Definisi Bunga
"Imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana
yang diterima”
Bunga Simpanan
Adalah Balas Jasa Dari Bank Kepada Nasabah Atas Jasa
Nasabah Menyimpan Uangnya di Bank.
Bunga Pinjaman
Adalah Balas Jasa Yang Ditetapkan Bank Kepada Peminjam
Atas Pinjaman Yang Didapatkannya.
Sebagai Nasabah Bank Tentunya Pasti Mengenal Apa Itu Suku Bunga. Tetapi
Jangan Salah, Masih Banyak Dari Masyarakat Yang Mungkin Belum Mengenal
Lebih Dekat Dengan Suku Bunga Bank.
Sebelum Mengenal Lebih Jauh Terkait Produk Maupun Layanan Di Perbankan,
Ada Baiknya Mengenal Terlebih Dahulu Apa Itu Suku Bunga Bank.
Secara Sederhana, Suku Bunga Bank Diartikan Sebagai Balas Jasa Yang Diberikan
Bank Kepada Nasabah Yang Membeli Atau Menjual Produknya.
Bunga Juga Dapat Diartikan Sebagai Harga Yang Harus Dibayarkan Oleh Bank
Kepada Nasabah (Yang Memiliki Simpanan) Dan Harga Yang Harus Dibayar Oleh
Nasabah Kepada Bank (Jika Nasabah Yang Memperoleh Fasilitas Pinjaman).
Bunga Bank Bisa Dibedakan Ke Dalam Dua Jenis, Yaitu Bunga Simpanan Dan
Bunga Pinjaman.
SUKU BUNGA, DI DALAM INDUSTRI
PERBANKAN,
Suku Bunga Mengambang Adalah Suku Bunga Yang Selalu Berubah Mengikuti Suku
Bunga Di Pasaran.
Jika Suku Bunga Di Pasaran Naik, Maka Suku Bunganya Juga Ikut Naik, Begitupun
Sebaliknya.
Contoh
Suku Bunga KPR
Untuk Periode Tertentu. Misalnya Untuk Dua Tahun Pertama Diberlakukan Suku Bunga
Tetap,
Namun Periode Selanjutnya Menggunakan Suku Bunga Mengambang.
03. Suku Bunga Flat
Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya mengacu pada
jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan.
Penghitungannya sangat sederhana dibandingkan dengan suku bunga lainnya,
sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek untuk barang-
barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor
atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Rumus perhitungannya adalah
:
Misalkan, Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan sebesar Rp
15.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun (flat). Asumsi bahwa suku bunga
kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit.
Maka perhitungan angsurannya secara rinci adalah sebagai berikut:
04. Suku Bunga Efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah pokok pinjaman setiap
bulan seiring dengan menyusutnya utang yang sudah dibayarkan. Artinya semakin sedikit pokok
pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan. Suku bunga efektif dianggap lebih
adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan suku bunga flat. Pasalnya suku bunga flat
hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman saja. Rumus perhitungan bunga:
Apa Perbedaan Suku Bungan Tetap (Fixed) Dengan
Suku Bunga Flat ..... ??????
Bunga per Bulan = (Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Total Jangka Waktu Kredit) /
Jumlah Bulan dalam Jangka Waktu Kredit
Misal,
Anda meminjam senilai Rp50 juta selama 12 bulan dengan bunga sebesar 10% dalam
setahun, maka:
Pokok pinjaman per bulan = Rp50 juta / 12 = Rp4.166.666,67
Bunga per tahun = Rp50 juta x 10% = Rp5 juta
Bunga per bulan = Rp5 juta / 12 = Rp416.666,667
Sehingga, cicilan per bulan yang harus Anda bayarkan ialah sebesar Rp4.166.666,67 +
Rp416.666,667 = Rp4.583.333,34.
02. Bunga Efektif
Rumus: Bunga = Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga per
Tahun x (30 hari/360 hari)
Misal, Anda mengajukan kredit senilai Rp240 juta dengan bunga tahunan 10%
selama 12 bulan, maka:
Angsuran bulanan pokok = Rp240 juta / 12 = Rp20 juta per bulan.
Bunga bulan ke-1 = (Rp240 juta - (1-1) x Rp20 juta) x 10% / 12 = Rp2 juta.
Sehingga, total cicilan bulan ke-1 ialah Rp20 juta + Rp2 juta = Rp22 juta.
Bunga bula ke-2 = (Rp240 juta - (2-1) x Rp20 juta) x 10% /12 = Rp1.833.333.
Sehingga, total cicilan bulan ke-2 ialah Rp20 juta + Rp1.833.333 = Rp21.833.333.
Dan begitu seterusnya hingga bulan ke-12, yaitu (Rp240 juta - (12-1) x Rp20 juta) x
10% /12 = Rp166.666.
TUGAS DANG KOREKSI
MENGHITUNG SUKU BUNGA ANUITAS
Bunga Anuitas
Rumus:
Bunga = Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga Tahunan x (30 hari / 360
hari)
Misal,
Anda meminjam kredit sebesar Rp100 juta dengan bunga 15% per tahun selama 12 bulan, maka:
Cicilan pokok bulan ke-1 ialah Rp7.775.831,23
SI = P r t
dengan
SI = Simple Interest (bunga sederhana)
P = Principal (pokok)
r = interest rate p.a. (tingkat bunga/tahun)
t = time (waktu dalam tahun)
Perhitungan bunga ini dilakukan sekali saja (pada akhir periode atau tanggal
pelunasan)
Bunga Sederhana (Simple Interest) 26
Jika Pokok pinjaman (P) = Rp 20.000.000 selama t = 60 hari dengan tingkat suku bunga
(r) = 8% p.a. hitunglah Bunga Tepat (Exact Interest ) =SIe dan Bunga Biasa (Ordinary
Interest) =SIo.
Jawab:
60
Rp 20.000.000 8%
SIe =
365 = Rp 263.013,70
60
Rp 20.000.000 8%
360
SIo = = Rp 266.666,67
Persamaan Bunga Sederhana 28
SI = P r t
Maka
SI SI SI
P r t
rt Pt Pr
Contoh 1.2 29
Setelah meminjam selama 73 hari, Ibu Tina melunasi pembayaran bunga
pinjamannya sebesar Rp 2.880.000. Berapakah besarnya pinjaman Ibu Tina jika
tingkat bunga sederhana 18% p.a.?
Jawab:
r = 18%
SI = Rp 2.880.000
t = 73 SI
P
365 rt
Rp 2.880 .000
P Rp 80.000 .000
73
18%
365
Contoh 1.3 30
Seorang rentenir menawarkan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 yang harus dilunasi
dalam waktu 1 bulan sebesar Rp 1.250.000. Berapa tingkat bunga sederhana tahunan
yang dikenakan atas pinjaman tersebut?
Jawab:
P = Rp 1.000.000
SI = Rp 1.250.000 – Rp 1.000.000 = Rp 250.000
t =
1 SI
12 r
Pt
Rp 250 .000
r 3 atau 300 % p .a.
1
Rp 1 .000 .000
12
Contoh 1.4 31
Apabila Anto menabung Rp 20.000.000 di bank yang memberinya tingkat bunga
sederhana 15% p.a., berapa lama waktu yang ia perlukan supaya tabungannya tersebut
menghasilkan bunga sebesar Rp 1.000.000?
Jawab:
P = Rp 20.000.000
SI = Rp 1.000.000
r = 15%
SI
t
Pr
Rp 1 .000 .000 1
t tahun atau 4 bulan
Rp 20 .000 .000 15 % 3
Contoh 1.5 32
Pak Karta menabung Rp 3.000.000 dan mendapatkan bunga sederhana 12% p.a.
Berapa saldo tabungannya setelah 3 bulan ?
Jawab:
P = Rp 3.000.000
r = 12%
t = 3 = 0,25
12
S = P (1 + rt)
= Rp 3.000.000 (1 + (12% x 0,25))
= Rp 3.090.000
Contoh 1.6 33
Sejumlah uang disimpan dengan tingkat bunga sederhana sebesar 9% p.a.
akan menjadi Rp 5.000.000 setelah 6 bulan. Berapakah jumlah simpanan
tersebut?
Jawab:
S = Rp 5.000.000
r = 9%
t =
6 = 0,5
12 S
P
(1 r t )
Rp 5 .000 .000
P Rp 4 .784 .689
(1 ( 9 % 0 ,5))
Contoh 1.7 34
SI
t
Pr
Rp 1 .000 .000 1
t tahun atau 4 bulan
Rp 20 .000 .000 15 % 3
36
Jika S merupakan nilai akhir ( jumlah pokok + bunga) maka:
S = P + SI
S=P+Prt
S = P (1 + r t)
S
P P S (1 rt ) 1
(1 rt )
Contoh 1.09 37
Sejumlah uang disimpan dengan tingkat bunga sederhana sebesar 9% p.a. akan menjadi
Rp 5.000.000 setelah 6 bulan. Berapakah jumlah simpanan tersebut?
Jawab:
S = Rp 5.000.000
r = 9%
t = = 0,5
S
6 P
(1 r t )
12
Rp 5 .000 .000
P Rp 4 .784 .689
(1 ( 9 % 0 ,5))
Menghitung Jumlah Hari 38
CONTOH 1.11
Saat kenaikan harga meluas, secara otomatis nilai mata uang akan
menurun. Namun begitu, dalam jangka waktu tertentu, daya beli
masyarakat pun akan ikut turun jika nilai mata uang rendah.
Maka dari itu, penting bagi negara mengidentifikasi tingkat inflasi dan
melakukan kebijakan untuk mengatasinya.
DEFINISI INFLASI ( INFLATION )
Perhatikan ilustrasi berikut untuk mendapat pemahaman yang lebih mudah. Untuk membeli cabai
sebanyak 1 kg hari ini, kamu perlu mengeluarkan uang sebesar Rp100 ribu. Padahal beberapa bulan
sebelumnya, 1 kg cabai dapat diperoleh dengan harga sebesar Rp30 ribu.
Berdasarkan ilustrasi di atas, terlihat bahwa ada perbedaan harga yang cukup signifikan untuk
komoditas yang sama dalam periode tertentu. Namun, inflasi bukan sekadar merujuk pada
perbedaan nominal tersebut, melainkan pada menurunnya nilai mata uang yang terjadi. Jika dahulu
uang Rp100 ribu dapat digunakan untuk membeli 3 kg cabai, maka sekarang uang tersebut hanya
cukup untuk 1 kg cabai. Artinya, nilai uang Rp100 ribu saat ini lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Bagaimana Pemerintah Mengatasinya?
Hal ini menyebabkan permintaan akan bahan pangan tersebut tinggi,
mempercepat habisnya stok, lalu melambungkan harganya. Padahal
tanpa harus menimbun, pemerintah dengan sendirinya akan mencari cara
agar stok untuk masyarakat tetap aman dengan cara lain, misalnya
dengan melakukan impor.
Agar terhindar dari inflasi, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk
menjaga kestabilan ekonomi adalah dengan berinvestasi. Kalau kita
jeli peluang, sebaiknya lakukan investasi dengan cara yang legal
seperti membeli logam mulia atau membeli properti. Dengan begitu,
kita bisa menghindari inflasi dan tidak terkena dampaknya jika
suatu saat ekonomi Indonesia terguncang.
Bagaimana Pemerintah Mengatasinya?
Pemerintah perlu memiliki berbagai kebijakan, instrumen, serta strategi untuk
mengatasi inflasi yang terjadi di masyarakat. Untuk mencapai kestabilan,
pemerintah harus menjaga agar angka inflasi stabil di angka 3,5% melalui kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan lainnya.
Salah satu program yang terus dijalankan pemerintah adalah 4K yaitu
Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Koordinasi komunikasi yang efektif,
dan Kelancaran distribusi.
Keempat hal tersebut dapat membantu banyak dalam menghadang inflasi
terutama jika semua pihak ikut bekerja keras untuk mewujudkannya.
Sering terjadi, inflasi semakin buruk karena pola belanja masyarakat yang berubah.
Misalnya saja, menimbun bahan pangan tertentu karena ada isu gagal panen
karena cuaca atau pandemi. Agar tidak kehabisan, masyarakat membeli stok yang
ada dalam jumlah yang banyak.
.
Cara Menghitung Inflasi
Negara memiliki cara menghitung inflasi menggunakan indikator yang
ada. Angka didapat dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu.
Jika tren harga terus naik dan bertahan, tandanya inflasi sudah terjadi.
Berikut indikator yang dimiliki oleh pemerintah.
• Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan harga rata-rata
kebutuhan konsumen.
• Indeks harga produsen yang merupakan harga rata-rata dari bahan
baku untuk produksi.
• Indeks harga komoditas yaitu menilik harga barang-barang tertentu.
• Indeks biaya hidup melihat pada rata-rata biaya hidup di masyarakat.
• Melihat besarnya perubahan harga PDB atau Produksi Domestik Bruto
Jika salah satu indikator sudah diketahui, cara menghitung inflasi rata-rata pertahun
adalah dengan menghitung selisihnya, dibagi dengan IHK terbaru, dan dikalikan
dengan 100. Begini ilustrasinya:
• IHK BBM tahun 2008= Rp4.000 per liter
• IHK BBM tahun 2019= Rp6.550 per liter
Cara menghitung inflasi:
(Rp6.550 – Rp4.000)/Rp6.550 x 100
= 0,389 x100
= 38,9
Selama kurang lebih 11 tahun, inflasi yang dialami Indonesia dilihat dari IHK BBM
adalah 38,9%. Artinya, rata-rata inflasi per tahun adalah 3,5%. Tentu saja, angka ini bisa
dibandingkan dengan IHK lain untuk melihat inflasi secara keseluruhan.
Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek
harga konsumen (IHK). IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok
barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam
jangka waktu tertentu untuk menghitung IHK digunakan rumus: :
Harga sekarang
IHK = ----------------------- x 100%
Harga pada tahun dasar
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp.
40.000, maka IHK tahun 2003 adalah... 50.000
IHK = ---------- x 100% = 125%
40.000
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun sebelumnya
Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 sebesar 125,30, maka laju inflasi
bulan september adalah ....
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 - 115,34 = 9.96%
CARA MENGATASI INFLASI
A. Melalui Kebijakan Moneter.Kebijakan Ini Dilakukan Oleh
Bank Sentral Dengan Cara :
1) Politik Diskonto : Menaikkan Suku Bunga Tabungan Dan Kredit.
2) Politik Pasar Terbuka : Menurunkan Tingkat Bunga Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia / SBI.3)
3) Politik Cadangan Kas : Menaikkan Cash Ratio Bank.
B. Melalui Kebijaksaan Fiskal ( Dilakukan Oleh
Pemerintah ) Dengan Cara :
1) Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
2) Menaikkan Tarif Pajak.
3) Pengurangan Utang Luar Negeri
C. Melalui Kebijaksanaan Non-moneter Dan Non-fiskal :
1) Menaikkan Hasil Produksi,
2) Kebijakan Menaikkan Upah,
3) Pengawasan Harga Dan Distribusi Barang-barang.
Cara mengatasi inflasi
Meningkatkan Produktivitas Barang Dan Jasa Dalam Negeri Terlebih Bahan Pokok.
Meningkatkan Produktivitas Industri Mikro Seperti Home Industri.
Mengurangi Budaya Konsumtif Masyarakat Dengan Pendidikan.
Kendali Terhadap Pajak Dan Harga Barang & Jasa Oleh Pemerintah.
Mengurangi Ekspor Barang Dan Jasa Dari Luar Negeri Terlebih Jika Negara Tersebut
Sedang Mengalami Infasi Yang Tinggi.
Meningkatkan Lapangan Kerja.
Mengurangi Subsidi Barang Yang Pengkonsumsinya Bukan Hanya Warga Yang Kurang
Mampu, Misalnya BBM
DEFLASI,
PENGERTIAN DEFLASI
Adalah : Penyusutan atau penurunan nilai dari aset / fasilitas seiring dengan
berlalunya waktu
Cara Penyusutan
I
:
(berdasarkan besar penyusutan tiap periode)
- Linier
- Cekung
- Cembung L
n
Depresiasi merupakan penyusutan nilai dari suatu fasilitas (bangunan, mesin, 82
kendaraan, peralatan, perabotan, dll) karena lama (waktu) dan tingkat
pemakaiannya
Depresiasi pada suatu fasilitas biasanya disebabkan karena satu atau lebih faktor-
faktor :
Kerusakan Fisik Akibat Pemakaian Dari Alat/Fasilitastersebut
Kebutuhan Produksi Atau Jasa Yang Lebih Baru
Penurunan Kebutuhan Produksi Atau Jasa
Fasilitas Yang Menjadi Usang Karena Adanya Perkembangan Teknologi
Penemuan Fasilitas-fasilitas Yang Biasa Menghasilkan Produk Yang Lebih Baik
Dengan Ongkos Yang Lebih Rendah Dan Tingkat Keselamatan Yang Lebih Baik
Besarnya depresiasi tahunan yang dikenakan pada suatu fasilitas akan tergantung83
pada beberapa hal, yaitu :
Ongkos Investasi Dari Fasilitas Tersebut
Tanggal Pemakaian Awalnya
Estimasi Masa Pakainya
Nilai Sisa Yang Ditetapkan
Metode Depresiasi Yang Digunakan
Tidak semua jenis fasilitas dapat didepresiasikan. Beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar suatu fasilitas dapat didepresiasikan, antara lain :
Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh penghasilan
Umur ekonomisnya bisa dihitung dan lebih dari satu tahun
Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu yang menjadi usang atau sesuatu yang
nilainya menurun
Metode Depresiasi 84
N - n - 1
dn I - L 2 (N - n 1) (I - L)
s NN 1
2N - n 1
Bn I - Dn I - I - L
NN 1
2 5 - 3 1 6
d3 100 jt - 20 jt 80 jt 16 jt
55 1 30
Contoh 01
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi dengan harga Rp. 100 juta.
Masa pakai ekonomis dari alat ini adalah 5 tahun dengan Perkiraan nilai
sisa sebesar Rp. 20 juta. Gunakan metode SLD utk menghitung.
Diketahui : I = 100 jt
L = 20 jt
N = 5 Th
100 jt - 20 jt
- dn d Rp 16 jt
5
- Depresiasi s/d tahun ke-3 = D3 = 3 d = 3 x Rp 16 jt = Rp 48 jt
Metode depresiasi SL didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu fasilitas
secara linier terhadap waktu atau umur dari fasilitas tersebut
Besarnya depresiasi tiap tahun dengan metode SL dihitung berdasarkan :
P S
Dt
N
dimana :
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
P = ongkos awal dari fasilitas yang bersangkutan
S = nilai sisa dari fasilitas tersebut
N = masa (umur) pakai
Metode Straight Line 89
BVt = P – t Dt
Contoh 02
90
PerhitunganMetode Straight Line (SL)
Perusahaan Green road membeli alat transportasi dengan harga Rp.39
juta. Umur pakai ekonomis dari alat tersebut adalah 6 tahun dengan
perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 3 juta. Gunakan metode depresiasi SL untuk
menghitung :
Besarnya Depresiasi Tiap Tahun
Nilai Buku Alat Tersebut Pada Akhir Tahun Kedua Dan Akhir Tahun Kelima
Buat Tabel Depresiasi Dan Nilai Buku Selama Masa Pakainya
91
Penyelesaian :
a.Besarnya depresiasi tiap tahun :
P S
Dt
N
39 3
Dt 6
6
Jadi besarnya depresiasi tiap tahun adalah Rp.6 juta
N = 5, maka
N (N 1)
5
5 1 15
2 2 Bn
S = 1+2+3+4+5 = 15 1 2 3 4 5 6 ..... n
METODE SUM OF YEARS DIGIT (SOYD) 94
SOYD merupakan metode yang dirancang untuk membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-
tahun awal dan semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya
Metode SOYD membebankan depresiasi lebih cepat dari metode SL
Besarnya Depresiasi Tiap Tahun Dengan Metode SOYD Dihitung Berdasarkan :
sisa umur fasilitas
Dt (ongkos awal nilai sisa)
SOYD
N t 1
Dt ( P S ); (t 1,2,...N)
SOYD
dimana :
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
SOYD = jumlah digit tahun dari 1 sampai N
METODE DEPRESIASI
Untuk mendapatkan nilai buku dan jumlah depresiasi yang telah dibayarkan
tiap periode diperlihatkan pada tabel berikut :
Perusahaan Green road membeli alat transportasi dengan harga Rp.39 juta. Umur pakai ekonomis dari
alat tersebut adalah 6 tahun dengan perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 3 juta.
Penyelesaian :
Jumlah digit tahun = 1+2+3+4+5+6 = 21
6 11 6
D1 (39 3) (36 juta ) Rp.10,286 juta
21 21
6 3 1 4
D3 (39 3) (36 juta ) Rp.6,857 juta
21 21
98
Tabel Depresiasi
Rp DBDn DN
Bn
1 2 3 4 5 6 ..... n
METODE DEPRESIASI
L
dn I 1 - f
n -1
f 1- N f
I
Dn I - Bn I - I n - f
n
Bn I 1 - f
n
I 1 - 1 - f
n
n=1 d1 = f . I
B1 = I – f . I = I (1-f)
n=2 d2 = f . I (1-f)
B2 = I (1-f) – f . I (1-f)
= I (1-f) – f . I – f2 . I
= I (1-f) (1-f)
= I (1-f)2
METODE DEPRESIASI
n=3 d3 = f . I (1-f)2
B3 = I (1-f)2 – f . I (1-f)2
= I (1-f)2 (1-f)
= I (1-f)3
n=n dn = I (1-f)n-1 f
20 jt
Contoh soal sebelumnya : f 1- 5
100 jt
1 - 5 0,2
1 - 0,72477 0,725
f 0,27522
d3 = I (1-f)2 f B3 = I (1-f)3
= 100 jt (0,725)2 (0,275) = 100 jt (0,725)3
= Rp 14.457.459,65 = Rp 38.073.078,-
METODE DEPRESIASI
d1 = f . I = Rp 27.522.033,63
d2 = = 19.947.385,90
d3 = = 14.457.459,65
D3 = 61.926.878,18
pada penyusutan untuk tujuan perhitungan pajak, tingkat penyusutan maksimum DBD yang
diijinkan adalah 2x tingkat penyusutan metode garis lurus (200% x SLD)
Bisa dimungkinkan tingkat penyusutan sebesar 1.5 atau 1.25 kali
Formula :
D3 = d (F/A; 20 %; 3)
= Rp 10.750.400 x 3,64
= Rp 39.131.456
B3 = I – D3
= Rp 100 jt – Rp 39.131.456 = Rp 60.969.544
METODE DEPRESIASI
Tabel Depresiasi dg metode SF
1 10.750.400 89.249.600
2 23.650.880 76.349.120
3 39.131.456 60.868.544
4 57.729.648 42.270.352
5 79.982.976 20.017.024
METODE DEPRESIASI
6. Unit of Production Depreciation (UPD)
Un
dn I L
UN
6.000
d2 Rp700 150 juta Rp66 juta
50.000
10.000
d3 Rp700 150 juta Rp110 juta
50.000
.............................dst
METODE DEPRESIASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PTDI-STTD