RINI AMBARWATI
Penggolongan Obat
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas terbatas
3. Obat Wajib Apotik
4. Obat Keras
5. Obat Psikotropika
1. OBAT BEBAS
Semua obat bebas dan obat bebas terbatas diwajibkan di dalam bungkusnya
disertakan brosur yang menerangkan :
Cara pemakaian obat,
Dosis (jumlah takaran), kontraindikasi,
Kemungkinan adanya gangguan alergi terhadap obat serta gejala-gejalanya.
Apabila tidak dipenuhi obat tersebut dinyatakan sebagai Obat Keras.
2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar “W”
menurut bahasa Belanda “W” singkatan dari “Waarschung”
artinya peringatan. Jadi maksudnya obat yang bebas
penjualannya disertai dengan tanda peringatan.
yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli
di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti
flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera
peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap
atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan
pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar
dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan
ditelan
3. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk =
berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda
lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di
dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini
adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta
obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis,
obat penenang, dan lain-lain).
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan
bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah
penyakit atau menyebabkan mematikan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukan
obat-obatan kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras,
memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan sebagai
berikut:
Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat
disebutkanbahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan
resep dokter
Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-
nyata untuk dipergunakan secara parental, baik degan cara
suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan
merobek rangkaian asli dari jaringan.
Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen
Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru
itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Semuaobat yang tercantum dalam daftar obat keras: obat itu
sendiri dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung
obat itu, terkecuali apabila dibelakang nama obat disebutkan
ketentuan lain, atau ada pengecualian Daftar Obat Bebas
Terbatas.
4.Obat Wajib Apotek ( OWA )
Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Menteri No.
924/Menkes/Per/x/1993, dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek sama dengan pertimbangan obat yang diserahkan
tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional.
Pertimbangan yang kedua untuk peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep
dokter.
Pada penyerahan obat wajib apotek ini terhadap apoteker terdapat kewajiban sebagai berikut:
– Memenuhi kebutuhan dan batas setiap jenis obat ke pasien yang disebutkan dalam obat wajib
apotek yang bersangkutan
– Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan
– Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dan
lain-lin yang perlu diperhatikan.
4. PSIKOTROPIKA & NARKOTIKA
Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta memiliki
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
(mis. Brolamfetamin)
• Psiktropika golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat, mengakibatkan sindroma ketergantungan
(mis. Amfetamin, sekobarbital)
Golongan Narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yan berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa,mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Golongan Narkotika dibedakan menjadi :
1. Narkotika Golongan I (Opium,cannabis/ganja,daun koka, heroin)
2. Narkotika Golongan II (morphin, pethidin)
3. Narkotika Golongan III (codein
4. Berdasarkan undang-undang :
a. Golongan Narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yan berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa,mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.