Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

KOLOSTOMI
2.1 Definisi Kolostomi
Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1999 dalam Murwani,
2009). Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen yang berupa
mukosa kemerahan disebut dengan stoma. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien (Murwani, 2009).
Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh
tumor (Harahap, 2006). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M.
Bouwhuizen, 1991)

2.2 Definisi Perawatan Kolostomi


Perawatan Kolostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon
tranversum kanan maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus
prenaturalis yang dibuat sementara atau menetap. Kolostomy pada bayi dan anak
hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa
merupakan keadaan yang pathologis. Kolostomy pada bayi dan anak biasanya
bersifat sementara. Kolostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan
konsep diri pasien
Perawatan Colostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon
tranversum kanan maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus
prenaturalis yang dibuat sementara atau menetap. Colostomy pada bayi dan anak
hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa
merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya
bersifat sementara. Colostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan
konsep diri pasien.
Perawatan Kolostomi adalah sebuah tindakan keperawatan dalam hal
membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu
membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces
dapat bersifat sementara ataupun permanen. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu membuatan lubang di dinding
perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat bersifat sementara ataupun
permanen.

2.3 Tujuan Perawatan Kolostomi


Kolostomi umumnya dilakukan untuk menghentikan infeksi, mengatasi
penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut pada usus besar. Berikut
tujuan dari perawatan kolostomi
1. Menjaga kulit sekitar lubang buatan agar tidak lecet
2. Agar anak terhindar dari infeksi
3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap
4. Mencegah penyakit agar tidak bertambah parah

2.4 Jenis-Jenis Kolostomi


Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya
ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat
secara permanen maupun sementara
2.4.1 Kolostomi Berdasarkan Lokasi
1. Asenden, adalah kolostomi di asenden.
2. Transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum
3. Desenden, adalah kolostomi di desenden.
4. Sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid

2.4.2 Kolostomi Berdasarkan Lama Penggunaan


Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
1. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang.
2. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti
semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai
dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut colostomy
double barrel.

2.4.3 Kolostomi Berdasarkan Lubang


Berdasarkan lubang colostomy dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Single barreled stoma
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat
dibuang atau ditutup.
2. Double barreled
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang
direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua
stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal
mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan
diikat ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk
adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari
usus dengan menggunakan pemotong.

2.5 Macam-Macam Kolostomi Bag

Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk. Kantong
kolostomi harus ringan dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyai filter
arang yang dapat melepaskan gas secara perlahan dan membantu mengurangi bau.
A. Jenis kantong ostomi berdasarkan bentuk kantong :
1. Drainable Pounches / Open-ended pouch : Jenis ini memungkinkan anda
untuk membuka bagian bawah dari kantong untuk mengalirkan output.
tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan klem.tipe ini  biasanya di
gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden dan kolostomi
transversum.
2. Close Pounches/ Close-ended pouch: Jenis kantong ini, ketika kantong
telah terisi kemudia diambil dan dibuang, kemudian di pasang lagi dengan
yang baru. Kantong ini biasanya digunakan oleh  pasien dengan kolostomi
desenden dan sigmoid. Output dari jenis kantong kolostomi ini tidak perlu
untuk dialirkan .
3. Valve/tap closure Pounches : Digunakan untuk menampung urin output
dari stoma urinary. Dapat digunakan sampai beberapa hari
B. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong : 
1. One-piece: Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit.
Penghalang kulit mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar stoma
dan ditempelkan ke kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan diganti
dengan baru, kantong kecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit.
2. Two-piece: Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat
adesif dan kantong  penampung faeces. Face plate tetap berada dalam
tempatnya saat kantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti
dengan kantong baru kemudian kantong baru dihubungkan ke face plate.
Kantong baru tidak perlu dilengketkan kembali kekulit setiap kali
pergantian kantong,cukup di hubungkan kembali dengan face plate,
sehingga sistem ini sangat menolong untuk pasien dengan kulit sensitive

C. Jenis kantong berdasarkan warna kantong :


1. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan / bening,
cocok di gunakan untuk post operasi karena dapat mengobservasi kondisi
stoma.
2. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih.
2.6 Indikasi Kolostomi
a. Atresia Ani , adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan
pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang
anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila
tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
b. Penyakit peradangan usus akut, Terjadi karena kotoran menumpuk dan
menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa BAB.
Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang
akhirnya menjadi radang usus.
c. Tidak memiliki anus (imperforata anus), Kelainan ini biasanya diketahui
sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat
konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik.
d. Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di
usus besar yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan
menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran
keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi
tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang
usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat
operasi.
2.7 Komplikasi
1.  Obstruksi/penyumbatan
  Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feces yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari teiadinya sumbatan,
klien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada klien dengan
kolostomi permanent tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar klien dapat
melakukannya secara mandiri dikamar mandi. 
2.   Infeksi
  Kontaminasi feces merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakkan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi. 
3.   Retraksi stoma/mengkerut
   Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang lerlalu sempit
dan  juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yang
mengalamI  pengerutan 
4.   Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong
stoma yang kurang adequat pada saat pembedahan.
5.  Stenosis
  Penyernpitan dari kuman stoma yang terjadi karena adanya jaringan parut / scar
pada  pertemuan mukosa stoma dan kulit. 
6.   Pendarahan stoma 
2.8 Perawatan Pada Pasien Dengan Kolostomi
2.8.1 Tahap Perawatan
1. TAHAP PRE-INTERAKSI.
a. Mengecek catatan medik
b. Mencuci tangan 
c. Menyiapkan alat
2. TAHAP ORIENTASI
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri 
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 
c. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
3. TAHAP KERJA
4. TAHAP TERMINASI
a. Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma. 
b. Merapikan klien dan alat. 
c. Melepas sarung tangan dan cuci tangan. 
d. Mendokumentasikan
2.8.2 Persiapan Alat
1. Kantong kolostomi sesuai kebutuhan 
2. Kapas 
3. Larutan NaCI 0,9 %/ air matang
4. Bedpan/pispot
5. Spidol
6. Gunting (k/p)
7. Pola ukuran stoma
8. Stoma powder
9. Stoma hasive paste 
10. Waslap 
11. Sabun mandi
12. Air hangat
13. Sepasang sarung tangan
14. Kasa kering
15. Bengkok/piala ginjal
16. Perlak dan pengalasnya
17. Kantong plastic
18. Tempat sampah 

2.8.3 Langkah-langkah
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri 
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 
3. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
TAHAP KERJA 
4. Mengatur posisi tidur klien (supinasi) 
5. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden,
jendela, pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan
keluarga untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar
merawat kolostomi klien dll) 
6. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan 
7. Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai
letak stoma 
8. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien 
9. Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air
matang 
10. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika
tipe kantong kolostomi drainable, buka klem buang feses ke pispot. 
11. Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan
sangat hatihati dan tangan kiri menekan kulit klien. 
12. Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik   
13. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg
menggunakan waslap 
14. Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI
0,9% dengan sangat hati-hati (hindari perdarahan) 
15. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa/tisue.
16. Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma 
17. Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta
disekitar stoma 
18. Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong
dengan menggunakan spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang
adesif pada kantong stoma kemudian gunting sesuai ukuran stoma 
19. Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan
dengan tepat dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi 
20. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/
miring sesuai kebutuhan kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem
kantong kolostomi jika menggunakan tipe drainable pounch 
2.8.4 Dokumentasi
1. kondisi stoma (bentuk,warna stoma,kelaian stoma)
2. keluaran stoma (warna,jumlah)
2.8.5 Evaluasi
Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma. 

2.9 Pendidikan Kesehatan Bagi Klien dengan Kolostomi Di Rumah


Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum
maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang
harus menggunakan kolostomi permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:
1. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan
benar   
2. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma 
3. Waktu penggantian kantong kolostomi 
4. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien 
5. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan 
6. Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien 
7. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi 
8. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien 
9. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika
apsien sudah dirawat dirumah) 
10. Berobat/ control ke dokter secara teratur   
11. Makanan yang tinggi serat 
2.10 Diet Pada Klien dengan Kolostomi
Selama sekitar 6-8 minggu setelah operasi, pasien disarankan untuk hanya
mengonsumsi makanan yang tawar dan rendah serat. Setelah itu, pembengkakan
pada usus diharapkan sudah membaik dan pasien bisa kembali makan seperti
biasa, tentunya secara perlahan dan dengan beberapa penyesuaian.

Berikut ini adalah anjuran yang biasanya diberikan oleh dokter terkait diet untuk
pasien kolostomi adalah:
1. Meningkatkan frekuensi makan hingga 3-5 kali sehari dengan porsi yang
lebih kecil. Porsi makanan yang sedikit namun sering lebih dapat diterima
oleh tubuh dan akan mengurangi produksi gas.
2. Menjadwalkan jam makan di waktu yang sama setiap harinya untuk
membantu usus beradaptasi dengan kondisi setelah kolostomi dan
melancarkan pergerakan usus.
3. Mengunyah makanan secara perlahan hingga benar-benar lumat, untuk
mencegah penyumbatan di usus.
4. Tidak menggunakan sedotan saat minum, mengurangi konsumsi permen
karet, dan menghentikan kebiasaan bicara saat makan, untuk mengurangi
gas dalam saluran cerna.
5. Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih sekitar 8-10 gelas
per hari, namun jangan bersamaan dengan makan. Pasien kolostomi
berisiko kehilangan air yang lebih banyak karena fungsi usus besar untuk
menyerap air akan berkurang.
6. Membuat catatan terkait jenis makanan yang dikonsumsi, cara
mengolahnya, dan reaksi buruk yang muncul, misalnya diare, sembelit,
kembung, atau nyeri perut. Selain membantu pasien untuk memantau
dietnya, catatan ini juga akan membantu dokter gizi dalam memilih jenis
makanan yang cocok bagi pasien.
7. Jenis Makanan yang Direkomendasikan
Berikut ini adalah jenis makanan yang disarankan untuk pasien kolostomi dan
cara mengonsumsinya:
1. Susu dan produk olahannya
Beberapa pasien dapat mengalami intoleransi laktosa setelah menjalani
kolostomi, sehingga disarankan untuk mengonsumsi susu atau produk susu,
seperti keju dan yoghurt, secara perlahan.
Batasi konsumsi susu murni atau whole milk dan olahannya, dan ganti
dengan susu skim atau susu rendah lemak. Jika mengalami diare setelah
mengonsumsi susu sapi dan produk olahannya, gantilah dengan susu kedelai,
susu almond, atau susu bebas laktosa.

2. Makanan berprotein tinggi


Daging tanpa lemak, ikan, dan daging unggas tanpa kulit merupakan
sumber protein hewani yang baik untuk pasien setelah menjalani kolostomi.
Telur boleh dikonsumsi, tapi jangan terlalu banyak, cukup satu butir sehari.
Kacang-kacangan dan jamur adalah sumber protein nabati yang baik,
namun pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedikit dan
mengunyahnya hingga halus sempurna, untuk menghindari masalah pada usus.

3. Makanan rendah serat


Makanan rendah serat, seperti roti tawar dan nasi, baik untuk dikonsumsi
pasien kolostomi. Sedangkan makanan berserat tinggi, seperti nasi merah,
quinoa, dan roti gandum, sebaiknya dibatasi pada beberapa minggu awal
setelah operasi, lalu bisa mulai dikonsumsi satu per satu secara bertahap.

4. Sayuran
Jenis sayur yang dianjurkan adalah sayur tanpa kulit dan biji, seperti wortel,
buncis, tomat yang dikupas, dan selada. Sayur-sayuran tersebut harus dimasuk
dulu hingga matang.
Sedangkan jenis sayur yang harus dihindari adalah bawang, kembang kol,
asparagus, brokoli, dan kubis, karena dapat meningkatkan produksi gas.

5. Buah
Jenis buah yang baik untuk pasien kolostomi adalah pisang, semangka, dan
melon. Sementara apel, stroberi, bluberi, dan anggur boleh saja dikonsumsi,
asalkan dikupas dulu kulitnya.

6. Lemak
Pasien kolostomi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berkadar
lemak tinggi, misalnya makanan yang digoreng atau daging yang berlemak,
karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut.
Lemak yang direkomendasikan adalah lemak sehat yang berasal dari
minyak zaitun dan minyak ikan.

Tidak hanya makanan, jenis minuman yang dikonsumsi oleh pasien kolostomi
juga perlu diperhatikan. Selain air putih, pasien kolostomi juga bisa mengonsumsi
jus buah dan sayuran, sesuai jenis yang telah direkomendasikan di atas.
Sebaiknya batasi minuman yang mengandung kafein, soda, atau banyak gula,
karena dapat menyebabkan gas berlebih. Guna membantu mencukupi kebutuhan
elektrolit, pasien kolostomi disarankan untuk mengonsumsi minuman berelektrolit

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kolostomi-kel-2-kla-a 10/15

chaeruman, 2014, Perawatan Dan Irigasi Kolostomi, Slide Share, 24 april 2014
https://www.slideshare.net/uweschaeruman/modul-1-kb3-perawatan-dan-irigasi-
kolostomi

dr. Andi Marsa Nadhira, Panduan Diet untuk Pasien Kolostomi


https://www.alodokter.com/panduan-diet-untuk-pasien-kolostomi 31 Agustus
2019

Anda mungkin juga menyukai