Dosen Pengampu :
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya, makalah “Memahami Komuikasi Bisnis” yang menjadi
tugas kelompok dalam mata kuliah komunikasi bisnis dapat diselesaikan.
Makalah ini juga disusun karena ketertarikan untuk mengetahui secara lebih
komprehensif mengenai pengorganisasian pesan-pesan bisnis. Berkaitan dengan
masalah pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang disampaikan tertulis, yang
mencakup antara lain beberapa hal yang menyebabkan pesan-pesan tidak
terorganisasi dengan baik, pentingnya pengorganisasian pesan-pesan dengan baik,
dan pengorganisasian pesan-pesan melalui outline. Pengorganisasian pesan-pesan
bisnis yang baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi bisnis.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya arahan dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah komunikasi bisnis dan terlebih kepada teman-teman
kelompok yang turut memberikan kontribusi dalam menciptakan kerjasama tim
yang baik.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
dari segi sistematika penulisan maupun substansi. Oleh karena itu, para penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak,
khususnya dosen pengampu dan rekan-rekan sekalian demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita sekalian.
Penulis
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
II
2. Masalah dalam menyampaikan pesan ................................................ 12
3. Masalah dalam menerima pesan ......................................................... 13
4. Masalah dalam menafsirkan pesan ..................................................... 13
2.6 Bagaimana Memperbaiki Komunikasi ................................................... 15
1. Persepsi ................................................................................................. 15
2. Ketepatan .............................................................................................. 16
3. Kredibilitas ........................................................................................... 16
4. Pengendalian ........................................................................................ 16
5. Keharmonisan ...................................................................................... 16
2.7 Strategi Komunikasi dalam Mencapai Efektivitas Komunikasi ........... 17
1. Completeness (Lengkap) ..................................................................... 18
2. Conciseness (Singkat) .......................................................................... 18
3. Consideration (Pertimbangan) ............................................................ 18
4. Concreteness (Konkrit) ........................................................................ 18
5. Clarity (Kejelasan) ............................................................................... 18
6. Courtesy (Kesopanan) ......................................................................... 18
7. Correctness (Ketelitian ........................................................................ 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 19
3.2 Saran ......................................................................................................... 19
III
DAFTAR GAMBAR
IV
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2) Mengetahui apa saja unsur dan karakteristik komunikasi bisnis
3) Mengetahui apa saja bentuk dasar komunikasi bisnis
4) Mengetahui bagaimana proses komunikasi
5) Mengetahui bagaimana munculnya kesalahpahaman komunikasi dan
bagaimana cara memperbaikinya
6) Mengetahui bagaimana strategi komunikasi bisnis yang efektif
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
3
2.2 Unsur dan Karakteristik Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis akan berjalan dengan baik jika terdapat unsur-unsur
sebagai berikut :
Memiliki tujuan, komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang sejalan
dengan tujuan organinasi.
Pertukaran, dalam hal ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih yaitu
komunikator dan komunikan.
Gagasan, opini, informasi, dan instruksi. Isi pesan memiliki bentuk yang
beragam sesuai dengan tujuan, situasi, dan kondisi.
Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap
muka, menggunakan media tertentu atau media yang dapat menjangkau
jutaan orang secara bersamaan.
Menggunakan simbol atau sinyal yang dapat dipahami oleh penerima untuk
menyampaikan atau mempertukar pesan.
Pencapaian tujuan organisasi.
4
2.3 Bentuk Dasar Komunikasi
Pada dasarnya terdapat 2 bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan
dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1) Komunikasi Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan
bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral).
Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan
terorganisir dengan baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis
dapat tercapai dengan baik. Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai
contoh komunikasi verbal, seperti :
Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu
perusahaan.
Membuat dan mengirim surat pengaduan kepada pihak lain.
Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada
pihak lain.
Membuat dan mengirim surat penerimaan kerja.
Membuat dan mengirim surat pemberitahuan/pengumuman/edaran
ke media massa.
Membuat dan mengirim surat ucapan selamat, terima kasih, maupun
berduka cita kepada mitra bisnis perusahaan.
Melakukan wawancara dengan para pelamar kerja di perusahaan
Mengadakan pengarahan (briefing) untuk staf karyawan.
Melakukan konferensi jarak jauh (teleconference) dengan pihak
lain.
Melakukan negosiasi dengan pelaku bisnis lain.
5
Berikut adalah berbagai bentuk komunikasi verbal yang digunakan
dalam dunia bisnis :
a. Berbicara dan Menulis
Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis,
orang lebih senang berbicara (speaking) daripada menulis (writing)
suatu pesan. Sebab komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis
(efisien), dan cepat dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi secara tertulis
tidak penting mengingat tidak semua hal bisa disampaikan secara
lisan. Pesan yang sangat penting dan kompleks lebih tepat
disampaikan secara tertulis. Adapun bentuk-bentuk komunikasi
tertulis dalam dunia bisnis antara lain meliputi surat, memo, dan
laporan.
b. Mendengar dan Membaca
Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung
lebih suka memperoleh informasi daripada menyampaikan
informasi, untuk melakukan hal tersebut mereka memerlukan
keterampilan mendengarkan (listening) dan membaca (reading)
yang baik. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang
berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang serupa. Langkah
pertama adalah mencatat informasi, ini berarti bahwa seseorang
harus memusatkan perhatian pada pembicaraan yang tengah
berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya. Setelah dapat
menangkap inti pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya
adalah menafsirkan dan menilai informasi, langkah ini merupakan
bagian terpenting dari proses mendengar maupun membaca.
Sambil melakukan penyaringan informasi, seseorang harus
dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang
tidak penting. Suatu metode yang dapat dilakukan adalah
mengidentifikasi ide pokok dan ide pendukung secara rinci. Jadi
dapat disimpulkan bahwa untuk menyerap informasi dengan baik,
6
seseorang harus dapat berkonsentrasi pada apa yang sedang dibaca
atau didengar.
2) Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis
adalah komunikasi nonverbal (nonverbal communications). Menurut teori
antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini ada
beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal :
Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan.
Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras.
Berpangku tangan untuk menunjukkan sedang melamun.
Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk
mewujudkan rasa senang, simpati, dan penghormatan.
Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau
antipati terhadap orang lain.
Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau
keheranan.
Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju.
Telapak tangan terbuka untuk menunjukkan kejujuran.
Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu
kebohongan.
Dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu
kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang,
benci, cinta, rindu, maupun berbagai macam perasaan lainnya.
Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang
kurang terstruktur sehingga membuat komunikasi nonverbal sulit untuk
dipelajari. Seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain
dengan menggunakan bahasa nonverbal untuk mengambil buku kerja di
suatu tempat yang di dalamnya terdapat berbagai buku yang warna maupun
7
judulnya bermacam-macam. Di samping itu juga proses belajar yang
dialami seseorang untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit di
jelaskan. Tidak seorang pun pernah mengajari bayi menangis, tersenyum,
atau tertawa.
Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan
dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan. Pada
umumnya sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu
rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Ketika berkomunikasi secara
nonverbal, ia sering secara tidak sadar kadang disertai dengan muatan emosi
yang tinggi. Contoh paling sederhana adalah ketika seseorang mengerutkan
dahi pada saat memikirkan sesuatu, ekspresi wajah yang memerah karena
ingin meluapkan amarah, mondar-mandir tanpa tujuan karena pikiran
sedang kacau, menutup meja dengan keras, dan lainnya. Hal tersebut
merupakan suatu hal yang bersifat alami (natural) dan tidak pernah di
rencanakan sebelumnya. Ekspresi seseorang baik senang dan sedih
merupakan bagian dari komunikasi nonverbal.
a. Pentingnya Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur.
Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat sangat penting, terutama
dalam kaitannya dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang.
Keunggulan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya
(realibilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan tinggi
terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat. Secara umum orang akan mudah menipu
orang lain dengan menggunakan komunikasi dengan kata-kata daripada
menggunakan gerakan tubuh. Dengan memperhatikan isyarat
nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan
kejujuran orang lain. Jadi, tidaklah mengherankan seseorang lebih
percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal.
Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal.
8
Namun, tidak dapat dengan sepenuhnya menutupi apa yang sedang
terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya.
Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima
pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat
disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat
menangkap artinya dengan cepat.
b. Tujuan Komunikasi Nonverbal
Meskipun dapat berdiri sendiri, komunikasi nonverbal sering kali
berkaitan erat dengan ucapan (lisan). Ini berarti sering terjadi
penggabungan antara komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu
situasi. Kata-kata yang disampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari suatu pesan, sedangkan bagian yang lain,
disampaikan melalui sinyal-sinyal nonverbal.
Menurut Thil and Bovee dalam Excellence in Business Comunications,
komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
Memberikan informasi.
Mengatur alur suatu percakapan.
Mengekspresikan emosi.
Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan
pesan-pesan verbal.
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
Mempermudah tugas-tugas khusus.
9
menjadi masalah besar di kemudian hari. Akumulasi permasalahan
hendaknya dihindari dan diatasi dengan melakukan komunikasi yang baik
pada bawahan.
10
seperti subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens,
gaya personal, dan latar belakang budaya.
3. Tahap Ketiga : Pengirim Menyampaikan Pesan
Tahap ketiga adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui
berbagai saluran yang ada kepada penerima pesan. Saluran komunikasi
yang digunakan terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup
Panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi akan berpengaruh
terhadap efektivitas penyampaian pesan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.
4. Tahap Keempat : Penerima Menerima Pesan
Komunikasi dapat dikatakan akan terjadi apabila pengirim (komunikator)
mengirim suatu pesan dan penerima (komunikan) menerima pesan tersebut.
5. Tahap Kelima : Penerima Menafsirkan Pesan
Penafsiran pesan secara benar dapat terjadi jika penerima dapat memahami
isi pesan sesuai dengan maksud pengirim pesan. Oleh karena itu, pesan yang
disampaikan pengirim harus mudah dimengerti oleh penerima pesan.
6. Tahap Keenam : Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan Balik ke
Pengirim
Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima pesan yang
memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah
menerima pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara
tertentu dan mengirimkan sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal tersebut
dapat berupa senyuman, sikap murung, cemberut, dan lain sebagainya.
Umpan balik dapat berfungsi sebagai koreksi bagi pengirim karena dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya
perbedaan reaksi secara emosional, perbedaan latar belakang, dan
perbedaan penafsiran kata-kata.
11
2.5 Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi
12
faktor fisik. Bagian dari masalah dalam penyampaian pesan adalah terkait
dengan sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan untuk
komunikasi. Misalnya, terdapat sambungan kabel yang kurang baik pada
sound system-nya (antara tersambung dan tidak, sehingga muncul bunyi-
bunyi aneh), kualitas suara sound system yang kurang baik, lampu yang tiba-
tiba padam, audiens yang terhalang oleh pilar (tiang bangunan), salinan
surat yang tak terbaca, dan lain-lain. Meskipun terlihat sepele, gangguan-
gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu pesan.
3. Masalah dalam Menerima Pesan
Penerima pesan terkadang mengalami beberapa hal yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, misalnya terdapat istilah-istilah yang masih asing
bagi penerima, atau terdapat perbedaan persepsi, dikarenakan komunikasi
yang dilakukan secara tidak langsung.
4. Masalah dalam Menafsirkan Pesan
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan,
masalah terbesar terletak pada mara rantai terakhir, saat suatu pesan
ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan
bahasa, dan penyataan emosional dapat menimbulkan munculnya
kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. Contoh sederhananya
adalah dua orang yang berasal dari daerah dengan latar belakang budaya
dan dialek yang berbeda. Orang pertama memiliki sifat bicara lembut atau
halus, sedangkan yang lain memiliki sifat bicara yang cenderung meninggi
atau meledak-ledak. Kalau masing-masing tidak mampu memahami latar
belakang budaya pihak lain dengan baik, akan terjadi banyak
kesalahpahaman di antara mereka yang diakibatkan oleh kesalahan dalam
menafsirkan pesan.
a. Perbedaan Latar Belakang
Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan
pengirim pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia,
pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar
belakang budaya, temperamen, kesehatan, kecantikan, popularitas,
13
atau agama dapat mempersulit atau paling tidak mengganggu proses
komunikasi.
Secara umum, kemampuan untuk menyerap informasi
bergantung pada pengalaman masa lalu dan biasanya berlangsung
lama. Oleh karena itu, bila belajar sesuatu yang baru, seseorang
cenderung untuk mencoba mencocokkannya dengan pola yang telah
ada. Jika informasi baru tidak cocok, terdapat kecenderungan untuk
mengubah dan bukannya menata kembali pola yang ada.
Oleh karena itu, bila seseorang berkomunikasi dengan orang lain
yang memiliki pengalaman yang serupa, apa yang ia katakan secara
otomatis cocok dengan kerangka berpikir orang lain tersebut. Bila
menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang yang
berbeda, apa yang ia katakan mungkin akan ditafsirkan dari sudut
pandang yang berbeda.
b. Perbedaan Penafsiran Kata
Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa
yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan
suatu kenyataan. Karena latar belakang yang berbeda, baik itu asal-
usul daerah, budaya, pendidikan, usia, maupun yang lain. Beberapa
akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda pula
terhadap kata yang sama. Sebagai suatu contoh, Anda tentu tahu apa
itu "roti". Namun di benak pikiran kita akan terlintas beraneka
macam roti, apakah itu roti bolu, roti cokelat, roti gulung, roti kering,
dan sebagainya. Barangkali orang lain juga akan memahami
pengertian roti dari sisi yang lain, misalnya berdasarkan rasanya,
apakah roti manis, roti tawar, roti asin, dan sebagainya. Atau
mungkin juga, orang lain memahami pengertian roti dari sisi
pembuat roti itu sendiri, misalnya roti Pak Amat, roti Pak Johny, roti
Bu Minah, dan sebagainya. Di suatu daerah, orang membedakan
pengertian roti dengan kue, sedangkan di daerah lain, arti dua kata
tersebut sama persis dan dapat dipertukarkan.
14
c. Perbedaan Reaksi Emosional
Setiap pesan paling tidak mencakup dua hal: (1) dalam artian "isi"
(content) yang berkaitan dengan subjek suatu pesan; dan (2) dalam
artian "hubungan" (relationship). yang memberikan sifat interaksi
antara pengirim dan penerima pesan. Satu hal yang cukup menarik
adalah bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap
kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas
dan dapat diterima di suatu kondisi akan dapat membingungkan
dalam situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada hubungan
emosional antara penerima dan pengirim pesan.
1) Persepsi
15
akan disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya
tepat, audiens akan membaca dan menerima tanggapan dengan benar.
2) Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar
komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu
mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka
berpikir mereka.
3) Kredibilitas
4) Pengendalian
5) Keharmonisan
16
akan membuat komunikasi lebih efektif. Komunikasi yang efektif dapat
mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam komunikasi dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut :
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan
diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi. Untuk itu,
suaru pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau
dikenal juga dengan 7C, yaitu :
17
1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua
materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan
yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.
2. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam
jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat, tetapi jelas) tanpa mengurangi
makna, namun tetap menonjolkan gagasannya.
3. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, dapat menerapkan empati dengan mempertimbangkan
dan mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness (Konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang pasti dan
jelas.
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah
diinterprestasikan serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtesy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya Bahasa dan nada yang sopan, akan
memupuk hubungan baik dalam komunikasi bisnis.
7. Correctness (Ketelitian)
Pesan dibuat dengan teliti dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan
ejaan dengan benar (formal atau resmi).
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Indah Kesuma, Yatri. (2009). E-book Ekonomi Bisnis. Bogor: Penerbit IPB Press.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=IbszEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=P
P1&dq=komunikasi+bisnis&ots=Clrr6spljS&sig=v2aBMOOA2USYnWpI
aEfJLfGzchw&redir_esc=y#v=onepage&q=komunikasi%20bisnis&f=fals
e
20