Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TINGKAT SUKU BUNGA

Dosen Pengampu : Nichen SE.,M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 4 :

1. Nurul Hidayati (221810872)


2. Verina Lutfia Anzar (221820914)
3. Linsdi Naila Haryana (221830928)
4. Mirnawati (221820904)
5. Risma (211810853)

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2023/2024
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tingkat Suku Bunga ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Manajemen Keuangan selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang tingkat suku bunga yang ada di
Indonesia, bagi para pembaca dan juga bagi kami sendiri sebagai mahasiswa.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nichen SE.,M.Si selaku dosen
mata kuliah manajemen keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan kami, sebagai mahasiswa akuntansi, program studi yang sedang
kami tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuanya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tangketada, 10 Desember 2023

Penulis

Tingkat Suku Bunga Halaman ii


DAFTAR ISI

Halaman

Sampul ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1


1.1. Biaya Bunga .................................................................................... 1
1.2. Pengertian Beban Bunga ................................................................ 1
1.3. Manfaat Beban Bunga ................................................................... 2

BAB II Pembahasan ...................................................................................... 4


2.1. Tingkat Suku Bunga Dan Determinan Tingkat Harga Pasar ......... 4
2.2. Struktur Waktu Tingkat Bunga ....................................................... 9
2.3. Factor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Bunga ............ 13

BAB III Kesimpulan ...................................................................................... 17


4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 17
4.2. Saran .................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

Tingkat Suku Bunga Halaman iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Biaya Bunga

Beban bunga adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh investor saat
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.

Pasalnya, dengan mengetahui beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan,


investor dapat menilai bagaimana kemampuan perusahaan dalam mengelola
keuangannya serta memperkirakan berapa tingkat keuntungan bersih yang bisa
diperoleh perusahaan.

Untuk mengetahui informasi beban bunga, investor dapat mengecek laporan


keuangan perusahaan yang dipublikasikan secara berkala. Berikut informasi
selengkapnya tentang pengertian beban bunga, manfaatnya, serta cara mencari
beban bunga di laporan keuangan.

1.2. Pengertian Beban Bunga

Beban bunga adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
imbalan atas pembiayaan yang diberikan oleh pihak lain. Beban bunga terdiri
dari bunga yang dibayarkan atas pinjaman yang telah diambil perusahaan, seperti
utang bank atau utang obligasi.

Selain itu, beban bunga juga dapat terdiri dari biaya-biaya lain yang terkait
dengan utang perusahaan, seperti biaya asuransi utang dan biaya-biaya lain yang
berkaitan dengan pengelolaan utang perusahaan.

Kalau pada perusahaan bank, beban bunga juga dapat meliputi beban lain
yang dikeluarkan secara langsung dalam proses menghimpun dana dari

Tingkat Suku Bunga Halaman 1


masyarakat seperti beban hadiah dan premi atau diskonto dalam kontrak
berjangka dalam rangka pendanaan (funding).

Semua biaya di atas nantinya akan dicatat sebagai beban bunga pada laporan
keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi tingkat laba bersih yang diterima
oleh perusahaan.

Beban bunga sendiri biasanya akan dibayarkan secara berkala, seperti setiap
bulan atau setiap tahun, tergantung pada kesepakatan yang telah dibuat antara
perusahaan dengan pihak yang pemberi pinjaman.

1.3. Manfaat Beban Bunga

Beban bunga yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki


tingkat utang yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan tersebut.

Selain itu, informasi tentang beban bunga juga dapat memberikan petunjuk
kepada investor tentang tingkat profitabilitas sebuah perusahaan.

Sebab memiliki beban bunga yang tinggi juga dapat mengurangi laba bersih yang
dibukukan perusahaan. Sehingga investor perlu mempertimbangkannya sebelum
memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Sementara itu, bagi perusahaan, mengetahui beban bunga juga memiliki beberapa
manfaat diantaranya:

1. Membantu perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengelola


utang. Misalnya, perusahaan dapat memilih untuk mengambil utang dengan
bunga yang lebih rendah, atau mencari alternatif pendanaan lain yang lebih
murah.

Tingkat Suku Bunga Halaman 2


2. Membantu perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan secara keseluruhan.
Dalam hal ini, perusahaan dapat membandingkan beban bunga tahun ini
dengan tahun-tahun sebelumnya, atau dengan perusahaan lain dalam industri
yang sama untuk mengetahui seberapa baik kinerja keuangan perusahaan.
3. Membantu perusahaan mengatur keuangan dengan lebih baik dan mengelola
risiko keuangan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui beban bunga,
perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang apakah akan
mengambil pinjaman atau tidak, dan jika ya, berapa banyak yang akan
diambil.

Tingkat Suku Bunga Halaman 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tingkat Suku Bunga Dan Determinan Tingkat Harga Pasar

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable
funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan
apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung (Boediono, 1994
:76)

Apabila dalam suatu perekonomian ada anggota masyarakat yang menerima


pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan konsumsinya,
maka kelebihan pendapatan akan dialokasikan atau digunakan untuk menabung.
Penawaran akan loanable funds dibentuk atau diperoleh dari jumlah seluruh
tabungan masyarakat pada periode tertentu. Di lain pihak dalam periode yang
sama anggota masyarakat yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan
usahanya.

2.1.1. Jenis-Jenis Tingkat Suku Bunga

Di dalam industri perbankan, terdapat 5 (lima) jenis suku bunga, yaitu:

1. Suku bunga tetap (fixed)

Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap dan
tidak berubah sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh tempo
(selama jangka waktu kredit).

Contohnya adalah bunga KPR Rumah Murah atau Rumah Bersubsidi yang
menerapkan suku bunga tetap. Selain itu, suku bunga tetap juga dapat
digunakan dalam kredit kendaraan bermotor juga.

Tingkat Suku Bunga Halaman 4


2. Suku bunga mengambang (floating)

Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah


mengikuti suku bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik, maka suku
bunganya juga ikut naik, begitupun sebaliknya.

Contohnya adalah suku bunga KPR untuk periode tertentu. Misalnya untuk
dua tahun pertama diberlakukan suku bunga tetap, namun periode selanjutnya
menggunakan suku bunga mengambang.

3. Suku bunga flat

Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya mengacu


pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan.
Penghitungannya sangat sederhana dibandingkan dengan suku bunga lainnya,
sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek untuk barang-
barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor atau
Kredit Tanpa Agunan (KTA). Rumus perhitungannya adalah :

Misalkan, Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan


sebesar Rp 15.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun (flat). Asumsi bahwa
suku bunga kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit. Maka
perhitungan angsurannya secara rinci adalah sebagai berikut:

Tingkat Suku Bunga Halaman 5


4. Suku Bunga Efektif

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa
jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang yang
sudah dibayarkan. Artinya semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit
juga suku bunga yang harus dibayarkan. Suku bunga efektif dianggap lebih
adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan suku bunga flat.
Pasalnya suku bunga flat hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman
saja. Rumus perhitungan bunga:

Tingkat Suku Bunga Halaman 6


5. Suku Bunga Anuitas

Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok ditambah angsuran


bunga yang dibayar agar sama setiap bulan. Dalam perhitungan anuitas, porsi
bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi angsuran pokok sangat
kecil. Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan menjadi berbalik.
porsi angsuran pokok akan sangat besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih
kecil.
Sistem bunga anuitas ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang
semisal KPR atau kredit investasi. Rumus adalah sebegai berikut :

2.1.1. Determinan Tingkat Bunga Pasar

Pasar Uang Antar Bank (PUAB) merupakan media pertama bagi


transmisi kebijakan moneter. Pasar uang antar bank adalah kegiatan pinjam
meminjam dana antar bank dalam mata uang Rupiah dan Valas. Melalui
transaksi pinjaman antar bank yang sebagian besar berjangka waktu pendek
(harian/overnight). Dalam kerangka Inflation targeting, suku bunga pasar
uang antar bank merupakan salah satu target operasional kebijakan moneter
karena perannya semakin penting dalam mempengaruhi stabilitas harga.

Tingkat Suku Bunga Halaman 7


Melalui intervensi ke pasar uang secara periodic bank sentral mempengaruhi
level reserve bank-bank dan sekaligus mengendalikan volatilitas suku bunga
agar mencapai target yang diinginkan.

Bagi perbankan, pasar uang antar bank menjadi salah satu untuk
pemenuhan kebutuhan likuiditas harian (Nopeline, 2016) Suku bunga pasar
uang antar bank secara historis bervariasi dalam tiga puluh tahun terakhir,
namun cenderung stabil pasca krisis global 2008. Pergerakan ini sejalan
dengan suku bunga acuan yang cenderung tidak bergerak dari level 7.5%.
Pergerakan suku bungag pasar uang antar bank ini tidak terlalu jauh dari suku
bunga acuan yang menujukkan bahwa Bank Indonesia selalu berusaha
menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang
sehingga terbentuknya suku bunga yang sewajarnya dan stabil melalui
berbagai kebijakan. Struktur mikro pasar uang antar bank dilihat dari
pergerakan pasar uang antar bank berdasarkan data transaksi pasar uang antar
bank yang tercermin dari jumlah transaksi (frekuensi) dan besarnya volume
(nominal) baik secara harian, mingguan, bulanan, bahkan per jam transaksi.
Proses pemahaman struktur mikro dilakukan dengan melihat arus informasi
ke pasar uang antar bank.

Kondisi suku bunga pasar uang antar bank di pengaruhi oleh


fenomena-fenomena moneter seperti inflasi dan nilai tukar. Tidak stabilnya
fenomena moneter membuat guncangan pada suku bunga pasar uang antar
bank yang meninggi. Meningginya suku bunga pasar uang antar bank dapat
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian. Suku bunga yang tidak stabil
tentunya membuat masyarakat cemas akan hal ini dan menarik uangnya pada
perbankan membuat perbankan kekurangan likuiditas (Ramadhani, 2017).

Tingkat Suku Bunga Halaman 8


2.2. Struktur Waktu Tingkat Bunga

Istilah struktur suku bunga adalah konsep yang mengukur hubungan antara
obligasi dalam kelas aset serupa, yang perbedaannya hanya pada waktu jatuh
tempo. Investor menanyakan apa istilah struktur suku bunga untuk
mempersiapkan strategi investasinya. Konsep ini mengukur imbal hasil
obligasi dari waktu ke waktu dan digunakan untuk memprediksi perubahan
pertumbuhan ekonomi. Struktur jangka suku bunga menunjukkan perkiraan biaya
utang dalam jangka pendek, menengah, atau panjang. Data tersebut ditampilkan
dalam grafik yang disebut kurva imbal hasil karena suku bunga obligasi disebut
imbal hasil.

Kurva hasil menggambarkan tingkat suku bunga dari waktu ke waktu. Sumbu
Y adalah tingkat bunga; sumbu X adalah waktu. Kurva imbal hasil dan suku
bunga yang mendasarinya dipengaruhi oleh PDB, tingkat inflasi, neraca
perdagangan, dan peristiwa ekonomi lainnya.

Ada empat kurva imbal hasil yang umum: normal, curam, datar, dan terbalik.

1. Kurva imbal hasil normal menunjukkan tingkat suku bunga obligasi jangka
panjang lebih tinggi dibandingkan suku bunga jangka pendek untuk surat
berharga yang sebanding; kurvanya semakin meningkat. Kurvanya memiliki
puncak yang datar; pasar tidak peduli dengan lamanya jangka waktu setelah
jangka waktu tertentu. Investasi jangka panjang lebih berisiko dibandingkan
investasi jangka pendek, dan imbalan atau tingkat bunganya diperkirakan lebih
tinggi. Kurva imbal hasil yang normal menunjukkan perekonomian yang tidak
berada dalam resesi atau periode inflasi tetapi diperkirakan akan tumbuh.
2. Kurva imbal hasil yang curam menunjukkan tingkat suku bunga obligasi jangka
panjang lebih tinggi dibandingkan suku bunga jangka pendek untuk surat
berharga sejenis; kurva meningkat, tetapi pada tingkat yang lebih tinggi dari
kurva normal. Tidak seperti kurva normal, kurva imbal hasil yang curam tidak

Tingkat Suku Bunga Halaman 9


mendatar di bagian atas. Kurva imbal hasil yang curam biasanya menunjukkan
ekspektasi kenaikan suku bunga di masa depan.
3. Kurva imbal hasil yang datar menunjukkan tingkat suku bunga obligasi jangka
panjang pada tingkat yang sama dengan tingkat suku bunga jangka pendek untuk
surat berharga yang sebanding; kurvanya datar. Kurva ini mencerminkan
ekspektasi perlambatan, dengan imbal hasil jangka panjang lebih rendah dari
biasanya.
4. Kurva imbal hasil terbalik menunjukkan tingkat suku bunga obligasi jangka
panjang lebih rendah dibandingkan suku bunga jangka pendek untuk surat
berharga sejenis; kurvanya semakin menurun. Kurva imbal hasil yang terbalik
biasanya menandakan ekspektasi masa depan perekonomian yang buruk.

2.2.1. Struktur Istilah Teori Suku Bunga

Investor ingin memahami struktur suku bunga agar dapat memprediksi


secara akurat suku bunga untuk jangka pendek, menengah, dan panjang
karena mereka menginginkan imbalan yang lebih besar daripada biaya jika
menyangkut masa depan keuangan mereka.

Ada tiga istilah struktur teori suku bunga untuk membantu memprediksi suku
bunga dan pengaruh ekonomi yang mendasarinya.

1) Teori Harapan

Teori Ekspektasi mengenai struktur jangka suku bunga mencoba


memperkirakan suku bunga jangka pendek berdasarkan suku bunga jangka
panjang saat ini. Teori ini berpendapat bahwa berinvestasi pada dua
obligasi berdurasi satu tahun harus memberikan imbal hasil yang sama
dengan satu obligasi berdurasi dua tahun dan investor dapat menggunakan
suku bunga obligasi jangka panjang, biasanya dari obligasi pemerintah,

Tingkat Suku Bunga Halaman 10


untuk menentukan suku bunga sekuritas jangka pendek. Teori ini
mencerminkan ketidakpedulian terhadap tingkat jatuh tempo obligasi
karena menyatakan bahwa dua model investasi (dua obligasi satu tahun vs
satu obligasi dua tahun) harus menghasilkan keuntungan yang sama. Ada
tiga variasi teori ekspektasi:

Teori Harapan Murni. Variasi Teori Ekspektasi ini menggunakan


perhitungan kurs forward untuk menentukan kurs jangka pendek di masa
depan. Bentuk kurva imbal hasil berdasarkan teori ini merupakan rata-rata
antisipasi pasar terhadap suku bunga jangka pendek di masa depan.

Teori Preferensi Likuiditas. Teori ini menyatakan bahwa investor lebih


menyukai investasi jangka pendek yang lebih tidak berisiko dan lebih
likuid ; oleh karena itu, suku bunga jangka panjang harus lebih tinggi untuk
mengkompensasi investor atas risiko lebih tinggi yang melekat dalam
jangka panjang.

Teori Habitat Pilihan. Investor obligasi karena berbagai alasan lebih


memilih jangka waktu jatuh tempo atau habitat yang berbeda. Mereka
membeli di habitat pilihan mereka dan hanya akan membeli dari habitat
lain jika ada risiko tinggi pada hasil panen. Dengan kata lain, investor lebih
memilih obligasi yang jatuh temponya dalam jangka pendek daripada
obligasi yang jatuh temponya dalam jangka panjang dan mengharapkan
tingkat premi untuk obligasi yang jatuh temponya dalam jangka panjang.

2) Teori Pasar Tersegmentasi

Teori pasar tersegmentasi dari istilah struktur suku bunga menyatakan:

Pasar obligasi dibagi, atau tersegmentasi, berdasarkan jangka waktu


obligasi hingga jatuh tempo.

Tingkat Suku Bunga Halaman 11


Segmen-segmen ini beroperasi secara independen satu sama lain dan harus
dianalisis secara independen satu sama lain.

Tingkat pengembalian obligasi tertentu hanya dipengaruhi oleh penawaran


dan permintaan kurva imbal hasil obligasi tersebut (tampilan grafis dari
struktur istilah).

Tingkat pengembalian suatu obligasi tertentu tidak dipengaruhi oleh


tingkat obligasi dengan kurva imbal hasil yang berbeda.

Kurva imbal hasil Teori Pasar Tersegmentasi hanya dipengaruhi oleh


penawaran dan permintaan sekuritas dalam segmen tertentu (jatuh tempo
jangka pendek, menengah, atau panjang). Oleh karena itu, kurva tersebut
mencerminkan fakta bahwa terdapat banyak investor dan penerbit obligasi
yang memiliki preferensi terhadap obligasi dengan tingkat jatuh tempo
yang berbeda.

3) Teori Premium Likuiditas

Likuiditas adalah ukuran kemampuan untuk dengan cepat mengubah


suatu aset menjadi uang tunai. Teori Premium Likuiditas mengenai struktur
suku bunga menyatakan bahwa investor lebih menyukai instrumen yang
lebih kecil risikonya dan lebih likuid. Teori ini menyatakan bahwa jika
seorang investor ditawari dua aset serupa, mereka akan selalu memilih aset
yang lebih likuid dan kurang berisiko. John Maynard Keynes
memperkenalkan teori ini sebagai “preferensi likuiditas ekonomi” pada
tahun 1936, dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest,
and Money.

Kurva imbal hasil untuk teori ini menunjukkan kurva yang miring ke
atas dan mencerminkan preferensi terhadap obligasi yang jatuh temponya

Tingkat Suku Bunga Halaman 12


lebih pendek karena risiko suku bunga yang terkait dengan obligasi yang
berjangka lebih panjang.

2.3. Factor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Bunga

Besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman


sangat dipengaruhi oleh keduanya , artinya baik bunga simpanan maupun
pinjaman saling mempengaruhi, di samping pengaruh faktor – faktor lainnya ,
seperti jaminan , jangka waktu , kebijakan pemerintah, dan target laba.

Faktor - faktor utama yang memegaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
secara garis besar sebagai berikut.

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana / simpanan sedikit , sementara


pemohonan pinjaman meningkat , maka yang dilakukan oleh bank agar
dana tersebut cepat cepat terpenuhi dengan meningkan suku bunga
simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan uang di bank.
Demikian, kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan
dana dipenuhi. Dimana simpanan banyak, akan tetapi permohan kredit
sedikit , maka bank akan menurunkan bunga simpanan , sehingga
mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara
menurunkan juga bunga kredit , sehingga permohongan kredit meningkat.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor


promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memhatikan pesaing.

Tingkat Suku Bunga Halaman 13


Dalam arti jika untuk bunga rata –rata 16% per tahun , maka jika hendak
membutuhkan dana cepat namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita
harus berada di bawah bunga pesaing

3. Kebijakan pemerintah

Dalam kondisin tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal


atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman.
Dengan ketentuan batas minimal / maksimal bunga simpanan maupun
Bungan pinjaman bank tidak boleh melibihi batas yang sudah di tetapkan
oleh pemerintah.

4. laba yang diingikan

Merupakan besarnya keuntungan yang diingikan oleh bank. Jika


diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu , pihak bank harus hati –hati dalam
menentukan presentase laba / keuntungan yang diingikan

5. jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman , maka akan semakin tinggi


bunganya , hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa
mendatang. Demikian pula, sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek,
maka bunganya relatif lebih rendah.

6. Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan , maka semakin rendah Bungan


kredit yang dibebannkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama
perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito /

Tingkat Suku Bunga Halaman 14


rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk di cairkan jika
dibandingkan dengan jaminan tanah.

7. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat


menentukan tingkat suku bunga yang akan dibenbankan nantinya , karena
biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa
mendatang relative kecil dan sebaliknya.

8. Produk yang kompetitif

Adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran , Untuk


produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika
dibandingkan dengan dengan produk yang kurang kompotitif, Hal ini
disebabkan tingkat pengembelian kredit terjamin, karena produk yang
dibiayi laku di pasaran.

9. Hubungan baik

Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu


:Nasabah utama / primer dan nasabah biasa / sekunder penggolongan ini
didasarkan kepada keatifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan
terhadap bank, Nasabah utama biasannya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun
berberda dengan nasabah biasa

10. Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala risiko yang dibebangkan kepada penerima kredit,\.
Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafid , baik dari segi
kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank,

Tingkat Suku Bunga Halaman 15


sehingga bunga yang dibebangkan pun berebeda. Demikian pula,
sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid / tidak dapat
dipercaya , maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak
ketia oleh pihak perbankan.

Tingkat Suku Bunga Halaman 16


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Nilai tukar mempunyai pengaruh yang nyata terhadap inflasi dalam


jangka panjang. Dimana ketika nilai tukar meningkat maka inflasi juga
meningkat begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu nilai tukar sangat efektif
jika digunakan untuk mepengaruhi inflasi dalam jangka panjang. Laju inflasi
yang juga dipengaruhi oleh nilai tukar dalam jangka pendek menyebabkan
pemerintah dan otoritas moneter harus berupaya menjaga kestabilan nilai
tukar agar tercapai kestabilan ekonomi yang diharapkan.

3.2. Saran

Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter yang mempunyai


wewenang dalam mengendalikan jumlah uang beredar di Indonesia, harus
lebih berhati-hati dalam penentuan tingkat suku bunga sebagai salah satu jalur
53 kebijakan moneter. Kebijakan suku bunga bank lebih diarahkan pada
sasaran untuk mendorong pemanfaatan secara maksimal penyerapan M2
untuk menjaga agar jumlah uang beredar di masyarakat relatif stabil dan pada
akhirnya perekonomian tidak bergejolak.

Tingkat Suku Bunga Halaman 17


DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Dwi Teguh, 2005, “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah

Uang Yang Beredar di Indonesia (Periode 1990-2000).

Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Dan Keuangan Indonesia, dalam beberapa

tahun penerbitan

Cahyati, Nur Nanik, 2006, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Periode 1996.1-2005.4).

Hariyanti, Dini, 2001, ”Analisa Variabel Yang Memperngaruhi Jumlah Uang

Beredar Di Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (Periode 1988.1

- 2000.1) ”, Media Ekonomi, Vol. 7 No.2, Agustus.

Tingkat Suku Bunga Halaman 18

Anda mungkin juga menyukai