Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI BISNIS

DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS

Oleh:
Kelompok 1
Kelas C3

Anggota Kelompok:

(15) (2007531112) Ni Made Kartika Ayuni Kencanawati

(33) (2007531188) Luh Gede Pramesti Dewi

(35) (2007531191) Ni Putu Hanna Windu Sari

(36) (2007531198) Ni Kadek Piena Jayanthi Putri

(39) (2007531235) Ni Putu Meita Krisdayanti

Dosen Pengampu:
I Made Jatra, S.E., M.M.

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
SEMESTER GANJIL 2022/2023
UNIVERSITAS UDAYANA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan
Organisasi ........................................................................................................................3
2.2 Pengertian Komunikasi Bisnis ........................................................................................3
2.3 Bentuk Dasar Komunikasi ..............................................................................................4
2.4 Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi ....................................................................8
2.5 Proses Komunikasi...........................................................................................................9
2.6 Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan......................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................15
LAMPIRAN
Studi Kasus ............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu maupun
organisasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini.
Kemampuan komunikasi seseorang dalam organisasi diperlukan dalam setiap kondisi
misalnya pada saat mempersiapkan sebuah presentasi bisnis, menyampaikan ide-ide atau
gagasan dalam suatu rapat, negosiasi bisnis, melatih tim, membangun sebuah tim kerja, dan
dalam setiap aktivitas organisasi. Melihat pentingnya komunikasi dalam organisasi, efektivitas
komunikasi akan sangat menentukan kesuksesan organisasi baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang (Griffith, 2002).
Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap
manusia dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah napas kehidupan
makhluk. Ia menitik beratkan pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan
antarmanusia. Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar pada apa yang ditulis atau
dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana sesorang dapat
menyampaikan pesan kepada penerima penerima pesan. Komunikasi Komunikasi merupakan
merupakan hal yang esensial, esensial, berpengaruh berpengaruh dan bahkan seringkali
seringkali menjadi faktor penentu dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan dasar
dari eksistensi suatu masyarakat dan menentukan struktur masyarakat tersebut (Susanto &
Astrid, 1976). Komunikasi merupakan mekanisme ataupun alat dalam pengoperan rangsangan
dalam masyarakat. Dengan mekanisme komunikasi, individu dapat memberitahukan dan
menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya terhadap individu lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana peran penting keterampilan komunikasi dalam kesuksesan karir individu
dan organisasi?
1.2.2 Apa itu komunikasi bisnis?
1.2.3 Bagaimana bentuk dasar komunikasi?
1.2.4 Apa fungsi dan bentuk komunikasi organisasi?
1.2.5 Bagaimana proses komunikasi?
1.2.6 Bagaimana komunikasi yang efektif dalam pekerjaan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana peran penting keterampilan komunikasi dalam
kesuksesan karir individu dan organisasi
1.3.2 Untuk mengetahui apa itu komunikasi bisnis
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana bentuk dasar komunikasi
1.3.4 Untuk mengetahui apa fungsi dan bentuk komunikasi organisasi
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang efektif dalam pekerjaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan
Organisasi
Nelson (2012) mengungkapkan aspek-aspek keterampilan komunikasi ada tiga, antara
lain:
1. Keterampilan verbal, meliputi: bahasa formal, bahasa informal, dan isi materi.
2. Keterampilan vokal, terkait dengan suara meliputi artikulasi, intonasi (tinggi rendah),
tempo (kecepatan bicara), aksentuasi (penekanan) dan volume.
3. Keterampilan tubuh terdiri atas pesan-pesan yang dikirim melalui gerakan tubuh sebagai
ekspresi yang sedang diungkapkan meliputi, ekspresi wajah, kontak mata, gesture, dan
penampilan. Faktor-faktor keterampilan komunikasi meliputi interaksi, simbol dan media.
Keterampilan komunikasi merupakan kemampuan yang sangat fundamental dalam
kehidupan. Disebut fundamental karena sifatnya mendasar atau merupakan sebuah dasar
dalam kehidupan. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika komunikan (audience) dan
komunikator memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang disampaikan oleh
komunikator, selain itu komunikan (audience) tergerak untuk berpikir atau melakukan
sesuatu. Kemampuan dalam berkomunikasi juga dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, termasuk karier.
Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu maupun
organisasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini.
Kemampuan komunikasi seseorang dalam organisasi diperlukan dalam setiap kondisi
misalnya pada saat mempersiapkan sebuah presentasi bisnis, menyampaikan ide-ide atau
gagasan dalam suatu rapat, negosiasi bisnis, melatih tim, membangun sebuah tim kerja, dan
dalam setiap aktivitas organisasi. Melihat pentingnya komunikasi dalam organisasi,
efektivitas komunikasi akan sangat menentukan kesuksesan organisasi baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang (Griffith, 2002).
2.2 Pengertian Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalankan suatu
bisnis atau perusahaan. Secara umum, komunikasi bisnis adalah suatu komunikasi verbal
maupun non-verbal antara orang-orang di dalam dan luar perusahaan. Hal ini meliputi

3
gagasan, ide, pendapat, hingga informasi yang dilakukan secara personal ataupun impersonal.
Dalam pengertian lain, komunikasi bisnis adalah cara karyawan berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Adapun beberapa pengertian komunikasi bisnis
menurut para ahli:
 Katz (1994)
Komunikasi bisnis merupakan suatu pertukaran ide, pesan, dan konsep yang
berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersial.

 Floyd (2006)
Komunikasi bisnis yaitu komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis dan
didalamnya mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai
tujuan bisnis.
 Purwanto (2003)
Komunikasi bisnis merupakan kegiatan yang meliputi pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antar dua orang, kelompok kecil, atau dalam satu lingkungan atau lebih
dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku di dalam suatu organisasi.
 Rosenbaltt (1982)
Komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide, opini, informasi, instruksi dan
sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun nonpersonal melalui simbol atau tanda
untuk mencapai tujuan perusahaan.
 Curtis (1992)
Komunikasi bisnis adalah komunikasi dalam organisasi bisnis yang di tunjukan
untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
2.3 Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi bisa terjadi daam berbagai bentuk, contohnya percakapan melalui telepon,
mendengarkan radio, tatap muka langsung, menulis memo, membaca surat kabar, dan lain
sebagainya. Ada dua bentuk dasar komunikasi, yakni komunikasi nonverbal dan komunikasi
verbal.
2.3.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah bentuk yang paling mendasar dari komunikasi.
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan
sebagainya yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata
4
(Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa isyarat
dan bahasa diam (silent languange). Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum
kata-kata ditemukan, komunikasi terjadi melalui gerakan badan atau bahasa tubuh
(body language). Sebagai contoh, membelalakkan mata atau mengepalkan tangan
untuk menyatakan kemarahan, menganguk untuk menyatakan persetujuan, saling
menyentuh untuk menunjukkan perhatian, dan lain sebagainya.
Pemberian arti terhadap kode nonverbal sangat dipengaruhi oleh sistem sosial
budaya dari masyarakat yang menggunakannya. Misalnya, meludah di depan orang
dipandang sebagai perbuatan kurang terpuji oleh masyarakat Asia. Namun, di beberapa
suku Indian di Amerika, tindakan itu justru diartikan sebagai penghormatan. Sementara
di Eropa Timur, tindakan tersebut dianggap sebagai lambang kesialan. Contoh lainnya
adalah mengeluarkan lidah yang diartikan sebagai ejekan atau lelucon bagi orang Eropa
dan Amerika, sedangkan bagi beberapa suku di Papua Nugini tindakan itu diartikan
sebagai ucapan selamat datang.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal
adalah:
a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
b. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna

Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat


dikelompokkan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics
Kinesics adalah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan
tubuh. Gerakan tubuh dibagi dalam lima kelompok, yakni:
1. Emblems, merupakan isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang
dibuat oleh gerakan badan. Misalnya, mengangkat jari V artinya victory atau
menang, mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapi
terjelek bagi orang India.

5
2. Illustrators, merupakan gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misalnya,
besarnya suatu benda atau tinggi rendahnya suatu objek.
3. Affect Display, merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan
emosionalsehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa,
menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya.
4. Regulators, merupakan gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya,
mengangguk dan menggelengkan kepala.
5. Adaptory, merupakan gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda
kejengkelan. Sebagai contoh, menggerutu, menarik nafas dalam-dalam. Dan
mengepalkan tinju.
b. Gerakan mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk memberi isyarat
tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang. Jika seseorang
tertaik pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu
tanpa terputus dalam beberapa saat.
c. Sentuhan (touching)
Sentuhan (touching) ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan
badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan
untuk mengungkapkan keakraban atau kemesraan.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabat tangan atau
saling merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih
emosional sebagai tanda persahabatan yang intim. Misalnya, menepuk bahu,
adu tinju, dan adu telapak tangan.
d. Paralanguage
Paralanguange adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama
suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu di balik apa yang
diucapkannya. Misalnya, ‘datanglah’ bisa diartikan betul-betul mengundang atau
sekedar basa-basi.
e. Diam

6
Diam merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang memiliki
arti. Sikap diam sangat sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan. Diam dapat
mengandung arti positif dan negatif.
f. Postur tubuh
Masing-masing postur tubuh manusia menggambarkan karakter orang yang
bersangkutan. Ada tiga bentuk tubuh, yaitu :
1. Ectomorphy, bentuk tubuh tinggi kurus yang dilambangkan sebagai orang
yang memiliki sikap ambisius, pintar, dan kritis.
2. Mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan altetis yang dilambangkan sebagai
pribadi yang cerdas, bersahabat, dan aktif.
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk yang digambarkan
sebagai pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
g. Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah
menunjukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan
kesucian atau kebersihan. Suatu negara atau organisasi dapat dikenal melalui
warna.
h. Bunyi
Jika paralanguange dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka
bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai
benda. Misalnya, lonceng letusan senjata, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.
i. Bau
Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan
untuk melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum.
Komunikasi noverbal memang bisa berdiri sendiri, tetapu sering dilakukan
bersamaan dengan komunikasi verbal.
2.3.2 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi di mana pesan
disapaikan secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa. Bahasa adalah
seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang
mengandung arti. Komunikasi verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau

7
oral communication (berbicara dan mendengar), tetapi juga komunikasi tertulis atau
written communication (menulis dan membaca).
Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal
dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Berbicara dan menulis (speaking dan writing)
Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umumnya lebih disukai
daripada menulis karena lebih nyaman dan praktis. Namun, tidak semua pesan bisa
dengan tepat disampaikan secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat penting
umumnya disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan binsis bisa
berupa surat dan laporan.
2. Mendengar dan membaca (listening dan reading)
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua arah. Namun,
orang-orang yang terlibat dalam dua bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau
mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan
mendengar dan membaca sangat diperlukan.
2.4 Fungsi dan Bentuk Komunikiasi Organisasi
Komunikasi merupakan unsur wajib dalam aspek hubungan masyarakat agar tujuan
yang diinginkan organisasi tercapai. Komunikasi dalam organisasi memiliki fungsi dan
bentuk tertentu. Di dalam buku Sutrisna Dewi diuraikan 5 (lima) tipe atau tingkatan
komunikasi beserta fungsinya masing-masing, yaitu:

a. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)


Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di
dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses Komunikasi terjadi karena
seseorang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbaik dalam
pikirannya sendiri. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi mengembangkan kreativitas
imajinasi, memahami dan mengendalikan diri sendiri, serta meningkatkan kematangan
berpikir sebelum mengambil keputusan.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang atau lebih. Komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka disebut
komunikasi diadik (Dyadic Communication). Fungsi komunikasi itu adalah untuk

8
meningkatkan hubungan insane (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-
konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan orang lain.
c. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau
lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat untuk membantu interaksi
antara satu dengan yang lain. Dalam Tujuan personal komunikasi kelompok kecil dapat
berperan sebagai sarana bergaul, penyaluran perasaan, terapi dan untuk belajar. Dari segi
hubungannya dengan pekerjaan dapat berfungsi untuk pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah.
d. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak
yang bersifat missal melalui alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar atau film.
Komunikasi massa berfungsi menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan.
e. Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau
audiens communication. Komunikasi publik berfungsi menumbuhkan semangat
kebersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik, dan
menghibur
2.5 Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi tersebut banyak melalui perkembangan dan dijelaskan melalui
beberapa metode atau model sebagai berikut:
a. Model Komunikasi Aristoteles
Model Aristoteles adalah adalah model komunikasi yang paling klasik yang sering
juga disebut model retoris. Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji
komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model

9
komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seseorang pembicara
menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka.
Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dalam proses komunikasi, yaitu pembicara
(speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).

Model Komunikasi Aristoteles

Pembicara Pesan Pendengar

Model komunikasi Aristoteles jelas sangat sederhana, malah terlalu sederhana di


pandang dari perspektif sekarang, karena tidak memuat unsur-unsur lainnya yan dikenal
dalam model komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan
komunikasi. Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena
yang statis. Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak
mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang terjadi secara
simultan. Disamping itu model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan
(disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima
pendapatnya.
b. Model Komunikasi David K. Berlo
Sebuah model lain yang di kenal luas adalah model model David K. Berlo, yang ia
kemukakan pada tahun 1960. Model ini di kenal dengan model SMCR, kepanjangan dari
Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima).
Bagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang yang menciptakan pesan, baik
seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu kode
simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan dan
penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Dalam situasi tatap muka,
kelompok kecil dan komunikasi public (pidato), saluran komunikasinya adalah udara yang
menyalurkan gelombang suara. Dalam komunikasi massa terdapat banyak saluran televisi,
radio dan lain sebagainya. Model Berlo juga melukiskan beberapa faktor pribadi yang
mempengaruhi proses komunikasi: proses keterampilan berkomunikasi, pengetahuan
sistem sosial dan lingkungan budaya sumber dan penerima. Menurut model Berlo, sumber
dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap,

10
pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen,
struktur, isi, perlakuan, dan kode.
Model Berlo

Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi
publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis. Berlo juga bersifat heuristik (meransang penelitian), karena merinci
unsur-unsur penting dalam proses komunikasi. model ini misalnya dapat memandu Anda
untuk meneliti efek keterampilan komunikasi penerima atau penerimaan pesan yang Anda
kirimkan kepadanya. Model Berlo juga mempunyai keterbatasan. Meskipun Berlo
menganggap komunikasi sebagai proses, model Berlo, seperti juga model Aristoteles,
menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis ketimbang fenomena yang dinamis
dan terus berubah. Lebih jauh lagi, umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak
tidak dimasukkan dalam model grafik-nya, dan komunikasi nonverbal tidak dianggap
penting dalam mempengaruhi orang lain.
c. Model Komunikasi Boove dan Thill
Menurut Biwee dan Thill dalam buku Business Communication Today, 6e, proses
komunikasi terdiri atas 6 tahap yaitu:

11
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Gagasan tersedia dari berbagai sumber di depan kami. Dalam hal ini banyak
informasi yang dapat dilihat, didengar, dicium dan disentuh. Dalam diri manusai
semua informasi dari otak yang merupakan pusat pemikiran dan perolehan ide ide
akan di kombinasikan dalam suatu organisasi agar bisa di relisasikan kedalam bentuk
nyata atau di sebuit perbuatan yang di dasari pada gagasan dari otak.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud
(tujuan), audiens, gaya personl dan latar belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si
penerima pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikan) menerima pesan
tersebut.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti
dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

12
Umpah balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memunginkan pengirim untuk memulai efektivitas suatu pesan.

2.6 Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan


Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan
merangsang pihak lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Atau dengan kata lain kedua
belah pihak yang berkomunikasi baik komunikator dan komunikan sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat meningkatkan
keberhasilan individu ataupun organisasi dikarenakan hal tersebut akan membantu
mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat, mengoordinasikan aliran
kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai hubungan.
Berhubungan dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan menjadi 2,
yaitu komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalam komunikasi individu, suatu
komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikan dapat memahami pesan yang
disampaikan oleh komunikator, sedangkan dalam komunikasi massa, komunikasi dapat
dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat menjangkau komunikan yang lebih
luas.
Pada dasarnya, komunikasi terdiri dari tiga unsur, yaitu komunikator, pesan, dan
komunikan. Dengan demikian, apabila dirunut dari proses komunikasi, maka faktor-faktor
yang memengaruhi komunikasi yang efektif, diantaranya:
a. Kredibilitas dan daya tarik komunikator
Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikannya
dianggap benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator dapat
menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai
keinginan komunikator. Sebaliknya, buruknya kredibilitas komunikator dapat
menyebabkan ketidakpercayaan sehingga komunikan tidak bersedia melakukan
perubahan sikap, padahal pesan yang disampaikan komunikator sesungguhnya benar.
Selain muncul dari kepercayaan, kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian dan status
sosial. Seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan dikagumi, disenangi, dan
komunikannya bersedia melakukan upaya perubahan sikap.
b. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan

13
Suatu pesan yang disampaikan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik jika
memenuhi beberapa kondisi, diantaranya:
- Menarik perhatian, dengan cara merancang pesan dengan format yang baik, pilihan
kata yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.
- Menggunakan bahasa yang apat dipahami komunikan.
- Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.
c. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan
Komunikasi dapat berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan
untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil
keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu
menerima pesan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nelson (2012) mengungkapkan aspek-aspek keterampilan komunikasi ada tiga, yaitu:
keterampilan verbal, keterampilan vokal, dan keterampilan tubuh. Keterampilan komunikasi
merupakan kemampuan yang sangat fundamental dalam kehidupan. Komunikasi dapat
dikatakan efektif jika komunikan (audience) dan komunikator memiliki pemahaman yang
sama atas informasi yang disampaikan oleh komunikator, selain itu komunikan (audience)
tergerak untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan komunikasi seseorang dalam
organisasi dapat dilakukan pada saat mempersiapkan sebuah presentasi bisnis, menyampaikan
ide-ide atau gagasan dalam suatu rapat, negosiasi bisnis, melatih tim, membangun sebuah tim
kerja, dan dalam setiap aktivitas organisasi. Melihat pentingnya komunikasi dalam organisasi,
efektivitas komunikasi akan sangat menentukan kesuksesan organisasi baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang (Griffith, 2002).
Secara umum, komunikasi bisnis adalah suatu komunikasi verbal maupun non-verbal
antara orang-orang di dalam dan luar perusahaan. Ada dua bentuk dasar komunikasi, yakni
komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal. Terdapat 5 tipe atau tingkatan komunikasi,
yaitu: komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil,
komunikasi massa, dan komunikasi publik. Proses komunikasi adalah proses saat elemen-
elemen komunikasi bekerja dan berfungsi untuk mengantarkan pesan dari komunikator ke
komunikan sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi tersebut banyak melalui perkembangan dan dijelaskan
melalui beberapa metode atau model, yaitu: model komunikasi Aristoteles, model komunikasi
David K. Berlo, dan model komunikasi Boove dan Thill. Apabila dirunut dari proses
komunikasi, maka faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi yang efektif, diantaranya:
kredibilitas dan daya tarik komunikator, kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan,
dan kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan.

15
LAMPIRAN
STUDI KASUS

Konflik Buruh dengan PT Megariamas Sentosa


Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-
Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa menggelar orasi
di depan Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara. Mereka
menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan
mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR). Padahal THR merupakan
kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. 4/1994 tentang THR.
Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakut, bahkan
hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin
Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Kasudin Nakertrans berjanji akan
menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain itu, Kasudin Nakertrans juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR
karena itu sudah kewajiban perusahaan.

Tanggapan terhap Kasus


Dalam kasus ini, kita tidak dapat menyalahkan atau menuntut kedua belah pihak untuk
memberikan apa yang pihak lain inginkan. Baik buruh maupun perusahaan mengalami kerugian
karena konflik ini. Pihak buruh tidak salah, karena memang menuntut haknya. Dan pihak
perusahaan juga pasti memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan uang Tunjangan Hari
Raya (THR). Mungkin menurut para buruh perusahaan memiliki keuntungan yang besar namun
bisa jadi ada masalah internal dalam manajemen yang sedang terjadi dan hal tersebut menjadi
rahasia orang-orang di manajemen atas.
Konflik Buruh Dengan PT Megariamas terjadi akibat kurangnya komunikasi internal yang
baik antara perusahaan dan buruh. Komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang
kuat dan mendorong bisnis terhadap kinerja yang lebih baik. Konflik ini membuat terjadinya
ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan yang menjadi bentuk akibat
penyimpangan etika bisnis internal perusahaan. Hal ini terjadi mungkin karena ketimpangan

16
dalam proses penilaian kinerja, standar penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan tentang
hasil penilaian kinerja.

Saran
Seharusnya perusahaan lebih menjalin komunikasi yang baik pada buruh dan buruh juga
harus mencari tahu lebih pasti alasan mengapa perusahaan tidak memberikan Tunjangan Hari
Raya (THR). Perwakilan dari buruh dan manajemen harus berkomunikasi untuk membahas
tentang hak dan kepentingan masing-masing demi menghindarkan konflik yang membuat kedua
belah pihak saling dirugikan. Dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan kepercayaan
buruh melalui komunikasi langsung dan teratur, banyak kesalahpahaman dan miskomunikasi
yang akan dapat diselesaikan secara damai. Hal ini membuat lebih mudah bagi perusahaan untuk
meminimalkan sengketa yang tidak perlu dan membebaskan pikiran para buruh untuk lebih fokus
pada tugas. Jika komunikasi telah berlangsung dengan baik antara buruh dan perusahaan, maka
antara perusahaan dan dan buruh akan terjalin keterikatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Populix.co.2022. Apa itu Komunikasi Bisnis, Tujuan, Unsur, Jenis, dan Manfaat. Diakses
pada 4 September 2022 dari:https://info.populix.co/articles/komunikasi-bisnis/

Jurnal.id.2022. Komunikasi Bisnis: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya. Diakses pada 4


September 2022 dari : https://www.jurnal.id/id/blog/alasan-kenapa-komunikasi-bisnis-
penting-untuk-keberhasilan-bisnis-anda/

Nugraha, Cahyadi. 2018. Pengertian Komunikasi Bisnis Menurut Para Ahli. Diakses pada 4
September 2022dari: https://www.pinhome.id/blog/pengertian-komunikasi-bisnis-
menurut-para-ahli/

18

Anda mungkin juga menyukai