendukung yang baik untuk
mengetengahkan suatu hal yang menarik bagi wisatawan, agar wisatawan mampu
menikmati berbagai objek wisata yang disuguhkan dengan maksimal tanpa diliputi
kekecewaan akan berbagai fasilitas yang mereka butuhkan seperti penginapan, tempat
tidur, makanan, minuman, souvenir dan pemandu penting untuk disiapkan. Selain itu
infrastruktur yang baik juga meliputi sistem pengairan, jaringan komunikasi, fasilitas
kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan
kotoran, jalan dan sistem, serta keamanan yang terjamin.
3.4. Metode Analisis
Teknik yang digunakan teknik analisis data secara kualitatif. Pertimbangan
dipergunakannya metode penelitian kualitatif didasarkan pada tiga asumsi dasar yang
diintroduksi oleh Moeleong yaitu : pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua metode ini menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan responden dan ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Hasil pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi
selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Tahap-tahap proses analisis data meliputi :
1. Penelitian data, data yang sudah dikumpulkan melalui dokumentasi wawancara
dan observasi dengan memperhatikan validitas data, objektivitas data, selanjutnya
data-data tersebut diadakan pengkatagorian data dengan sistem pencatatan yang
relevan.
2. Intepretasi data dilakukan dengan cara menganalisis data dengan pemahaman
intelektual yang dibangun atas dasar pengalaman empirik terhadap data, fakta dan
informasi yang sudah dikumpulkan dan disederhanakan dalam analisis data.
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang jelas dan dapat menjawab berbagai masalah menyangkut pertanyaan
penelitian.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran Biaya
2 Perjalanan 38.750.000
4 Lain-lain 4.000.000
Jumlah 96.500.000
5. Penyusunan surat-surat
izin
3 Penelitian lapangan observasi
1. Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penulisan laporan pendahuluan
6 Presentasi
7 Penulisan laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ankersmit, F.R., terj. Dick Hartoko, 1987, Refleksi Tentang Sejarah Pendapat-
Pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah, Jakarta : Gramedia.
Arikunto, Suharsimi, 1998, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, Lincolin, 1999, Ekonomi Pembangunan Edisi ke Empat, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Azra, Azyumardi, 1994, Jaringan Ulama Timur Tengahdan Kepulauan Nusantar
Abad XVII dan XVIII, Penerbit Mizan, Bandung.
A. Yoety, Oka, 1997, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Boland, B.J., 1971, The Struggle of Islam in Modern Indonesia, The Hague :
Martinus Nijhoff.
Burke, Peter, 2003, Sejarah dan Teori Sosial, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Damanik, Janianton, Hendrie Adji Kuswowo, dan Destha T. Raharjana (eds)., 2005,
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pariwisata: Beberapa Catatan Akhir,
dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pariwisata, Kepel Yogyakarta,
Yogykarta.
Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Pariwisata Indonesia 1999, Jakarta,
Dirjen Pariwisata.
Damste, H.T. BKI 84, 1928.
Desky, 1999, Manajemen Perjalanan Wisata, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Gibson, James, Ivan Cevich, J.M. Donnelly, 1984, Organisasi : Prilaku, Struktur dan
Proses, Erlangga, Jakarta.
Hadinoto, Kusudianto, 1996, Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata, UI.
Press, Jakarta.
Inskeep, Edwar, 1991, Tourism Planning (An Integrated and SustainableDevelopment
Approach, Van Monstrand Reinhold, 115 th Avenue, New York, 10003.
Iskandar, Teuku, 1996, Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad, Libra , Jakarta.
Kodhyat, H. Dan Ramaini, 199, Kamus Pariwisata dan Perhotelan, Edisi Pertama,
Cetakan Kedua, PT. Grasindo, Jakarta.
4. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Harga
(Rp) (Rp)
5. Lain-Lain
Harga Satuan Biaya
Kegiatan Justifikasi Kuantitas
(Rp) (Rp)
Adminstrasi Surat menyurat 4tahap Rp. 250.000,- Rp. 1.000.000,-
Pembuatan Pemberitahuan adanya 4 Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-
Spanduk kegiatan
Seminar Kit Melakukan penelitian 30 / Rp. 25.000,- Rp 3.000.000,-
terhadap responden daerah x 4
dengan kuesioner dll lokasi
dalam sebuah kegiatan
Perizinan Izin untuk melakukan 4tahap Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-
kegiatan dan bertemu
responden dan izin
menyebarkan kuesioner
Focus Mendapatkan data
Group
Discussion 1. Konsumsi 20orang x Rp. 30.000,- Rp. 2.400.000,-
4
Ketua Peneliti
1. Ketua
A. Identitas Diri
Nama : Drs. Gustanto, M.Hum.
NIP/NIK : 19630805198903.1.004
Agama : Islam
2008-2009
2008 2009
2008 2009
2009 -2010
D. Pengalaman Penelitian
Ketua/Anggota Sumber Dana
Tahun Judul Penelitian
Tim
1. Buku/Bab Buku/Jurnal
2007 Sejarah Persebaran Suku Bangsa Melayu dan Mandailing di BPSNT Banda
Sumatera Utara. Aceh
2009 Rumah Adat Batak Toba ; Antara Kepala Singa, Payudara dan Majalah Ilmiah
Cecak. Popular
Bakosurtanal
2009 Menangkap Ikan di Danau Toba : Menjaga Danau Toba Majalah Ilmiah
Dengan Kearifan Budaya Popular
Bakosurtanal
2009 Nasionalisme Indonesia dari (di) Sumatera Utara : Het Majalah Ilmiah
Dollar Land, Exorbitante rechten, Imagine Communities Popular
Bakosurtanal
2. Makalah/Poster
2009 Biarkan Tangkahan Alami dan Bersahaja Belajar dari OIC Medan
Rekayasa Tradisi di Thailand
2009
16 Feb Pelatihan Pemandu Wisata Angkatan III Bukit Lawang OIC Medan
2010
J. ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Jabatan/Jenjang
Tahun Jenis/Nama Organisasi
Keanggotaan
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar
dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya
Yang menyatakan,
NIP.196308051989031004
2. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. Yos Rizal, MSP
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP 196606171992031003
5 NIDN 0017066604
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sinda Raya, 17 Juni 1966
7 E-mail Rizalyos73@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 082383812228
9 Alamat Kantor Jl. Universitas No. 19 Kampus USU
10 Nomor Telepon/Faks 061-8215956
11 Lulusan yg telah dihasilkan S-1= 500orang; S-2=....orang; S-3=...orang
1. Telaah Puisi Melayu
2. Telaah Drama Melayu
12 Mata Kuliah yg diampu
3. Sosiologi Sastra
4. Stilistika
B. Riwayat Pendidikan
Program: S-1 S-2
Nama PT USU USU
Bidang Ilmu Kesusastraan Komunikasi Sosial
Tahun Masuk-Lulus 1986-1991 2004-2006
Nilai-Nilai Budaya
Analisis Psikologi Sosial Dalam Sinetron Remaja
Terhadap Hikayat Dewa Indonesia: Dampak
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Mandu Editor Henry Televisi Terhadap
Chambert Loir Perubahan Prilaku
Remaja di Kota Medan
Nama Pembimbingan/Promotor 1. Dra. P. Sukapiring, SU 1.Dr. Safrin, M.Si.
2. Drs. Ridwan Azhar 2. Drs. Hendra Hrp, M.Si
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian BP-PTN 2016.