Anda di halaman 1dari 134

EKONOMI TRANSPORTASI

PT-002–BUNGA, INFLASI, DEFLASI,DEPRESIASI,


DEVALUASI

PTDI-SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI


DARAT STTD
01.BUNGA (INTEREST)

Definisi Bunga
"Imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana
yang diterima”

bunga dinyatakan dalam persen (interest)."


Bunga (Interest)
 Tambahan Uang Sebagai Jasa Atas Sejumlah Modal Yang Ditanam Atau
Kelebihan Pembayaran Dari Yang Seharusnya.
 Biasanya Dinyatakan Dalam Bentuk Persen (%) Terhadap Modal Awal Dan
Diperhitungkan Untuk Setiap Jangka Waktu Tertentu Dan Disebut Suku
Bunga.
Apabila Suatu Modal Diperbungakan Atas Dasar Bunga P% Setiap Tahun Dan
Besar Bunga Yang Dibayarkan Pada Akhir Setiap Tahun Diambil (Besarnya
Tetap) Maka Perhitungan Bunga Seperti Itu Disebut Bunga Tunggal.
Sedangkan Jika Pada Setiap Akhir Tahun Bunganya Tidak Diambil Maka
Bunga Itu Akan Ditambahkan Kepada Modal Dan Berbunga Lagi Pada Waktu
Berikutnya, Perhitungan Bunga Seperti Itu Disebut Bunga Majemuk.
INTEREST RATE

Interest rate merupakan tingkat suku bunga yang ditetapkan


oleh suatu pihak (pemberi pinjaman) saat memberikan
pinjaman kepada peminjam.
Tingkat dari suku bunganya umunya ditetapkan berdasarkan
seberapa besar dana yang dipinjam.
SIMPLE INTEREST

Jika bunga dihitung berdasarkan jumlah awal uang


yang dipinjam, kita menyebutnya dengan bunga
sederhana (simple interest).
SUKU BUNGA, DI DALAM INDUSTRI PERBANKAN,
BUNGA BANK

Bunga Simpanan
Adalah Balas Jasa Dari Bank Kepada Nasabah Atas Jasa
Nasabah Menyimpan Uangnya di Bank.

Bunga Pinjaman
Adalah Balas Jasa Yang Ditetapkan Bank Kepada Peminjam
Atas Pinjaman Yang Didapatkannya.
Sebagai Nasabah Bank Tentunya Pasti Mengenal Apa Itu Suku Bunga. Tetapi
Jangan Salah, Masih Banyak Dari Masyarakat Yang Mungkin Belum Mengenal
Lebih Dekat Dengan Suku Bunga Bank.
Sebelum Mengenal Lebih Jauh Terkait Produk Maupun Layanan Di Perbankan,
Ada Baiknya Mengenal Terlebih Dahulu Apa Itu Suku Bunga Bank.
Secara Sederhana, Suku Bunga Bank Diartikan Sebagai Balas Jasa Yang Diberikan
Bank Kepada Nasabah Yang Membeli Atau Menjual Produknya.
Bunga Juga Dapat Diartikan Sebagai Harga Yang Harus Dibayarkan Oleh Bank
Kepada Nasabah (Yang Memiliki Simpanan) Dan Harga Yang Harus Dibayar Oleh
Nasabah Kepada Bank (Jika Nasabah Yang Memperoleh Fasilitas Pinjaman). 
Bunga Bank Bisa Dibedakan Ke Dalam Dua Jenis, Yaitu Bunga Simpanan Dan
Bunga Pinjaman.
SUKU BUNGA, DI DALAM INDUSTRI
PERBANKAN,

1. SUKU BUNGA TETAP (FIXED)


2. SUKU BUNGA MENGAMBANG (FLOAT)
3. SUKU BUNGA FLAT
4. SUKU BUNGA EFEKTIF
5. SUKU BUNGA ANUITAS
MENGHITUNG SUKU BUNGA

Cara menghitung  bunga pinjaman


Sebelum mengajukan pinjaman, sebaiknya diketahui dulu berapa besar
suku bunga yang ditawarkan dan bagaimana cara menghitung bunga
pinjaman tersebut.
Hal ini dilakukan, agar Anda bisa mengetahui dengan benar perhitungan
tingkat suku bunga pada kredit yang diajukan.
Juga dapat lebih mudah membandingkan kelebihan dan kekurangan dari
produk pembiayaan maupun pinjaman tersebut.
01. SUKU BUNGA TETAP (FIXED)
Adalah Suku Bunga Yang Bersifat Tetap Dan Tidak Berubah
Sampai Jangka Waktu Atau Sampai Dengan Tanggal Jatuh
Tempo (Selama Jangka Waktu Kredit).
Contoh
Bunga KPR Rumah Murah Atau Rumah Bersubsidi Yang
Menerapkan Suku Bunga Tetap.
Selain Itu, Suku Bunga Tetap Juga Dapat Digunakan Dalam
Kredit Kendaraan Bermotor Juga.
02. SUKU BUNGA MENGAMBANG (FLOATING)

Suku Bunga Mengambang Adalah Suku Bunga Yang Selalu Berubah Mengikuti Suku
Bunga Di Pasaran.
Jika Suku Bunga Di Pasaran Naik, Maka Suku Bunganya Juga Ikut Naik, Begitupun
Sebaliknya.

Contoh
Suku Bunga KPR
Untuk Periode Tertentu. Misalnya Untuk Dua Tahun Pertama Diberlakukan Suku Bunga
Tetap,
Namun Periode Selanjutnya Menggunakan Suku Bunga Mengambang. 
03. Suku Bunga Flat
Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya mengacu pada
jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan.
Penghitungannya sangat sederhana dibandingkan dengan suku bunga lainnya,
sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek untuk barang-
barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor
atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). 
Rumus perhitungannya adalah
:
Misalkan, Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan sebesar Rp
15.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun (flat). Asumsi bahwa suku bunga
kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit.
Maka perhitungan angsurannya secara rinci adalah sebagai berikut:
04. Suku Bunga Efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah pokok pinjaman setiap
bulan seiring dengan menyusutnya utang yang sudah dibayarkan. Artinya semakin sedikit pokok
pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan. Suku bunga efektif dianggap lebih
adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan suku bunga flat. Pasalnya suku bunga flat
hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman saja. Rumus perhitungan bunga:
Apa Perbedaan Suku Bungan Tetap (Fixed) Dengan
Suku Bunga Flat ..... ??????

Bunga Flat Adalah Cara Perhitungan Bunga, Sedang


Bunga Fixed Adalah Besaran Suku Bunga Yang Berlaku.

Bunga fixed jelas menguntungkan nasabah, karena memberikan kepastian besaran


cicilan. Jika sepanjang 5 tahun yang diperlakukan adalah bunga fixed, maka
sepanjang itu besarnya cicilan akan tetap sama. Jika bunga floating diberlakukan,
maka mulailah cicilannya akan berubah sesuai kondisi ekonomi saat itu
Misalkan Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan sebesar Rp 15.000.000,00
dengan bunga 10% per tahun (Efektif). Asumsi bahwa suku bunga kredit tidak berubah (tetap)
selama jangka waktu kredit. Maka perhitungan angsurannya secara rinci adalah sebagai berikut:
05. Suku Bunga Anuitas
Metode Ini Mengatur Jumlah Angsuran Pokok Ditambah Angsuran Bunga Yang Dibayar Agar Sama
Setiap Bulan. Dalam Perhitungan Anuitas, Porsi Bunga Pada Masa Awal Sangat Besar Sedangkan
Porsi Angsuran Pokok Sangat Kecil. Mendekati Berakhirnya Masa Kredit, Keadaan Akan Menjadi
Berbalik. Porsi Angsuran Pokok Akan Sangat Besar Sedangkan Porsi Bunga Menjadi Lebih Kecil.
Sistem Bunga Anuitas Ini Biasanya Diterapkan Untuk Pinjaman Jangka Panjang Semisal KPR Atau
Kredit Investasi.
Rumus Perhitungan Bunga Sama Dengan Metode Efektif Yaitu:
Misalnya, Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan sebesar Rp
15.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun (Anuitas). Asumsi bahwa suku bunga
kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit. Maka perhitungan
angsurannya secara rinci adalah sebagai berikut:
Biasanya bank akan mengenakan kombinasi skema suku
bunga dalam menyalurkan kredit, contohnya flat-fixed,
artinya bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap
selama masa kredit; dan efektif-floating, yaitu
menggunakan sistem bunga efektif dan besaran bunga
bisa berubah tergantung kondisi pasar finansial.
TUGAS DAN KOREKSI
MENGHITUNG SUKU BUNGAN FLAT
01. Bunga Flat

Bunga per Bulan = (Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Total Jangka Waktu Kredit) /
Jumlah Bulan dalam Jangka Waktu Kredit

Misal,
Anda meminjam senilai Rp50 juta selama 12 bulan dengan bunga sebesar 10% dalam
setahun, maka:
Pokok pinjaman per bulan = Rp50 juta / 12 = Rp4.166.666,67
Bunga per tahun = Rp50 juta x 10% = Rp5 juta
Bunga per bulan = Rp5 juta / 12 = Rp416.666,667
Sehingga, cicilan per bulan yang harus Anda bayarkan ialah sebesar Rp4.166.666,67 +
Rp416.666,667 = Rp4.583.333,34.
02. Bunga Efektif
Rumus: Bunga = Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga per
Tahun x (30 hari/360 hari)
Misal, Anda mengajukan kredit senilai Rp240 juta dengan bunga tahunan 10%
selama 12 bulan, maka:
Angsuran bulanan pokok = Rp240 juta / 12 = Rp20 juta per bulan.
Bunga bulan ke-1 = (Rp240 juta - (1-1) x Rp20 juta) x 10% / 12 = Rp2 juta.
Sehingga, total cicilan bulan ke-1 ialah Rp20 juta + Rp2 juta = Rp22 juta.
Bunga bula ke-2 = (Rp240 juta - (2-1) x Rp20 juta) x 10% /12 = Rp1.833.333.
Sehingga, total cicilan bulan ke-2 ialah Rp20 juta + Rp1.833.333 = Rp21.833.333.
Dan begitu seterusnya hingga bulan ke-12, yaitu (Rp240 juta - (12-1) x Rp20 juta) x
10% /12 = Rp166.666.
TUGAS DANG KOREKSI
MENGHITUNG SUKU BUNGA ANUITAS

Bunga Anuitas
Rumus:
Bunga = Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga Tahunan x (30 hari / 360
hari)

Misal,
Anda meminjam kredit sebesar Rp100 juta dengan bunga 15% per tahun selama 12 bulan, maka:
Cicilan pokok bulan ke-1 ialah Rp7.775.831,23

Cicilan bunga bulan ke-1 ialah Rp1.250.000,00


Maka, total cicilan bulan ke-1 ialah Rp9.025.831,23
Cicilan pokok bulan ke-2 ialah Rp7.873.029,12
Cicilan bunga bulan ke-2 ialah Rp1.152.802,11
Lalu, total cicilan bulan ke-2 ialah sama, yakni Rp9.025.831,23.
BUNGA SEDERHANA
Bunga Sederhana (Simple Interest) 25

SI = P r t
dengan
SI = Simple Interest (bunga sederhana)
P = Principal (pokok)
r = interest rate p.a. (tingkat bunga/tahun)
t = time (waktu dalam tahun)
Perhitungan bunga ini dilakukan sekali saja (pada akhir periode atau tanggal
pelunasan)
Bunga Sederhana (Simple Interest) 26

Jika t diberikan dalam bulan maka :


Jumlah bulan
t
12
Jika t diberikan dalam hari maka:
 Bunga Tepat (Exact interest)  SIe
Jumlah hari
t 
365

 Bunga Biasa (Ordinary interest)  SIo


Jumlah hari
t
360
Contoh 1.1 27

Jika Pokok pinjaman (P) = Rp 20.000.000 selama t = 60 hari dengan tingkat suku bunga
(r) = 8% p.a. hitunglah Bunga Tepat (Exact Interest ) =SIe dan Bunga Biasa (Ordinary
Interest) =SIo.

Jawab:
60
Rp 20.000.000  8% 
SIe =
365 = Rp 263.013,70

60
Rp 20.000.000  8% 
360
SIo = = Rp 266.666,67
Persamaan Bunga Sederhana 28

SI = P r t

Maka

SI SI SI
P r t
rt Pt Pr
Contoh 1.2 29
Setelah meminjam selama 73 hari, Ibu Tina melunasi pembayaran bunga
pinjamannya sebesar Rp 2.880.000. Berapakah besarnya pinjaman Ibu Tina jika
tingkat bunga sederhana 18% p.a.?
Jawab:
r = 18%
SI = Rp 2.880.000
t = 73 SI
P
365 rt
Rp 2.880 .000
P  Rp 80.000 .000
73
18% 
365
Contoh 1.3 30
Seorang rentenir menawarkan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 yang harus dilunasi
dalam waktu 1 bulan sebesar Rp 1.250.000. Berapa tingkat bunga sederhana tahunan
yang dikenakan atas pinjaman tersebut?
Jawab:
P = Rp 1.000.000
SI = Rp 1.250.000 – Rp 1.000.000 = Rp 250.000
t =
1 SI
12 r
Pt
Rp 250 .000
r  3 atau 300 % p .a.
1
Rp 1 .000 .000 
12
Contoh 1.4 31
Apabila Anto menabung Rp 20.000.000 di bank yang memberinya tingkat bunga
sederhana 15% p.a., berapa lama waktu yang ia perlukan supaya tabungannya tersebut
menghasilkan bunga sebesar Rp 1.000.000?
Jawab:
P = Rp 20.000.000
SI = Rp 1.000.000
r = 15%
SI
t
Pr
Rp 1 .000 .000 1
t  tahun atau 4 bulan
Rp 20 .000 .000  15 % 3
Contoh 1.5 32
Pak Karta menabung Rp 3.000.000 dan mendapatkan bunga sederhana 12% p.a.
Berapa saldo tabungannya setelah 3 bulan ?
Jawab:
P = Rp 3.000.000
r = 12%
t = 3 = 0,25
12

S = P (1 + rt)
= Rp 3.000.000 (1 + (12% x 0,25))
= Rp 3.090.000
Contoh 1.6 33
Sejumlah uang disimpan dengan tingkat bunga sederhana sebesar 9% p.a.
akan menjadi Rp 5.000.000 setelah 6 bulan. Berapakah jumlah simpanan
tersebut?
Jawab:
S = Rp 5.000.000
r = 9%
t =
6 = 0,5
12 S
P
(1  r t )
Rp 5 .000 .000
P  Rp 4 .784 .689
(1  ( 9 %  0 ,5))
Contoh 1.7 34

Seorang rentenir menawarkan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 yang harus dilunasi


dalam waktu 1 bulan sebesar Rp 1.250.000. Berapa tingkat bunga sederhana tahunan
yang dikenakan atas pinjaman tersebut?
Jawab:
P = Rp 1.000.000
SI = Rp 1.250.000 – Rp 1.000.000 = Rp 250.000
1
t = SI
12 r
Pt
Rp 250 .000
r  3 atau 300 % p .a.
1
Rp 1 .000 .000 
12
Contoh 1.8 35
Apabila Anto menabung Rp 20.000.000 di bank yang memberinya tingkat
bunga sederhana 15% p.a., berapa lama waktu yang ia perlukan supaya
tabungannya tersebut menghasilkan bunga sebesar Rp 1.000.000?
Jawab:
P = Rp 20.000.000
SI = Rp 1.000.000
r = 15%

SI
t
Pr
Rp 1 .000 .000 1
t  tahun atau 4 bulan
Rp 20 .000 .000  15 % 3
36
Jika S merupakan nilai akhir ( jumlah pokok + bunga) maka:
S = P + SI
S=P+Prt
S = P (1 + r t)

Jika S, r, dan t yang diberikan dan P yang dicari, maka:

S
P P  S (1  rt ) 1
(1  rt )
Contoh 1.09 37
Sejumlah uang disimpan dengan tingkat bunga sederhana sebesar 9% p.a. akan menjadi
Rp 5.000.000 setelah 6 bulan. Berapakah jumlah simpanan tersebut?
Jawab:
S = Rp 5.000.000
r = 9%
t = = 0,5

S
6 P
(1  r t )
12
Rp 5 .000 .000
P  Rp 4 .784 .689
(1  ( 9 %  0 ,5))
Menghitung Jumlah Hari 38

CONTOH 1.11

Hitunglah jumlah hari antara tanggal 11 Juni 2011 dan


3 November 2011

CARA 1. PERHITUNGAN HARI MANUAL

Hari tersisa pada bulan Juni= 19 (30 – 11)


Juli = 31
Agustus = 31
September = 30
Oktober = 31
November = 3
JUMLAH = 145
Pembayaran Dengan Angsuran 39
(Tingkat Bunga Flat)
CONTOH 1.17
Seorang pedagang menjual televisi seharga Rp 10.000.000 kepada Pak
Abdi. Sebagai tanda jadi, Pak Abdi membayar uang muka sebesar Rp
2.000.000 dan berjanji akan mengangsur sisanya dalam 5 kali angsuran
yang sama besar setiap akhir bulan dengan bunga sederhana 10% p.a flat.
Hitunglah besarnya angsuran Pak Abdi tersebut.
Jawab:
40
P  Rp 8.000.000 ( Rp 10.000.000  Rp 2.000.000)
r  10%  0,1
5
t 
12
S  P (1  r t )
 5 
S  Rp 8.000.000 1  (0,1 )   Rp 8.333.333,33
 12 
Jumlah angsuran tiap bulan :
S Rp 8.333.333,33
  Rp 1.666.666,67
5 5
INFLASI
Pengantar
Hampir setiap negara pasti pernah mengalami inflasi, terutama inflasi
tahunan. Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga yang terjadi
terus menerus dalam periode tertentu.
Sementara itu, kenaikan harga pada umumnya terjadi karena peningkatan
permintaan dalam negeri.

Saat kenaikan harga meluas, secara otomatis nilai mata uang akan
menurun. Namun begitu, dalam jangka waktu tertentu, daya beli
masyarakat pun akan ikut turun jika nilai mata uang rendah.
Maka dari itu, penting bagi negara mengidentifikasi tingkat inflasi dan
melakukan kebijakan untuk mengatasinya. 
DEFINISI INFLASI ( INFLATION )

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan


terus-menerus (continue) dalam jangka waktu yang lama.

Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara


terus-menerus dan saling mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
Pengertian Inflasi menurut Para Ahli

Samuelson dan Nordhaus (1998)


Inflasi diartikan sebagai suatu kenaikan harga secara umum.
Bambang dan Aristanti (2007)
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga umum secara terus
menerus.
Nopirin (1987:25)
Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang secara umum  dengan
waktu yang terus menerus selama periode tertentu.
PENGERTIAN INFLASI

suatu Keadaan Dimana Terjadi Proses Kenaikan Harga-harga


Barang Umum Secara Terus Menerus Dalam Kurun Waktu Tertentu.
Sehingga Inflasi Menyebabkan Suatu Keadaan Dimana Terjadi
Penurunan Nilai Uang.
Dalam Keadaan Inflasi :
M > TM : Jumlah Uang Yang Beredar > Jumlah Barang Yang
Diperdagangkan
PENYEBAB INFLASI
Terdapat tiga penyebab utama Inflasi, yaitu:

 Inflasi karena Naiknya Permintaan (Demand Pull Inflation)


 Inflasi karena Biaya Produksi (Cost Pust Inflation)
 Imported Inflation( kenaikan harga barang di luar negeri)
Penyebab Inflasi
1. Permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat
harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan.
2. Adanya peningkatan biaya produksi
3. Bertambahnya uang yang beredar di masyarakat
4. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
5. Perilaku masyarakat yang seringkali memprediksi atau biasa disebut
sebagai inflasi ekspetasi
6. Kekacauan ekonomi dan politik seperti yang terjadi di Indonesia saat
kerusuhan tahun 1998. 
JENIS INFLASI
01. Berdasarkan Sifat :
 Jenis jenis inflasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi empat kelompok utama yaitu inflasi sangat tinggi, inflasi
berat, inflasi menengah dan inflasi rendah.
 1. Inflasi rendah atau creeping inflation
Pengertian inflasi rendah atau creeping inflation adalah inflasi yang besarnya kurang  dari 10 % tahun ( 2 sd 3
%)
 2. Inflasi Menengah atau Galloping Inflation
Pengertian inflasi menengah adalah inflasi yang besarnya berkisar antara 10-30 % setiap tahun.
 3. Inflasi berat atau High Inflation
Pengertian inflasi berat atau high inflation adalah sebuah inflasi yang berada dalam kisaran 30-100% setiap
tahunnya.
 4. Inflasi sangat tinggi atau Hyperinflation
Pengertian inflasi sangat tinggi atau hyperinflation adalah inflasi yang terjadi dengan kenaikan harga mencapai
4 digit atau diatas 100 %.
02. Berdasarkan Sebabnya
 Jenis jenis inflasi berdasarkan Sebabnya
Jenis jenis inflasi berdasarkan sebabnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu demand pull inflation, cost pull inflation dan
bottle neck inflation.
 1. Demand Pull Inflation
Pengertian Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh permintaan (demand) yang
tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah penawaran produksi.
 
 2. Cost Push Inflation
Pengertian cost inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang disebabkan
oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. 

 3. Bottle neck inflasi atau inflasi leher botol


Pengertian bottle neck inflasi adalah inflasi yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.
03. Berdasarkan Asalnya
Jenis jenis inflasi berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi dua yaitu inflasi domestik dan inflasi
diimpor atau imported inflasi
 1. Inflasi Domestik 
Pengertian inflasi domestik adalah inflasi yang terjadi akibat adanya defisit dalam
pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara (APBN).
 2. Inflasi diimpor
Pengertian inflasi diimpor adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena
negara negara yang menjadi mitra dagang negara tertentu mengalami inflasi yang tinggi.
Kenaikan harga harga di luar negeri yang menjadi mitra dagang utama yang secara langsung
ataupun tidak langsung akan menaikkan biaya produksi dalam negeri. Kenaikan ini akan
menaikkan harga harga barang
INFLASI ( INFLATION )
1. Inflasi merayap (creeping inflation),
inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3
persen setahun,
2. inflasi sederhana
adalah inflasi yang berada disekitar 5-8 persen dan
3. Inflasi hiper
adalah inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan
tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu
tahun.
Dampak Inflasi
1. Pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar
hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua
orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
2. Menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi
dalam mengambil keputusan.
3. Tingkat dampak inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding
dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat
bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat
memberikan tekanan pada nilai Rupiah.
DAMPAK INFLASI

Dampak Inflasi Pertumbuhan Ekonomi Negara


Terhambat,
Masyarakat Berpenghasilan Rendah Tidak Bisa
Menjangkau Harga Barang Yang Tinggi,
Nilai Mata Uang Turun,masyarakat Akan Cenderung
Menyimpan Barang Daripada Uang.
TEORI INFLASI
1. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti hal-hal yang berperan dalam proses inflasi, yaitu Jumlah uang yang
beredar dan anggapan masyarakat mengenai kenaikan harga harga.
2. Teori Keynes
Menurut John Maynard Keynes,. Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup
diluar batas kemampuan ekonominya.
3. Teori Strukturalis
Teori ini didasarkan atas pengalaman di Negara-negara amerika latin.
Teori ini memberikan perhatian yang besar terhadap struktur perekonomian Negara-
negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor
struktural dari perekonomian
Memahami Konsep Dasar Inflasi
Penentuan tingkat inflasi dapat dilihat dari Badan Pusat Statistika (BPS) yang melakukan Survei Biaya
Hidup (SBH) dan menghasilkan Indeks Harga Konsumen (IHK). Pengukuran IHK meliputi
pengeluaran yang umum dilakukan masyarakat seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, dan transportasi. Bagi masyarakat awam, mempelajari cara menghitung inflasi juga
dibutuhkan agar mengetahui tentang kondisi ekonomi Indonesia. 

Perhatikan ilustrasi berikut untuk mendapat pemahaman yang lebih mudah. Untuk membeli cabai
sebanyak 1 kg hari ini, kamu perlu mengeluarkan uang sebesar Rp100 ribu. Padahal beberapa bulan
sebelumnya, 1 kg cabai dapat diperoleh dengan harga sebesar Rp30 ribu.

Berdasarkan ilustrasi di atas, terlihat bahwa ada perbedaan harga yang cukup signifikan untuk
komoditas yang sama dalam periode tertentu. Namun, inflasi bukan sekadar merujuk pada
perbedaan nominal tersebut, melainkan pada menurunnya nilai mata uang yang terjadi. Jika dahulu
uang Rp100 ribu dapat digunakan untuk membeli 3 kg cabai, maka sekarang uang tersebut hanya
cukup untuk 1 kg cabai. Artinya, nilai uang Rp100 ribu saat ini lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Bagaimana Pemerintah Mengatasinya?
Hal ini menyebabkan permintaan akan bahan pangan tersebut tinggi,
mempercepat habisnya stok, lalu melambungkan harganya. Padahal
tanpa harus menimbun, pemerintah dengan sendirinya akan mencari cara
agar stok untuk masyarakat tetap aman dengan cara lain, misalnya
dengan melakukan impor. 
Agar terhindar dari inflasi, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk
menjaga kestabilan ekonomi adalah dengan berinvestasi. Kalau kita
jeli peluang, sebaiknya lakukan investasi dengan cara yang legal
seperti membeli logam mulia atau membeli properti. Dengan begitu,
kita bisa menghindari inflasi dan tidak terkena dampaknya jika
suatu saat ekonomi Indonesia terguncang. 
Bagaimana Pemerintah Mengatasinya?
Pemerintah perlu memiliki berbagai kebijakan, instrumen, serta strategi untuk
mengatasi inflasi yang terjadi di masyarakat. Untuk mencapai kestabilan,
pemerintah harus menjaga agar angka inflasi stabil di angka 3,5% melalui kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan lainnya.
Salah satu program yang terus dijalankan pemerintah adalah 4K yaitu
Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Koordinasi komunikasi yang efektif,
dan Kelancaran distribusi.
Keempat hal tersebut dapat membantu banyak dalam menghadang inflasi
terutama jika semua pihak ikut bekerja keras untuk mewujudkannya.
Sering terjadi, inflasi semakin buruk karena pola belanja masyarakat yang berubah.
Misalnya saja, menimbun bahan pangan tertentu karena ada isu gagal panen
karena cuaca atau pandemi. Agar tidak kehabisan, masyarakat membeli stok yang
ada dalam jumlah yang banyak. 

Cara Menghitung Inflasi
Negara memiliki cara menghitung inflasi menggunakan indikator yang
ada. Angka didapat dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu.
Jika tren harga terus naik dan bertahan, tandanya inflasi sudah terjadi.
Berikut indikator yang dimiliki oleh pemerintah.
• Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan harga rata-rata
kebutuhan konsumen.
• Indeks harga produsen yang merupakan harga rata-rata dari bahan
baku untuk produksi.
• Indeks harga komoditas yaitu menilik harga barang-barang tertentu.
• Indeks biaya hidup melihat pada rata-rata biaya hidup di masyarakat.
• Melihat besarnya perubahan harga PDB atau Produksi Domestik Bruto
Jika salah satu indikator sudah diketahui, cara menghitung inflasi rata-rata pertahun
adalah dengan menghitung selisihnya, dibagi dengan IHK terbaru, dan dikalikan
dengan 100. Begini ilustrasinya:
• IHK BBM tahun 2008= Rp4.000 per liter
• IHK BBM tahun 2019= Rp6.550 per liter
Cara menghitung inflasi:
(Rp6.550 – Rp4.000)/Rp6.550 x 100
= 0,389 x100
= 38,9
Selama kurang lebih 11 tahun, inflasi yang dialami Indonesia dilihat dari IHK BBM
adalah 38,9%. Artinya, rata-rata inflasi per tahun adalah 3,5%. Tentu saja, angka ini bisa
dibandingkan dengan IHK lain untuk melihat inflasi secara keseluruhan. 
Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek
harga konsumen (IHK).  IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok
barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam
jangka waktu tertentu untuk menghitung IHK digunakan rumus: :
Harga sekarang
IHK = -----------------------   x  100%
      Harga pada tahun dasar
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp.
40.000, maka IHK tahun 2003 adalah... 50.000
IHK = ---------- x 100% = 125%
             40.000
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun sebelumnya
Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 sebesar 125,30, maka laju inflasi
bulan september adalah ....
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 - 115,34 = 9.96%
CARA MENGATASI INFLASI
A. Melalui Kebijakan Moneter.Kebijakan Ini Dilakukan Oleh
Bank Sentral Dengan Cara :
1) Politik Diskonto : Menaikkan Suku Bunga Tabungan Dan Kredit.
2) Politik Pasar Terbuka : Menurunkan Tingkat Bunga Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia / SBI.3)
3) Politik Cadangan Kas : Menaikkan Cash Ratio Bank.
B. Melalui Kebijaksaan Fiskal ( Dilakukan Oleh
Pemerintah ) Dengan Cara :
1) Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
2) Menaikkan Tarif Pajak.
3) Pengurangan Utang Luar Negeri
C. Melalui Kebijaksanaan Non-moneter Dan Non-fiskal :
1) Menaikkan Hasil Produksi,
2) Kebijakan Menaikkan Upah,
3) Pengawasan Harga Dan Distribusi Barang-barang.
Cara mengatasi inflasi
 Meningkatkan Produktivitas Barang Dan Jasa Dalam Negeri Terlebih Bahan Pokok.
 Meningkatkan Produktivitas Industri Mikro Seperti Home Industri.
 Mengurangi Budaya Konsumtif Masyarakat Dengan Pendidikan.
 Kendali Terhadap Pajak Dan Harga Barang & Jasa Oleh Pemerintah.
 Mengurangi Ekspor Barang Dan Jasa Dari Luar Negeri Terlebih Jika Negara Tersebut
Sedang Mengalami Infasi Yang Tinggi.
 Meningkatkan Lapangan Kerja.
 Mengurangi Subsidi Barang Yang Pengkonsumsinya Bukan Hanya Warga Yang Kurang
Mampu, Misalnya BBM
DEFLASI,
PENGERTIAN DEFLASI

Pengertian Deflasi suatu Keadaan Dimana Dalam Perekonomian


Terjadi Proses Penurunan Harga Atas Barang-barang Umum Secara
Terus-menerus Dalam Kurun Waktu Tertentu, Sehingga
Mengakibatkan Nilai Uang Menjadi Naik.
Dalam Keadaan Deflasi :
M < TM : Kecepatan Peredaran Uang
T : Jumlah Barang Yang Diperdagangkan
DEFLASI

Deflasi adalah sebuah keadaan di mana harga barang terus-menerus turun


dalam waktu yang singkat.
Menurut Stacia E.H. Sitohang, deflasi merupakan peristiwa di mana secara
umum harga suatu barang mengalami penurunan. 
Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis, deflasi
adalah penambahan nilai mata uang dengan beberapa upaya. Seperti,
pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan
mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun. 
PENGARUH DAN AKIBAT DEFLASI
  1. Penurunan Persediaan Uang
Deflasi Dapat Menyebabkan Menurunnya Persediaan Uang Di Masyarakat Dan
Akan Menyebabkan Depresi Besar Dan Juga Akan Membuat Pasar Investasi
Akan Mengalami Kekacauan.
2. Memperlambat Aktivitas Ekonomi
Karena Harga Barang Mengalami Penurunan, Konsumen Memiliki Kemampuan
Untuk Menunda Belanja Mereka Lebih Lama Lagi Dengan Harapan Harga
Barang Akan Turun Lebih Jauh.
Akibatnya Aktivitas Ekonomi Akan Melambat Dan Memberikan Pengaruh Pada
Spiral Deflasi (Deflationary Spiral).
3. PHK
Dampak Susulan melesunya kegiatan ekonomi, Banyak Pekerja Yang Akhirnya
Mengalami Phk Karena Pemiliki Bisnis Tidak Sanggup Membayar Gaji Karyawannya.
Dengan Demikian Pendapatan Yang Diterima Masyarakat Menjadi Sedikit Dan
Jumlah Uang Yang Beredar Di Masyarakat Semakin Berkurang.
4. Melesunya Investasi
Deflasi berakibat Melesunya Investasi Di Sektor Riil Maupun Di Lantai Bursa.
Dampaknya Akan Menambah Berat Kelesuan Ekonomi Dikarenakan Tidak Ada Lagi
Aktivitas Bisnis Yang Berjalan.
5. Turunnnya Suku Bunga
Deflasi Juga Dapat Menyebabkan Suku Bunga Disuatu Negara Menjadi Nol Persen. Lalu
Diikuti Juga Dengan Turunnya Suku Bunga Pinjaman Di Bank. Ini Memang Merupakan
Langkah Paliatif Untuk Mencegah Masyarakat Menyimpan Uangnya Di Bank Yang Dapat
Membuat Peredaran Uang Semakin Kecil.
Faktor Penyebab Deflasi
1. Masifnya Hasil Produksi Yang Sama
Untuk meningkatkan persaingan, biasanya perusahaan akan berlomba-lomba
meningkatkan produk yang sama dengan yang dihasilkan perusahaan untuk
merebut hati banyak konsumen. Dalam hal ini, perusahaan akan menempuh
jalan untuk menekan harga hingga yang terendah demi memenangkan
persaingan.
2. Turunnya permintaan hasil produksi
Banyaknya produk yang dihasilkan oleh produsen tertentu tidak diiringi
dengan penghitungan jumlah hasil produksi yang tepat. Produsen bisa
memproduksi barang yang disesuaikan dengan permintaan konsumen untuk
menyiasatinya.
3. Turunnya jumlah uang yang beredar
Siapa sangka turunnya jumlah uang yang beredar ternyata bisa menyebabkan deflasi. Hal tersebut
dikarenakan banyak orang yang berlomba-lomba mendapatkan bunga simpanan tinggi yang ditawarkan
Dampak Deflasi
1. Dampak positif deflasi
• Nilai mata uang menguat.
• Kesadaran untuk menabung di kalangan
masyarakat meningkat.
• Meningkatkan perilaku hidup hemat.
2. Dampak Negatif Deflasi
 Terjadinya PHK
Deflasi adalah sebuah keadaan ketika harga barang terus-menerus turun dalam waktu
yang singkat. Penurunan barang ini akan diiringi dengan turunnya upah para pekerja.
Apalagi, perusahaan akan mengurangi pengeluaran salah satunya upah tadi. Cara lain
adalah memberikan PHK atas sebagian pekerjanya yang dianggap kurang maksimal.
 Investasi dan harga saham menurun
Jika kerugian merajalela, maka para investor akan menarik modalnya atas dasar
kekhawatiran tidak dapat untung. Maka, hal ini sangat rentan bagi keberlangsungan
suatu bisnis.
 Pendapatan sektor bisnis turun
Deflasi menyebabkan pelaku bisnis berlomba-lomba menekan harga jual untuk
menarik hati konsumen. Hal tersebut akan menurunkan untung bisnis dan jika terjadi
terus-menerus, maka bukan tidak mungkin lalu lintas bisnis dan aktivitasnya mandek.
Bagaimana Upaya Mengatasi Deflasi?

1. Menerapkan kebijakan moneter


Kebijakan moneter bisa dilakukan oleh bank sentral untuk meningkatkan
jumlah peredaran uang di masyarakat. Kebijakan ini akan memberlakukan
politik diskonto sebagai upaya menurunkan tingkat suku bunga yang ada
sehingga masyarakat lebih memilih menarik uangnya dari BANK.

2. Menerapkan kebijakan non moneter


Cara ini digadang-gadang sebagai cara paling efektif untuk mengentaskan
deflasi. Kebijakan ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan
jumlah uang yang beredar di kalangan masyarakat.
3. Menerapkan Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal berada di tangan pemerintah untuk mengelola dan
mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang
diinginkan dengan mengubah dan memperbarui penerimaan dan
pengeluaran. 
Tujuan kebijakan fiskal sangatlah vital sebagaimana kita bisa mencapai
kestabilan perekonomian, memacu pertumbuhan ekonomi, mendorong laju
investasi, membuka kesempatan kerja yang luas, mewujudkan keadilan
sosial, dan menjaga harga barang/jasa agar terhindar dari deflasi.
CARA MENGATASI DEFLASI
 Menurunkan Tingkat Suku Bunga,
 Memberikan Stimulus Ekonomi Berupa Bantuan Likuiditas Ke Sektor
Bisnis,
 Pemerintah Juga Dapat Memotong Pajak Dan
 Meningkatkan Belanjanya Sendiri Untuk Menggairahkan Perekonomian,
 Dari Sisi Bank Sentral, Pemerintah Juga Dapat Meningkatkan Peredaran
Uang Di Masyarakat Dengan Membeli Surat Hutang Sektor Swasta Dan
Menukarkannya Dengan Uang Tunai.
Secara umum Terdapat Tiga Sektor Yang Dapat Menimbulkan
Inflasi Dan Deflasi:
1. Sektor Impor Dan Ekspor
Jika Ekspor Dari Suatu Negara Lebih Besar Dari Pada Impor Maka
Akan Terjadi Tambahan Inflasi.
Ini Disebabkan Devisa Yang Diperoleh Oleh Para Eksportir Oleh
Pemerintah Dibayar Dengan Mata Uang Rupiah (M Bertambah),
Sedang Devisa Itu Sendiri Menjadi Milik Pemerintah.
2. Sektor Saving Dan Investasi
Apabila Investasi Suatu Negara Lebih Besar Daripada Saving
Maka Akan Terjadi Tekanan Inflasi. Sebab Apabila Investasi
Lebih Besar Dari Saving Maka Kekurangannya Terpaksa
Dibayar Dengan Tambahan Uang, Akibatnya M Naik.
3. Sektor Anggaran Belanja Negara
Bila Neraca Anggaran Belanja Negara Selalu Mengalami Defisit
(Pengeluaran Lebih Besar Dari Penerimaan) Maka Untuk Menutupi
Defisit Tersebut Biasanya Diadakan Percetakan Uang Baru, Ini Berarti
Ada Tambahan M Dalam Masyarakat. Tambahan M Ini Secara Psikologis
Akan Mempengaruhi Orang Lebih Senang Menahan Barang Dari Pada
Uang, Selanjutnya Mengakibatkan V Naik Dan Inflasi Pada Rate Yang
Lebih Tinggi Tidak Dapat Dihindarkan, Sebaliknya Untuk Deflasi.
DEPRESIASI/PENYUSUTAN
DEPRESIASI/PENYUSUTAN

Adalah : Penyusutan atau penurunan nilai dari aset / fasilitas seiring dengan
berlalunya waktu

Aset / fasilitas current aset & fixed aset

DEPRECIATION FIXED ASET


(bangunan, mesin & peralatan, armada dll)
Dibedakan atas penyebabnya :
 Deterioration (penyusutan fisik)
 Obsolescence (penyusutan fungsional)
 Monetary Depreciation (Penyusutan Moneter)
(Aliludin, 2007)
DEPRESIASI/PENYUSUTAN
Tujuan perhitungan Depresiasi Aset :

1. Menyediakan dana pengembalian modal/investiasi


2. Menyediakan biaya penyusutan yg dibebankan pada biaya produksi
3. Sbg dasar pengurangan biaya pajak

Cara Penyusutan
I
:
(berdasarkan besar penyusutan tiap periode)
- Linier
- Cekung
- Cembung L

n
Depresiasi merupakan penyusutan nilai dari suatu fasilitas (bangunan, mesin, 82
kendaraan, peralatan, perabotan, dll) karena lama (waktu) dan tingkat
pemakaiannya
Depresiasi pada suatu fasilitas biasanya disebabkan karena satu atau lebih faktor-
faktor :
 Kerusakan Fisik Akibat Pemakaian Dari Alat/Fasilitastersebut
 Kebutuhan Produksi Atau Jasa Yang Lebih Baru
 Penurunan Kebutuhan Produksi Atau Jasa
 Fasilitas Yang Menjadi Usang Karena Adanya Perkembangan Teknologi
 Penemuan Fasilitas-fasilitas Yang Biasa Menghasilkan Produk Yang Lebih Baik
Dengan Ongkos Yang Lebih Rendah Dan Tingkat Keselamatan Yang Lebih Baik
Besarnya depresiasi tahunan yang dikenakan pada suatu fasilitas akan tergantung83
pada beberapa hal, yaitu :
 Ongkos Investasi Dari Fasilitas Tersebut
 Tanggal Pemakaian Awalnya
 Estimasi Masa Pakainya
 Nilai Sisa Yang Ditetapkan
 Metode Depresiasi Yang Digunakan
Tidak semua jenis fasilitas dapat didepresiasikan. Beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar suatu fasilitas dapat didepresiasikan, antara lain :
 Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh penghasilan
 Umur ekonomisnya bisa dihitung dan lebih dari satu tahun
 Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu yang menjadi usang atau sesuatu yang
nilainya menurun
Metode Depresiasi 84

Metode depresiasi yang umum dikenal dan biasa digunakan :


1) Metode Straight Line (garis lurus)
2) Metode Sum of Years Digits (jumlah digit tahun)
3) Metode Declining-Balance (keseimbangan menurun)
4) Metode Double Declining Balance Depreciation (DDBD)
5) Metode Sinking Fund
6) Metode Unit of Production Depreciation (UPD)
METODE DEPRESIASI
1. Garis Lurus (Linier)/Straight Line Depreciation (SLD)
I I-L
dn  d 
DN N
dn DN I-L
Dn  n . d  n  
 N 
BN n
L Bn  I - Dn  I - (I - L)
N
n-1 n N

d = besarnya depresiasi per tahun


L = nilai sisa dari aset yng bersangkutan
N = masa pakai (umur) dari aset, dinyatakan dalam tahun
Dn = besarnya depresiasi sampai tahun ke-n
Bn = Nilai buku (Book Value) pada tahun ke-n
METODE DEPRESIASI
N N -1
d1  I - L  d2  I - L 
s s

N - n - 1
dn  I - L   2 (N - n  1) (I - L)
s NN  1
2N - n  1
Bn  I - Dn  I - I - L 
NN  1

Berdasarkan soal sebelumnya, depresiasi tahun ke-3 :


2 N - n  1
dn  I - L 
NN  1

2 5 - 3  1 6
d3  100 jt - 20 jt   80 jt   16 jt
55  1 30
Contoh 01
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi dengan harga Rp. 100 juta.
Masa pakai ekonomis dari alat ini adalah 5 tahun dengan Perkiraan nilai
sisa sebesar Rp. 20 juta. Gunakan metode SLD utk menghitung.

Diketahui : I = 100 jt
L = 20 jt
N = 5 Th

100 jt - 20 jt
- dn  d   Rp 16 jt
5
- Depresiasi s/d tahun ke-3 = D3 = 3 d = 3 x Rp 16 jt = Rp 48 jt

- Nilai buku tahun ke-3 B3 = I – D3


= 100 jt – 48 jt
= 52 jt
Metode Straight Line (Sl) 88

Metode depresiasi SL didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu fasilitas
secara linier terhadap waktu atau umur dari fasilitas tersebut
Besarnya depresiasi tiap tahun dengan metode SL dihitung berdasarkan :
P  S
Dt 
N
dimana :
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
P = ongkos awal dari fasilitas yang bersangkutan
S = nilai sisa dari fasilitas tersebut
N = masa (umur) pakai
Metode Straight Line 89

Karena fasilitas didepresiasikan dengan jumlah yang sama tiap


tahun maka fasilitas tersebut dikurangi dengan besarnya
depresiasi tahunan dikalikan t

BVt = P – t Dt
Contoh 02
90
PerhitunganMetode Straight Line (SL)
 Perusahaan Green road membeli alat transportasi dengan harga Rp.39
juta. Umur pakai ekonomis dari alat tersebut adalah 6 tahun dengan
perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 3 juta. Gunakan metode depresiasi SL untuk
menghitung :
 Besarnya Depresiasi Tiap Tahun
 Nilai Buku Alat Tersebut Pada Akhir Tahun Kedua Dan Akhir Tahun Kelima
 Buat Tabel Depresiasi Dan Nilai Buku Selama Masa Pakainya
91
 Penyelesaian :
a.Besarnya depresiasi tiap tahun :

P  S
Dt 
N
39  3
Dt   6
6
Jadi besarnya depresiasi tiap tahun adalah Rp.6 juta

b. Nilai buku pada akhir tahun kedua


BVt = P – t Dt
BV2 = Rp.39 – 2 x Rp.6 = Rp.27 juta
Nilai buku pada akhir tahun kelima
BV5 = Rp.39 – 5 x Rp.6 = Rp.9 juta
 Penyelesaian : 92
c. Tabel Depresiasi

Akhir tahun Depresiasi/thn Nilai buku


0 0 39 juta
1 6 juta 33 juta
2 6 juta 27 juta
3 6 juta 21 juta
4 6 juta 15 juta
5 6 juta 9 juta
6 6 juta 3 juta
METODE DEPRESIASI

2. JUMLAH DIGIT TAHUN / SUM OF THE YEARS DIGIT (SOYD)


 Pembayaran tidak sama tiap tahunnya
 Didasarkan bobot digit tahun pemakaian
 membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-tahun awal

Dalam metode ini kita menghitung I

jumlah digit (Misal S).


N
N (N  1)
S = 
n1 2 Rp SOYDn DN

N = 5, maka
N (N  1)
5
5  1  15
2 2 Bn

Atau dpt diperoleh juga dari : S

S = 1+2+3+4+5 = 15 1 2 3 4 5 6 ..... n
METODE SUM OF YEARS DIGIT (SOYD) 94
SOYD merupakan metode yang dirancang untuk membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-
tahun awal dan semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya
Metode SOYD membebankan depresiasi lebih cepat dari metode SL
Besarnya Depresiasi Tiap Tahun Dengan Metode SOYD Dihitung Berdasarkan :
sisa umur fasilitas
Dt  (ongkos awal  nilai sisa)
SOYD
N  t 1
Dt  ( P  S ); (t  1,2,...N)
SOYD

dimana :
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t
SOYD = jumlah digit tahun dari 1 sampai N
METODE DEPRESIASI
 Untuk mendapatkan nilai buku dan jumlah depresiasi yang telah dibayarkan
tiap periode diperlihatkan pada tabel berikut :

Tabel Depresiasi dg metode SOYD

N dn Σdepr. Book Value (Bn)


0     100
1 26,67 26,67 73,33
2 21,33 48,00 52,00
3 16 64,00 36,00
4 10,67 74,67 25,33
5 5,33 80,00 20,00
Metode Sum Of Years Digit (2) 96

 Besarnya SOYD dari suatu fasilitas yang umurnya N tahun


adalah :
SOYD = 1 + 2 + 3 +….+ (N-1) + N = N (N+1) /2
 Besarnyanilai buku pada suatu saat dapat diperoleh tanpa
harus menghitung depresiasi pada tahun-tahun sebelumnya
t ( N  t / 2  0.5)
BVt  P  (P  S )
SOYD
Contoh Perhitungan Metode Sum Of Years Digit 97
 Gunakan data-data dari Green road, untuk menghitung besarnya depresiasi SOYD dan nilai buku tiap
tahun

 Perusahaan Green road membeli alat transportasi dengan harga Rp.39 juta. Umur pakai ekonomis dari
alat tersebut adalah 6 tahun dengan perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 3 juta.

Penyelesaian :
Jumlah digit tahun = 1+2+3+4+5+6 = 21

6 11 6
D1   (39  3)  (36 juta )  Rp.10,286 juta
21 21
6  3 1 4
D3   (39  3)  (36 juta )  Rp.6,857 juta
21 21
98
Tabel Depresiasi

Akhir tahun Depresiasi/thn Nilai buku


0 0 39,000 juta
1 6/21 x 36 jt = 10,286 jt 28,714 juta
2 5/21 x 36 jt = 8,571 jt 20,143 juta
3 4/21 x 36 jt = 6,857 jt 13,286 juta
4 3/21 x 36 jt = 5,143 jt 8,143 juta
5 2/21 x 36 jt = 3,429 jt 4,714 juta
6 1/21 x 36 jt = 1,714 jt 3,000 juta
METODE DEPRESIASI

3. Kesetimbangan Menurun / Declining Balance Depreciation (DBD)

 Depresiasi dihitung berdasarkan laju/tingkat penyusutan tetap (f) yang


dikalikan dengan nilai aset (nilai buku) tahun sebelumnya
 f adalah faktor yang nilainya < 1

Rp DBDn DN

Bn

1 2 3 4 5 6 ..... n
METODE DEPRESIASI
L
dn  I 1 - f 
n -1
f 1- N f
I
Dn  I - Bn  I - I n - f 
n

Bn  I 1 - f 
n

 I 1 - 1 - f 
n

n=1 d1 = f . I
B1 = I – f . I = I (1-f)

n=2 d2 = f . I (1-f)
B2 = I (1-f) – f . I (1-f)
= I (1-f) – f . I – f2 . I
= I (1-f) (1-f)
= I (1-f)2
METODE DEPRESIASI
n=3 d3 = f . I (1-f)2
B3 = I (1-f)2 – f . I (1-f)2
= I (1-f)2 (1-f)
= I (1-f)3

n=n dn = I (1-f)n-1 f
20 jt
Contoh soal sebelumnya : f 1- 5
100 jt
 1 - 5 0,2
 1 - 0,72477  0,725
f  0,27522

d3 = I (1-f)2 f B3 = I (1-f)3
= 100 jt (0,725)2 (0,275) = 100 jt (0,725)3
= Rp 14.457.459,65 = Rp 38.073.078,-
METODE DEPRESIASI
d1 = f . I = Rp 27.522.033,63
d2 = = 19.947.385,90
d3 = = 14.457.459,65
D3 = 61.926.878,18

Atau D3 = 100 jt – 38.073.078,78


= Rp 61.926.921,22
METODE DEPRESIASI

4. Double Declining Balance Depreciation (DDBD)

 pada penyusutan untuk tujuan perhitungan pajak, tingkat penyusutan maksimum DBD yang
diijinkan adalah 2x tingkat penyusutan metode garis lurus (200% x SLD)
 Bisa dimungkinkan tingkat penyusutan sebesar 1.5 atau 1.25 kali
 Formula :

SLD = (1/N) , maka


DDBD = 2/N
jika DDBD = 150% SLD, maka DDBD = 1,5/N
dst.
METODE DEPRESIASI
 Dari contoh sebelumnya :
Dg. Menggunakan DDBD maka tingkat depresiasi yg dipakai adalah 200% dr tingkat SLD.
Dimana : maka :
2
d DDBD 
1 5
d SLD 
5
Depresiasi pada tahun pertama : D 1 = dDDBD x I
= 2/5 x Rp. 100 juta
= Rp. 40juta

Nilai Buku pada tahun pertama : B 1 = I – D1


= Rp. 100 juta – Rp. 40 juta
= Rp. 60 juta ......................dst
METODE DEPRESIASI
Tabel Depresiasi dg metode DDBD

N dn Book Value (Bn)


100.000.000
0  
1 40.000.000 60.000.000
2 24.000.000 36.000.000
3 14.400.000 21.600.000
4 8.640.000 12.960.000
5 5.184.000 7.776.000
METODE DEPRESIASI
5. Sinking Fund
Depresiasi dianggap dibungakan
A=d
d = (I-L) (A/F; i; N)
Dn = (I-L) (A/F; i; N) (F/A; i; n)
Bn = I – {(I-L) (A/F; i; N) (F/A; i; n)}
1 2 n N
i = 20 %/th
Dn = F’ F = Dn
d = (I-L) (A/F; 20 %; 5)
= 80 jt x 0,13438
= Rp 10.750.400,…..(setiap th harus
didepositokan sebesar Rp……….)

D3 = d (F/A; 20 %; 3)
= Rp 10.750.400 x 3,64
= Rp 39.131.456

B3 = I – D3
= Rp 100 jt – Rp 39.131.456 = Rp 60.969.544
METODE DEPRESIASI
Tabel Depresiasi dg metode SF

N dn Book Value (Bn)


100.000.000
0  

1 10.750.400 89.249.600

2 23.650.880 76.349.120

3 39.131.456 60.868.544

4 57.729.648 42.270.352

5 79.982.976 20.017.024
METODE DEPRESIASI
6. Unit of Production Depreciation (UPD)

 Penyusutan aset tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, tetapi


ditentukan oleh intensitas pemakaiannya ( produktivitas kerja)
 Ex. : pesawat terbang, mesin-mesin
 Didasarkan atas unit produksi atau unit output, yang bisa dinyatakan dr
ukuran-ukuran berikut :
a. Output produksi, ex. Volume atau berat material yg ditangani oleh
alat/mesin
b. Hari operasi , menunjukkan jmlh hari operasi selama tahun ttt
dibanding selama masa pakai
c. Proyeksi pendapatan, menunjukkan estimasi pendapatan selama
tahun ttt dibanding selama masa pakai
METODE DEPRESIASI

Un
dn  I  L 
UN

dn = besarnya depresiasi pada periode tahun ke-n


L = nilai sisa dari aset yng bersangkutan
N = masa pakai (umur) dari aset, dinyatakan dalam tahun
Un = Jumlah produksi pada tahun ke-n
UN = Jumlah produksi keseluruhan selama masa pakai N tahun
METODE DEPRESIASI
Contoh : Suatu mesin ekskavator di beli dg harga Rp. 700 juta, digunakan utk
menambang pasir/kerikil. Berdasarkan spesifikasinya ekskavator tersebut
mampu menambang pasir sebanyak 50.000M3 dan setelah itu masih bernilai
sisa Rp. 150 juta. Jika jadwal kerja penambangan seperti tabel berikut, hitung
depresiasi tahunannya.

Tahun Kebutuhan Pasir/Kerikil (M3)


1 4.000
2 6.000
3 10.000
4 10.000
5 15.000
6 5.000
   
Σ 50.000
METODE DEPRESIASI
4.000
d1  Rp700  150 juta   Rp44 juta
50.000

6.000
d2  Rp700  150 juta   Rp66 juta
50.000

10.000
d3  Rp700  150 juta   Rp110 juta
50.000

.............................dst
METODE DEPRESIASI

Jadwal pembayaran Depresiasi

Tahun Produksi (m3) Depresiasi (dlm juta rupiah)


1 4.000 44
2 6.000 66
3 10.000 110
4 10.000 110
5 15.000 165
6 5.000 55
     
Σ 50.000 550
DEVALUASI
DEVALUASI

Devaluasi Adalah Penurunan Nilai Mata Uang Suatu Negara


Oleh Pemerintah Yang Bersangkutan Terhadap Mata Uang
Negara Lain.

Devaluasi Terjadi Akibat Kebijakan Moneter Yang Menetapkan


Suatu Patokan Kurs Terhadap Mata Uang Asing
DEVALUASI

Devaluasi adalah suatu bentuk kebijakan yang


diterapkan oleh pemerintah untuk mengurangi nilai
mata uang lokal suatu negara relatif terhadap nilai
mata uang asing.
DEVALUASI

Devaluasi Adalah Suatu Bentuk Kebijakan Pemerintah Guna


Memperbaiki Ekonomi Negara Dengan Cara Menurunkan
Nilai Mata Uang.
Langkah Tersebut Berdampak Pada Nilai Tukar Mata Uang
Negara Terhadap Mata Uang Asing
DEVALUASI

Devaluasi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Dilakukan Dalam


Beberapa Cara, Seperti Melalui 
 Pinjaman Asing,
 Pengetatan Keuangan,
 Pengendalian Harga Dan Upah, Dan
 Pembatasan Aliran Modal Keluar.
AKIBAT KEBIJAKAN DEVALUASI

Melalui Kebijakan Devaluasi Rupiah, Harga Barang


Lokal Bisa Menjadi Lebih Mahal Di Pasaran Luar Negeri
Dan Barang Impor Bisa Lebih Mahal Di Pasar Indonesia
DAMPAK KEBIJAKAN DEVALUASI
Dampak Kebijakan Devaluasi Terhadap Tingkat Konsumsi
Masyarakat Terhadap Barang Impor Adalah 
Menurunkan Hasrat Masyarakat Untuk Mengonsumsi Barang
Impor Karena Harganya Mahal.

Penjelasan: Devaluasi Adalah Kebijakan Untuk Mengurangi Nilai


Mata Uang Dalam Negeri Terhadap Nilai Mata Uang Asing
AKIBAT DEVALUASI

Akibat Dari Devaluasi Adalah Harga Barang Negara


Lain Menjadi Lebih Murah Di Pasaran Luar Negeri Dan Sebaliknya
Harga Barang Negara Lain Menjadi Mahal Di Pasaran Domestik.
Semakin Tinggi Tingkat Devaluasi Yang Dilakukan Pemerintah
Maka Daya Saing Antar Negara Bersangkutan Menjadi Lebih Baik.
MENGAPA SUATU NEGARA MELAKUKAN
KEBIJAKAN DEVALUASI

Alasan Pemerintah Mengambil Keputusan Kebijakan Devaluasi


Adalah Untuk Menjaga Kestabilan Harga Barang Lokal Dan Impor.

Kebijakan Devaluasi Dapat Menyebabkan Harga Barang Negara Lain


Lebih Mahal Di Pasaran Luar Negeri Dan Menjadi Lebih Murah Di
Pasaran Dalam Negeri.
SEBAB TIMBULNYA INFLASI DAN DEVALUASI

Sebab-sebab Timbulnya Inflasi Dan Deflasi Menurut Rumus Irving Fisher,


Yang Menyebabkan Perubahan Nilai Mata Uang Dikelompokan Menjadi
Tiga Faktor, Yaitu : M,V Dan T.
Faktor M Dan V Adalah Faktor Moneter
Faktor T Adalah Faktor Perdagangan Barang-barang.
Turunnya Nilai Uang Atau Inflasi Disebabkan Oleh Naiknya M Dan V, Atau
Keadaan Tidak Adanya Keseimbangan Antara M, V Dan T.
PERBEDAAN INFLASI DENGAN DEVALUASI

Seperti Yang Sudah Diketahui, Devaluasi Adalah Sebuah Kebijakan


Untuk Menurunkan Nilai Mata Uang Negeri Terhadap Mata Uang
Asing.
Sedangkan Inflasi Adalah Sebuah Fenomena Turunnya Nilai Mata
Uang Didalam Negeri Yang Bisa Mengakibatkan Harga Barang Naik
Secara Drastis
TUJUAN DEVALUASI

• Ini Dapat Meningkatkan Ekspor Dan Mengurangi


Impor. Diharapkan Untuk Meningkatkan Neraca
Pembayaran.
• Ini Dapat Meningkatkan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri. Ini Bisa Dicapai Ketika Barang Impor Lebih
Mahal Dari Barang Dalam Negeri.
• Mencapai Keseimbangan Neraca Pembayaran
Sehingga Nilai Tukar Mata Uang Asing Relatif Stabil.
DAMPAK DEVALUASI
1. Pengurangan volume impor
Devaluasi yang menaikkan harga produk asing
membuatnya lebih sulit dan memberatkan orang untuk
membelinya.
Ini akan mengubah pemikiran orang untuk membeli
barang di dalam negeri menjadi volume impor yang
terus menurun.

Di sisi lain, penggunaan komoditas lokal mungkin tinggi dan


nantinya dapat mempengaruhi pendapatan per kapita negara.
DAMPAK DEVALUASI
2. Peningkatan volume ekspor
Jika mata uang lokal rendah di komunitas internasional,
orang asing menganggap produk lokal murah.
Ini mendorong permintaan barang dari komunitas luar
negeri yang dapat meningkatkan volume ekspor.
Peningkatan ekspor dapat berupa peningkatan sirkulasi
mata uang asing seperti dolar di negara tersebut, yang
dapat meningkatkan posisi BOP (neraca pembayaran) dan
BOT (neraca perdagangan).
3. Produk Lokal Yang Lebih Kompetitif
Situasi Devaluasi Dapat Menjadi Salah Satu Cara Agar Pengusaha Lokal
Dapat Bersaing Di Pasar Internasional.
Lebih Banyak Produk Lokal Akan Dijual Ke Komunitas Asing.
Bahkan Harga Barang Lokal, Yang Dianggap Murah Di Luar Negeri,
Mengubah Pola Pikir Orang Asing Dan Lebih Menyukai Barang Impor
Yang Lebih Murah Daripada Barang Lokal Di Negara-negara Yang
Cenderung Lebih Mahal.
Ini Juga Berarti Bahwa Pengusaha Lokal Di Luar Negeri Akan Mengurangi
Harga
4. Peningkatan Devisa

Ketidakseimbangan Kegiatan Impor Dan Ekspor Ketika Volume


Ekspor Lebih Tinggi Dari Volume Impor Membawa Lebih Banyak
Cadangan Devisa Ke Keuntungan Perdagangan Internasional
Selain Itu, Cadangan Devisa Dapat Digunakan Untuk
Mengembangkan Atau Mendirikan Perusahaan Yang Dapat
Menyediakan Lapangan Kerja Untuk Mengurangi Pengangguran.
CONTOH DEVALUASI

1. Kebijakan devaluasi 30 Maret 1950


Pemerintahan Presiden Soekarno melakukan devaluasi
pada 30 Maret 1950, melalui Menteri Keuangan
Syafrudin Prawiranegara (Masyumi, Hatta RIS Cabinet).

Syafrudin Prawiranegara adalah Rp. Uang kertas bernilai


5 dipotong ke atas, menghasilkan nilai separuh. Tindakan
ini dikenal sebagai “gunting Syafrudin”.
CONTOH DEVALUASI
2. Kebijakan devaluasi pada 24 Agustus 1959
Di bawah pemerintahan Presiden Soekarno melalui Menteri
Keuangan bersamaan dengan menteri pertama Duanda, nilai
10.000 rupiah dengan patung gajah dan 500 rupiah dengan
patung harimau menurun, dan diturunkan menjadi hanya
100 rupiah dan 50 rupiah. .
3. Kebijakan devaluasi 21 Agustus 1971

Melalui Menteri Keuangan Ali Wardana pada masa


pemerintahan Presiden Suharto (Orde Baru). Pada 15 Agustus
1971, Amerika Serikat harus menghentikan pertukaran emas dan
dolar.
Presiden Nixon khawatir tentang menipisnya cadangan emas AS
jika dolar dibiarkan terus ditukar dengan emas, tetapi pada saat
itu, dolar AS 34,00 dapat membeli satu. Dulu
Suharto tidak dapat lepas dari dampak terobosan Nixon, dan
Indonesia mendevaluasi Rupiah dari Rupiah pada 21 Agustus
1971. 378 menjadi Rp. 415 per dolar AS.
4. Kebijakan Evaluasi 15 November 1978
Presiden Suharto Dipimpin Oleh Menteri Keuangan Ali Waldana.
Perang Arab-israel Tahun 1973 Memengaruhi Harga Minyak
Indonesia Yang Tinggi.
Namun, Pertamina Bangkrut Dengan Utang Hampir US $ 10 Miliar
Dan Ibnustowo diganti Pada Tahun 1976. 415-rp. 625 Per Dolar AS.
5. Kebijakan Devaluasi 30 Maret 1983
Presiden Suharto memerintah melalui Menteri Keuangan
Radius Prawiro. Pada saat itu, Menteri Keuangan, Radius
Prawiro, mengatakan hal itu hampir sama dengan
mendevaluasi rupiah sebesar 48% dan memotong harga
menjadi dua. Nilai tukar untuk 1 dolar AS adalah Rp. Rp
dari 702,50. Naik menjadi 970.
TERIMAKASIH

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PTDI-STTD

Anda mungkin juga menyukai