PEMBAHASAN
Desa Telaga Sari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Nama "Morawa" berasal
dari kata Moravia, nama sebuah kawasan di Ceko. Dekat dengan kota Medan
menjadikan Tanjung Morawa salah satu sentra industri pengusaha Kota Medan.
Tanjung Morawa terhubung dengan Medan melalui Tol Belmera. Adapun batas-batas
Luas wilayah Desa Telaga Sari yaitu 200 HA. Secara administratif desa telaga
1. Dusun I : 6 RT, 2 RW
2. Dusun II : 4 RT, 2 RW
4. Dusun IV : 4 RT, 2 RW
5. Dusun V : 5 RT, 2 RW
TABEL 4.1
Luas Wilayah Desa Telaga Sari
potensi lain yang dimiliki suatu Negara ataupun daerah secara khususnya. Pengaruh
pendududuk baik secara perilaku maupun status sosialnya menjadi tolak ukur dalam
setiap perencanaan pembangunan. Begitu juga yang terjadi pada desa, efektif dan
dilakukan pihak BPS Kabupaten Deli Serdang terakhir kali yaitu pada tahun 2016
Tabel 4.2
Klasifikasi Penduduk Desa Telaga Sari Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 3.857
2 Perempuan 3.689
Jumlah 7.546
Sumber: Kantor Kepala Desa Telaga Sari
4.1.3 Sarana dan Prasarana
hakekatnya dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana yang ada. Untuk
kelembagaan pemerintah desa perlu kiranya penulis paparkan jenis-jenis sarana dan
prasarana yang ada sebagai tolak ukur untuk melihat tingkat perkembangan Desa
Telaga Sari. Desa yang memiliki sarana dan prasarana yang baik adalah faktor
pendukung untuk melihat tingkat keseriusan kerja pemerintah desa dan aparatnya.
Warga Desa Telaga Sari bersifat heterogen yang terdiri dari suku: Batak,
Jawa. Mayoritas penduduk Desa Telaga Sari adalah Suku Jawa. Heterogenitas
Katolik, Buddha. Kehidupan masyarakat di Desa Telaga Sari masih diwarnai dengan
sifat-sifat masyarakat desa pada umumnya, penganut adat istiadat yang kental masih
terlihat dalam keseharian begitu juga dengan budaya gotong royong masih terlihat
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Keterangan Jumlah
1 Islam 7252
2 Kristen 142
3 Katolik 121
4 Budha 31
5 Hindu 0
Jumlah 7546
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Sari
Dalam waktu tertentu, budaya gotong royong juga terjalin antar dusun seperti
di saat acara pesta pernikahan ataupun perayaan hari-hari besar keagamaan ataupun
nasional. Lain dari itu gotong royong yang sifatnya untuk membersihkan lingkungan
atau pembersihan desa, dilakukan berdasarkan program desa yang terkadang tidak
terlaksana secara baik terkecuali atas kemauan sendiri masyarakat. Hal ini yang
menjadi ukuran tingkat pastisipatif yang rendah dari masyarakat dalam program-
program desa.
Namun kehidupan beragama di Desa Telaga Sari di antara warga desa terjalin
kehidupan yang harmonis. Bagi pembangunan desa ini merupakan modal besar pada
desa yang heterogen. Stabilitas merupakan potensi yang akan memberi manfaat besar
bagi tumbuh dan kembangnya pembangunan desa selain dari sarana yang
memfasilitasinya.
Fasilitas sarana sosial yang ada di Desa Telaga Sari, rata-rata dibangun atas
swadaya masyarakat sendiri terkecuali berskala besar. Beberapa fasilitas sosial yang
ada di Desa Telaga Sari seperti, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana
peribadatan, dan sarana olahraga dapat terlihat secara terperinci dalam tabel 4.4 di
bawah ini:
Tabel 4.4
Sarana Pendidikan, Peribadatan, Kesehatan dan Olahraga
No. Jenis Sarana Jumlah
1. TK/ TPA 5
2. Sekolah Dasar 3
3. Mesjid 3
4. Gereja -
5. Posyandu 5
6. Bidan Desa 2
7. Lapangan Bola Kaki 1
8. Lapangan Bola Volley 2
9. Lapangan Badminton 2
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Sari
oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak
yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dan sebagainya. Masalah
tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat pada saat
itu.
Karang Taruna saat itu terbilang sangat lambat, hal ini disebabkan peristiwa G 30
Taruna di Malang, Jawa Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1981
Menteri Sosial mengeluarkan keputusan tentang susunan organisasi dan tata kerja
Garut tahun 1981. Dalam lambang tercantum tulisan Aditya Karya Mahatva Yodha
Gambar 4.1
Lambang Karang Taruna
Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 dengan cepat menjadi krisis
membubarkan Departemen Sosial pada tahun 2000, Karang Taruna pada umumnya
Sumatera Utara. Hasil pertemuan ini antara lain menambah nama Karang Taruna
menjadi Karang Taruna Indonesia (KTI), memilih Ketua Umum Pengurus Nasional
KTI, serta menyusun Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga KTI. Pertemuan
anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di
wilayah desa/ kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
1. Karang Taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial yang dibentuk
mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya generasi muda dalam rangka
3. Karang Taruna tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran terhadap keadaan
4. Karang Taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda, diurus atau dikelola
oleh generasi muda dan untuk kepentingan generasi muda dan masyarakat di
wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat. Oleh sebab itu, setiap
5. Gerakannya di bidang usaha kesejahteraan sosial berarti semua upaya program dan
sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara
Sari, di antaranya Erwin Syahputra yang merupakan Ketua Karang Taruna Desa
Telaga Sari pertama, berdirinya Karang Taruna Satria Pandawa desa Telaga sari yaitu
dimulai pada Bulan September tahun 2008, diawali dengan banyaknya kegiatan para
pemuda desa yang cenderung ke arah negatif dan anarkis yaitu ngebut di jalan raya,
masyarakat dengan kecanduan Narkoba. Melihat situasi dan kondisi ini maka
beberapa tokoh pemuda desa yang diprakarsai oleh 5 orang yaitu: Yudi, Erwin, Fajar,
Yadi dan Heri yang selama ini aktif sebagai anggota Remaja Masjid Sholihin di
Dusun-I desa Telagasari. Para tokoh pemuda tersebut berkeinginan untuk berusaha
dan III untuk bermusyawarah dengan melibatkan Kepala Desa Telagasari yang pada
waktu itu dijabat oleh Bapak Suwandi. Ada sekitar 20 orang hadir dalam rapat
tersebut yang terdiri dari pemuda dan pemudi desa, tokoh masyarakat sebagai
Pembina dan Kepala Desa beserta staf. Dalam rapat tersebut ada 3 keputusan:
1. Telah sepakat akan mendirikan Karang Taruna dalam waktu 2 minggu dan untuk
menentukan nama karang Taruna serta para pengurusnya akan diadakan rapat
lanjutan.
2. Kegiatan pra terbentuknya Karang Taruna akan diadakan gotong royong massal
pada hari Minggunya untuk membersihkan selokan jalan utama dan lingkungan
masjid.
3. Untuk mencari info lebih lanjut tentang Organisasi karang Taruna dimandatkan
kepada saudara Wahyudi dimana beliau telah pernah menjadi pengurus Karang
agenda pemilihan kepala desa Telagasari sehingga pada bulan Oktober 2008 Bapak
Suwandi yang menjabat Kepala Desa harus mengundurkan diri karena akan ikut lagi
dalam pemilihan Kepala Desa pada bulan Januari yang akan datang dan melalui SK
Bupati telah ditetapkan Bapak Rantam (Kadus-I) sebagai PLT Kepala Desa
Telagasari hingga terpilih dan dilantiknya Kepala Desa hasil pemilihan di bulan
Januari 2009. Setelah 2 minggu berselang, selanjutnya diadakan rapat pemuda desa
yang ke-2 dengan jumlah peserta rapat ditambah menjadi 43 orang. Dari hasil rapat
telah ditetapkan nama Karang Taruna desa Telagasari yaitu Karang Taruna Satria
pandawa dengan makna: Satria adalah jiwa yang berani, jujur dan tegas,
kebhatilan. Sehingga Satria Pandawa akan bermakna perjuangan suci para pemuda
yang menanamkan jiwa berani, jujur dan tegas untuk memerangi kebodohan,
Pada rapat itu juga terpilih kepengurusan Karang Taruna Satria Pandawa
periode 2008-2013 dengan ketua terpilih yaitu sdr. Erwin Saputra dan Sekretarisnya
Arifin. Untuk selanjutnya tepatnya pada tanggal 12 November 2008 diadakan acara
pelantikan oleh PLT Kepala Desa yaitu Bapak Rantam dengan sekaligus
memperingati hari Pahlawan Nasional yang dimeriahkan dengan Festival Musik yang
diadakan di halaman Kantor Desa Telagasari, dihadiri juga oleh Camat Tanjung
keterlibatan dan kepedulian pemuda-pemuda di Desa Telaga Sari telah dimulai sejak
tahun 2008. Karang Taruna mereka pilih sebagai organisasi yang menaungi mereka
karena mereka sadar, hanya Karang Taruna yang merupakan satu-satunya organisasi
sosial kepemudaan yang diakui pemerintah, Wahyudi adalah tokoh pemuda Desa
Telaga Sari yang memberikan informasi kepada pemuda Desa Telaga Sari tentang
Visi :
Unggul dalam Produk, Mandiri dalam berkarya dan Terpercaya sebagai mitra
Misi :
3. Mengkader generasi muda yang ulet, rajin, jujur dan handal dalam berorganisasi.
4. Menggali dan memanfaatkan SDM dan SDA desa Telagasari untuk peningkatkan
1. Iyuran Anggota.
yang berlaku.
seluruh generasi muda dalam lingkungan desa Telagasari yang berusia 13 tahun
sampai 45 tahun secara otomatis menjadi anggota Karang taruna, yang selanjutnya
disebut sebagai warga Karang Taruna. Sedangkan anggota aktif dibuat dalam 3
Istimewa.
1. Anggota Inti Anggota Inti Karang Taruna Satria Pandawa terdiri dari:
1) Pengurus Inti berjumlah 14 orang dan 2) Tim Inti Majelis Pertimbangan
anggota inti adalah 17 orang. Ketua Umum Karang Taruna adalah sebagai
Koordinator Anggota Inti. Tugas Anggota Inti adalah sebagai Tim Penggerak
2. Anggota Kelompok Kerja Seluruh anggota aktif akan dibagi dalam Kelompok
Kerja. Sesuai dengan petunjuk teknis pembinaan Karang Taruna maka program
Bidang Organisasi dijabat oleh Wakil Ketua I dan Wakil Sekretaris I dengan
anggota berjumlah 11 orang anggota aktif dan dibantu anggota magang yang
barang-barang inventaris.
i. UEP murni yang di buat oleh anggota inti karang taruna yang disebut
UEP Inti.
ii. UEP binaan yaitu usaha-usaha masyarakat yang sudah ada sebelum
Karang Taruna Satria Pandawa ada 3 Jenis, yaitu: a. Penangan Masalah Sosial
3. Anggota Istimewa Anggota istimewa Karang Taruna Satria Pandawa terdiri dari
Penanam modal (saham), dan simpatisan baik yang berasal dari desa Telagasari
maupun yang berasal dari luar desa. Anggota Istimewa Karang Taruna satria
aktivitas berdasarkan visi misi yang telah ditetapkan oleh Karang Taruna Satria
Pandawa. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan oleh Satria Pandawa terbagi
program kerja yang telah ditetapkan bersama. Hal ini menjadi penting untuk
dan memetakan potensi desa. Analisis masalah dan merumuskan rencana kerja
kampung.
menjadikan desa Telagasari menjadi salah satu wilayah yang memang rawan
bersama dengan Pemerintah Desa dan Kelompok Tani yang tergabung dalam
pertanian organik ini adalah dapat menekan biaya produksi para petani dalam
mengelola lahan, selain itu mendapatkan hasil panen yang terbebas dari pestisida.
Salah satu bentuk kegiatan yang telah dilakukan adalah : Pelatihan Komposting.
Mengajak semua Warga Karang Taruna untuk tahu dan memahami bagaimana
adalah para pemuda yang nota bene nya adalah petani dapat menerapkan pola
3. Program Bakti Sosial. Bakti Sosial ini adalah merupakan salah satu bentuk
komitmet organisasi pemuda yang tergabung dalam wadah karang taruna. Bentuk
gotong royong telah dilakukan oleh warga karang taruna berkerjasama dengan
masyarakat dan Pemerintah Desa. Berbagai kegiatan gotong royong yang telah
dilakukan sampai dengan tahun 2009 antara lain : pembersihan jalan sekaligus
pembuatan jalan lorong, dan masih banyak kegiatan bakti sosial lainnya.
4. Pengembangan Usaha Mandiri. Sebagai salah satu bentuk dari perwujudan fungsi
antara lain buah pisang, ubi kayu, jagung dan sayuran, Kerajinan Logam,
Kelompok usaha bersama (KUBE) Karang Taruna Satria Pandawa Desa Telaga
Sari:
1) KUBE Pertanian Lahan yang dimiliki oleh Karang Taruna Satria Pandawa
seluas 6 ha, dan status lahan tersebut adalah lahan tidur, dikelola oleh anggota
Karang Taruna dan di Tanami berbagai macam tanaman antara lain : a. Jagung
saat ini mengelola 40 ekor sapi milik pemodal. Sedangkan milik Karang
3) KUBE Perikanan Telah memiliki kolam yang diberi bibit ikan Gurame
sebanyak 2.000 ekor beserta ikan lele dan sudah Berjalan selama 20 bulan.
SATRIA PANDAWA
Tabel. 4.5
Kegiatan yang telah di lakukan Karang Taruna SATRIA PANDAWA
Jumlah besaran iyuran bulanan anggota karang taruna adalah Rp 5.000,- per
anggota dan iyuran tidak tetap juga diadakan sedangkan mengenai besaran iyuran
tidak dipatokkan dan hasil dari pengumpulan dipergunakan untuk kegiatan sosial
sembako untuk lansia dan fakir miskin dan kegiatan sosial lainnya. Sedangkan
pengelolaan uang dimasukkan di Buku kas karang taruna dan Bendahara karang
masyarakat yang akan diperbaiki. Karang Taruna merupakan organisasi sosial yang
ada di desa, dituntut untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan dan proses
pembangunan, karena hal ini sejalan dengan tujuan Karang Taruna yaitu Karang
Telaga Sari dipandang sangat penting, hal ini sejalan dengan hasil wawancara
dengan beberapa tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat, dan pemuda Desa Telaga
Sari. Kepala Desa Telaga Sari periode 2016-2022, Indra Sembada,ST., mengatakan,
partisipasi Karang Taruna Satria Pandawa sangat penting dalam setiap aspek
masyarakat desa kepada pemerintah desa. Menurut beliau, melalui fungsi Karang
Erwin mengatakan bahwa pembangunan desa, baik dari segi fisik maupun non
fisik, tidak terlepas dari keterlibatan Karang Taruna. Karang Taruna tetap bersama
kesejahteraan masyarakat desa. Mantan Ketua Karang Taruna Satria Pandawa ini juga
mengatakan, setiap ada kegiatan pembanguan desa, Karang Taruna ikut bergotong
dalam pembangunan desa, Kepala Desa Telaga Sari periode 2010-2016, Supranoto
mengatakan,
Irma salah satu staf pemerintah desa mengatakan, partisipasi yang dilakukan
juga aktif terlibat dalam pembinaan terhadap kelompok-kelompok remaja yang ada
di setiap dusun desa. Mereka mengajak remaja desa dalam kegiatan yang positif.
Cohen dan Uphoff (1977, dalam Dea, 2013) membagi partisipasi masyarakat
pelaksanaan dengan wujud nyata partisipasi berupa: partisipasi dalam bentuk tenaga,
partisipasi dalam bentuk uang, partisipasi dalam bentuk harta benda. Ketiga,
dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tingkatan ini berupa tenaga dan uang untuk
pembangunan di Desa Telaga Sari baik secara fisik maupun non fisik dapat
perencanaan pembangunan fisik maupun non fisik akan terlihat dari keaktifan
Karang Taruna Satria Pandawa dalam menghadiri setiap rapat atau pertemuan yang
Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala Desa Telaga Sari periode 2016-2022,
masyarakat dalam rapat perencanaan, namun juga terlibat dalam proses pengambilan
keputusan. Sekretaris Desa Telaga Sari, H. M. Husin, sejak berdirinya karang Taruna
Satria Pandawa sampai dengan saat ini dalam tahap perencanaan pembangunan desa,
baik pembangunan fisik maupun non fisik yang berlangsung di Desa Telaga Sari,
secara umum ada keterlibatan Karang Taruna Satria Pandawa dalam rapat rencana
Sari, bahwasanya setiap rapat yang diadakan di kantor desa terkait perencanaan
Pada kesempatan lain Suswanto salah satu tokoh yang ada di Desa Telaga Sari
mengatakan,
pada saat pembangunan parit atau renovasi kantor desa, pemerintah mengundang
mengatakan, tidak semua pengurus Karang Taruna yang mengikuti rapat di kantor
desa. Dalam rapat-rapat di kantor desa, ketua Karang Taruna hadir sebagai
Informasi terkait undangan rapat di kantor desa selalu berada di pengurus inti
dan dihadiri oleh ketua dan pengurus inti Karang Taruna, hal ini mengakibatkan
anggota biasa Karang Taruna tidak mengetahui tentang pertemuan tersebut. Seperti
yang disampaikan oleh Fahmi salah satu anggota Karang Taruna mengatakan,
"Jika ada urusan dengan pemerintahan biasanya hanya ketua saja yang
terlibat.Anggota hanya menanti arahan saja dari ketua"
dapat dijelaskan pada tabel 4.6. Penilaian partisipasi Karang Taruna Satria Pandawa
dalam tahapan perencanaan mendapatkan nilai aktif. Hal ini telah memenuhi kriteria
partisipasi masyarakat. Seperti yang diungkapkan Yakop Napu ( 2009 dalam Suudi,
2014) partisipasi adalah keterlibatan seseorang atau kelompok secara sadar dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu. Secara umum, bentuk partisipasi Karang Taruna
Satria Pandawa dalam tahap perencanaan pembangunan fisik maupun non fisik pada
Desa Telaga Sari dilakukan melalui proses audiensi dengan pemerintah, merumuskan
serta memberikan saran dan ide-ide kegiatan, memberikan rekomendasi, serta ikut
terlibat dalam proses musyawarah desa. Hal ini sesuai dengan pendapat Cohen dan
Uphoff (1977, dalam Dea, 2013) partisipasi dalam perencanaan yang diwujudkan
dilibatkan dalam proses penyusunan dan penetapan program pembangunan dan sejauh
pembangunan.
Tabel 4.6
Penilaian Partisipasi Pada Tahapan Perencanaan
fisik maupun non fisik. Kepala Desa Mekar Sari tahun 2009-2015, Supranoto
mengatakan, pemerintah desa selalu melibatkan pemuda dalam pembangunan desa.
Pembangunan fisik desa seperti pembangunan parit dan jalan desa, pemuda
dilibatkan untuk menggali aliran air. Pemuda memiliki peranan penting dalam
pembangunan, mereka memiliki semangat dan fisik yang kuat. Karang Taruna
kegiatan mereka lebih banyak dalam aspek pembangunan secara non fisik, yaitu
Kegiatan gotong royong merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan
Kegiatan Karang Taruna tidak hanya gotong royong yang melibatkan seluruh
unsur yang ada di Desa Telaga Sari, dalam pembangunan masyarakat Desa Telaga
Sari, Karang Taruna membentuk usaha ekonomi produktif. Erwin Syahputra, Mantan
"Masyarakat sepanjang Jalan Batang Kuis Psr. VI dusun I Desa Telaga Sari
baik bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda desa ikut dalam kegiatan gotong
royong tersebut. Tidak hanya gotong royong, kegiatan Karang Taruna juga
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal ekonomi, Karang
Taruna membentuk kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif. Unit
usaha ekonomi produktif yang berkembang saat itu adalah KUBE pertanian,
pertanian organik, KUBE Peternakan dan KUBE Perikanan serta Sanggar
Seni Logam
Karang Taruna dalam pelaksanaan pembangunan juga ada dalam renovasi kantor
desa. Dalam proses renovasi kantor desa, Karang Taruna Satria Pandawa melalui
usaha ekonomi produktif (UEP) Sanggar Seni Logam mengambil bagian dalam
pembuatan pintu besi, dan jerjak-jerjak jendela yang ada. KAUR Pembangunan ini
mengungkapkan,
dari keterlibatan Karang Taruna menjadi panitia kegiatan dan membantu mencari
kerjasama dengan pihak lain. Kepala Desa Telaga Sari, Indra Sembada mengatakan,
selama ini Karang Taruna dilibatkan dalam menjaga keamanan desa, menjadi panitia
dalam pelaksanaan hari-hari besar, dan kegiatan gotong royong dalam pembangunan
desa. Hal senada juga disampaikan oleh Irawati, Kaur Pemerintahan Desa Telaga
Sari, menurutnya pemuda Karang Taruna sering dilibatkan oleh pemerintah dalam
bentuk menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan lingkungan Desa Telaga Sari.
Tidak hanya pemerintah desa, Karang Taruna juga melakukan kerjasama dengan
Dinas Sosial maupun Dinas Tenaga Kerja dalam pelaksanaan kegiatan mereka.
Sedangkan menurut mantan kepala Desa Telaga Sari, Supranoto, ada dua cara
Pertama, dengan cara mendukung setiap kegiatan yang mereka lakukan melalui
selama menjabat sebagai ketua Karang Taruna Satria Pandawa, banyak yang sudah
mereka lakukan untuk pembangunan Desa Telaga Sari. Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) Sanggar Seni Logam dan KUBE yang lain merupakan unit usaha ekonomi
dapat dijelaskan pada tabel 4.7. Penilaian partisipasi dalam tahapan pelaksanaan
34
Pandawa mulai tahun 2008 hingga tahun 2016 dalam hal pelaksanaan pembangunan
sudah cukup dan menyentuh hampir semua penduduk desa termasuk pemuda.
Tabel 4.7
Penilaian Partisipasi Pada Tahapan Pelaksanaan
tingginya pertambahan penduduk usia pekerja saat ini tidak tertampung oleh lapangan
pekerjaan yang ada. Akibatnya menimbulkan dampak negatif yang sangat besar
mengatasi hal ini sebuah upaya yang dilakukan Karang Taruna SATRIA PANDAWA
pada pemanfaatan potensi dan peluang lokal yang akan memberikan manfaat bagi
Peran aktif Karang Taruna di Desa Telaga Sari sejak berdirinya di tahun 2008
Taruna Desa Telaga Sari telah banyak membuat kegiatan-kegiatan yang bersifat
sosial seperti memberikan beasiswa kepada anak-anak sekolah dasar yang tidak
rumah.
Karang Taruna Desa Telaga Sari juga telah banyak menghasilkan usaha
ekonomi produktif (UEP) seperti mengelola peternakan sapi, ikan lele, bebek dan
ayam, membuat usaha di bidang pertanian dengan menanam jagung, singkong, cabai
dan tomat. Keaktifan mereka menggerakkan kepedulian pemuda setempat diakui oleh
Kepala Desa Telaga Sari, Supranoto yang mengatakan bahwa karang taruna Satria
pemberdayaan masyarakat.
suksesnya kegiatan sosial di Desa Telaga Sari, khususnya yang digawangi oleh anak-
Kepala Desa Telaga Sari periode 2008-2014 ini juga menjelaskan bahwa
keaktifkan Karang Taruna di Desa Telaga Sari juga sering ditanyakan oleh para
kepala desa lainnya di Kecamatan Tanjung Morawa. Setelah ditelusuri, dari 26 desa
di Kecamatan Tanjung Morawa ternyata hanya ada tiga Karang Taruna yang aktif di
kecamatan Tanjung Morawa, yakni Desa Wonosari dan Desa Tanjung Baru. Dari
tiga, menurut penuturan Supranoto, hanya Desa Telaga Sari yang aktif. Hal ini
membuat, kepala desa dan pemuda lainnya sering berguru ke Desa Telaga Sari
Telaga Sari
merupakan tahap yang penting sebagai upaya partisipasi pemuda dalam memelihara
hasil pembangunan. Pemanfaatan bertujuan agar sarana dan prasarana desa terpakai
dari keterlibatan Karang Taruna secara aktif untuk melakukan gotong royong
pembersihan saluran air. Anggota Karang Taruna sering melakukan gotong royong
untuk menjaga kebersihan jalan, masjid, mushola, dan saluran air. Kegiatan Pekan
Bakti dilaksanakan setiap minggu. Sarana umum yang dimanfaatkan anggota Karang
Taruna adalah sarana bermain, Desa Telaga Sari memiliki dua buah lapangan Voli,
sehingga lapangan tersebut sering digunakan oleh pemuda dan ibu-ibu Desa Telaga
"Karang Taruna sering memakai aula kantor desa untuk kegiatan pelatihan
yang mereka adakan. Karang Taruna juga terlibat dalam kegiatan gotong
royong desa."
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Desa Telaga Sari, mantan Kepala
Desa Telaga Sari, Supranoto mengakui, pada masa kepemimpinannya Desa Telaga
Sari aktif mengadakan gotong royong dan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan desa dengan mengajak masyarakat desa, termasuk para pemuda Karang
Taruna dan Remaja Masjid. Menurutnya, masyarakat desa antusias dengan kegiatan
tersebut. Kaur Umum Desa Telaga Sari, Irma Yuni juga berpendapat, selain
keterlibatan pemuda dalam gotong royong kebersihan desa, mereka juga terlibat
dalam penjagaan parkir dan keamanan jika ada masyarakat yang memiliki hajatan.
ibadah yang ada di Desa Telaga Sari. Ia mengakui, bahwa Remaja Masjid Sholihin
Islam, dan melakukan gotong-royong serta kerja bakti untuk membersihkan dan
memelihara Masjid Sholihin yang berada di Dusun I, Desa Telaga Sari. Fahmi
38
mengakui, ia juga terlibat dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh
kepala dusun mendatangi rumah warga dan mengajak untuk berpartisipasi, tidak
Susan, mengakui sebagai pemuda Desa Telaga Sari sudah seharusnya ikut terlibat
dalam memelihara sarana yang ada di Desa Telaga Sari, jika sarana tersebut terus
dimanfaatkan namun tidak dipelihara maka sarana tersebut tidak akan bertahan
lama.
Putra, dengan membersihkan jalan, parit, lapangan, dan masjid kita dapat
melihat kekurangan sarana tersebut, sehingga dapat memberi saran kepada para
untuk sama-sama merawat sarana yang telah ada merupakan bagian penting dalam
upaya pemeliharaan Desa Telaga Sari agar semakin nyaman dan indah dipandang.
Wahyudi salah satu pendiri Karang Taruna Satria Pandawa menekankan, Karang
Taruna Satria Pandawa harus menjadi teladan dan mampu mengajak para pemuda dan
memanfaatkan sarana yang telah disediakan oleh pemerintah Desa Telaga Sari guna
Tabel 4.8
Penilaian Partisipasi Pada Tahapan Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Pembangunan Desa
Taruna selalu ikut serta dalam setiap kegiatan pemeliharaan dan memanfaatkan
potensi generasi muda di lingkungannya. Oleh Sebab itu, Karang Taruna harus kritis
dan solutif dalam mendukung setiap pembangunan yang ada di Desa Telaga Sari
evaluasi, penilaian partisipasi Karang Taruna dilihat dari kehadiran dan keterlibatan
Karang Taruna Satria Pandawa dalam rapat evaluasi kegiatan pembangunan desa.
Memberikan masukan kepada pemerintah desa atas kegiatan pembangunan yang telah
dilakukan.
pengembangan Desa Mekar Sari secara umum dipandang sudah baik. Kepala Desa
"Pengurus Karang Taruna terlihat dalam rapat desa, mereka sering datang
pada saat rapat untuk mengadakan kegiatan, seperti rapat pelaksanaan
kegiatan hari-hari besar, rapat dalam pembentukan panitia pemilihan desa,
dan kegiatan gotong royong. Dalam kegiatan evaluasi mereka juga aktif
terlihat dan member kontribusi masukan dan saran.
pada saat beliau masih aktif di Karang Taruna, setiap kegiatan pertemuan yang
diadakan di kantor Desa Telaga Sari, baik dalam rapat-rapat pembentukan ataupun
rapat evaluasi, dirinya dan beberapa orang pengurus Karang Taruna Satria Pandawa
selalu hadir dalam pertemuan tersebut. Untuk periode sekarang, beliau tidak
Kantor Desa. M.Husin Sekretaris Desa Telaga Sari mengatakan, Jika ada pertemuan
di kantor desa dan mengundang organisasi pemuda, biasanya yang hadir dalam
Rio pemuda telaga sari mengatakan, biasanya mereka hanya terlibat dalam
diskusi kecil untuk membahas tentang evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan yang
tidak pernah mengikuti pertemuan di kantor desa. Sama halnya dengan pengakuan
selalu di ikut sertakan, namun terkadang undangan tersebut tidak dapat di hadiri oleh
"Ketika kami bisa hadir, kami datang dan terlibat dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, biasanya kami menyalurkan pemikiran kami tentang
pembangunan desa, khususnya yang terkait dengan pemberdayaan pemuda
desa. Kami memberikan kritik dan saran terhadap kegiatan yang pernah
dilakukan sehingga untuk kegiatan kedepannya pelaksanaannya bisa lebih
baik lagi dan lebih tepat sasaran."
Tabel 4.9
Penilaian Partisipasi Pada Tahapan Evaluasi Pembangunan Desa
masukan dan saran masyarakat kepada pemerintah desa dalam situasi yang formal.
Pandawa
tersebut didorong oleh adanya tiga faktor utama yang mendukung, yaitu : kemauan,
partisipasi masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor usia, tingkat pendidikan, dan
di Desa Telaga Sari, seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, Karang
pembangunan yang ada di Desa Telaga Sari. Faktor yang mempengaruhi partisipasi
Karang Taruna dalam pembangunan desa dibagi menjadi dua, yakni faktor internal
dan faktor eksternal. Seperti yang disampaikan oleh Edi selaku anggota karang
taruna
Yadi mengatakan hal yang sama, " Kalau ada kegiatan gotong royong
kebersihan dan waktu pelaksanaannya cocok sama waktu saya, saya ikut."
Rasa kepedulian anggota Karang Taruna Satria Pandawa terhadap potensi dan
kemampuan generasi muda terlihat dari program-program kerja yang mereka miliki.
Putra mengatakan,
"Untuk menarik perhatian pemuda desa, kami mulai dari kegiatan yang
mereka suka, salah satunya futsal. Setelah mereka dekat, maka pengurus
Karang Taruna mengajak mereka untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan kemampuan mereka."
generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat
Budidaya tanaman holtikultura antara lain buah pisang, ubi kayu, jagung dan
taruna Satria Pandawa dapat dilihat dari program yang sedang berjalan dan program
Adanya dukungan yang diberikan pemerintah desa untuk setiap kegiatan yang
diadakan Karang Taruna membuat Karang Taruna tetap bertahan hingga saat ini.
Tidak hanya dari pemerintah desa, Karang Taruna Satria Pandawa juga mendapat
dukungan dan kesempatan dari Departemen Sosial dan Dinas Tenaga Kerja agar
dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia yang ada di Desa Telaga Sari,
Bapak Suswanto juga mengatakan, bahwa sebagai ketua BPD beliau sangat
Karang Taruna dengan kegiatan gotong royong dan penghijauan serta penyuluhan
anti narkoba mampu menjadikan Desa Telaga Sari sebagai desa percontohan.
Tabel 4.10
Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Karang Taruna
Ketua Karang Taruna Desa Telaga Sari, Erwin Saputra yang ditanyai terkait
dukungan pemerintah desa dalam setiap kegiatan Karang Taruna yang dipimpinnya
mengatakan, peran pemerintah desa dalam mendukung program kerja Karang Taruna
diakui memang cukup nyata. Pemerintah desa juga setiap tahun sering mengundang
pengurus Karang Taruna Desa Telaga Sari untuk mengikuti musyawarah di desa
untuk membuat program kerja desa ke depan. Dalam setiap rapat, pengurus Karang
Taruna selalu meminta adanya anggaran untuk usaha ekonomi produktif (UEP)
pembibitan, namun sayang selalu tidak direalisasikan dengan alasan pemerintah desa
49
kurang percaya dengan sumber daya manusia (SDM) Karang Taruna dalam hal
seperti membeli net, tenis meja, bola voli, sepak bola, kaos futsal dan raket.
Selama kurun waktu lima tahun, setiap tahunnya, Karang Taruna Desa Telaga
Sari selalu mendapat bantuan paket olahraga yang dianggarkan melaui anggaran dana
desa (ADD). Kepala Desa Telaga Sari Supranoto mengakui program pembibitan yang
diminta pengurus Karang Taruna selalu tidak direalisasi, sebab menurutnya, risiko
yang akan ditanggung cukup besar begitupun dalam penyusunan laporan pertanggung
jawaban (LPJ)-nya akan sulit sehingga diambil jalan tengah untuk memberikan
peralatan olahraga.
Karang Taruna Desa Telaga Sari tidak patah arang, mereka berhasil meyakinkan
PT Olaga Food yang pabriknya berada di lokasi Desa Telaga Sari. Bantuan-bantuan
itu juga tidak terlepas dari peran pemerintah desa yang mendukung pengumpulan
Peran yang aktif pemuda Karang Taruna di Desa Telaga Sari turut diamini
Hendy yang kini menjadi Ketua Karang Taruna di Desa Dalu X A Kecamatan
Tanjung Morawa. Pada awal ia menggeluti Karang Taruna, Hendy mengaku banyak
belajar dari pengurus Karang Taruna di Desa Telaga Sari. Dirinya juga mengakui
50
keberhasilan Karang Taruna di Desa Telaga Sari menjadi motivasi terbesarnya untuk
Bukan hanya desa dari Kecamatan Tanjung Morawa yang melihat keaktifan
Karang Taruna Desa Telaga Sari, Ketua Karang Taruna Kecamatan Delitua Edy S
Effendy, Ketua Karang Taruna Lubuk Pakam Suyono, Ketua Karang Taruna
Hamparan Perak Sulaiman ketika diwawancarai peran aktif Karang Taruna di Desa
Telaga Sari serentak menjawab dan mengakui bahwa Karang Taruna di Desa Telaga
Sari memiliki peran yang aktif di tengah masyarakat dan membantu pemerintahan
desanya.
ditegaskan oleh Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial (Kabid Kesos) Dinas Sosial
muda Karang Taruna berhasil menciptakan lapangan kerja baru. Program sosial yang
mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan oleh Karang Taruna Desa Telaga Sari,
menurutnya, Karang Taruna di Desa Telaga Sari pantas dijadikan Karang Taruna
di Desa Telaga Sari menurut pantauannya dikelola dengan sangat baik karena adanya
Taruna di Desa Telaga Sari juga dikenal sangat loyal terhadap pimpinan, pekerja
Pengurus Karang Taruna di Desa Telaga Sari sangat kompak sehingga setiap
acara yang digelar masyarakat selalu antusias, baik hadir menjadi peserta maupun
membantu secara materil. Karena itulah, pada 2013 Tim Penilai Karang Taruna
Tingkat Provinsi Sumatera Utara menjatuhkan predikat Karang Taruna Teladan bagi
Pada tahun yang sama, sebagai juara Karang Taruna Teladan tingkat provinsi,
langsung Tim Penilai Karang Taruna Teladan Tingkat Nasional ke Desa Telaga Sari,
akhirnya Karang Taruna Desa Telaga Sari dinobatkan sebagai Karang Taruna
Melihat peran Karang Taruna Desa Telaga Sari dalam kerangka teori
partisipasi sebagaimana diungkapkan dalam Cohen dan Uphoff (1979) yang membagi
keputusan yang dimaksud disini yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan suatu
program. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Telaga Sari dan Ketua
52
Karang Taruna Telaga Sari, bahwa kader Karang Taruna Desa Telaga Sari sering
dilibatkan dalam perencanaan program Desa Telaga Sari yang biasanya dibahas
terpenting dalam partisipasi pembangunan. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini
bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek. Sebagaimana
telah dipaparkan terkait peran pemuda Karang Taruna Desa Telaga Sari di atas,
berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan, Karang Taruna Desa
Telaga Sari telah sangat baik melaksanakan program kerjanya, khususnya dalam
kegiatan yang positif dan membuat usaha ekonomi produktif seperti yang terlihat
dalam Tabel. 4.5. Peran Karang Taruna Telaga Sari dapat disimpulkan bahwa
Evaluasi, menurut Cohen dan Uphoff juga merupakan bagian penting dalam
partisipasi masyarakat, karena bagian ini dapat memberikan masukan demi perbaikan
Karang Taruna Desa Telaga Sari, Erwin Saputra, pihaknya sering melakukan
sarasehan diskusi dengan pihak pemerintahan desa dan kader Karang Taruna serta
yang dihadapi dalam pembangunan desa. Dalam internal Karang Taruna Desa Telaga
53
Sari, pengurus juga menggelar rapat evaluasi terkait program kerja yang dilaksanakan
Tahap yang terakhir konsep partisipasi sebagaimana diungkap oleh Cohen dan
Uphoff adalah menikmati hasil. Sebagaimana hasil observasi dan hasil wawancara
terkait program kerja Karang Taruna Desa Telaga Sari, terlihat bahwa Karang Taruna
Desa Telaga Sari cukup aktif dan secara konsisten membuat program kerja yang
positif bagi masyarakat sekitar. Program kerja yang mereka lakukan terbukti turut
diikuti oleh anak-anak muda sekitar sehingga hampir rata kegiatan berlangsung
dengan sukses. Begitu pula dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang
berhasil menyerap tenaga kerja masyarakat desa. Masyarakat yang tadinya tak
Besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar akan keberadaan Karang Taruna
Desa Telaga Sari yang cukup aktif berperan di tengah masyarakat mengindikasikan
bahwa apabila Karang Taruna di suatu wilayah aktif dan disinergikan serta disokong
tahun 2014 tentang Desa dapat berjalan dengan baik dan membawa dampak positif
Pada kesempatan ini Erwin juga menyebutkan beberapa prestasi yang sudah
Dari semua yang sudah dilakukan tidak terlepas dari kendala, menurut Erwin
kendala yang di hadapi Karang Taruna Satria Pandawa adalah sebagai berikut :
4.5. Analisis SWOT terhadap Peran Karang Taruna Satria Pandawa dalam
Taruna Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang dalam
Tabel 4.11
Matrix SWOT
Melihat Tabel. 4.11. Analisis SWOT organisasi Karang Taruna Desa Telaga
Sari di atas dapat dijabarkan bahwa yang menjadi hambatan bagi peran pemuda
2016 tentang Desa adalah minimnya sumber daya manusia atau kepengurusan di
Karang Taruna Desa Telaga Sari yang menempuh jenjang pendidikan perguruan
tinggi. Berdasarkan datayang dihimpun, belum ada satu pun pengurus Karang Taruna
Desa Telaga Sari yang menempuh jenjang ke perguruan tinggi berimbas pada pola
Harus diakui bahwa pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan
mendapat nilai 9. Meskipun, dalam KKNI juga dikatakan mereka yang tidak
mengapa program kerja Karang Taruna Desa Telaga Sari tidak ada yang
pun ada yang bersifat pemberdayaan umumnya tidak berjalan dengan baik atau
berhenti di tengah jalan. Sebab, pengurus Karang Taruna Desa Telaga Sari banyak
yang kurang memahami manajerial atau tata kelola program kerja yang
berkesinambungan.
menjadi hambatan tersendiri. Dari beberapa program kerja yang dijalankan, dalam
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Kandang Sapi misalnya, hanya bertahun selama dua
tahun. Setelahnya program ini berhenti dan justru melahirkan konflik antarpengurus.
beban kerja antara pengurus yang satu dengan yang lain menjadi faktor utama. Untuk
mencari jalan tengahnya, pengurus Karang Taruna Desa Telaga Sari lebih
tersebut.
58
yang andal dalam pengelolaannya. Kalau dikelola sembarangan maka hasilnya tidak
akan optimal. Hal tersebut tidak hanya merugikan kader-kader Karang Taruna Desa
Telaga Sari namun juga bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat yang
menjadi investor dan pihak pemerintah yang memberikan bantuan dalam realisasi
UEP tersebut. Keadaan serupa juga terjadi pada pelaksanaan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Karang Taruna Desa Telaga Sari, khususnya dalam bidang
pertanian. Lahan garapan yang dijadikan fondasi utama untuk mengelola hasil
pertanian yang dikelola oleh para pengurus Karang Taruna Desa Telaga Sari akhirnya
harus berhenti.
merata. Besar lahan petani penggarap dengan penggarap yang lain tidak sama
pemerintah juga terbatas sehingga hanya segelintir saja yang memanfaatkan bantuan
tanah-tanah garapan itu dijual kepada orang lain, dan hasil penjualannya dibagi rata.
dicontohkan di atas menjadi suatu kelemahan yang harus segera diatasi. Sebab bila
dibiarkan, Karang Taruna Desa Telaga Sari tidak akan mampu mengimplementasikan
tentang Desa.
Kelemahan lain yang kerap menjadi hambatan adalah tidak adanya pengurus
Karang Taruna Desa Telaga Sari yang memahami persoalan administrasi secara
59
ketidaksiapan pengurus Karang Taruna Desa Telaga Sari dalam menyiapkan proses
administrasi ini kerap dianggap remeh oleh para pengurus, padahal administrasi
organisasi adalah suatu bagian yang cukup penting dalam mengembangkan suatu
organisasi. Lewat administrasi yang rapi, suatu organisasi bisa mengetahui sejauh
tubuh Karang Taruna Desa Telaga Sari. Usia pengurus saat ini rata-rata 30-35 tahun.
adalah maksimal berusia 40 tahun. Artinya bila manajemen pengkaderan tidak segera
dibenahi, maka dalam 10 sampai 5 tahun terakhir Karang Taruna Desa Telaga Sari
Selain faktor penghambat, peran Karang Taruna Desa Telaga Sari dalam
ini, apabila dilihat dari segi implementasi undang-undang yang mengedepankan pola
partisipatif sejatinya menjadi hal yang positif. Namun bagi Karang Taruna Desa
Peran pemuda Karang Taruna Desa Telaga Sari untuk ikut mengambil
dengan munculnya organisasi baru itu. Karenanya, penguatan Karang Taruna Desa
Telaga Sari menjadi suatu keniscayaan. Penguatan itu akan membuat nilai tawar
organisasi Karang Taruna Desa Telaga Sari menjadi tinggi sehingga organisasi-
organisasi baru itu harus berinduk dengan Karang Taruna yang notabene memiliki
pengalaman di desa yang jauh lebih panjang dari organisasi berbasis desa lainnya.
yang menggunakan mekanisme pemilihan langsung. Tidak bisa dipungkiri, para calon
kepala desa yang akan maju selalu menggunakan segala cara. Menggandeng
Persoalannya, Karang Taruna sebagai institusi harus bersifat independen atau tidak
memihak. Pernyataan sikap itu jelas tertulis di dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Karang Taruna yang disahkan secara nasional. Namun, dinamika di
lapangan memaksa keberpihakan itu. Sebab, tanpa dukungan dari pemerintah, Karang
Taruna sulit berjalan. Sebagaimana telah disebutkan, Karang Taruna adalah mitra
yang dilakukan Karang Taruna Desa Telaga Sari dalam proses pemilihan kepala
daerah di desa itu menjadi suatu ancaman tersendiri. Pasalnya, hanya dengan
mengusung salah satu calon maka Karang Taruna Desa Telaga Sari harus siap
menang dan siap kalah. Dalam artian, apabila menang maka program kerja Karang
Taruna akan sepenuhnya didukung oleh si calon kepala desa yang diusung. Namun
61
apabila kalah, maka Karang Taruna Desa Telaga Sari akan menjadi oposisi di
pemerintahan desa, karena kepala desa yang tidak diusung Karang Taruna sudah
Pembatasan batas usia maksimal untuk menjadi pengurus di Karang Taruna Desa
Telaga Sari menjadi ancaman apabila proses regenerasi tidak dijalankan dengan baik.
Pola pengkaderan yang selama ini ada di Karang Taruna Desa Telaga Sari
berdasarkan pengamatan tidak berjalan dengan baik. Proses rekrutmen dan seleksi
hanya didasarkan pada seleksi alam. Artinya tidak memiliki konsep yang jelas kapan
Taruna.
Telaga Sari semata, pada level kabupaten dan provinsi sekalipun, pengurus Karang
Taruna masih banyak yang berusia di atas 40 tahun. Selain karena proses
pengkaderan yang tidak berjalan dengan baik, faktor lain adalah adanya ego dari para
senior yang seolah enggan digantikan oleh juniornya. Persoalan tersebut akan
Mengatasi tantangan dan hambatan itu, Karang Taruna Desa Telaga Sari harus
mampu memafaatkan peluang dan kekuatan baik dari segi internal maupun eksternal
Desa merupakan peluang yang sangat baik bagi perkembangan Karang Taruna Desa
Telaga Sari. Sebab pengakuan atas organisasi ini disebutkan dalam undang-undang
62
kemajuan daerahnya juga akan semakin terbuka lebar. Para anggota Karang Taruna
akan lebih leluasa dalam menjalankan tugas serta fungsinya di tengah masyarakat.
Selain itu, di kawasan Desa Telaga Sari juga telah dibangun Bandara
Dengan adanya bandara, maka jalan-jalan menuju Desa Telaga Sari Kecamatan
Pinggir-pinggir jalan yang tadinya sepi berubah menjadi pusat bisnis kuliner sampai
penginapan. Peluang kerja terbuka lebar. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang
dibuat oleh Karang Taruna dapat berkembang dengan pesat, harga tanah semakin
tinggi.
Dari segi politik, organisasi Karang Taruna saat ini juga diuntungkan.
Diangkatnya T Erry Nuradi sebagai Gubernur Sumatera Utara menjadi angin segar
bagi seluruh kader Karang Taruna di Sumatera Utara, tak terkecuali Karang Taruna
Desa Telaga Sari. Sebab T Erry Nuradi merupakan kader Karang Taruna, yang kini
Dengan adanya kader Karang Taruna di level tertinggi dalam bidang pemerintahan
dana dari APBD yang disalurkan melalui bantuan-bantuan ternak, perikanan dan
63
pertanian seharusnya membuat Karang Taruna maju pesat, dari segi pengembangan
ekonomi. Melalui intervensi dari kepala daerah, para kepala daerah mulai dari tingkat
kabupaten/kota, para camat dan kepala desa sadar untuk membentuk dan mendukung
Desa Telaga Sari memiliki modal yang bagus. Kekompakan antarpengurus di Karang
Taruna Desa Telaga Sari sangat kuat. Kekuatan itu ditunjukkan dalam setiap kegiatan
yang selalu ramai dihadiri oleh para kader Karang Taruna. Dukungan masyarakat
sekitar juga menjadi kekuatan yang besar, modal sosial itu akan mampu menjadikan
Karang Taruna Desa Telaga Sari mudah dalam melakukan setiap aktivitas sosialnya.
Dukungan modal sosial yang besar itu seharusnya mampu dijadikan solusi
Desa Telaga Sari akan membuat organsiasi tersebut sebagai wadah organisasi
(social security) masyarakat, dan menyokong daya tahan ekonomi warga (economic
survival).
adalah Karang Taruna dalam implementasi Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang
Atas RUU Desa pada 4 April 2012. Ketika itu, Mendagri berharap undang-undang
yang berbasis pada nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat dengan semangat
setempat yang memiliki otonomi dalam mengelola tata kuasa dan tata kelola atas
penduduk, pranata lokal dan sumberdaya ekonomi. Selain itu masyarakat lokal atau
desa memiliki kearifan lokal yang mengandung roh kecukupan, keseimbangan dan
dari kearifan lokal tersebut ada yang mengatur masalah pemerintahan, pengelolaan
sumberdaya alam dan hubungan sosial. Pada prinsipnya aturan lokal tersebut
kebutuhan ke depan atas desa sebagai entitas lokal yang bertenaga secara sosial,
berdaulat secara politik, berdaya secara ekonomi dan bermartabat secara budaya.
desa, memulihkan basis penghidupan masyarakat desa dan memperkuat desa sebagai
entitas masyarakat paguyuban yang kuat dan mandiri. Selain itu pengaturan tentang
Regulasi tentang desa dalam sebuah perundangan juga tidak sekadar regulasi
yang hanya mengatur tata kelola pemerintahan desa semata. Regulasi tentang desa
65
masyarakat desa. Kesejahteraan masyarakat desa harus menjadi hal utama dari
regulasi ini yang dicapai melalui tata kelola pemerintahan desa. Menjadi tidak berarti
dan tidak urgen bila regulasi tentang desa hanya mengatur soal pemerintahan desa,
apalagi hanya mengatur soal elit desa saja. Selain itu, yang juga tidak kalah
pentingnya dengan menempatkan desa sebagai entitas subjek dari tata pemerintahan
masyarakat desa sebagai subjek dalam konteks ini, regulasi tentang desa harus
mendorong partisipasi masyarakat desa dalam tata kelola pemerintahan desa dan
Lokal aset yang dimaksud adalah kelembagaan sosial yang sudah ada di desa-
desa. Harry Soeria selaku perwakilan dari Karang Taruna Nasional dalam rapat
berkedudukan di desa.
Peningkatan peran pemuda Karang Taruna di Desa Telaga Sari dengan modal
sosial yang dimiliki ini juga bukan hanya berarti kecenderungan untuk
dan kemudian menjadi ekslusif. Modal sosial yang ada juga perlu dikembangkan agar
66
perdamaian.
Pada gilirannya, modal sosial yang dimiliki Karang Taruna Desa Telaga Sari
perlu dijaringkan dengan modal sosial pada komunitas lokal lainnya yang lebih luas
dengan dunia luar, sehingga mampu membangun kerjasama yang kokoh dengan desa
lainnya baik dalam penguatan kelembagaan sosial itu sendiri maupun pembangunan
peran penting lembaga kemasyarakatan desa adalah memompa spirit warga untuk
membangun desa. Orientasi yang dibangun adalah menjadikan kehidupan yang lebih
baik dan melepaskan diri dari jerat kemiskinan. Penanaman spirit itu disebarluaskan
melalui pelatihan yang sangat masif, baik oleh pemimpin pemerintahan desa maupun
Karang Taruna Desa Telaga Sari, dengan melihat peluang dan kekuatannya
bisa mencontoh Gerakan Saemaul Undong di Korea itu. Pelatihan yang massif,
dengan menggandeng perguruan tinggi dan lembaga kursus akan membuat peran
Karang Taruna Desa Telaga Sari dalam implementasi Undang-undang No. 6 tahun
2014 menjadi lebih kuat. Khususnya dalam penguatan partisipasi, transparansi, dan
Karang Taruna Desa Telaga Sari dapat dikuatkan lagi menjadi lembaga
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Implementasi Undang-undang No. 6 tahun 2016 tentang Desa di Desa Telaga Sari
Telaga Sari memiliki peran yang Aktif dalam implementasi undang-undang tersebut.
Pemuda Karang Taruna di Desa Telaga Sari menjadi garda terdepan dalam gerakan
Karang Taruna Desa Telaga Sari Kabupaten Deliserdang memiliki hambatan dan
tantangan yang harus segera diatasi. Dengan mengandalkan kelebihan dan peluang,
Karang Taruna Desa Telaga Sari seharusnya mampu lebih berperan aktif dalam
dalam Undang-undang No. 6 tahun 2016 tentang Desa, sehingga fungsinya sebagai
5.2 Saran
ditujukan kepada pemerintah Desa Telaga Sari, Organisasi Karang Taruna, dan penelitian
1. Pemerintah Desa Telaga Sari diharapkan tetap bekerjasama dengan Karang Taruna
dalam rangka membina pemuda desa agar terhindar dari penyakit sosial remaja.
desa terhadap pembangunan Desa Telaga Sari, pengurus Karang Taruna diharapkan
mampu membagi waktu antara aktifitas keseharian dengan kegiatan Karang Taruna,
3. Bagi peneliti lain, tentu memiliki kesempatan untuk mengkaji lebih luas terkait
strategi yang dapat diberikan untuk lebih meningkatkan pembangunan Desa Telaga
Sari
70
Daftar Pustaka
Labolo, Muhadam. 2014. Peluang dan Ancaman Otonomi Desa Pasca Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Makalah tentang Otonomi
daerah yang dimuat pada http://kecamatankalitidubaru.blogspot.com diakses
18 Juli 2015.
Muradi. 2007. Memperkuat Profesionalisme Kepemimpinan Pemuda. Artikel pada
https://muradi.wordpress.com tanggal 22 February diakses 04 juli 2015.
Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Nasdian, Fredian Tonny. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community
Development). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ndraha, Taliziduhu. 2010. Ilmu Pemerintahan (Kybernology), PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Nuari, Harto. 2014. Gagasan Perkampungan Pemuda Butur jadi Pioneer KNPI.
Artikel pada http://www.sultrakini.com tanggal 7 November di akses pada 23
Juli 2015.
Nurcholis, Hanif. 2013. Dua Ratus Tahun Praktek Demokrasi Desa, Potret
Kegagalan Adopsi Demokrasi Barat,Jurnal Ilmu Pemerintahan, MIPI, Edisi
38, Jakarta.
Pambudi, Himawan S. dkk. 2003. Politik Pemberdayaan Jalan Mewujudkan Otonomi
Desa. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.
Santoso Purwo (ed). 2003. Pembaharuan Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sapari, Sumber. 1977. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Soeparmo. 1977. Mengenal Desa: Gerak dan Penelolaannya, Jakarta: PT. Intermasa.
Tahir, Irwan. 2013. Sejarah Perkembangan Desa di Indonesia, Desa di Masa Lalu,
Masa Kini dan bagaimana Masa Depannya, Jurnal MIPI, Edisi 38, 2012, hal. 98,
Jakarta
Wahyudini, Siti. 2011. Strategi Kebijakan Pengarusutamaan Pemuda. Tesis
dipublikasi dalam https://www.academia.edu.
Wasistiono, Sadu. 2012. Telaah Kritis Terhadap Rancangan Undang-Undang Desa,
Jurnal Ilmu Pemerintahan, MIPI, Edisi 38, Jakarta.
Wibowo, H. Mungin Eddy. 2012. Menyiapkan Bangkitnya Generasi Emas Indonesia.
Artikel pada http://bk-fkip.umk.ac.id tanggal 17 september diakses pada 23
Juli 2015.
Wijaya, HAW. 2002. Pemerintahan Desa/ Marga: Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Suatu Telaah
Administrasi Negara). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
72
Undang-undang: