EKONOMI BISNIS
KELOMPOK 14 :
Marcellino Tumiwang 210811020148
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
membahas tentang Suku bunga dan inflasi. Selain sebagai tugas,
makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para
pembaca tentang lembaga keuangan lainnya lebih khususnya suku
bunga dan inflasi.
Kami sadar, bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan, masih memerlukan penyempurnaan terutama pada bagian
isi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat di
harapkan demi perbaikan yang semestinya pada makalah ini. Sangat
kami harapkan pada semua pihak yang berkenan memperhatikan isi dan
penulisannya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
SUKU BUNGA
Apa Itu Suku Bunga
Jenis jenis Suku Bunga
BAB II PEMBAHASAN
Inflasi
Apa Itu Inflasi
Penyebab Terjadinya Inflasi
Keuntungan Koperasi
Penggolongan Dan Macam Inflasi
Dampak Inflasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga acuan yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Penetapan suku bunga acuan ini dilakukan tiap bulannya melalui
rapat dewan gubernur. Hasil dari rapat tersebut akan di umumkan ke publik, sebagai
suku bunga acuan. Oleh karena itu, BI rate ini sangat mempengaruhi suku bunga dari
bank atau leasing untuk kegiatan kredit.
Dilihat dari segi perbankan, suku bunga bank ini dapat diartikan sebagai imbalan jasa
yang diberikan bank kepada para nasabahnya yang membeli atau menjual produk
bank. Selain itu, bunga bank dapat dikatakan sebagai harga yang perlu dibayarkan
nasabah yang memiliki simpanan, dan biaya yang dibayarkan oleh nasabah kepada
bank, jika nasabah yang mendapatkan pinjaman.
Jadi, apa itu suku bunga? Dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah bayaran atau
biaya atas pinjaman uang dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Biaya yang
dibayarkan Anda tersebut karena telah meminjamkan uang orang lain atau biaya
yang Anda bebankan kepada orang lain yang telah Anda pinjami uang.
Suku bunga ini dapat dihitung dengan berbagai cara yang berbeda, namun tujuannya
selalu sama, yaitu untuk membuat pihak-pihak yang terlibat merasa nyaman telah
meminjamkan uangnya. Mengingat aktivitas pinjam meminjam ini terdapat biaya
peluang dan risiko yang ditimbulkan.
Suku bunga tetap atau fixed ini adalah jenis suku bunga yang sifatnya tetap, tidak
berubah hingga jangka waktu tanggal jatuh tempo. Jangka waktu ini sesuai dengan
persetujuan di awal kredit. Contoh suku bunga tetap ini adalah bunga KPR rumah
subsidi. Kredit Pemilikan Rumah Subsidi atau yang sering dikenal KPR ini menerapkan
suku bunga tetap. Karena, jangka waktu KPR ini biasanya panjang sehingga dengan
suku bunga yang tetap, tidak ada risiko yang mengancam. Selain KPR subsidi, contoh
suku bunga tetap ini juga ada dalam kredit kendaraan bermotor.
Suku bunga mengambang atau floating ini adalah suku bunga yang nilainya selalu
berubah-ubah. Perubahan tersebut mengikuti suku bunga di pasaran. Jadi, jika suku
bunga tengah naik, maka jenis floating juga turut naik, begitupun sebaliknya. Contoh
suku bunga mengambang ini suku bunga KPR untuk periode tertentu. Seperti saat
Anda mengambil KPR, suku bunga dua tahun pertama diberlakukan suku bunga
tetap, namun untuk periode selanjutnya akan berlaku suku bunga mengambang
atau floating, yang bisa naik dan bisa turun tergantung suku bunga di pasaran.
3. Suku bunga flat
Contohnya, jika bank memberikan kredit dengan jangka waktu 12 bulan sebesar
Rp20.000.000 dengan bunga 15% per tahun flat. Dengan begitu asumsinya bahwa
suku bunga kredit tidak berubah selama jangka waktu kredit tersebut.
4. Suku bunga efektif
Suku bunga efektif ini adalah hitungan suku bunga diambil dari jumlah pokok
pinjaman tiap bulan, menyusut seiring dengan utang yang dibayarkan. Maksudnya,
semakin sedikit jumlah pokok pinjaman Anda, semakin sedikit juga suku bunga yang
telah dibayarkan. Jenis suku bunga ini terkesan lebih adil untuk nasabah
dibandingkan dengan suku bunga flat.
Terakhir ada jenis suku bunga anuitas, yang menggunakan aturan jumlah angsuran
pokok ditambah dengan angsuran bunga yang dibayar. Tujuannya agar pembayaran
sama setiap bulannya. Perhitungan anuitas ini porsi bunga di masa awal terbilang
sangat besar, sedangkan angsuran pokoknya terbilang sangat kecil. Setelah itu,
mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan menjadi terbalik, yaitu angsuran pokok
terbilang sangat besar sedangkan porsi bunganya menjadi kecil.
Jenis suku bunga ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang, seperti
kredit investasi atau KPR. Rumus perhitungannya tergolong sama dengan rumus
perhitungan suku bunga efektif. Sebagai berikut:
Bunga = SP x i x (30/360)
Ket:
Dengan begitu biasanya bank akan mengombinasi skema suku bunga dalam kredit,
contohnya flat-fixed, dengan menggunakan sistem flat dan sifatnya tetap selama
masa kredit berlangsung dan juga efektif-floating, dengan menggunakan aturan
bunga efektif dan jumlah bunga dapat berubah yang bergantung dengan kondisi
pasar finansial.
Jenis bunga bank yang pertama ada flat rate. Penerapan jenis suku bunga bank flat
rate ini jumlah yang dibebankan setiap bulannya bersifat tetap dan perhitungannya
dilihat dari jumlah pokok awal pinjamannya. Bagaimana dengan cicilan pokoknya?
Cicilan pokok pinjaman dibagi rata setiap bulannya, sehingga angsuran setiap
bulannya juga sama sampai kredit tersebut lunas.
Angsuran yang meliputi pokok pinjaman ditambah bunga otomatis akan semakin
menurun setiap bulannya. Jenis sliding rate ini juga dapat disebut bunga efektif.
Oleh karena itu, penerapan suku bunga sliding rate ini sering ditemukan di kredit
investasi jangka panjang, seperti suku bunga deposito.
Annuity rate atau bunga anuitas biasanya diterapkan sebagai suku bunga KPR atau
Kredit Pemilikan Rumah. Suku bunga KPR 2021 ini bisa juga disebut bunga efektif, di
mana jumlah bunga yang dibebankan di setiap angsuran kredit dihitung secara
matematis. Dengan begitu, total angsuran tiap bulannya bernilai sama dan beban
bunganya dihitung dari sisa pinjaman. Jadi, bagi Anda yang berminat KPR Anda perlu
mengetahui mengenai suku bunga KPR 2020 dan 2021 ini, agar jelas berapa bunga di
setiap cicilan KPR Anda.
Jenis suku bunga bank terakhir ada metode floating rate atau bunga mengambang.
Biasanya metode ini digunakan perbankan pada produk investasi mereka, yaitu salah
satunya deposito. Floating rate sendiri sebenarnya bunga kredit yang besar kecilnya
tergantung dengan bunga yang berlaku di pasaran.
Jadi, pembayaran bunga tersebut menyesuaikan dengan suku bunga dipasaran, bisa
lebih tinggi maupun rendah. Seperti produk investasi dengan suku bunga deposito
yang dikenal memiliki suku bunga yang kecil dan bergantung dengan suku bunga
deposito bank tersebut. Selain suku bunga deposito, metode floating rate ini juga
banyak diterapkan pada kredit modal kerja dan kredit investasi.
Bank Indonesia sendiri juga perlu banyak pertimbangan dalam penentuan tersebut,
oleh karenanya ada beberapa faktor yang mempengaruhi suku bunga Indonesia,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari pendapatan nasional,
jumlah uang yang beredar, dan tingkat inflasi. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
suku bunga luar negeri dan perubahan nilai tukar valuta asing.
Jadi, sudah jelas bagaimana Bank Indonesia sendiri menentukan suku bunga acuan
atau dasar sebagai referensi dalam suku bunga negara. Dengan begitu, suku bunga
bank lain pun tidak diperkenankan memasang jumlah bunga untuk nasabah
terlampau jauh dari suku bunga acuan. Tidak dipungkiri perbedaan suku bunga di
beberapa bank dapat mempengaruhi langkah bisnis dan target simpanan
masyarakat.
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk
mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah
angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—
100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan
tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di
antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) : Indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen : Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan
harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan
meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas : Indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.
Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Penyebab Terjadinya Inflasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab
inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Secara
rincinya, berikut adalah beberapa penyebab inflasi:
1. Meningkatnya Permintaan
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang
atau jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang atau jasa
tersebut terjadi secara menyeluruh (agregat demand). Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya Meningkatnya belanja pemerintah, Meningkatnya
permintaan barang untuk diekspor, Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat
naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang. Inflasi juga dapat dibagi
berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.
Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila
kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut
sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-
harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi). Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:
Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa
secara umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan
masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas
perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
Inflasi Tinggi, yaitu inflasi yang paling parah akibatnya harga – harga naik sampai
5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab
nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan uang
sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran
belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan
perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun
dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas
per tahun.
Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
Laju Inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain atau dalam satu
negara dalam waktu yang berbeda.Demand-pull inflation Inflasi ini bermula dari
adanya kenaikan permintaan total (aggregate demand), sedangkan produksi telah
berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan
kerja penuh.
Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total di
samping kenaikan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Cost-push
inflation Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation biasanya
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi
dengan resesi.
Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran
total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi ini dapat timbul karena beberapa faktor diantaranya : perjuangan serikat
buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikan upah Suatu industri yang sifatnya
monopolistis, manajer dapat menggunakan kekuasaannya di pasar untuk
menentukan harga (yang lebih tinggi).
Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara maupun rakyatnya.
Dampak-dampak ini dapat kita lihat melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan
menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik
menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain
tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan
bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang
bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi
menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan wujud.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang
kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian—akan
mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia. Bank sentral melalui kebijakan moneter dapat
mengontrol jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan
tiga kebijakan moneter utama sebagai berikut.
Operasi Pasar Terbuka – Bank sentral membeli dan menjual obligasi negara
dengan cara bank sentral menginstruksikan para pialang obligasi untuk membeli
dari publik di pasar obligasi nasional. Uang yang dibayarkan bank sentral untuk
obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang beredar di suatu negara. Untuk
mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah melakukan hal yang sebaliknya.
Tingkat Diskonto – Bank sentral melalui regulasinya dapat menaikkan atau
menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di bawahnya.
Bank umum meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk
memenuhi persyaratan cadangan, ketika bank sentral memberikan pinjaman
kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki lebih banyak cadangan
dibandingkan dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan ini
memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin
tinggi tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka
semakin enggan bank meminjam cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu,
kenaikan tingkat diskonto mengurangi cadangan dalam sistem perbankan yang
kemudian mengurangi jumlah uang beredar.
Syarat Cadangan Kas Minimum – Bank sentral dapat meningkatkan atau
mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank umum
di negaranya. Kenaikan syarat cadangan kas minimum berarti bahwa bank-bank
harus memegang lebih banyak cadangan sehingga mengurangi pinjaman dari
setiap unit yang disimpan, akibatnya hal tersebut meningkatkan rasio cadangan
menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan,
meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang
beredar.
KESIMPULAN
Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga acuan yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Penetapan suku bunga acuan ini dilakukan tiap bulannya melalui
rapat dewan gubernur. Hasil dari rapat tersebut akan di umumkan ke publik, sebagai
suku bunga acuan. Oleh karena itu, BI rate ini sangat mempengaruhi suku bunga dari
bank atau leasing untuk kegiatan kredit.Dari berbagai jenis suku bunga yang sudah
dipaparkan di atas, ada satu hal yang menjadi pertanyaan, yaitu apa faktor penentu
suku bunga di pasar? Persoalan suku bunga di berbagai aspek jelasnya dibangun oleh
sistem perbankan di negara ini. Siapa yang mengatur itu semuanya? Di sini jelas
peran Bank Indonesia besar memiliki kewenangan dalam menentukan suku bunga
acuan atau dasar. Dengan begitu, perjalanan dari suku bunga bisa berjalan dengan
baik.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gicindonesia.com/jurnal/trivia/suku-
bunga/
https://majoo.id/solusi/detail/pengertian-jenis-rumus-
suku-bunga
https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/
default.aspx