KOLOSTOMI
2.1 Definisi Kolostomi
Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1999 dalam Murwani,
2009). Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen yang berupa
mukosa kemerahan disebut dengan stoma. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien (Murwani, 2009).
Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh
tumor (Harahap, 2006). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M.
Bouwhuizen, 1991)
Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk. Kantong
kolostomi harus ringan dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyai filter
arang yang dapat melepaskan gas secara perlahan dan membantu mengurangi bau.
A. Jenis kantong ostomi berdasarkan bentuk kantong :
1. Drainable Pounches / Open-ended pouch : Jenis ini memungkinkan anda
untuk membuka bagian bawah dari kantong untuk mengalirkan output.
tipe ini biasanya di tutup dg menggunakan klem.tipe ini biasanya di
gunakan untuk pasien dengan kolostomi ascenden dan kolostomi
transversum.
2. Close Pounches/ Close-ended pouch: Jenis kantong ini, ketika kantong
telah terisi kemudia diambil dan dibuang, kemudian di pasang lagi dengan
yang baru. Kantong ini biasanya digunakan oleh pasien dengan kolostomi
desenden dan sigmoid. Output dari jenis kantong kolostomi ini tidak perlu
untuk dialirkan .
3. Valve/tap closure Pounches : Digunakan untuk menampung urin output
dari stoma urinary. Dapat digunakan sampai beberapa hari
B. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong :
1. One-piece: Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit.
Penghalang kulit mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar stoma
dan ditempelkan ke kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan diganti
dengan baru, kantong kecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit.
2. Two-piece: Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat
adesif dan kantong penampung faeces. Face plate tetap berada dalam
tempatnya saat kantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti
dengan kantong baru kemudian kantong baru dihubungkan ke face plate.
Kantong baru tidak perlu dilengketkan kembali kekulit setiap kali
pergantian kantong,cukup di hubungkan kembali dengan face plate,
sehingga sistem ini sangat menolong untuk pasien dengan kulit sensitive
2.8.3 Langkah-langkah
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
TAHAP KERJA
4. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
5. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden,
jendela, pintu memasang penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan
keluarga untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar
merawat kolostomi klien dll)
6. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai
letak stoma
8. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien
9. Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air
matang
10. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika
tipe kantong kolostomi drainable, buka klem buang feses ke pispot.
11. Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan
sangat hatihati dan tangan kiri menekan kulit klien.
12. Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik
13. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg
menggunakan waslap
14. Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI
0,9% dengan sangat hati-hati (hindari perdarahan)
15. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa/tisue.
16. Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma
17. Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta
disekitar stoma
18. Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong
dengan menggunakan spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang
adesif pada kantong stoma kemudian gunting sesuai ukuran stoma
19. Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan
dengan tepat dengan menghindari udara masuk kantong kolostomi
20. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/
miring sesuai kebutuhan kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem
kantong kolostomi jika menggunakan tipe drainable pounch
2.8.4 Dokumentasi
1. kondisi stoma (bentuk,warna stoma,kelaian stoma)
2. keluaran stoma (warna,jumlah)
2.8.5 Evaluasi
Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.
Berikut ini adalah anjuran yang biasanya diberikan oleh dokter terkait diet untuk
pasien kolostomi adalah:
1. Meningkatkan frekuensi makan hingga 3-5 kali sehari dengan porsi yang
lebih kecil. Porsi makanan yang sedikit namun sering lebih dapat diterima
oleh tubuh dan akan mengurangi produksi gas.
2. Menjadwalkan jam makan di waktu yang sama setiap harinya untuk
membantu usus beradaptasi dengan kondisi setelah kolostomi dan
melancarkan pergerakan usus.
3. Mengunyah makanan secara perlahan hingga benar-benar lumat, untuk
mencegah penyumbatan di usus.
4. Tidak menggunakan sedotan saat minum, mengurangi konsumsi permen
karet, dan menghentikan kebiasaan bicara saat makan, untuk mengurangi
gas dalam saluran cerna.
5. Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih sekitar 8-10 gelas
per hari, namun jangan bersamaan dengan makan. Pasien kolostomi
berisiko kehilangan air yang lebih banyak karena fungsi usus besar untuk
menyerap air akan berkurang.
6. Membuat catatan terkait jenis makanan yang dikonsumsi, cara
mengolahnya, dan reaksi buruk yang muncul, misalnya diare, sembelit,
kembung, atau nyeri perut. Selain membantu pasien untuk memantau
dietnya, catatan ini juga akan membantu dokter gizi dalam memilih jenis
makanan yang cocok bagi pasien.
7. Jenis Makanan yang Direkomendasikan
Berikut ini adalah jenis makanan yang disarankan untuk pasien kolostomi dan
cara mengonsumsinya:
1. Susu dan produk olahannya
Beberapa pasien dapat mengalami intoleransi laktosa setelah menjalani
kolostomi, sehingga disarankan untuk mengonsumsi susu atau produk susu,
seperti keju dan yoghurt, secara perlahan.
Batasi konsumsi susu murni atau whole milk dan olahannya, dan ganti
dengan susu skim atau susu rendah lemak. Jika mengalami diare setelah
mengonsumsi susu sapi dan produk olahannya, gantilah dengan susu kedelai,
susu almond, atau susu bebas laktosa.
4. Sayuran
Jenis sayur yang dianjurkan adalah sayur tanpa kulit dan biji, seperti wortel,
buncis, tomat yang dikupas, dan selada. Sayur-sayuran tersebut harus dimasuk
dulu hingga matang.
Sedangkan jenis sayur yang harus dihindari adalah bawang, kembang kol,
asparagus, brokoli, dan kubis, karena dapat meningkatkan produksi gas.
5. Buah
Jenis buah yang baik untuk pasien kolostomi adalah pisang, semangka, dan
melon. Sementara apel, stroberi, bluberi, dan anggur boleh saja dikonsumsi,
asalkan dikupas dulu kulitnya.
6. Lemak
Pasien kolostomi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berkadar
lemak tinggi, misalnya makanan yang digoreng atau daging yang berlemak,
karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut.
Lemak yang direkomendasikan adalah lemak sehat yang berasal dari
minyak zaitun dan minyak ikan.
Tidak hanya makanan, jenis minuman yang dikonsumsi oleh pasien kolostomi
juga perlu diperhatikan. Selain air putih, pasien kolostomi juga bisa mengonsumsi
jus buah dan sayuran, sesuai jenis yang telah direkomendasikan di atas.
Sebaiknya batasi minuman yang mengandung kafein, soda, atau banyak gula,
karena dapat menyebabkan gas berlebih. Guna membantu mencukupi kebutuhan
elektrolit, pasien kolostomi disarankan untuk mengonsumsi minuman berelektrolit
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kolostomi-kel-2-kla-a 10/15
chaeruman, 2014, Perawatan Dan Irigasi Kolostomi, Slide Share, 24 april 2014
https://www.slideshare.net/uweschaeruman/modul-1-kb3-perawatan-dan-irigasi-
kolostomi