Anda di halaman 1dari 69

GAMBARAN SIKAP ERGONOMI MAHASISWA PROFESI NERS

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SKRIPSI

Oleh :

SEPTIANA KHOIRUNNISA

I1B017072

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2020
GAMBARAN SIKAP ERGONOMI MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana


Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
HALAMAN JUDUL

Oleh :

SEPTIANA KHOIRUNNISA

I1B017072

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2020

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini saya :


Nama : Septiana Khoirunnisa
Nomor Mahasiswa : I1B017072
Judul Penelitian : Gambaran Sikap Ergonomi Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Jenderal Soedirman

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil karya skripsi saya sendiri
dan di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka.

Purwokerto, ……………….

(Septiana Khoirunnisa)

iii
SKRIPSI
GAMBARAN SIKAP ERGONOMI MAHASISWA PROFESI NERS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

oleh:
Septiana Khoirunnisa
I1B017072

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
pada tanggal

Mengetahui,
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Pembimbing I, Dekan,

Made Sumarwati, S.Kep., MN Prof. Dr. Saryono, S.Kep., M.Kes


NIP. 196812021993032001 NIP. 197612102002121001
Pembimbing II,

Koernia Nanda Pratama, S.Kep., M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom


NITK. 19870624201101101K
Penguji
1. Dr. Endang Triyanto, S.Kep., Ns., M.Kep __________________

2. Asep Iskandar, S.Kep., M.Kep.,Ns., Sp.Kep.Kom __________________


HALAMAN PENGESAHAN

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dalam rangka tugas akhir
Pendidikan Sarjana yang berjudul “Gambaran Sikap Ergonomi Mahasiswa Profesi
Ners Universitas Jenderal Soedirman” yang disusun dan diajukan sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Keperawatan. Dalam proses
penulisan skripsi ini banyak bantuan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak,
sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Serta ucapan terimakasih dan
hormat saya kepada:

1. Prof. Dr. Saryono, S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
2. Dr. Sc.hum. Budi Aji, S.KM., M.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
3. Mekar Dwi Anggaeni, M.Kep., Ph.D selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Jenderal Soedirman yang telah membimbing, memberikan
motivasi dan semangat selama penulis menempuh studi.
4. Made Sumarwati, S.Kp., MN selaku pembimbing I atas motivasi, bimbingan,
kesabaran, dan arahan dalam penulisan proposal penelitian ini.
5. Koernia Nanda Pratama, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom selaku Dosen
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, arahan serta nasihat
dan kesabaran selama membimbing penulis dalam proses penyelesaian
proposal penelitian ini.
6. Sidik Awaludin, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
selama hampir 7 semester ini kepada saya.
7. Segenap bapak dan ibu dosen Jurusan Keperawatan yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama peneliti mengikuti
perkuliahan
8. Kedua orang tua, yaitu Bapak Khasan dan Ibu Kholifah Nur Khasanah yang
tak kenal lelah membantu anaknya baik berupa materil maupun moril.

v
9. Keluarga besar saya (Mbah Uti, Mbah Akung, Ibu, Ayah, Mas Aan, Lik
Nunung, Adik-adikku semuanya) yang memberikan doa dan semangat hingga
peneliti bisa menyelesaikan proposal penelitian ini.
10. Partner segala hal, Utsman Fajar selaku support system yang selalu ada dan
mau direpotkan, yang selalu mendukung hingga di titik ini.
11. Teman-teman Kelas B yang selalu bersedia membantu dalam proses
menyelesaikan proposal penelitian ini.
12. Neuman, keluarga keperawatan angkatan 2017 yang telah berjuang bersama
dalam proses perkuliahan.
13. Teman-teman Freakless (Arlina, Yuana, Fitri, Ulis, Kiky, Bhima, Nando dan
Wuri) yang selalu berproses dan bertumbuh bersama.
14. Teman-teman KKN Desa Ledug (Osni, Regina, Gita dan Eta) yang telah
memberikan inspirasi, semangat, dan kebersamaan yang indah selama ini
15. Terakhir, untuk Septiana Khoirunnisa. Terima kasih karena mampu bertahan.
Terima kasih karena sudah mau berjuang.

vi
ABSTRAK

vii
GAMBARAN SIKAP ERGONOMI MAHASISWA PRO

viii
GAMBARAN SIKAP ERGONOMI MAHASISWA PROFESI NER
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SKRIPSI

Oleh :

SEPTIANA KHOIRUNNISA

I1B017072

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN

FESI NERS UNIVERSITAS JENDERAL PURWOKERTO


SOEDIRMAN

Septiana Khoirunnisa, Made Sumarwati, Koernia Nanda Pratama

ix
Latar Belakang: Secara umum, profesi perawat berisiko tinggi terkena gangguan
musculoskeletal. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sikap ergonomi.
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia
dan sistem, dengan tetap menerapkan metode dan prinsip yang ada. Penelitian ini
bertujuan mengetahui gambaran sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners.

Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode


deskriptif. Jumlah sampel adalah 79 mahasiswa profesi Ners yang diambil melalui
teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data
menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian: Mayoritas responden memiliki sikap ergonomi dengan kategori


cukup (72,2%). Sebagian besar responden berusia remaja akhir (73,4%) dengan
rentang usia 17-25 tahun. Mayoritas responden adalah perempuan lebih banyak
dibanding laki-laki (69,6%). Kemudian, sebagian besar responden memiliki IMT
normal (77,2%). Kebanyakan responden tidak memiliki riwayat keluarga
berprofesi sebagai perawat (67,1%). Dari berbagai kelompok usia, remaja akhr
memiliki sikap ergonomi cukup lebih tinggi (81,1%). Mayoritas responden
dengan jenis kelamin perempuan memiliki sikap ergonomi cukup (76,3%).
Sebagian besar responden dengan IMT normal memiliki sikap ergonomi cukup
(73,7%). Selain itu, mayoritas responden yang tidak memiliki riwayat keluarga
berprofesi perawat mempunyai sikap ergonomi yang cukup (77,3%).

Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki sikap ergonomi dengan kategori


cukup.

Kata Kunci: Ergonomi, profesi Ners, sikap.

ABSTRACT

DESCRIPTION OF ERGONOMICS ATTITUDE OF STUDENTS OF


NERS PROFESSION OF GENERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

Septiana Khoirunnisa, Made Sumarwati, Koernia Nanda Pratama

x
Background : In general, the nursing profession is at high risk of developing
musculoskeletal disorders. One of the influencing factors is the ergonomic
attitude. Ergonomics is a science that learns about the relationship between
humans and systems, while applying existing methods and principles. This study
aims to find out the picture of ergonomic attitude of Ners professional students.

Method: This research uses quantitative research with descriptive method. The
number of samples was 79 students of Ners profession taken through total
sampling techniques. Research instruments use questionnaire. Data analysis uses
univariate analysis.

Research Result: The majority of respondents had an ergonomic attitude with


sufficient category (72.2%). Most respondents were in their late teens (73.4%)
17-25 years old. Mayoritas respondents are more women than men (69.6%).
Then, most respondents hada normal BMI (77.2%). Most respondents had no
family history of working as nurses (67.1%). From different age groups,
adolescents had a fairly higher ergonomics attitude (81.1%). The majority of
respondents with female gender had sufficient ergonomics (76.3%). Most
respondents with a normal BMI had sufficient ergonomics (73.7%). In addition,
the majority of respondents who do not have a family history of nursing
profession have sufficient ergonomics (77.3%).

Conclusion: Most respondents have ergonomic attitude with sufficient category.

Keywords: Ergonomics, Ners profession, attitude.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

ABSTRAK.............................................................................................................vii

ABSTRACT.........................................................................................................viii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

D. Manfaat.........................................................................................................3

E. Keaslian Penelitian........................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5

A. Kajian Teori..................................................................................................5

B. Kerangka Teori...........................................................................................12

C. Kerangka Konsep........................................................................................12

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................13

A. Desain Penelitian.........................................................................................13

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................13

xii
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................13

D. Variabel Penelitian......................................................................................13

E. Definisi Operasional...................................................................................14

F. Alur Penelitian............................................................................................14

G. Instrumen Penelitian...................................................................................16

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................................................16

I. Sumber Data................................................................................................17

J. Analisa Data................................................................................................17

K. Etika Penelitian...........................................................................................18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................19

A. Hasil Penelitian...........................................................................................19

B. Pembahasan.................................................................................................22

C. Keterbatasan Penelitian...............................................................................29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................31

A. Kesimpulan.................................................................................................31

B. Saran............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

LAMPIRAN...........................................................................................................38

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batasan angkat beban...............................................................................8


Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................14
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen.................................................................................16
Tabel 4.1 Deskripsi Karakteristik Responden (n=79)............................................19
Tabel 4.2 Persentase Kategori Sikap tentang Ergonomi (n=79)............................20
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Usia (n=79).......................................................20
Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin (n=79).......................................21
Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan IMT (n=79).......................................................21
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Riwayat Keluarga Berprofesi Perawat (n=79). 22

xiv
DAFTAR SINGKATAN

LBP : Low Back Pain

WHO : World Health Organization

IEA : International Ergonomics Association

MSD’s : Musculoskeletal Disorder’s

ILO : International Labour Organization

IMT : Index Massa Tubuh

HFE : Human Factors Ergonomics

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Validitas dan Reliabilitas.........................................................39


Lampiran 2. Surat Izin Validitas dan Reliabilitas dari UMP.................................40
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Etik...................................................................41
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas.....................................................42
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari DPMPPTSP..............................................43
Lampiran 6. Lembar Informasi dan Kesediaan......................................................44
Lampiran 7. Lembar Kuesioner.............................................................................47
Lampiran 8. Google Form......................................................................................50
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................52

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................12


Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................12

xvii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah atau suatu organisasi untuk melayani masyarakat Indonesia. Salah
satu pelayanan yang disediakan adalah pelayanan keperawatan yang sifatnya
terus menerus dan berkesinambungan. Dalam memberikan pelayanan,
perawat tidak memandang pasien dari status sosial, agama maupun ras
(Elmonita, Agustina & Dwidiyanti 2018).
Secara umum, profesi perawat berisiko tinggi terkena gangguan
musculoskeletal (Balaputra & Sutomo 2017). Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah ergonomi. Ergonomi merupakan kata yang berasal dari
bahasa Yunani dan dibagi menjadi 2 kata yaitu “ergon” artinya kerja dan
“nomos” artinya aturan, jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu kaidah
yang dibuat dalam sistem pekerjaan (Tarwaka & Bakri 2016). Tujuan dari
ergonomi ialah mengoptimalkan keamanan, kesehatan, kenyamanan dan
efisiensi dalam suatu sistem pekerjaan (Hoffman & Kroemer 2017).
Para ahli menjelaskan bahwa ergonomi berfokus pada desain sistem agar
sesuai dengan kebutuhan, keterampilan dan keterbatasan individu. Menurut
International Ergonomics Association (IEA) ergonomi dibagi menjadi 3 jenis,
yakni: (1) ergonomi fisik, (2) ergonomi kognitif dan (3) ergonomi organisasi.
Ergonomi fisik berfokus pada karakteristik fisik individu, ergonomi kognitif
berfokus pada karakteristik kognitif individu dan ergonomi organisasi
berfokus pada karakteristik psikososial individu (Carayon 2012).
Berdasarkan perkiraan data dari World Health Organization (WHO),
prevalensi penyakit akibat kerja berupa Musculoskeletal Disorders hampir
mencapai 60% (Raraswati et al. 2020). Sedangkan menurut ILO
(International Labour Organization) ada lebih dari 250 juta kecelakaan kerja
dan lebih dari 160 juta pekerja yang sakit akibat lingkungan pekerjaan di
setiap tahunnya (Sutanti & Handoko 2017). Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 juga menunjukkan
bahwa sekitar 26,74% penduduk diatas usia 15 tahun mengalami keluhan dan
gangguan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI 2018). Selain itu, data

1
2

sebelumnya dari pusdatin (pusat data dan informasi) juga menjelaskan bahwa
pada tahun 2011-2014 angka kejadian penyakit akibat kerja mengalami
penurunan. Jumlah angka kejadian penyakit akibat kerja (PAK) tahun 2011
ada 57.929, tahun 2012 ada 60.322, tahun 2013 ada 97.144 dan tahun 2014
sebanyak 40.694 (Kementerian Kesehatan RI 2015).
Secara umum, walaupun perawat memahami tentang sikap ergonomi
namun mereka seringkali melakukan kesalahan saat melaksanakan tindakan
seperti punggung yang terlalu membungkuk. Menurut KBBI, sikap adalah
cara berdiri (tegak, teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak). Purbasari dan
Siboro (2018) mengemukakan bahwa sikap seseorang dalam bekerja dibagi
menjadi tiga macam yaitu sikap duduk, sikap berdiri dan sikap berdiri
setengah duduk (Purbasari & Siboro 2018).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 25 mahasiswa Ners, diketahui
bahwa mahasiswa menyatakan memahami pentingnya sikap ergonomi.
Namun, terkadang ada beberapa tindakan di rumah sakit seperti perawatan
luka, mengangkat pasien dan memasang infus yang membuat mereka tidak
menerapkan sikap ergonomi tersebut. Selain itu, tuntutan pekerjaan yang
harus cepat dan tepat juga membuat mereka mengabaikan sikap ergonomi.
Lingkungan rumah sakit memang menjadi faktor predisposisi perawat
mengalami berbagai masalah fisik dan stres (Aljohani & Pascua 2019).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui sekalipun mahasiswa
menyatakan memahami pentingnya menerapkan sikap ergonomi saat
melakukan praktik, tetapi seringkali tidak melakukan. Hal ini dapat terjadi
karena sikap ergonomi belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai bagaimana
gambaran sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners Universitas Jenderal
Soedirman. Penelitian ini penting karena menggali aspek ergonomi yang
belum dikuasai oleh mahasiswa sehingga dapat menjadi masukan bagi
institusi untuk mengatasinya.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalahnya
adalah bagaimana gambaran sikap ergonomi saat praktik keperawatan pada
mahasiswa profesi Ners Universitas Jenderal Soedirman?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran sikap ergonomi pada mahasiswa profesi Ners
Universitas Jenderal Soedirman.
2. Tujuan Khusus
2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, IMT dan riwayat keluarga berprofesi perawat.
2.2 Mendeskripsikan tingkat sikap mahasiswa profesi Ners Universitas
Jenderal Soedirman
2.3 Mendeskripsikan tingkat sikap ergonomi berdasarkan usia.
2.4 Mendeskripsikan tingkat sikap ergonomi berdasarkan jenis kelamin.
2.5 Mendeskripsikan tingkat sikap ergonomi berdasarkan IMT.
2.6 Mendeskripsikan tingkat sikap ergonomi berdasarkan riwayat
keluarga berprofesi perawat.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi mahasiswa
profesi Ners untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait sikap ergonomi
yang baik dan menerapkannya ketika sedang praktik di rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi kepada perawat pendidik dalam
mengembangkan Pendidikan tentang sikap ergonomi yang baik.
2.2 Bagi mahasiswa profesi Ners
Memberikan informasi terkait pentingnya penerapan sikap ergonomi
yang baik saat praktik keperawatan di rumah sakit.
4

2.3 Bagi peneliti


Meningkatkan pemahaman akan pentingnya sikap ergonomi yang
baik.

E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Hadyan, M.F. & Saftarina, F. (2017) dengan judul “Hubungan
usia, lama kerja, masa kerja dan indeks massa tubuh (IMT) terhadap
kejadian low back pain (LBP) pada petani di desa Munca Kabupaten
Pesawaran”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa para petani harus lebih
memperhatikan faktor risiko terjadinya low back pain (LBP). Selain itu,
dalam penelitian ini juga tidak terdapat hubungan antara IMT dengan
kejadian LBP. Perbedaan kedua penelitian terletak pada waktu penelitian,
lokasi penelitian, responden penelitian dan variabel penelitian.
2. Penelitian Balaputra, I., dan Sutomo, A. H. (2017) dengan judul
“Pengetahuan Ergonomi dan Postur Kerja Perawat pada Perawatan Luka
dengan Gangguan Muskuloskeletal di dr. H.Koesnadi Bondowoso”. Hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa jenis kelamin, usia, dan tingkat
pendidikan tidak berhubungan dengan gangguan musculoskeletal. Namun,
pengetahuan akan ergonomi, sikap kerja dan masa kerja merupakan faktor
risiko terjadinya gangguan musculoskeletal. Perbedaan kedua penelitian
terletak pada waktu penelitian, lokasi penelitian, variabel terikat dan
responden penelitian.
3. Penelitian Bunga et al. (2019) dengan judul “Relationship Between
Conation and Nurse Ergonomic Behavior in Prevention Of Low Back
Pain”. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa ada hubungan antara konasi
dengan perilaku ergonomi perawat dalam mencegah peristiwa low back
pain (LBP). Perilaku ergonomi akan terbentuk jika perawat memiliki niat
untuk melakukan praktik dengan baik dan benar. Konasi dapat dibentuk
dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan pesepsi. Perbedaan
kedua penelitian terletak pada waktu penelitian, lokasi penelitian,
responden penelitian dan variabel bebas.
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Konsep Ergonomi
a. Definisi Ergonomi
Ergonomi adalah bidang keilmuan yang menganalisis hubungan
antara manusia dan sistem, dengan tetap menerapkan metode dan prinsip
yang ada (Choppin et al. 2018). Ergonomi juga merupakan kesesuaian
antara postur tubuh terhadap beban kerja dengan menggunakan
pendekatan fitting the person to the job (Koma, Bergh & Costa Black
2019). Jadi kesimpulannya ergonomi adalah ilmu yang menggali
hubungan interaksi antara manusia dengan lingkungan kerjanya,
sehingga dalam melakukan pekerjaan manusia merasa nyaman dan aman.
b. Tujuan dan Manfaat Ergonomi
Secara global, tujuan dan manfaat dari ergonomi yaitu (Tarwaka &
Bakri 2016):
1) Mengoptimalkan keselamatan fisik maupun mental.
2) Mengoptimalkan ketenteraman dan jaminan sosial.
3) Mengoptimalkan keseimbangan dari berbagai aspek
c. Faktor Risiko
Elemen-elemen tempat kerja yang berhubungan dengan
ketidaknyamanan pada saat bekerja merupakan salah satu faktor risiko
dari ergonomi (Nugraha et al. 2019). Beberapa faktor risiko ergonomi
yaitu: gerakan berulang, beban berlebih, postur tubuh yang janggal,
adanya tekanan, getaran dan posisi statis (Hakim & Mohsen 2017).
d. Domain Ergonomi
Tiga domain utama dari ergonomi, yaitu (Diego Mas, Alcaide Marzal
& Poveda Bautista 2020):
1) Ergonomi fisik: berhubungan dengan kegiatan tubuh
2) Ergonomi kognitif: berhubungan dengan proses mental manusia
3) Ergonomi organisasi: berhubungan dengan sistem sosio-teknis

5
6

e. Makro Ergonomi
Seiring berjalannya waktu, Human Factors and Ergonomic (HFE)
semakin berkembang dengan cakupan sistem yang lebih luas. Cakupan
manusia dan sistem yang lebih luas disebut makro ergonomi. Maksud
dari makro ergonomi ialah suatu pendekatan sistem sosio-teknis yang
dilakukan secara top-down untuk menganalisis dan merancang sistem
serta kebijakan kerja, yang nantinya akan di terapkan ke seluruh elemen
(Carayon 2012). Menurut para ahli, terdapat 5 sistem antara lain:
1) Sistem manusia-mesin, contohnya desain kontrol, ruang kerja (ruang
perawatan dan ruang pasien) dan fasilitas
2) Sistem manusia-lingkungan, contohnya kebisingan, temperatur,
kelembaban dan getaran
3) Sistem manusia-perangkat lunak, contohnya teknologi informasi
4) Sistem pekerjaan manusia, contohnya jadwal kerja
5) Sistem organisasi, contohnya kerja tim dan sistem pelaporan
f. Ergonomi Fisik
Ergonomi fisik berhubungan dengan struktur tubuh manusia,
antropometri dan biomekanika yang berkaitan dengan aktivitas manusia.
Hal-hal yang masuk dalam ergonomi fisik adalah posisi tubuh, baik pada
saat berdiri, duduk maupun mengangkat beban. Antropometri sendiri
adalah ilmu yang berkaitan dengan dimensi tubuh manusia, yang
mencakup struktur, ukuran dan penerapannya, sehingga dalam
melakukan aktivitas perawat perlu memperhatikan lingkungan kerja dan
peralatannya. Antropometri terbagi menjadi beberapa hal, antara lain:
1) Penyusunan area kerja seperti, work station
2) Penyediaan peralatan kerja seperti, mesin
3) Perancangan perlengkapan kerja seperti, meja dan kursi
4) Perencanaan lingkungan fisik
Masalah yang biasanya timbul dalam ergonomi fisik adalah terkait
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, seperti penanganan pasien,
ruang pasien dan desain lingkungan. Untuk meminimalkan masalah
7

tersebut, maka ada prinsip yang perlu dipertimbangkan yaitu jangkauan


dalam bekerja (Carayon 2012).
g. Ergonomi Kognitif
Topik yang terdapat dalam ergonomi kognitif berhubungan dengan
proses mental manusia, mencakup; beban kerja, proses pengambilan
keputusan dan stres akibat pekerjaan. Selain itu, ada beberapa hal yang
termasuk dalam ergonomi kognitif seperti proses informasi, kesalahan
manusia, pengetahuan dan keahlian manusia. Pemrosesan informasi
dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan
interaksi fisik misalnya, tulisan yang terlalu kecil tidak dapat dibaca oleh
seseorang yang memiliki gangguan penglihatan (Carayon 2012).
h. Ergonomi Organisasi
Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa ergonomi organisasi berkaitan
dengan sistem dan lingkungan pekerjaan. Dalam lingkungan pekerjaan
perlu adanya komunikasi, kerja tim, jadwal kerja, sistem pelaporan dan
kebijakan yang baik agar membuat para pekerja menjadi nyaman.
Permasalahan yang timbul dalam ergonomi organisasi adalah stress dan
kelelahan kerja (Carayon 2012).
i. Ergonomi Lingkungan
Aspek dalam ergonomi lingkungan adalah (Jazani & Mousavi 2014):
1) Pencahayaan, digunakan sebagai alat penerangan. Dibagi menjadi 2
yaitu: kadar cahaya dan distribusi cahaya.
2) Udara Ruangan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain, suhu,
debu, kelembapan udara dan pertukaran udara.
3) Kebisingan dan getaran yang dipengaruhi oleh desain ruang kerja.
j. Prinsip Ergonomi
Prinsip utama ergonomi adalah menyelaraskan dan menyeimbangkan
antara pekerjaan dan pekerjanya.. Sesuai dengan tujuannya, maka
ergonomi memiliki 12 prinsip yaitu: 1) bekerja pada posisi normal, 2)
mengurangi gerakan berlebih, 3) mudah dijangkau, 4) bekerja pada
ketinggian yang sesuai, 5) mengurangi gaya berlebih, 6) mengurangi
beban statis, 7) mengurangi tekanan, 8) menjaga lingkungan tetap
8

nyaman, 9) membuat petunjuk, 10) memperbaiki sistem pekerjaan, 11)


melakukan peregangan, 12) membuat lebih leluasa bergerak. Di
Indonesia, penerapan prinsip-prinsip ergonomi masih kurang tersentuh di
rumah sakit (Prapti et al. 2018). Hal tersebut membuat banyak perawat
yang memiliki kendala ergonomi karena kurangnya informasi terkait
prinsip ergonomi (Bunga et al. 2019).
k. Sikap Kerja
Salah satu komponen yang dipertimbangkan dalam ergonomi yakni
sikap kerja, sebagai contohnya (Fatejarum & Susianti 2018):
1) Mengangkat beban
Batasan dalam mengangkat beban diatur dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. PER.01/Men/1978
tentang Kesehatan dan Keselamatan  Kerja.

Tabel 2.1 Batasan angkat beban

Aktivitas mengangkat Dewasa Tenaga kerja muda

Pria Perempuan Pria Perempuan

Sekali 40 kg 10 kg 15 kg 10-12 kg

Berulang 15-18 kg 10 kg 10-15 kg 6-9 kg

2) Pekerjaan berulang (repetisi)


Rancang kembali sikap kerja untuk menghindari pekerjaan berulang.
3) Peralatan
Peralatan pekerjaan harus disesuaikan dengan perawat, dari mulai
tinggi rendahnya.
4) Posisi leher
Posisi normal leher adalah lurus dan tidak memutar ke samping kiri
maupun kanan.
5) Posisi membungkuk
Seseorang tidak boleh membungkuk lebih dari 20°, jika hal itu sering
terjadi maka dapat menimbulkan risiko musculoskeletal.
9

Selanjutnya, postur manusia dalam bekerja terdiri dari (Mayasari &


Saftarina 2016):
1) Postur netral merupakan posisi tubuh yang seimbang saat
melakukan aktivitas.
2) Postur janggal merupakan postur dimana bagian tubuh melakukan
penyimpangan dari posisi netral saat melakukan aktivitas. Postur
janggal terdiri dari:
a) Postur janggal pada tulang belakang
1. Membungkuk yaitu ketika posisi punggung condong ke
depan dengan sudut lebih dari 20°.
2. Berputar yaitu ketika seseorang berputar tanpa
memperhitungkan rotasi yang dilakukannya.
3. Miring, sama halnya seperti posisi berputar. Pada posisi ini
terjadi fleksi pada bagian tubuh.
b) Postur janggal pada bahu
Postur bahu adalah ketika melakukan pekerjaan dengan lengan
atas dan membentuk sudut 45 derajat.
c) Postur janggal pada leher
Leher adalah salah satu bagian tubuh yang rentan mengalami
rasa sakit. Ketika seseorang melakukan pekerjaan dengan posisi
leher yang salah dalam waktu yang cukup lama, maka akan
membuat orang tersebut mengalami kesakitan.
d) Postur janggal pada kaki
1. Jongkok adalah posisi tubuh dimana perut menempel pada
paha dan terjadi fleksi maksimal.
2. Berlutut adalah posisi dimana sendi lutut menekuk dan
menyentuh lantai.
3. Berdiri pada satu kaki, adalah posisi dimana seseorang hanya
bertumpu pada satu kaki.
l. Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi
Ergonomi merupakan bidang keahlian yang digunakan untuk
menyelaraskan sarana, sistem dan lingkungan kerja terhadap
10

keterampilan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia


mampu berkarya secara optimal dan bekerja dengan nyaman (Dirisu et
al. 2019). Dalam ergonomi terdapat tuntutan tugas dan kapasitas kerja
yang harus selalu berada pada garis keseimbangan, sehingga akan
mencapai kualitas kerja yang tinggi. Tuntutan kerja tidak boleh terlalu
tinggi (overload) dan tidak boleh terlalu rendah (underload), jika
keduanya tidak seimbang maka akan menyebabkan stres (Berlin &
Adams 2017).
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa mahasiswa
Ners harus mengetahui bagaimana prinsip biomekanika tubuh serta
ergonomi yang baik, supaya dapat menerapkan dalam melakukan
pekerjaannya di rumah sakit. Posisi tubuh yang salah dan dipaksa dapat
menyebabkan kelelahan sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien.
2. Konsep Sikap
Lapierre mengungkapkan bahwa sikap adalah suatu bentuk kepribadian
dan karakter seorang individu untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan
sosial (Azwar 2013). Sikap juga merupakan penilaian yang dilakukan oleh
manusia pada dirinya sendiri, orang lain maupun objek (Kircher dan Fox
2019). Sikap dibagi menjadi berbagai tahapan, antara lain: 1) menerima, 2)
merespon, 3) menghargai dan 4) bertanggung jawab. Selain itu, sikap juga
dapat memiliki sifat positif dan sifat negatif. Sifat positif dari sikap adalah
kecenderungan mendekati dan menyenangi objek tertentu. Sedangkan sifat
negatif sikap adalah kencenderungan menjauhi, membenci, menghindari
dan tidak menyukai objek tertentu (Azwar 2013).
Sikap dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek konasi. Aspek kognitif berisi pemahaman individu akan suatu objek,
aspek afektif menyangkut permasalahan emosional dan aspek konasi
menyangkut perilaku individu. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya
sikap individu, yakni:
a. Pengalaman pribadi
Suatu kejadian yang telah dialami individu dan dapat mempengaruhi
terbentuknya sikap.
11

b. Pengaruh orang lain


Orang merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi sikap
individu misalnya kehidupan masyarakat di pedesaan, mereka akan
mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakat.
c. Budaya
Dalam kehidupan masyarakat, budaya memiliki peran yang besar
terhadap terbentuknya sikap seorang individu.
d. Media massa
Media massa mampu menyampaikan berbagai informasi yang berguna
bagi terbentuknya sikap seorang individu.
e. Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan serta agama sangat berpengaruh dalam
pembentukan sikap, karena keduanya mengajarkan konsep moral
dalam diri individu.
Selain itu, pembentukan sikap juga melalui 3 pendekatan teori yaitu:
a. Teori belajar
Sikap dapat terbentuk apabila individu mendapat informasi melalui 3
mekanisme, yaitu asosiasi, reinforcement dan imitasi.
b. Teori insentif
Teori yang menjelaskan bahwa terbentuknya sikap berasal dari proses
menimbang baik buruknya berbagai kemungkinan. Dalam teori ini,
individu akan berusaha untuk memaksimalkan nilai dari berbagai hasil
maupun akibat yang diinginkan.
c. Teori konsistensi kognitif
Dalam teori ini, individu telah menemukan makna dalam struktur
kognitifnya, sehingga mereka berusaha membuat kognisinya menjadi
lebih konsisten.
12

B. Kerangka Teori

1. Baik, apabila subjek


Faktor yang
mempengaruhi: menjawab benar
1. Pengalaman 76%-100% dari
2. Pengaruh individu seluruh pertanyaan.
lain
3. Budaya 2. Cukup, apabila
4. Media massa subjek menjawab
5. Lembaga
pendidikan dan Sikap benar 56%-75% dari
agama Ergonomi seluruh pertanyaan.
6. Karakteristik
individu (usia, 3. Kurang, apabila
jenis kelamin, subjek menjawab
IMT)
benar <56% dari
seluruh pertanyaan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Postur tubuh

Gerakan berulang
Gambaran sikap
ergonomi
mahasiswa profesi Posisi statis
Ners

Penggunaan APD

Rasionalisasi sikap
ergonomi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan:
: Diteliti
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif. Metode deskriptif kuantitatif merupakan desain yang memiliki
tujuan utama untuk mengetahui gambaran dari suatu keadaan yang bersifat
rasional yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti (Prasko et al. 2016).
Desain penelitian ini menggambarkan sikap ergonomi mahasiswa profesi
Ners Universitas Jenderal Soedirman.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah Kampus Keperawatan
Universitas Jenderal Soedirman. Pengambilan data penelitian dilaksanakan
pada bulan Desember 2020. Seluruh proses penelitian dilakukan pada bulan
September 2020 – Januari 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek dan subjek yang diteliti. Keakuratan
dalam penelitian dipengaruhi oleh populasi (Sugiyono 2017). Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa keperawatan Universitas
Jenderal Soedirman yang sedang menjalankan profesi Ners. Populasi
responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi Ners angkatan 25
dan angkatan 26 yang berjumlah 83 orang. Teknik pengambilan sample yang
digunakan adalah total sampling, dimana seluruh jumlah sampel sama dengan
jumlah populasinya (Sugiyono 2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini,
adalah mahasiswa yang bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria
eksklusinya adalah mahasiswa yang tidak lengkap mengisi kuesioner dan
mahasiswa yang belum atau tidak sedang mengikuti jenjang profesi Ners.
Mahasiswa profesi Ners yang masuk ke kriteria eksklusi berjumlah 4 orang,
yaitu mahasiswa yang tidak lengkap mengisi kuesioner.

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik mahasiswa profesi Ners,
dan sikap ergonomi.
14

E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Sikap Tanggapan responden Kuesioner B 1. Baik (>75% atau Ordinal


Ergonomi mengenai penerapan skor >90)
sikap ergonomi 2. Cukup (56%-
75% atau skor
berjumlah 67-90)
3. Kurang (<56%
atau skor <67)

Usia Usia responden pada Kuesioner A 1. Remaja akhir Ordinal


saat dikaji (17-25 tahun)
2. Dewasa awal (26-
35 tahun)
3. Dewasa tengah
(36-45 tahun)

Jenis kelamin Karakteristik Kuesioner A A. Laki-laki Nominal


responden B. Perempuan
berdasarkan ciri
biologis

IMT Perbandingan berat Kuesioner A 1. Kurus: IMT Ordinal


badan (kg) dan tinggi <18,5
badan dalam satuan 2. Normal: IMT
m² 18,5 - 24,9
3. Berat badan lebih
: IMT >25,0

Riwayat Mahasiswa profesi Kuesioner A 1. Ada Nominal


keluarga Ners yang memiliki 2. Tidak ada
keluarga yang bekerja
sebagai perawat

F. Alur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Alur penelitian dimulai dari tahap persiapan. Pada tahap ini, ada beberapa
hal yang dilakukan peneliti yaitu mulai dari menentukan tema, menyusun
proposal penelitian, melakukan studi pendahuluan, dan berkonsultasi
dengan pembimbing. Proposal penelitian telah disetujui pada tanggal 22
Oktober 2020 dan telah dilakukan seminar proposal pada tanggal 27
Oktober 2020. Kemudian, dilakukan perbaikan proposal penelitian.
15

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, sebelum mengambil data penelitian, dilakukan uji etik
terlebih dahulu pada tanggal 19 November 2020. Uji etik dilakukan di
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dengan mengumpulkan form aplikasi etik
uji manusia, surat permohonan ethical clearance, informed consent,
instrumen penelitian dan form perbaikan seminar proposal. Setelah
dilakukan uji etik, kemudian peneliti meminta izin melakukan penelitian
dari DPMPPTSP pada tanggal 24 November 2020. Selanjutnya peneliti
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner gambaran
sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners yang telah dimodifikasi. Uji
validitas dan reliabilitas menggunakan 30 responden mahasiswa profesi
Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal 26 November
2020. Setelah mendapatkan hasil uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya
dilakukan pengambilan data selama sembilan hari yaitu pada tanggal 28
November 2020 - 6 Desember 2020. Pada tanggal 28 November 2020
peneliti mendata semua mahasiswa profesi Ners, kemudian melakukan
kontrak waktu dengan responden, menjelaskan maksud dan tujuan
dilakukannya penelitian ini. Setelah itu, membagikan informed consent
dan lembar kuesioner secara online yaitu melalui link google form dan
setiap email hanya bisa mengisi 1 kali. Untuk mengidentifikasi responden,
telah disediakan kolom untuk mengisi NIM mahasiswa profesi Ners.
Setelah membagikan kuesioner, peneliti menjelaskan cara pengisian
kuesioner. Responden diharapkan mengisi kuesioner sampai selesai dan
kuesioner dikumpulkan pada hari itu juga. Data yang telah diambil disebut
sebagai data primer. Selanjutnya, untuk data demografi lengkap dari
mahasiswa profesi Ners angkatan 25 dan angkatan 26 sudah saya dapatkan
dari bapendik, sehingga data tersebut disebut data sekunder.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini, data diinput kemudian dilakukan analisis. Selanjutnya hasil
analisis disusun untuk laporan hasil penelitian sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas penelitian yang telah dilakukan, kemudian
16

dikonsultasikan ke dosen pembimbing 1 dan 2. Setelah laporan hasil


disetujui kemudian dilakukan seminar hasil dan dilakukan perbaikan.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen yang telah
dimodifikasi dari kuesioner penelitian milik Elisa Hafrida (2014) dan Beauty
Kartika Widyasari (2014). Dalam penelitian ini, ada 2 kuesioner yang
digunakan, yakni kuesioner A mengenai karakteristik responden dan
kuesioner B mengenai sikap ergonomi. Kuesioner ini berisi 21 pertanyaan
favorable dan 9 pertanyaan unfavorable dengan pilihan jawaban dengan skala
likert. Penilaian pertanyaan favorable adalah sebagai berikut: selalu= 4,
sering= 3, jarang= 2, dan tidak pernah= 1. Sedangkan pertanyaan unfavorable
selalu = 1, sering= 2, jarang=3, dan tidak pernah= 4.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

No Item
Kuesioner Total
Favourable Unfavourable

Rasionalisasi sikap 1, 2, 4, 5, 7, 8, 11, 15, 9, 10, 18, 28 23


ergonomi 19, 21, 26, 29, 30, 32,
33, 34, 37, 39, 40

Postur janggal dan 24 12, 15, 25, 26 5


gerakan berulang

Posisi statis - 7 1

Penggunaan APD 31 - 1

Total 21 9 30

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur kesahihan
dari suatu instrumen penelitian. Pengujian validitas dilakukan menggunakan
uji Pearson product moment yang membandingkan nilai r hitung setiap item
pertanyaan dengan nilai kritik r (r tabel) pada df 0,5 yaitu 0,361. Selain itu,
instrumen dinyatakan valid apabila nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 dan pearson
corellation bernilai positif (Sugiyono 2017). Sedangkan uji reliabilitas adalah
untuk mengukur sejauh mana alat ukur penelitian dapat dipercaya. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan di Kampus Keperawatan Universitas
17

Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 30 responden menggunakan teknik


random sampling dengan r tabel 0,361. Dalam uji valid tersebut terdapat 10
item pertanyaan tidak valid dan 30 pertanyaan yang valid. Pertanyaan yang
tidak valid dihapus oleh peneliti karena pada setiap aspek sudah terwakili
dalam pertanyaan yang valid. Kemudian melakukan pengujian reliabilitas
instrumen menggunakan uji Cronbach Alpha (Sugiyono 2017). Suatu
instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60
sedangkan suatu instrumen dikatakan tidak reliabel jika nilai Cronbach Alpha
kurang dari 0,60 (Sugiyono 2017). Didapatkan nilai Cronbach Alpha pada
kuesioner gambaran sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners Universitas
Jenderal Soedirman adalah 0,918. Disimpulkan bahwa nilai alpha 0,918 >
0,60 yang artinya item-item kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel atau
terpercaya.

I. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini yaitu sumber data primer, dimana peneliti
langsung mengambil data tentang sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners.

J. Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat. Analisis univariat dilakukan terhadap karakteristik responden dan
variabel sikap ergonomi. Hasil analisis berupa distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel.
Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
f
P= x 100%
n

Keterangan:
P: persentase
f: frekuensi
n: total skor
Setelah didapatkan hasil, maka hasil tersebut dimasukkan sesuai kategori
tingkat sikap. Kategori tingkat sikap dibagi 3, yaitu (Budiman & Riyanto
2013):
18

1. Baik, bila subjek mampu menjawab benar 76%-100% atau skor >90
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab benar 56%-75% atau skor
berjumlah 67-90
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab benar <56% atau skor <67

K. Etika Penelitian
Peneliti menerapkan etika penelitian berdasarkan 3 prinsip. Pertama,
prinsip menghargai harkat dan martabat individu yaitu peneliti memberikan
kebebasan bagi individu untuk ikut serta dalam penelitian dan tiap responden
memiliki hak untuk membatalkan keikutsertaannya dalam penelitian ini (Adi
2015). Peneliti menjelaskan topik yang diteliti dan prosedur selama
penelitian, lalu memberikan otoritas dengan penggunaan informed consent
untuk persetujuan apakah mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi bersedia
menjadi responden. Kedua, prinsip beneficence yaitu peneliti mengusahakan
manfaat yang semaksimal mungkin dan meminimalkan kerugian bagi
individu yang terlibat dalam penelitian ini (Adi 2015). Salah satu manfaat
yang didapatkan reponden ialah informasi terkait pentingnya penerapan sikap
ergonomi saat praktik keperawatan. Ketiga, prinsip justice yaitu peneliti tidak
membeda-bedakan responden. Semua responden mendapatkan perlakuan dan
hak yang sama selama proses penelitian berlangsung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 28 November 2020 sampai 6
Desember 2020 dengan memperoleh responden total sampling yakni 79.
Responden profesi Ners angkatan 25 berjumlah 42 orang dan angkatan 26
berjumlah 37 orang. Hasil penelitian ini menjelaskan gambaran sikap
ergonomi mahasiswa profesi Ners yang telah di analisis dalam bentuk analisis
univariat.

1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden digunakan untuk menyampaikan informasi data
demografi yakni usia, jenis kelamin, IMT dan riwayat keluarga berprofesi
perawat. Karakteristik responden disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Deskripsi Karakteristik Responden (n=79)

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

Usia
Remaja Akhir 58 73,4
Dewasa Awal 11 13,9
Dewasa Tengah 10 12,7

Jenis Kelamin
Laki-laki 24 30,4
Perempuan 55 69,6

IMT
Kurus 7 8,9
Normal 61 77,2
Berat badan lebih 11 13,9

Riwayat Keluarga Berprofesi


Perawat
Ada 26 32,9
Tidak ada 53 67,1

Berdasarkan tabel 4.1, karakteristik mahasiswa profesi Ners dengan


responden terbanyak adalah mahasiswa usia remaja akhir (17-25 tahun)
sebanyak 58 orang (73,4%), mayoritas berjenis kelamin perempuan
sebanyak 55 orang (69,6%) dengan klasifikasi IMT normal sebanyak 61
20

orang (77,2). Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa sebanyak 53
orang (67,1%) tidak memiliki riwayat keluarga berprofesi sebagai perawat.
2. Persentase Gambaran Sikap Ergonomi Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Jenderal Soedirman
Sikap ergonomi responden dibagi menjadi tiga kategori, yaitu baik,
cukup dan kurang. Kategori sikap ergonomi responden disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Kategori sikap ergonomi
responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Persentase Kategori Sikap tentang Ergonomi (n=79)

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 22 27,8
Cukup 57 72,2
Kurang 0 0

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa profesi Ners di
Universitas Jenderal Soedirman mempunyai sikap ergonomi dengan
kategori cukup sebanyak 57 orang (72,2%), sikap ergonomi dengan
kategori baik sebanyak 22 orang (27,8%) dan sikap ergonomi dengan
kategori kurang 0 atau tidak ada.
3. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, IMT
dan Riwayat Keluarga Berprofesi Perawat
Mendeskripsikan sikap ergonomi berdasarkan karakteristik responden
menggunakan uji univariat, disajikan pada tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5,
dan tabel 4.6.
a. Tingkat Sikap Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Usia (n=79)

Usia Kategori Sikap


Baik Cukup
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Remaja Akhir 11 18,9 47 81,1
Dewasa Awal 6 54,5 5 45,5
Dewasa Tengah 5 50 5 50
21

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden dengan usia


remaja akhir memiliki sikap ergonomi baik sebanyak 11 orang (18,9%)
dan cukup sebanyak 47 orang (81,1%). Responden usia dewasa awal
memiliki sikap ergonomi baik sebanyak 6 orang (54,5%) dan cukup
sebanyak 5 orang (45,5%). Responden usia dewasa tengah memiliki
sikap ergonomi baik dan cukup sama besar, yaitu masing-masing 50%.
Dari hasil penelitian tersebut, mayoritas responden berusia remaja akhir
memiliki sikap ergonomi dengan kategori cukup.

b. Tingkat Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin (n=79)

Jenis Kelamin Kategori Sikap


Baik Cukup
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Laki-laki 9 37,5 15 62,5
Perempuan 13 23,7 42 76,3

Berdasarkan tabel 4.4 menyatakan hasil bahwa responden dengan


jenis kelamin laki-laki memiliki sikap ergonomi baik sebanyak 9 orang
(37,5%) dan cukup sebanyak 15 orang (62,5%). Responden dengan jenis
kelamin perempuan memiliki sikap ergonomi baik sebanyak 13 orang
(23,7%) dan cukup sebanyak 42 orang (76,3%). Dari hasil penelitian
tersebut, mayoritas responden dengan jenis kelamin perempuan memiliki
sikap ergonomi kategori cukup.

c. Tingkat Sikap Berdasarkan Index Massa Tubuh


Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan IMT (n=79)

IMT Kategori Sikap


Baik Cukup
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Kurus 1 14,2 6 85,8
Normal 16 26,3 45 73,7
Berat badan lebih 5 45,5 6 54,5
22

Tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa responden dengan IMT kurus


memilik sikap ergonomi baik sejumlah 1 orang (14,2%) dan cukup
sejumlah 6 orang (85,8%). Responden dengan IMT normal memiliki
sikap ergonomi baik sejumlah 16 orang (26,3%) dan cukup sejumlah 45
orang (73,7%). Responden dengan IMT berat badan lebih memiliki sikap
ergonomi baik sejumlah 5 orang (45,5%) dan cukup sejumlah 6 orang
(54,5%). Dari hasil penelitian tersebut, mayoritas responden dengan IMT
normal memiliki sikap ergonomi dengan kategori cukup.

d. Tingkat Sikap Berdasarkan Riwayat Keluarga Berprofesi Perawat


Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Riwayat Keluarga Berprofesi Perawat (n=79)

Riwayat Keluarga Kategori Sikap


Berprofesi Perawat
Baik Cukup

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase


(f) (%) (f) (%)
Ada 10 38,4 16 61,6
Tidak Ada 12 22,7 41 77,3

Berdasarkan tabel 4.6 menyatakan bahwa responden dengan riwayat


keluarga berprofesi perawat memiliki sikap ergonomi baik sebanyak 10
orang (38,4%) dan cukup sebanyak 16 orang (61,6%). Responden dengan
tidak ada riwayat keluarga berprofesi perawat memiliki sikap ergonomi
baik sebanyak 12 orang (22,7%) dan cukup sebanyak 41 orang (77,3%).
Dari hasil penelitian tersebut, mayoritas responden yang tidak ada
riwayat keluarga berprofesi perawat memiliki sikap ergonomi dengan
kategori cukup.

B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Data demografi responden dalam penelitian ini mencakup usia, jenis
kelamin, IMT dan riwayat keluarga berprofesi perawat. Responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi Ners dengan
rentang usia remaja akhir - dewasa tengah. Mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah kelompok usia remaja akhir (17-25 tahun) yang
berjumlah 58 orang (73,4%), sedangkan kelompok usia dewasa awal (26-35
23

tahun) berjumlah 11 orang (13,9) dan kelompok usia dewasa tengah (36-45
tahun) berjumlah 10 orang (12,7%). Menurut Hurlock (2011), kelompok
usia remaja akhir mulai memahami arah dan tujuan hidupnya. Selain itu,
usia remaja akhir juga mengalami periode perubahan dimana perubahan
fisik setara dengan perubahan sikap dan perilaku. Apabila perubahan fisik
terjadi begitu cepat maka perubahan sikap dan perilaku juga berubah dengan
cepat. Selanjutnya menurut Piaget, kemampuan kognitif remaja dapat
dikembangkan melalui informasi yang mereka dapat di media massa. Akan
tetapi pada usia ini, informasi yang diterima terkadang menimbulkan
pemahaman yang berbeda, untuk itu penyampaian informasi diharapkan
dapat disampaikan dengan benar dan baik. Informasi yang mereka dapatkan
akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi pola perilaku suatu individu. Pemikiran pada masa ini
cenderung abstrak, logis serta idealis (Jahja 2015).
Selanjutnya, jenis kelamin responden didominasi oleh perempuan
sebanyak 55 orang (69,6%) sedangkan pada laki-laki berjumlah sebanyak
24 orang (30,4%). Secara biologis, laki-laki dan perempuan juga memiliki
perbedaan struktur otak seperti dalam hal menerima, memproses dan
menanggapi informasi yang diterima. Pada umumnya perempuan memiliki
hippocampus lebih besar dibanding laki-laki, hal tersebut membuat
perempuan mampu menerima dan memproses informasi lebih cepat
dibanding laki-laki. Perbedaan lainnya adalah laki-laki lebih unggul dalam
keterampilan spasial, sedangkan perempuan unggul dalam hal verbal
(Hurlock 2011).
Pada penelitian ini, mayoritas responden memiliki IMT normal
sebanyak 61 orang (77,2%), kurus sebanyak 7 orang (8,9%) dan berat badan
lebih sebanyak 11 orang (13,9%). Berat badan, tinggi badan dan IMT
mahasiswa berpengaruh terhadap risiko terjadinya gangguan
musculoskeletal. Oleh sebab itu, semakin rendah IMT mahasiswa semakin
rendah pula kelelahan yang dirasakan dan risiko musculoskeletal disorder’s
(Wahyuni, Winaya & Primayanti 2016).
24

Mayoritas responden dalam penelitian ini tidak memiliki riwayat


keluarga berprofesi sebagai perawat dengan jumlah sebanyak 53 orang
(67,1%), sedangkan yang memiliki keluarga berprofesi perawat sebanyak 26
orang (32,9%). Keluarga merupakan seseorang yang bertanggung jawab
terhadap terbentuknya sikap dan perilaku mahasiswa. Selain itu, keluarga
juga merupakan orang terdekat mahasiswa dalam mendapatkan informasi
mengenai berbagai hal. Mereka mempunyai peranan utama dalam
mengembangkan kualitas seorang individu, karena didalam keluarga terjalin
komunikasi dan interaksi yang menjadi awal mula proses pendidikan
perilaku (Saini & Aminah 2019).
2. Sikap Responden tentang Ergonomi
Sikap responden mengenai ergonomi diukur dengan kuesioner yang
berjumlah 30 pernyataan meliputi rasionalisasi sikap ergonomi, postur
janggal dan gerakan berulang, posisi statis serta penggunaan alat
pelindung diri (APD). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran
sikap responden tentang ergonomi masuk dalam kategori sikap cukup
dengan jumlah sebesar 72,2% lebih tinggi dibanding kategori sikap
ergonomi baik sebesar 27,8%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
sikap ergonomi belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari hari
oleh mahasiswa profesi Ners. Hal tersebut dapat disebabkan karena praktik
keperawatan belum maksimal, kurangnya pengalaman dalam bekerja dan
kurangnya pengetahuan (Puspasari 2014). Selain itu, pentingnya kesadaran
dalam penerapan sikap yang ergonomi pada mahasiswa profesi Ners masih
tergolong kurang. Beberapa solusi untuk meningkatkan kesadaran tentang
penerapan sikap ergonomi, antara lain pemberian materi perkuliahan
dengan metode yang lebih bervariasi, mengadakan praktikum tentang
sikap kerja ergonomi, mengadakan kegiatan temu alumni dan
menyelenggarakan kegiatan seminar mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Kemudian, solusi lainnya adalah mengadakan penyuluhan
tentang faktor risiko ergonomi dan pelatihan tentang pencegahan penyakit
akibat kerja (PAK) serta kecelakaan kerja (Agustin et al. 2020).
25

Menurut Azwar (2013) sikap adalah respon dari seorang individu


terhadap suatu objek yang nantinya memunculkan perilaku dari individu
terhadap objek tersebut. Selain itu, sikap juga merupakan penilaian
seorang individu terhadap objek yang ada di lingkungannya. Beberapa hal
yang mempengaruhi sikap seorang individu adalah pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain, media massa, kebudayaan dan lembaga pendidikan.
Sikap kerja yang ergonomi penting diketahui oleh mahasiswa profesi
Ners, karena jika mereka tidak memahami dan menerapkan hal tersebut
dapat berisiko terhadap status kesehatannya. Salah satu masalah kesehatan
yang diakibatkan oleh sikap dan lingkungan yang tidak ergonomi adalah
masalah musculoskeletal. Saat ini, penyebab munculnya masalah
ergonomi di Indonesia adalah belum tersedianya standar ergonomi,
minimnya jumlah SDM yang berkualitas, minimnya pengetahuan dan
pemahaman tentang ergonomi serta kurangnya kesadaran individu akan
sikap kerja yang ergonomi (Mayasari & Saftarina 2016). Di era global,
diperlukan penerapan pendekatan ergonomi pada setiap lini kehidupan.
Keberhasilan dari kegiatan tersebut dapat dicapai apabila ada
keseimbangan antara tuntutan tugas dan kapasitas kerja (Tarwaka & Bakri
2016).
Ergonomi menurut International Ergonomics Association (IEA) adalah
bidang keilmuan yang membahas mengenai hubungan antara manusia dan
sistem, serta profesi yang menerapkan teori, prinsip dan desain kerja untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Selain itu, ergonomi juga
merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan
dimensi lingkungan kerjanya (Christy 2019). Menurut Tarwaka dan Bakri
(2016) tujuan dari ergonomi adalah mengoptimalkan keselamatan baik
fisik maupun mental melalui upaya pencegahan cedera, mengembangkan
kesejahteraan sosial dan menciptakan keseimbangan dari berbagai aspek.
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa mahasiswa profesi Ners
memiliki sikap ergonomi dengan kategori cukup dimana salah satu aspek
yang dinilai adalah postur tubuh. Postur tubuh yang janggal dan gerakan
berulang dapat memicu penyakit tertentu. Hal tersebut diungkapkan dalam
26

penelitian yang dilakukan oleh Saftarina dan Simanjuntak (2017) dengan


judul “Postur kerja dan keluhan Musculoskeletal disorder pada perawat di
instalasi rawat inap RSUD Abdul Moeloek” menerangkan bahwa
responden cenderung nyaman melakukan pekerjaan dengan postur tubuh
janggal yang berisiko rendah atau sedang. Semakin tinggi kesalahan postur
tubuh saat bekerja, semakin tinggi pula keluhan musculoskeletal disorders.
Kemudian, penelitian serupa yang dilakukan oleh Arfiasari (2014) juga
mengungkapkan bahwa postur kerja yang tidak ergonomi membuat
pekerja menjadi nyaman dan menyebabkan sikap kerja yang berisiko
tinggi mengalami keluhan.
Selanjutnya, aspek lain yang dinilai adalah posisi kerja. Seseorang
yang bekerja dengan posisi tubuh yang statis dapat memicu adanya
kelelahan dan berbagai keluhan. Penelitian yang dilakukan oleh Balaputra
dan Sutomo (2017) dengan judul "Pengetahuan ergonomi dan postur kerja
perawat pada perawatan luka dengan gangguan Muskuloskeletal di dr. H.
Koesnadi Bondowoso” mengungkapkan bahwa seseorang akan rentan
mengalami musculoskeletal disorders apabila melakukan posisi kerja yang
statis atau sikap kerja yang tidak ergonomi. Beberapa tindakan
keperawatan yang berisiko tinggi mengalami muskuloskeletal disorders,
antara lain pengambilan sampel darah, tindakan injeksi, perawatan luka,
pemasangan infus dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Selain itu, aspek lain yang dinilai adalah rasionalisasi sikap ergonomi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nugraha, et al (2019) dengan judul
“Efektivitas penerapan edukasi sikap kerja, elektroterapi dan terapi latihan
untuk penderita mechanical neck pain” mengungkapkan bahwa
rasionalisasi sikap ergonomi mampu memberikan kemudahan dalam
bekerja. Rasionalisasi sikap ergonomi dapat diterapkan melalui sikap kerja
yang dibagi menjadi 2, yaitu sikap berdiri dan sikap duduk.
Terakhir, aspek lain yang dinilai adalah penggunaan alat pelindung diri
(APD). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2015) dengan
judul “Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada pekerja di unit kerja produksi pengecoran
27

logam” mengungkapkan bahwa pemakaian alat pelindung diri (APD)


lengkap sangatlah penting untuk melindungi sebagian atau seluruh bagian
tubuh dari potensi bahaya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.
Walgito (2010) juga menjelaskan bahwa sikap seorang individu tergantung
bagaimana tingkat pengetahuannya. Seseorang yang memiliki pengetahuan
baik akan bersikap positif, begitupun sebaliknya.
3. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, IMT
dan Riwayat Keluarga Berprofesi Perawat
a. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan Usia
Menurut Mcloughlin (2010), kematangan usia berkaitan dengan
kemampuan menangkap dan memproses informasi. Semakin
bertambahnya usia sejalan dengan menurunnya daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Pertambahan usia juga menandakan tingkat
pengalaman bekerja yang mana ikut berpengaruh terhadap sikap
ergonomi. Seorang perawat yang telah bekerja selama bertahun-tahun,
tidak menutup kemungkinan dapat mengalami keluhan karena
penerapan sikap kerja yang tidak ergonomi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian pada tabel 4.3 yaitu usia remaja akhir lebih banyak
81,1% memiliki sikap ergonomi dengan kategori cukup, dibandingkan
pada dewasa awal yang hanya 45,5% dan pada dewasa tengah 50%.
Responden yang berusia remaja akhir memiliki kemampuan menerima
dan memproses informasi lebih tinggi dibanding dengan usia
diatasnya (Jahja 2015).
Secara umum, lebih dari 50% usia dewasa awal dan dewasa tengah
memiliki sikap ergonomi baik, sedangkan remaja akhir hanya 18,9%.
Hurlock (2011) menjelaskan bahwa perkembangan usia sejalan
dengan berkembangnya sikap dan perilaku kesehatan. Semakin cukup
usia, semakin kuat tingkat kematangan akal sehingga menumbuhkan
sikap yang baik (Notoatmodjo 2014). Pertambahan usia juga
mempengaruhi tingkat pengalaman kerja. Pengalaman kerja yang
banyak mampu meningkatkan keahlian dan keterampilan dalan
bekerja. Perawat yang memiliki keterampilan dan sikap yang baik
28

serta sesuai dengan kode etik profesi dapat dikatakan perawat yang
profesional (Abdollahi et al. 2020).
b. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 menyatakan bahwa
responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki sikap ergonomi
dengan kategori cukup lebih tinggi (76,3%) dibanding laki-laki
(62,5%). Hal ini disebabkan dalam melakukan pekerjaan, perempuan
memiliki ketekunan dan ketelitian lebih baik dibanding laki-laki yang
cenderung mengandalkan kekuatan fisik (Helmina, Diani & Hafifah
2019). Selain itu, perempuan juga lebih menekankan kondisi tubuh
yang rileks dan sehat, sehingga mereka berhati-hati dalam melakukan
pekerjaannya (Saewyc 2017). Jenis kelamin dan sikap seorang
individu tentang kesehatan juga mempengaruhi gaya hidup sehat.
Oleh sebab itu, individu yang memiliki gaya hidup sehat akan
berusaha bersikap positif (Eko & Sinaga 2018).
Secara umum, responden laki-laki memiliki sikap ergonomi baik
lebih tinggi (37,5%) dibandingkan responden perempuan (23,7%). Hal
ini dapat dikarenakan kemampuan otot pria lebih tinggi dibanding
perempuan. Selain itu, perempuan juga mengalami beberapa siklus,
seperti haid, kehamilan, nifas dan menyusui (Utami & Setyaningsih
2018).
c. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan IMT
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa
secara umum, responden dengan semua kategori IMT memiliki sikap
ergonomi cukup. Responden dengan IMT normal memiliki sikap
ergonomi kategori cukup lebih tinggi (73,7%) dibanding dengan
responden yang memiliki IMT kurus (85,8%) dan IMT berat badan
lebih (54,5%). Hasil penelitian Putra dan Rizqi (2018) menjelaskan
bahwa IMT mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Aktivitas fisik
berguna untuk meningkatkan kegesitan, keseimbangan, kelenturan dan
koordinasi tubuh. Kekurangan aktivitas fisik dapat menjadi faktor
risiko terjadinya penyakit kronis, dimana secara keseluruhan
29

menyebabkan kematian global (Kemenkes RI 2014). Seseorang yang


memiliki IMT normal mempunyai aktivitas fisik yang normal atau
sedang. Semakin rendah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang,
maka semakin tinggi IMT ataupun sebaliknya (Putra & Rizqi 2018).
Kemudian, penelitian lain juga menjelaskan bahwa IMT
mempengaruhi sikap ergonomi. Seseorang yang memiliki IMT tinggi
cenderung mampu mengangkat beban lebih berat, namun jika
dilakukan dengan sikap yang tidak ergonomi dapat menyebabkan
keluhan musculoskeletal (Hadyan & Saftarina 2017).
d. Gambaran Sikap Ergonomi Berdasarkan Riwayat Keluarga
Berprofesi Perawat
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sikap ergonomi
kategori cukup didominasi oleh responden yang tidak memiliki
riwayat keluarga berprofesi perawat (77,3%) dibanding responden
yang memiliki riwayat keluarga berprofesi perawat (61,6%). Sikap
kerja dan riwayat keluarga saling berkorelasi, karena keluarga
merupakan orang terdekat dalam memberikan informasi kepada
responden (Octaviani, Kholisa & Lusmilasari 2015). Hasil penelitian
tersebut berbeda dengan penelitian ini, hal itu dapat disebabkan karena
adanya perbedaan pada kriteria responden dan desain penelitian.
Selanjutnya, responden dengan riwayat keluarga berprofesi
perawat memiliki sikap ergonomi baik lebih tinggi (38,4%)
dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga
berprofesi perawat (22,7%). Sikap kerja yang baik dapat ditimbulkan
dari ketersediaan informasi yang didapatkan dari lingkungan terdekat,
yaitu keluarga. Informasi yang didapat oleh responden harus
disampaikan secara jelas dan terbukti kebenarannya, karena informasi
yang benar akan memunculkan sikap yang baik pula (Notoatmodjo
2014). Namun, informasi dan pengetahuan yang benar tidak selalu
membuat individu menjadi seseorang yang mampu menerapkan hal
tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Puspitasari, Susanto & Nur
2019).
30

C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini terkait dengan prosedur penelitian yang
dilakukan secara online. Penelitian dengan metode online, memungkinkan
peneliti mendapatkan respon yang lambat dari partisipan. Banyak faktor yang
mungkin menyebabkannya, seperti keengganan responden dalam memberikan
informasi dan kesulitan menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Oleh sebab
itu, untuk meningkatkan respon partisipan maka penelitian selanjutnya akan
lebih baik jika dilakukan observasi secara langsung (offline).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan secara online, dapat
disimpulkan bahwa sikap ergonomi mahasiswa profes Ners Universitas
Jenderal Soedirman masuk dalam kategori cukup sebesar 72,2%. Selain itu,
mayoritas responden berusia remaja akhir (17-25 tahun) dengan sebagian
besar berjenis perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Kemudian,
sebagian besar responden memiliki IMT normal yaitu dari rentang 18,5 – 24,9
serta mayoritas tidak ada riwayat keluarga berprofesi sebagai perawat.

B. Saran
Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi institusi pendidikan


Diharapkan kepada pihak jurusan untuk mengadakan praktikum mengenai
sikap kerja ergonomi dan pencegahan penyakit akibat kerja (PAK).
Meningkatkan variasi metode penyampaian materi perkuliahan.
Mengadakan seminar mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
serta kegiatan temu alumni.
2. Bagi mahasiswa profesi Ners
Diharapkan lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan
sikap ergonomi yang baik, sejak awal perkuliahan regular. Mahasiswa
yang memiliki sikap ergonomi cukup baik diharapkan mampu
mempertahankan sikap tersebut, sedangkan mahasiswa yang memiliki
sikap ergonomi kurang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terkait
pentingnya penerapan sikap ergonomi yang baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan observasi secara
langsung dan lebih mendetail, seperti faktor-faktor yang paling
mempengaruhi sikap ergonomi mahasiswa profesi Ners atau mahasiswa
keperawatan regular Universitas Jenderal Soedirman. Tidak hanya itu,
penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan intervensi untuk
mencegah penyakit akibat kerja (PAK) atau musculoskeletal disorder.
32

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, T., Razi, S.P., Pahlevan, D., Yekaninejad, M.S., Amaniyan, S., Sieloff,
C.L. & Vaismoradi, M. 2020, ‘Effect of an ergonomics educational program
on musculoskeletal disorders in nursing staff working in the operating room:
A quasi-randomized controlled clinical trial’, International Journal of
Environmental Research and Public Health, vol. 17, no. 19, pp. 1–12.

Adi, R. 2015, Aspek hukum dalam penelitian, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta.

Agustin, H., Arianto, M.E., Idrus, S.M., Fajrianty, A., Nurrohmah, Nawang S, M.,
Yudhistira, N. & Padya P, A. 2020, ‘Edukasi manual material handling untuk
pencegahan musculoskeletal disorders pada pekerja industri katering di Desa
Banguntapan, Bantul’, Journal of Appropriate Technology for Community
Services, vol. 1, no. 2, pp. 63–73.

Aljohani, W.A. & Pascua, G.P. 2019, ‘Impacts of manual handling training and
lifting devices on risks of back pain among nurses: an integrative literature
review’, Nurse Media Journal of Nursing, vol. 9, no. 2, pp. 210–30.

Azwar, S. 2013, Sikap manusia: teori dan pengukurannya, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.

Balaputra, I. & Sutomo, A.H. 2017, ‘Pengetahuan ergonomi dan postur kerja
perawat pada perawatan luka dengan gangguan Muskuloskeletal di dr. H.
Koesnadi Bondowoso’, Journal of Community Medicine and Public Health,
vol. 33, no. 9, pp. 445–8.

Berlin, C. & Adams, C. 2017, Production ergonomics: designing work systems to


support optimal human performance, Ubiquity Press, London.

Budiman & Riyanto 2013, Kapita selekta kuesioner: pengetahuan dan sikap
dalam penelitian kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.

Bunga, D.N.F., Haryanto, J. & Bakar, A. 2019, ‘Relationship between conation


and nurse ergonomic behavior in prevention of low back pain’, International
33

Journal of Nursing and Health Service, vol. 2, no. 4, pp. 261–5.

Carayon, P. 2012, Human factors and ergonomics in health care and patient
safety, Second., CRC Press Taylor & Francis Group, New York.

Choppin, J., Roth McDuffie, A., Drake, C. & Davis, J. 2018, ‘Curriculum
ergonomics: conceptualizing the interactions between curriculum design and
use’, International Journal of Educational Research, vol. 92, pp. 75–85.

Christy, V. 2019, ‘Ergonomics and employee engagement’, International Journal


of Mechanical Engineering and Technology, vol. 10, no. 2, pp. 105–9.

Diego Mas, J.A., Alcaide Marzal, J. & Poveda Bautista, R. 2020, ‘Effects of using
immersive media on the effectiveness of training to prevent ergonomics
risks’, Journal of Environmental Research and Public Health, vol. 17, pp. 1–
3.

Dirisu, J.O., Adegoke, D.D., Azeta, J., Ishola, F., Okokpujie, I.P. & Aworinde, A.
2019, ‘Ergonomics of domestic building structure on occupants’ health’,
Procedia Manufacturing, vol. 35, pp. 1262–6.

Eko, S. & Sinaga, N. 2018, ‘Antara jenis kelamin dan sikap dalam gaya hidup
sehat mahasiswa’, Media Informasi, vol. 14, no. 1, pp. 69–72.

Elmonita, Y., Agustina, C. & Dwidiyanti, M. 2018, ‘Supervisi Klinik Dalam


Pelayanan Keperawatan Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Perawat Di
Rumah Sakit’, Jurnal Perawat Indonesia, vol. 2, no. 2, p. 51.

Fatejarum, A. & Susianti 2018, ‘Hubungan postur kerja dan repetisi terhadap
kejadian keluhan muskuloskeletal pada petani relation of work posture and
repitition with musculosceletal disorder on farmer’, Agromedicine, vol. 5, no.
1, pp. 518–23.

Hadyan, M.F. & Saftarina, F. 2017, ‘Hubungan usia, lama kerja, masa kerja dan
indeks massa tubuh (IMT) terhadap kejadian low back pain (LBP) pada
petani di desa Munca Kabupaten Pesawaran’, Medula, vol. 7, pp. 141–6.
34

Hakim, S.A. & Mohsen, A. 2017, ‘Work-related and ergonomic risk factors
associated with low back pain among bus drivers’, Journal of the Egyptian
Public Health Association, vol. 92, no. 3, pp. 195–201.

Helmina, Diani, N. & Hafifah, I. 2019, ‘Hubungan umur, jenis kelamin, masa
kerja dan kebiasaan olahraga dengan keluhan dmusculoskeletal Disorders
(MSDs) pada perawat’, Caring Nursing Jounal, vol. 3, no. 1, p. 24.

Hoffman, A.D.K. & Kroemer, K.H.E. 2017, Office ergonomics: ease and
efficiency at work, Second., CRC Press Taylor & Francis Group, New York.

Hurlock, E.B. 2011, Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan, Erlangga, Jakarta.

Jahja, Y. 2015, Psikologi perkembangan, Edisi 4., Kencana Prenada Media


Group, Jakarta.

Jazani, R.K. & Mousavi, S. 2014, ‘The impacts of ergonomic aspects on the
quality’, Open Journal of Safety Science and Technology, vol. 04, no. 01, pp.
15–21.

Kemenkes RI 2014, Kesehatan Indonesia tahun 2014, Pusdatin Kemenkes,


Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI 2015, Situasi kesehatan kerja, Pusdatin Kemenkes,


Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI 2018, Infodatin keselamatan dan kesehatan kerja,


Pusdatin Kemenkes, Jakarta.

Kircher, R. & Fox, S. 2019, ‘Attitudes towards multicultural London english:


implications for attitude theory and language planning’, Journal of
Multilingual and Multiculutral Development, vol. 40, pp. 847–64.

Koma, B.S., Bergh, A.M. & Costa Black, K.M. 2019, ‘Barriers to and facilitators
for implementing an o ffi ce ergonomics programme in a South African
research organisation’, Applied Ergonomics, vol. 75, pp. 83–90.
35

Mayasari, D. & Saftarina, F. 2016, ‘Ergonomi sebagai upaya pencegahan


musculoskletal disorders’, Jurnal Kedokteran Unila, vol. 1, no. 2, pp. 369–
79.

Notoatmodjo, S. 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nugraha, M.H.S., Juni Antari, N.K.A. & Karunia Saraswati, N.L.P.G. 2019,
‘Efektivitas penerapan edukasi sikap kerja, elektroterapi dan terapi latihan
untuk penderita mechanical neck pain’, Jurnal Ergonomi Indonesia (The
Indonesian Journal of Ergonomic), vol. 5, no. 2, p. 83.

Octaviani, D., Kholisa, I.L. & Lusmilasari, L. 2015, ‘The relationship between
knowledge, attitude, and family support with mother’s behaviour in treating
of acute respiratory infection on children under five at Desa Bangunjiwo,
Kasihan Bantul’, International Journal of Research in Medical Sciences, vol.
3, no. 1, pp. S41–6.

Prapti, N.K.G., Nurhesti, P.O.Y. & Dkk 2018, ‘Kajian ergonomi pada tindakan
keperawatan di Ird Rs Universitas Udayana, Badung ,Bali’, Jurnal
Keperawatan Respati Yogyakarta, vol. 5, no. September, pp. 414–9.

Prasko, Sutomo, B. & Santoso, B. 2016, ‘Penyuluhan metode audio visual dan
demonstrasi terhadap pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar’,
Jurnal Kesehatan Gigi, vol. 3, no. 2, pp. 53–7.

Purbasari, A. & Siboro, B.A.H. 2018, ‘Analisa sikap kerja terhadap faktor risiko
ergonomi pada kerja assembly manual’, Profesiensi, vol. 6(1), pp. 98–9.

Puspasari, S. 2014, 'Ergonomics of Nurse Knowledge: Biomechanics Body Icu


Nurse in Hospital Dr. Hasan Sadikin', Thesis, Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan PPNI, Jawa Barat.

Puspitasari, Y.D., Susanto, T. & Nur, K.R.M. 2019, ‘Hubungan peran keluarga
dengan pengetahuan, sikap dan praktik pemeriksaan Payudara sendiri
(SADARI) pada remaja putri di Kecamatan Jelbuk Jember, Jawa Timur’,
Jurnal Kesehatan Reproduksi, vol. 10, no. 1, pp. 59–68.
36

Putra, Y.W. & Rizqi, A.S. 2018, ‘Index massa tubuh (IMT) mempengaruhi
aktivitas remaja putri Smp Negeri 1 Sumberlawang’, Gaster, vol. XVI, no. 1,
pp. 105–15.

Raraswati, V., Sugiarto & Yenni, M. 2020, ‘Faktor-faktor yang berhubungan


dengan keluhan Muskuloskeletal pada pekerja angkat angkut di pasar angso
duo Jambi’, Journal of Healthcare Technology and Medicine, vol. 6, no. 1,
pp. 441–8.

Saewyc, E. 2017, ‘A global perspective on gender roles and identity’, Journal of


Adolescent Health, vol. 61, no. 4, pp. S1–2.

Saini, S. & Aminah, S. 2019, ‘Knowledge and family attitude in the


implementation of clean and healthy behavior in the areas of Puskesmas
Sombaopu Gowa’, Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53,
no. 9, pp. 1689–99.

Sugiyono 2017, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Alfabeta,


Bandung.

Sutanti, Y.S. & Handoko, Y. 2017, ‘Prevalensi bahaya potensial kesehatan dan
keselamatan kerja pada pengrajin emping dan keripik di Kota Cilegon
Banten’, Jurnal Ergonomi dan K3, vol. 2, no. 2, pp. 29–34.

Tarwaka & Bakri, S.H.A. 2016, Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja
dan produktivitas, Uniba Press, Surakarta.

Utami, R.A. & Setyaningsih, T. 2018, ‘Hubungan Pengetahuan Tentang Sikap


Ergonomi Dengan Gangguan Musculoskeletal Pada Perawat’, Jurnal
Kesehatan Holistic, vol. 1, no. 2, pp. 90–104.

Wahyuni, L.G.A.S.N., Winaya, I.M.N. & Primayanti, I.D.A.I.D. 2016, ‘Sikap


duduk ergonomis mengurangi nyeri punggung bawah non spesifik pada
mahasiswa program studi fisioterapi fakultas kedokteran Universitas
Udayana’, Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, vol. 2, no. 1, pp. 15–8.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 2. Surat Izin Validitas dan Reliabilitas dari UMP
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Etik
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari DPMPPTSP
Lampiran 6. Lembar Informasi dan Kesediaan

LEMBAR INFORMASI DAN KESEDIAAN


(INFORMATION AND CONSENT FORM)

Pada lembar berikut ini Anda akan mendapatkan penjelasan mengenai penelitian
yang memerlukan partisipasi Anda sebagai partisipan penelitian, yang
selanjutnya akan kami sebut sebagai responden. Sebelum menyetujui untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, penting bagi Anda untuk mengetahui tujuan,
prosedur, keuntungan dan risiko dalam berpartisipasi.
A. Judul penelitian
Gambaran Sikap Ergonomi Mahasiswa Profesi Ners Universitas Jenderal
Soedirman
B. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ergonomi
pada mahasiswa profesi Ners Universitas Jenderal Soedirman.
C. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda
berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula mengundurkan diri dari
penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk
berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun yang akan Anda
alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan
untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda
dapat melakukannya kapan pun.
D. Prosedur penelitian, durasi (lama) penelitian, dan tanggung jawab
partisipan
Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih dua minggu dengan desain
penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Peneliti akan memandu partisipan dalam mengisi
kuesioner tersebut. Partisipan diharapkan untuk mengisi seluruh pertanyaan
yang ada di lembar kuesioner dengan baik dan jujur.
E. Manfaat penelitian
Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk Anda
berupa informasi mengenai sikap ergonomi pada mahasiswa profesi Ners.
F. Risiko dan ketidaknyamanan
Anda tidak akan mengalami risiko apa pun dalam penelitian ini karena
penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar yang sesuai
G. Kerahasiaan
Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau
mempublikasikan informasi tentang diri Anda tanpa izin langsung dari Anda
sebagai partisipan. Data yang sudah terkumpul akan masuk dokumen
penelitian peneliti. Data penelitian ini hanya dapat diakses oleh peneliti.
H. Kompensasi
Kompensasi yang akan diberikan kepada partisipan adalah pulsa sebesar Rp
100.000. Pemberian pulsa ini akan dilakukan secara random. Kompensasi
akan diberikan kepada partisipan setelah pengambilan data selesai.
I. Pertanyaan
Jika terdapat pertanyaan terkait dengan penelitian ini, Anda dapat
menghubungi:
- Peneliti : Septiana Khoirunnisa
- No.HP/WhatsApp : 0895606091534
KESEDIAAN MENJADI PARTISIPAN DALAM PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :_____________________________________________
Umur :_____________________________________________
Alamat :_____________________________________________
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah memperoleh penjelasan,
sepenuhnya mengerti dan memahami tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan bertanya. Saya juga
mempunyai hak untuk sewaktu-waktu mengundurkan diri dari keikutsertaan
dalam penelitian ini, tanpa sanksi apapun.
Maka dengan ini saya secara sukarela menyatakan:
BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA* (coret yang tidak dipilih)
menjadi partisipan penelitian. Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya
dan tanpa ada paksaan, untuk digunakan seperlunya.

Tempat,
Tanggal____________
Hormat saya,

( Septiana Khoirunnisa )
Lampiran 7. Lembar Kuesioner

Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan saudara untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang ada dengan tepat. Bacalah setiap pernyataan baik-baik, lalu
pilihlah salah satu jawaban dari 4 pilihan jawaban tersebut dengan memberi tanda
checklist () pada kolom yang Anda pilih.
A. Kuesioner A
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Initial Nama :
2. NIM :
3. Usia :
4. BB/TB (Kg/cm) :
5. Jenis Kelamin : P L
6. Riwayat keluarga yang berprofesi perawat : Ada Tidak
ada
B. Kuesioner B
Keterangan pilihan jawaban:
SL : Selalu
SR : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
No Pertanyaan SL SR JR TP
1. Saya berusaha tidak menerapkan postur
tubuh yang janggal saat melakukan
tindakan keperawatan
2. Saya menerapkan sikap kerja yang
ergonomi agar terhindar dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
3. Saya melakukan gerakan berulang > 2x
dalam 1 menit misalnya gerakan
membungkuk
4. Saya menerapkan prinsip utama
ergonomi yaitu menyeimbangkan antara
pekerja dan lingkungannya
5. Kursi yang berada di nurse station
dirancang sesuai ukuran tubuh
6. Saya bekerja dengan posisi leher yang
tidak terlalu menekuk saat melakukan
pekerjaan dengan komputer
7. Saya menerapkan posisi kerja yang
statis
8. Saya melakukan peregangan disela-sela
praktik keperawatan
9. Akibat penerapkan posisi kerja yang
salah, saya mengalami keluhan berupa
nyeri otot dan kelelahan fisik
10. Pekerjaan rumah sakit membuat saya
merasa stres
11. Meja yang ada pada nurse station dibuat
sesuai ukuran tubuh
12. Saya pernah mengangkat beban dengan
posisi tubuh yang janggal misal posisi
tubuh yang membungkuk
13. Saya menerapkan posisi duduk yang
tegak
14. Saya berusaha menerapkan sikap kerja
ergonomi saat melakukan bad making
15. Saya pernah melakukan posisi
membungkuk selama 5-10 menit
16. Saya tidak melakukan gerakan yang
berulang seperti posisi membungkuk
17. Saya selalu melakukan peregangan
sebelum bekerja
18. Saya tidak menggunakan tenaga
berlebih saat praktik keperawatan di
rumah sakit
19. Sikap kerja yang ergonomi dapat
mengurangi dampak kelelahan
20. Saat saya praktik profesi ners,
fleksibilitas kursi kerja di nurse station
memudahkan saya untuk bergerak
21. Rumah sakit menyediakan alat
pelindung diri yang berkualitas
22. Saya mengerti arti dari setiap pelabelan
atau rambu petunjuk yang ada di rumah
sakit
23. Rumah sakit selalu dilengkapi oleh
rambu petunjuk
24. Informasi yang didapat dari media
massa mempengaruhi sikap seseorang
25. Saya tidak melakukan gerakan berulang
saat bekerja
26. Saya pernah bekerja pada posisi duduk
miring berlebihan saat bekerja selama 5-
10 menit
27. Saya menerapkan sikap ergonomi di
kehidupan sehari-hari
28. Saya pernah melakukan penempatan
yang tidak benar seperti menempatkan
peralatan kerja, baik pada saat bekerja
maupun setelah bekerja
29. Saat melakukan tindakan ambulasi, saya
berusaha menerapkan sikap ergonomi
yang baik
30. Setiap rumah sakit memiliki pegangan
dinding handrail
Lampiran 8. Google Form
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER GAMBARAN SIKAP ERGONOMI
MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

No.Item r Tabel r Hitung Keterangan


1 0,361 0,613 Valid
2 0,361 0,605 Valid
3 0,361 0,333 Tidak Valid
4 0,361 0,762 Valid
5 0,361 0,645 Valid
6 0,361 0,228 Tidak Valid
7 0,361 0,420 Valid
8 0,361 0,594 Valid
9 0,361 0,381 Valid
10 0,361 0,182 Tidak Valid
11 0,361 0,373 Valid
12 0,361 0,081 Tidak Valid
13 0,361 0,695 Valid
14 0,361 0,406 Valid
15 0,361 0,362 Valid
16 0,361 -0,026 Tidak Valid
17 0,361 0,368 Valid
18 0,361 0,014 Tidak Valid
19 0,361 0,402 Valid
20 0,361 0,248 Tidak Valid
21 0,361 0,504 Valid
22 0,361 0,255 Tidak Valid
23 0,361 0,369 Valid
24 0,361 0,493 Valid
25 0,361 0,069 Tidak Valid
26 0,361 0,564 Valid
27 0,361 0,569 Valid
28 0,361 0,114 Tidak Valid
29 0,361 0,710 Valid
30 0,361 0,371 Valid
31 0,361 0,730 Valid
32 0,361 0,408 Valid
33 0,361 0,700 Valid
34 0,361 0,591 Valid
35 0,361 0,442 Valid
36 0,361 0,524 Valid
37 0,361 0,616 Valid
38 0,361 0,591 Valid
39 0,361 0,642 Valid
40 0,361 0,799 Valid
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.918 .922 30

Dari hasil uji tersebut didapatkan nilai alpha sebesar 0,918. Nilai distribusi r
tabel dengan signifikan 5% dan sampel sebanyak 30 responden sebesar 0,361.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai alpha 0,918 > nilai cronbach alpha 0,60 yang
artinya item-item kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel atau terpercaya
sebagai alat pengumpul data penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai