SAP 4
OLEH:
Kelompok 4:
Ni Putu Wiwik Suastari (1515251104)
I Gede Krisna Pratama (1515251106)
Dewa Ayu Nyoman Ardhea Mahadewi (1515251107)
M Dwi Aryasa Endyana (1515251111)
Gede Bagus Januar Mahadiputra (1515251112)
Ngakan Made Yuda Winata (1515251144)
Keterangan :
> Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
> Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
> Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
> Bila bunga 8%, rugi 2%
b. Risiko Pendanaan Kembali
Aset Pasiva
Aset Pasiva
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset dan obligasi
kewajiban adalah :
Obligasi asset = 100.000 +………….......+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………….........+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)2
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta. Misalkan tingkat
bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah:
Obligasi asset = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 886.996
1+0,12)1 (1+0,12)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 966.199
(1+0,12)1 (1+0,12)2
Terlihat bahwa kedua obligasi tersebut mengalami penurunan nilainya. Karena obligasi asset
mengalami penurunan lebih besar dibandingkan turunnya obligasi kewajiban, maka perusahaan
tersebut mengalami kerugian.
Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1% (misal dari 10% menjadi 11%), maka pendapatan
bank tersebut berubah sebesar :
Perubahan pendapatan = (GAP x ( Δ Bunga)
= - Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta
Dengan kata lain bank tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 10 juta jika tingkat bunga
sebesar 1% .
Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini, Karena itu sejumlah Rp 2M akan
dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga
mengambang,karena tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi tersebut
akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan bunga tetap dengan jangka waktu 10
tahun tidak masuk dalam perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama 10 tahun, tidak
akan berubah meskipun tingkat bunga berubah – ubah. Dari perhitungan diatas, nampak bahwa
bank tersebut mempunyai asset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode
satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
Langkah berikutnya adalah mengidintifikasi kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat
bunga untuk periode 1 tahun :
Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga selama periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M
Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena gap negatif . dalam contoh diatas,
gap ratio adalah :
GAP Ratio = KGAP / Total aset
= - Rp 3 M / Rp 41 M = - 0,073 atau - 7,3%
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap relatif terhadap total asset.
Sebagai contoh, misal ada dua bank dengan inormasi gap berikut ini :
Bank A Bank B
Gap - Rp 10 M - Rp 20 M
GAP Bank A lebih kecil dari bank B, sehingga eksposure Bank A terhadap resiko nampak
lebih kecil dari Bank B, Tapi jika dibanding total aset terlihat Gap ratio B lebih kecil dibanding
A. Jika suatu perusahaan / bank ingin menghilangkan eksposur terhadap resiko perubahan
tingkat bunga, maka bank tersebut bisa membuat neraca dengan gap sama dengan nol. Otomatis
juga akan kehilangan kesempatan memperoleh perbedaan bunga. Untuk itu bank menetapkan
gap tertentu.
GAP ratio sebesar plus/minus 15% biasa dilakukan oleh bank.
2.4 Perubahan Tingkat Bunga yang Berbeda Untuk Asset dan Kewajiban
Δ Pendapatan bersih = Δ Pendapatan bunga – Δ Biaya bunga
Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M, dan mempunyai
RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar – Rp 3 M. Misalkan tingkat bunga untuk asset berubah
2% sementara tingkat bunga untuk kewajiban berubah 1%.
Maka perubahan pendapatan :
Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar akan sama dengan nilai
nominal dengan situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta. Misalkan
tingkat bunga yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut menjadi :
Obligasi Aset 1 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 9.068.279
(1+0,17)1 (1+0,17)10
Obligasi Aset 2 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 8.874.447
(1+0,17)1 (1+0,17)20
Pinjaman = 2.700.000 + 1.150.000 = 17.429.323
(1+0,17)1 (1+0,17)2
Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan kewajiban
( maturity mismatch ). Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut memunculkan ekposur terhadap
resiko perubahan tingkat bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut.
o Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung sebagai rata-
rata tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban individual dengan
membobot adalah nilai pasar dari masing-masing aset.
> Gap jangka waktu bisa dihitung :
> Gap jangka waktu = MA ( maturity of Aset ) – ML ( Maturity of liability )
o Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi. Contoh : struktur neraca bank dengan gap
jangka waktu yang tidak nol.
Aktiva Pasiva
Pinjama (aset) jangka panjang Tabungan dan deposito (dengan jangka
(misal memberikan kredit kepemilikan waktu 1 tahun)
perumaha/KPR dengan kangka waktu 10 Modal Saham
tahun
Jika bank memperkirakan tingkat bunga akan meningkat bank bisa memperkecil gap jangka
waktu atau bernilai negatif ( jangka waktu kewajiban lebih panjang dibandingkan dengan jangka
waktu aset ) dalam situasi tersebut nilai kewajiban akan turun lebih cepat dibanding nilai aset (
hal yang menguntungkan bagi bank ) begitu pula ketika bank memperkirakan tingkat bunga akan
menurun. Jangka waktu aset lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kewajiban.
Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru :
Aktiva Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon jangka waktu 15 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 9.068.279 Rp 18juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp 16.083.293
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon Modal saham Rp 2
bunga= 15% Rp 8.874.447 juta Rp1.859.433
Total aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726
Bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan menyamakan jangka waktu aset
dengan jangka waktu kewajiban tetapi bank tidak bisa sepenuhnya mengimunisasi risiko
perubahan tingkat bunga. Hal ini merupakan kelemahan dari metode jangka waktu ( maturity
model )
Metode durasi memperbaiki metode jangka waktu karena metode durasi memperhitungkan
timing dari setiap aliran kas
4.2. Perhitungan durasi
Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu aliran kas dengan pembobot
porposi present value dari setiap aliran kas tersebut.
Misal tingkat bunga yang berlaku adalah 10% durasi untuk kedua obligasi boisa dihitung :
Waktu Obligasi A PVIF (5%) PV Kas Rata-rata
tertimbang
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) Jangka waktu (5)
½ 50.000 0,952381 47.619 0,0238
1 1.050.000 0,907029 952.381 0,9524
1.000.000 0,9762
Catatan: 5% adalah 10% dibagi dua, karena dibayarkan tiap semester
Waktu Obligasi PVIF PV Kas Rata-Rata tertimbang
B (10%) Jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)
1 1.100.000 0,909091 1.000.000 1
1.000.000 1
Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun
Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi berikut:
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
Y 10%, dibayarkan setiap tahun.
Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
10%, dibayarkan setiap semester
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau zeroes ) sama dengan jangka waktu
obligasi tersebut
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (9%) Value Aliran PV Aliran tertimbang
Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
1 0 0,917431 0 0 0
2 1.000.000 0,84168 841.680 1 2
841.680 1 2
Obligasi zeroes dengan jangka waktu dua tahun mempunyai durasi 2 tahun
Obligasi consol adalah obbligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo. Dapat dihitung dengan :
Dc = 1 + (1/R)
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi yield (
tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12%
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (6%) Value Aliran PV Aliran tertimbang
Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 50.000 0,943396 47.169,81 0,048051 0,0240
1 1.050.00 0,889996 93.4490,3 0,952949 0,9519
981.666,1 1 0,9759
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi kupon
binganya lebih tinggi, misal 15%
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (5%) Value Aliran PV Aliran tertimbang
Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 75.000 0,952381 71.428,57 0,068256 0,0341
1 1.075.000 0,907029 975.056,7 0,931744 0,9318
1,046485 0,9659
Jika perusahaan mempunyai bebrap aset atau kewajiban, durasi portofolio aset/kewajiban bisa
dihitung seperti
DA = wl Al + ......... + wn An
DL = wl Ll + .......... + wn Ln
Gap yang positif menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik, bank akan mengalami kerugian,
sebaliknya jika gap menunjukkan angka negatif, kenaikan tingkatn bunga akan menguntungkan
banl. Semakin tinggi gap durasi, semakin tinggi risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi
perusahaan.
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.co.id/2011/12/risiko-perubahan-tingkat-bunga.html
http://daeyynala.blogspot.co.id/2015/07/risiko-perubahan-tingkat-bunga.html